Anda di halaman 1dari 29

IMMANUEL KANT:

Hukum Moral di Batinku


Materi Kuliah Etika Barat
Prof. Fauzan Saleh, Ph.D.
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IAIN Kediri © 2020
8/13/21 Etika Barat 1
Latar belakang
Immanuel Kant adalah seorang filosof modern yang paling
berpengaruh. Pemikirannya yang analitis dan tajam telah
menjadi tonggak acuan bagi perkembangan pemikirran
filsafat sesudahnya, terutama dalam bidang epistemologi,
metafisika, dan etika.
Ia lahir tahun 1724 di kota Konigsberg, di Prusia Timur, dan
meninggal tahun 1804. Untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya ia mengajar sebagai guru privat.
Sejak tahun 1755 ia mulai mengajar di Konigsberg tetapi
baru diangkat jadi professor tahun 1770 dengan
mendapatkan gaji tetap.

8/13/21 Etika Barat 2


Karya-karyanya
Karya-karya Immanuel Kant dapat dibagi dalam dua
periode: prakritis dan kritis.
Dalam masa pra-kritis (1746-1770), Kant menulis tentang
berbagai bidang ilmu alam, pasti dan filsafat. Setelah itu,
selama 11 tahun Kant tidak menulis sama sekali. Itulah
saat pemikiran Kant berubah.
Kant mencatat bahwa empirisme Hume telah bangkitkan
dirinya dari “tidur dogmatismenya.” Hume telah
mendekonstruksi anggapan sebelumnya bahwa
“substansi” dan “sebab” dapat ditemukan dalam realitas
empiris.
8/13/21 Etika Barat 3
Yang pasti hanya yang empiris
Menurut Hume yang pasti hanyalah yang bersifat
empiris semata, dan itu berarti bahwa pengetahuan
kita tak lebih dari sekedar sederetan kesan-kesan
indrawi semata.
Kant mengambil alih dan sekaligus mengatasi titik
tolak Hume itu. Menurutnya, Hume betul dalam
mengkritik filsafat sebelumnya, tetapi tidak betul
dalam penjelasannya tentang pengetahuan manusia.
Karena itu Kant ingin membongkar seluruh filsafat
sebelumnya yang dianggapnya sebagai dogmatisme.

8/13/21 Etika Barat 4


Dianggap dogmatis
Kant menganggap filsafat sebelumnya sebagai dogmatis
karena mempercayai kemampuan rasio manusia begitu
saja. Padahal batas-batas kemampuan rasio itu perlu
diperhatikan.
Sikap kritis Kant ini terungkap dalam buku-buku
utamanya, seperti Kritik der reinen Vernunft, Kritik
terhadap Akal Budi Murni. Dalam buku ini Kant telah
melakukan revolusi Kopernikan di bidang filsafat,
sebagaimana Kopernikus menjatuhkan gambaran dunia
tradisional yang menganggap bumi sebagai pusat
peredaran jagat raya.
8/13/21 Etika Barat 5
Tentang pengertian
Dengan revolusi Kopernikan itu Kant ingin memutar-
balikkan paham tradisional tentang pengertian yang
digambarkan mirip fotografi: apa yang ada dalam
kenyataan, lepas dari apakah kita mengetahuinya atau
tidak, dicerminkan dalam pengertian kita. Kebenaran
adalah sesuainya pengertian dengan realitas.
Paham ini, menurut Kant, adalah salah. Yang betul ialah
pengertian kita menyesuaikan realitas dengan dirinya.
Objek yang kita ketahui bukanlah das Ding an sich,
realitas pada dirinya, tetapi realitas yang sudah
direkayasa oleh pengertian kita.
8/13/21 Etika Barat 6
Karya dalam bidang etika
Dalam bidang etika Kant menuliskan tiga karya
penting. Dua buku pertama meletakkan dasar-dasar
etika, buku ketiga menguraikan berbagai norma dan
keutamaan moral:
Grundlegung zur Metaphysik der Sitten, 1785 (The
Foundations of the Metaphysics of Morals);
Kritik der praktischen Vernunft, 1788 (Critique of
Practical Reason), dan
Die Metaphysik der Sitten, 1797 (Metaphysics of
Morals)
8/13/21 Etika Barat 7
Pengandaian filosofis
Apa yang jadi tujuan Kant dalam menyusun filsafat
moral? Menurut Kant, sampai pada masanya filsafat
tidak berhasil berikan pendasaran pada klaim bahwa
secara teori ilmu pengetahuan memiliki keabsahan dan
berlaku universal. Dalam Kritik der reinen Vernunft Kant
coba mengkonstruksikan pendasaran baru terhadap
ilmu pengetahuan.
Dalam bidang praxis, atau tindakan moralitas, Kant
mendobrak klaim keabsahan objektif dan universal.
Pembaruan filsafat praktisnya bertujuan untuk berikan
pendasaran baru pada klaim moralitas itu.
8/13/21 Etika Barat 8
Sebelumnya,…
Sebelum Kant, asal usul moralitas dicari dalam
tatanan alam (Stoa, Spinoza), atau dalam hukum
kodrat (Aquinas), dalam hasrat untuk mencapai
kebahagiaan, dalam pengalaman nikmat (Epikuros),
dalam perasaan moral (Hume), atau dalam kehendak
Tuhan (Augustinus, Aquinas).
Kant ingin tunjukkan bahwa dengan cara itu klaim
moralitas atas keabsahan universal tak bisa diterima
akal. Satu-satunya cara ialah melalui subjek sendiri.

