Anda di halaman 1dari 23

Review Jurnal

Menurunkan Persamaan Nomor Atom Efektif dengan


Sekumpulan Pencitraan Energi-Ganda Menggunakan Big Bore
CT Simulator

Ratnasari Dewi (18/427536/PA/18496)


Rendy Filipi (18/427537/PA/18497)
Tora Hendrajaya (18/427540/PA/18500)
Varian Rizky Alfandi (18/427541/PA/18501)
Ade Prianti (18/430204/PA/18717)
Ahsani Mufidah (18/430205/PA/18718)
Asa Pratiwi (18/430207/PA/18720)
Diyana Sri Wahyuni (18/430211/PA/18724)
Proteksi Radiasi – K5
Fadli Saputro (18/430212/PA/18725) Bapak Dr. Mitrayana, S.Si., M.Si.
Hasinah (18/430215/PA/18728) FMIPA UGM 2021
Pendahuluan (Latar Belakang)
Terapi partikel telah menjadi bagian utama dari radiation therapy (RT) karena
manfaat yang dapat dirasakan secara langsung pada tubuh. Dalam terapi partikel,
Stopping Power Ratio (SPR) digunakan untuk perhitungan dosis. Sehingga,
ketidakpastian SPR harus diminimalkan untuk meningkatkan manfaat klinis dari
terapi partikel.

Dalam terapi partikel, hasil citra dari Single-Energy Computed Tomography


(SECT) biasanya digunakan untuk menghasilkan rencana perawatan untuk
penggambaran dan penghitungan dosis. Telah dikenal pula, suatu metode baru yaitu
Dual-Energy Computed Tomography (DECT) yang diusulkan untuk meningkatkan
kualitas pengobatan radiasi. DECT dapat memberikan nomor atom efektif (Z eff) dan
kerapatan elektron.
Namun, simulasi DECT untuk radio terapi belum dikembangkan. Sehingga
digunakan simulator CT konvensional yang menggunakan pemindaian energi tunggal
dan dapat mengubah energi tabung per pemindaian. Karena percobaan ini
memungkinkan untuk melakukan pemindaian energi ganda secara bersamaan.
Sehingga, dalam penelitian ini, akan ditentukan nomor atom efektif (Z eff)
menggunakan simulator CT konvensional berdasarkan SECT.
Metode dan Alat Percobaan
1. Pengaturan CT, pengaturan phantom dan referensi
phantom, dan proses pencitraan.

2. Perhitungan nilai referensi untuk rapat muatan elektron


(EDre: Electron Density reference), dan perhitungan nilai
referensi Zeff.

3. Perhitungan nilai Zeff hasil percobaan dari hasil pencitraan


sekumpulan energi-ganda.

4. Pengukuran beban dosis index (CTDIw: weighted CT Dose


Index) yang diterima.
1. Pengaturan CT, pengaturan phantom dan referensi phantom, dan proses
pencitraan.
Sekumpulan hasil citra energi-ganda diperoleh dengan Brilliance CT Big
Bore dimana mengandung 3 tabung berpotensial: 80, 120, dan 140 kVp. BBB
adalah CT simulator yang digunakan sebagai RT (Radiation Therapy) dengan
ukuran lubang 85 cm dan sebuah kasur datar.
Sebuah alat phantom electron density dipindai dengan BBB. Gambar.1A
menunjukkan persiapan pemindaian. Phantom mengandung sebuah piringan
bermateri kandungan air dan sisipan-sisipan setara jaringan organ tubuh (tabel
1). Gambar.1B menunjukkan susunan dari pencolokan pada piringan phantom.
Massa jenis dan komposisi kimia diperoleh dari literatur.
Phantom electron density secara berurutan dipindai dengan tabung potensial
pada 80 dan 140 kVp. Sepasang citra CT tersaring secara bilateral untuk
pengurangan gangguan, dan persamaan terpecahkan untuk setiap voxel.
Gambar 1. (A) Pengaturan pemindaian phantom electron density dengan simulator Big
Bore CT. (B) Phantom dan pengaturan tempat sisipan untuk mengakuratkan pengukuran
Zeff yang diperkiraan.
Tabel 1. Physical density, ED, dan RED untuk
sisipan pada setiap tempat pengaturan phantom

Berikut deskripsi dari alat


phantom (tabel 1), dimana
phantom mengandung satu
sisipan bermateri dengan
kandungan air dan sisipan-
sisipan selainnya setara
jaringan organ tubuh.
2. Perhitungan nilai referensi untuk rapat muatan elektron (EDre: Electron Density
reference), dan perhitungan nilai referensi Zeff.
Zeff dihitung berdasarkan persamaan (1), dan f i, sebagai fraksi dari total
semua elektron yang terasosiasi dengan setiap elemen, dihitung dengan
berdasarkan persamaan (2):

Pada studi ini, nilai nz terpilih sebesar 2,94 untuk metode Philips sesuai
dengan rumus Mayneord.
Zeff diturunkan dari data energi rendah pada 80 kVp dan energi tinggi pada
140 kVp. Komposisi dan kepadatan (fisik dan elektron) dari jaringan organ tubuh
diperoleh dari data yang terpublikasi dari NIST. Kurva atenuasi (kemampuan
serapan) dari energi yang telah diplot mengacu berdasarkan nilai atenuasi
element oleh NIST.
3. Perhitungan nilai Zeff hasil percobaan dari hasil pencitraan sekumpulan energi-
ganda.
Zeff diperkirakan lewat tiga metoda berbeda. Pertama dengan Metode
Rutherford. Nilai Zeff­yang jika dihitung dalam percobaan:

