Pada studi ini, nilai nz terpilih sebesar 2,94 untuk metode Philips sesuai
dengan rumus Mayneord.
Zeff diturunkan dari data energi rendah pada 80 kVp dan energi tinggi pada
140 kVp. Komposisi dan kepadatan (fisik dan elektron) dari jaringan organ tubuh
diperoleh dari data yang terpublikasi dari NIST. Kurva atenuasi (kemampuan
serapan) dari energi yang telah diplot mengacu berdasarkan nilai atenuasi
element oleh NIST.
3. Perhitungan nilai Zeff hasil percobaan dari hasil pencitraan sekumpulan energi-
ganda.
Zeff diperkirakan lewat tiga metoda berbeda. Pertama dengan Metode
Rutherford. Nilai Zeffyang jika dihitung dalam percobaan:
Dimana HUL dan HUH adalah nilai CT di energi tinggi dan rendah, dan A, B,
C, dan m adalah fitting parameter.
Menurut metode kedua, metode Schneider, Zeff yang terhitung melalui
kalibrasi stokiometrik Schneider sebagai berikut:
Dimana Zw adalah nomor atom air efektif. ki,L dan ki,H adalah fitting
parameter.
Ketiga, Zeff terhitung menggunakan metode Joshi. Pada metode ini, Z eff
diperkirakan berdasarkan pada rasio koefisien atenuasi energi rendah ke tinggi.
Koefisien atenuasi liner efektif dari energi tinggi dan rendah terhitung
menggunakan atenuasi data.
Gambar. 2 menunjukkan perkiraan alur kerja dari Zeff untuk metode Joshi.
4. Pengukuran beban dosis index (CTDIw: weighted CT Dose Index) yang diterima.
Untuk pengukuran CTDI, bagian kepala dan badan phantoms CTDI
digunakan dengan detektor X-ray CT. CTDIW dihitung sebagai berikut:
Dimana CTDI100 adalah 100 mm panjang ruang, dan D(z) adalah profil dosis
sepanjang sumbu Z. CTDIctr dan CTDIperi adalah pusat dan lokasi ruang periperal,
secara berurutan. CTDIperi terukur pada 4 lubang (12, 3, 6, dan 9 lubang jam
disetiap perimeter).
Hasil dan Pembahasan
Metode 1 (Rutherford)
❏ Nilai A = 2,73 x 10-4
❏ Nilai B = 1.08
❏ Nilai C = 3,85 x 10-5
❏ Nilai m = 3,88
❏ Selanjutnya, goresan artefak dari objek yang mempunyai atenuasi tinggi ini sudah
dapat diamati. Artefak tersebut terutama yang muncul dari sisipan tulang,
mempengaruhi piksel yang berhubungan dengan sisipan lainnya. Oleh karena itu,
noise dari citra meningkat.
Solusi :
❏ Untuk meminimalisasi posisi yang berhubungan dengan artefak, sisipan phantom
dapat diatur ulang secara acak. Untuk mengurangi noise pada citra, teknik untuk
menghilangkan atau mengurangi noise harus diterapkan seperti penggunaan
filter Gaussianormedian.
❏ Dalam studi ini, estimasi Zeff dilakukan dengan beberapa pendekatan dan asumsi.
Asumsi utama bahwa HU dan Zeff memiliki hubungan langsung yang dapat
diekspresikan dengan persamaan matematika dan grafik kesesuaian. Oleh karena
itu, keakuratan matriks Zeff ditentukan oleh tingkat noise dari citra dasar.
Ketidakkonsistenan antara estimasi dan nilai aktual mempengaruhi penerapan
metode ini dalam aplikasi klinis, seperti penghitungan SPR. Oleh karena itu,
peningkatan algoritma pencitraan de-noising, harus diterapkan untuk menjaga
kualitas citra.
Secara umum,untuk pemindaian pasien menggunakan tabung berpotensial 120
kVp. Jika digunakan tabung dengan potensial 80 dan 140 kVp pada pemindaian
energi ganda, tingkat keterpaparan pasien akan bernilai kurang lebih dua kali lipat
dibandingkan dengan pemindaian tunggal 120 kVp.
Kesimpulan
DECT (Dual Energy Computed Tomography) dapat digunakan untuk
memperkirakan Zeff dengan memproses pencitraan energi-ganda CT yang diperoleh
dengan tiga energi sinar-X berbeda, 80 120, 140 kVp. Zeff merupakan faktor penting
untuk menghitung nilai SPR (Stopping Power Ratio).
Dalam studi ini, Zeff dihitung dari dua set citra yang di-scan melalui SECT-
simulator (Single-Energy Computed Tomography) konvensional menggunakan tiga
metode yang berbeda, yaitu metode Rutherford, Schneider, dan Joshi. Diperlukan
adanya noise citra dan metode pengurangan artefak. Kemudian setelah perhitungan
Zeff didapatkan, hasil dievaluasi kesesuaiannya, dan hasil perhitungan digunakan
untuk meningkatkan akurasi persamaan perhitungan yang telah ada.