8/13/21 Etika Barat 9


Sumber moralitas
Moralitas bersumber pada otonomi subjek, dalam
hukum yang diberikan oleh kehendak sendiri, yang tak
lain adalah kebebasan. Karena itu, kebebasan diberi
pendasaran filosofis yang baru.
Kant menolak relativisme, skeptisisme, dan dogmatisme
dalam etika. Ia berpendapat bahwa penilaian dan
tindakan moral bukan urusan perasaan pribadi (moral
sentiment) atau keputusan sewenang-wenang
(decisionism) dan juga bukan masalah asal-usul sosio-
kultural, atau adat-istiadat (relativisme kultural).

8/13/21 Etika Barat 10


Cont’d…
Kant berpendapat bahwa tindakan manusia berada di
bawah keterikatan moral yang mutlak dan dapat
dituntut pertanggung jawabannya oleh orang lain.
Penilaian dan tindakan moral harus dapat dibenarkan
dg argumentasi yang rasional yang ditempatkan atas
dasar prinsip moralitas tertinggi.
Dalam hal penentuan prinsip moral, Kant merupakan
model etika terpenting. Dengan serangannya yang tajam
terhadap etika reduksionisme, etika Kant menjadi
alternatif utama dalam usaha merumuskan prinsip
moralitas.
8/13/21 Etika Barat 11
Metode a priori murni
Di dalam mengembangkan ajaran moralnya, Kant
gunakan pendekatan a priori, dalam arti tanpa
pergunakan data-data realitas, seperti pandangan orang,
kebiasaan, nilai budaya, struktur sosial, dsb.
Jadi metode Kant adalah murni deduktif, tanpa perhatian
pada unsur-unsur pengalaman empiris. Prinsip-prinsip
moral tidak tergantung pada pengalaman sama sekali.
Dari mana titik tolak metode a priori itu? Dari konsep a
priori dalam akal budi manusia, Vernunft, yang harus
dibedakan dari rasio, Verstand.

8/13/21 Etika Barat 12


Apa itu akal budi?
Akal budi adalah kemampuan untuk mengatasi
medan pancaindra, medan alam.
Akal budi itu murni apabila atau karena ia bekerja
tanpa ditentukan oleh unsur-unsur empiris yang
bersumber dari pancaindra, lepas dari pengalaman
dan faktor empiris.
Akal budi yang mengenai pengertian ialah akal budi
teoritis (reinen Vernunft), dan akal budi yang
mengenai tindakan ialah akal budi praktis
(praktischen Vernunft).

8/13/21 Etika Barat 13


Akal budi praktis
Kant kembangkan ajaran etikanya dari paham akal budi
praktis. Akal budi praktis ialah kemampuan untuk
memilih tindakan tanpa penentuan indrawi, seperti
dorongan batin, kebutuhan, nafsu, emosi, perasaan
yang menyenangkan atau sebaliknya.
Jadi akal budi praktis adalah kemampuan untuk
bertindak tidak menurut hukum alam yang sudah ada.
Ciri khasnya ialah kebebasan. Akal budi praktis
bertindak secara bebas atau otonom, bertindak sesuai
hukum yang dimengerti sebagai prinsip dan menjadi
dasar kehendaknya.
8/13/21 Etika Barat 14
Apa itu moralitas?
Moralitas menyangkut hal baik dan buruk. Namun
yang baik menurut Kant ialah yang baik pada dirinya
sendiri, tanpa pembatasan sama sekali.
Kebaikan moral adalah yang baik dari segala segi,
tanpa pembatasan. Yang baik tanpa pembatasan sama
sekali itu ialah kehendak baik. Sejauh orang
berkehendak baik, maka ia baik, tanpa pembatasan.
Kehendak baik itu selalu baik dan dalam kebaikannya
tidak tergantung pada sesuatu di luar dirinya.