Dimana HUL dan HUH adalah nilai CT di energi tinggi dan rendah, dan A, B,
C, dan m adalah fitting parameter.
Menurut metode kedua, metode Schneider, Zeff­ yang terhitung melalui
kalibrasi stokiometrik Schneider sebagai berikut:

Dimana Zw adalah nomor atom air efektif. ki,L dan ki,H adalah fitting
parameter.
Ketiga, Zeff terhitung menggunakan metode Joshi. Pada metode ini, Z eff
diperkirakan berdasarkan pada rasio koefisien atenuasi energi rendah ke tinggi.
Koefisien atenuasi liner efektif dari energi tinggi dan rendah terhitung
menggunakan atenuasi data.
Gambar. 2 menunjukkan perkiraan alur kerja dari Zeff untuk metode Joshi.
4. Pengukuran beban dosis index (CTDIw: weighted CT Dose Index) yang diterima.
Untuk pengukuran CTDI, bagian kepala dan badan phantoms CTDI
digunakan dengan detektor X-ray CT. CTDIW dihitung sebagai berikut:

Dimana CTDI100 adalah 100 mm panjang ruang, dan D(z) adalah profil dosis
sepanjang sumbu Z. CTDIctr dan CTDIperi adalah pusat dan lokasi ruang periperal,
secara berurutan. CTDIperi terukur pada 4 lubang (12, 3, 6, dan 9 lubang jam
disetiap perimeter).
Hasil dan Pembahasan

Metode 1 (Rutherford)
❏ Nilai A = 2,73 x 10-4
❏ Nilai B = 1.08
❏ Nilai C = 3,85 x 10-5
❏ Nilai m = 3,88

Fotolistrik pada energi 140 kVp dapat diabaikan karena mempunyai


penampang yang sangat rendah. Melalui pemasangan berulang nilai
Deviasi Standar dan R2 diperoleh secara identik seperti yang diterapkan
pada referensi phantom.
Metode 2 (Schneider)
Metode 3 (Joshi)

Grafik fungsi untuk metode ketiga. Citra


yang diperoleh pada energi rendah (80
kVp) dan tinggi (140 kVp) dikonversi ke-i
citra material air dan tulang. Setiap citra
yang dikonversi, diekstraksi sebagai dua
(80 dan 140 keV) Virtual Monochromatic
Images (VMI). Grafik fungsi dan VMI ini
digunakan untuk menghitung Zeff
Nilai Zeff dihitung menggunakan 3 metode (Rutherford, Schneider
dan Joshi)
Data CTDI untuk Tiga Tabung Potensial
Perhitungan parametric map Zeff untuk tiga metode, menghasilkan :
1.Estimasi terbaik diperoleh dengan menggunakan metode kedua
2.Untuk material dengan Zeff tinggi mempunyai estimasi yang rendah
3.Nilai Zeff paru-paru memiliki perbedaan yang paling besar
Kendala :

❏ Meskipun denoising dilakukan untuk mengurangi deviasi standar, namun citra


masih saja mengandung noise. Meski material yang digunakan sama dalam
sisipan, nilai Zeff dalam kelompok tersebut memiliki deviasi yang besar pada citra.

❏ Selanjutnya, goresan artefak dari objek yang mempunyai atenuasi tinggi ini sudah
dapat diamati. Artefak tersebut terutama yang muncul dari sisipan tulang,
mempengaruhi piksel yang berhubungan dengan sisipan lainnya. Oleh karena itu,
noise dari citra meningkat.
Solusi :
❏ Untuk meminimalisasi posisi yang berhubungan dengan artefak, sisipan phantom
dapat diatur ulang secara acak. Untuk mengurangi noise pada citra, teknik untuk
menghilangkan atau mengurangi noise harus diterapkan seperti penggunaan
filter Gaussianormedian.
❏ Dalam studi ini, estimasi Zeff dilakukan dengan beberapa pendekatan dan asumsi.
Asumsi utama bahwa HU dan Zeff memiliki hubungan langsung yang dapat
diekspresikan dengan persamaan matematika dan grafik kesesuaian. Oleh karena
itu, keakuratan matriks Zeff ditentukan oleh tingkat noise dari citra dasar.
Ketidakkonsistenan antara estimasi dan nilai aktual mempengaruhi penerapan
metode ini dalam aplikasi klinis, seperti penghitungan SPR. Oleh karena itu,
peningkatan algoritma pencitraan de-noising, harus diterapkan untuk menjaga
kualitas citra.
Secara umum,untuk pemindaian pasien menggunakan tabung berpotensial 120
kVp. Jika digunakan tabung dengan potensial 80 dan 140 kVp pada pemindaian
energi ganda, tingkat keterpaparan pasien akan bernilai kurang lebih dua kali lipat
dibandingkan dengan pemindaian tunggal 120 kVp.
Kesimpulan
DECT (Dual Energy Computed Tomography) dapat digunakan untuk
memperkirakan Zeff dengan memproses pencitraan energi-ganda CT yang diperoleh
dengan tiga energi sinar-X berbeda, 80 120, 140 kVp. Zeff merupakan faktor penting
untuk menghitung nilai SPR (Stopping Power Ratio).

Dalam studi ini, Zeff dihitung dari dua set citra yang di-scan melalui SECT-
simulator (Single-Energy Computed Tomography) konvensional menggunakan tiga
metode yang berbeda, yaitu metode Rutherford, Schneider, dan Joshi. Diperlukan
adanya noise citra dan metode pengurangan artefak. Kemudian setelah perhitungan
Zeff didapatkan, hasil dievaluasi kesesuaiannya, dan hasil perhitungan digunakan
untuk meningkatkan akurasi persamaan perhitungan yang telah ada.

Anda mungkin juga menyukai