8/13/21 Etika Barat 15


Kebaikan yang lain
Lain halnya dengan kebaikan di luar kehendak baik.
Bakat rohani, ciri perangai, watak seseorang, dan semua
hal lahiriah bukan baik pada dirinya sendiri, tetapi hanya
baik jika diabdikan pada kehendak baik.
Syarat kebaikan dari berbagai sifat manusia ialah
kehendaknya yang baik. Oleh karena itu tak ada yang
baik pada dirinya sendiri kecuali kehendak baik.
Kehendak baik adalah kehendak untuk melakukan
kewajiban. Suatu wujud yang murni rohani (bukan dalam
wujud fisik) yang semata-mata ditentukan oleh akal budi,
tidak perlukan paham kewajiban.
8/13/21 Etika Barat 16
Bertindak sesuai akal budi
Namun manusia bukan roh murni. Ia juga makhluk alami yang
merasakan dorongan dan tarikan hawa nafsu, emosi,
kecenderungan batin, dan kebutuhan fisik dan psikis.
Jadi tindakan rasional sesuai dengan tuntutan akal budi
mendapat saingan, yaitu tindakan yang menyesuaikan diri
dengan segala macam kondisi indrawi-alamiah. Manusia tidak
hanya tertarik untuk berbuat yang baik, tapi juga untuk
berbuat yang jahat. Itulah mengapa akal budi praktis
menyatakan diri dalam bentuk kewajiban.
Orang berkehendak baik jika ia menghendaki melakukan
kewajibannya, berhadapan dengan berbagai tarikan indrawi
dan alami.
8/13/21 Etika Barat 17
Tiga kemungkinan
Ada tiga kemungkinan orang bertindak memenuhi
kewajibannya:
Karena dianggap bisa berikan keuntungan, seperti mendapat
nama baik dari pelanggan/customer.
Karena merasa langsung terdorong dalam dirinya, seperti
membantu orang lain yang menderita karena tergerak oleh
rasa belas kasihan, dan
Demi kewajibannya, ia bertindak untuk memenuhi kewajiban.
Menurut Kant, hanya kehendak terakhir inilah yang betul-betul
bernilai moral. Yang pertama adalah masalah kebijaksanaan,
dan yang kedua masalah konstitusi emosional.

8/13/21 Etika Barat 18


Mengukur moralitas
Melakukan kewajiban karena mau memenuhi kewajiban
itulah kehendak baik tanpa pembatasan. Itulah yang oleh
Kant disebut moralitas.
Untuk mengukur moralitas kita tidak boleh melihat pada
hasil perbuatan, sebab tidak semua perbuatan baik
bersumber dari kehendak yang baik. Karena itu Kant
menolak etika sukses.
Yang menjadikan perbuatan manusia itu baik dalam arti
moral bukan hasilnya, tetapi apakah kehendak pelaku
ditentukan semata-mata oleh kenyataan bahwa
perbuatan itu merupakan kewajibannya.
8/13/21 Etika Barat 19
Tidak termasuk Gesinnungsethik
Namun hal itu tidak berarti bahwa Kant jatuh ke jurang
Gesinnungsethik, etika yang hanya perhatikan sikap
batin dan tidak peduli pada tindakan lahiriah. Sikap
batin seperti kehendak untuk memenuhi janji, bukan
sikap batin dalam arti sesungguhnya jika tidak
berkembang menjadi tindakan memenuhi janji itu.
Kehendak itu bukan sekedar keinginan tetapi
mencakup pengerahan semua sarana yang perlu agar
kehendak itu terlaksana. Etika Kant bukan sekedar “asal
maksudnya baik.” Maksud itu tidak mungkin jadi baik
jika tidak diwujudkan dalam tindakan nyata.
8/13/21 Etika Barat 20
Imperative kategoris.
Apabila kewajiban merupakan paham a priori akal
budi praktis yang murni, dalam arti yang wajib bagi
kita tidak dapat ditentukan berdasarkan realitas
empiris, seperti tujuan atau nilai tertentu, lalu
bagaimana kita mengetahui apa yang menjadi
kewajiban kita?
Kant menjawab bahwa kriteria itu adalah imperatif
kategoris, berbunyi “bertindaklah secara moral.”
Ada dua hal penting di sini: (1) Ia berupa perintah, (2)
Bahwa perintah itu bersifat kategoris.

8/13/21 Etika Barat 21


Bukan sembarang perintah
Sebagai perintah, imperatif kategoris bukan sembarang
perintah, tetapi perintah untuk mengungkapkan
keharusan (Sollen). Perintah dalam arti ini adalah rasional.
Perintah ini juga bisa berupa paksaan, baik secara lahiriah
(perintah disertai ancaman), maupun batin (disertai
tekanan batin). Perintah ini hanya ditaati karena adanya
paksaan, bukan karena disadari sebagai keharusan.
Namun perintah yang dimaksud Kant ialah perintah yang
didasari keharusan objektif, bukan paksaan, tetapi
didasari suatu pertimbangan yang meyakinkan sehingga
bisa membuat kita taat.

8/13/21 Etika Barat 22


Bertindak menurut prinsip
Apa bentuk imperatif kategoris itu? Dalam bentuk
yang paling sederhana, imperatif kategoris itu adalah
perintah “Bertindaklah secara moral.” Itulah perintah
atau kewajiban mutlak satu-satunya.
Namun bagaimana kita bertindak secara moral itu?
Rumusan imperatif kategoris menurut Kant ialah
“Bertindaklah semata-mata menurut prinsip (maksim)
yang dapat sekaligus kau kehendaki menjadi hukum
umum.”

8/13/21 Etika Barat 23


Prinsip, maksim….
Maksim mempunyai arti lebih sempit dari prinsip.
Maksim adalah prinsip subjektif dalam bertindak,
sikap dasar hati seseorang dalam bertindak.
Maksim adalah sikap-sikap dasar yang berikan arah
bersama kepada sejumlah maksud dan tindakan
kongkrit. Misalnya, orang yang berniat untuk selalu
memperhatikan perasaan orang lain, atau sebaliknya,
ingin memperjuangkan kepentingan sendiri, jika perlu
dengan mengorbankan orang lain.
Jadi maksim bisa baik, bisa juga jelek.

8/13/21 Etika Barat 24


Otonomi kehendak
Apa yang menjadi dasar sehingga orang mau bertindak
sesuai dengan imperatif kategoris? Jawabnya, menurut
Kant, ialah otonomi kehendak.
Imperatif kategoris merupakan tolok ukur tertinggi bagi
tindakan moral.
Otonomi kehendak memungkinkan pemenuhan
tuntutan-tuntutannya. Kant mengikuti pandangan
Rousseau dalam Contract Social bahwa ketaatan pada
undang-undang yang diberikan sendiri adalah
kebebasan. Bagi Kant hal itu menjadi prinsip dasar dari
seluruh ajaran etikanya.
8/13/21 Etika Barat 25
Heteronomi
Kant mulai dengan menyingkirkan semua prinsip yang
berasal dari kehendak yang bernilai moral. Semua
prinsip ini, karena tidak ditetapkan oleh kehendak
sendiri, bersifat heteronom. Di sini kehendak
berhadapan dengan hukum yang bukan hukumnya
sendiri.
Segala hal yang dilakukan karena tunduk pada pihak
lain, termasuk ketika orang takut atau mengharap
ganjaran atas perbuatannya, semua motivasi ini
merupakan tindakan heteronom yang bertentangan
dengan hakekat moralitas.
8/13/21 Etika Barat 26
Tinjauan kritis
Arti paling dasar dari ajaran etika Kant ialah ia
memasukkan suatu model alternatif ke dalam filsafat
moralnya. Etika sebelum Kant bersifat eudemonistic,
bagaimana orang bisa berbahagia dan hidupnya menjadi
bermakna, seperti diajarkan oleh Aristotle.
Menurut Kant pertanyaan seperti itu salah, dalam arti
meskipun dianggap wajar, tidak mengenai inti
permasalahan moral dan menyimpang dari hakekat
moralitas. Hakekat moralitas ialah kesadaran akan
kewajiban yang mutlak yang tidak ada kaitannya dengan
kebahagian kita.
8/13/21 Etika Barat 27
Perlawanan
Sekarang ini etika kebahagiaan menurut model Etika
Nikomakean model Aristotle itu dipertentangkan
dengan etika kewajiban model Immanuel Kant.
Hampir semua etika normatif modern mengikuti Kant,
baik utilitarisme, etika deontologis (bertitik tolak dari
paham keadilan John Rawls), atau etika konsensus
model Apel dan Habermas.
Mana yang paling benar? Tidak mungkin kita kembali
pada model etika sebelum Kant. Namun apakah
kewajiban murni ala Kant itu benar-benar inti moralitas?

8/13/21 Etika Barat 28


Jatuh dalam rigorisme
Dalam merumuskan ajaran etikanya Kant dituduh
telah jatuh ke dalam rigorisme, berlebihan dalam
kerasnya sehingga lepas dari konteks sosialnya.
Etika Kant juga dituduh sebagai Gesinnungsethik,
hanya perhatikan sikap batin dan melalaikan
pelaksanaan.
Rumusannya tentang etika kewajiban juga dianggap
sebagai biang keladi dari “ketaatan Prusia” yang
menjadi ciri khas angkatan perang dan korps pegawai
Prusia.

8/13/21 Etika Barat 29

Anda mungkin juga menyukai