Anda di halaman 1dari 9

Qonitatul labibah

Dewi Pasadena
Ayu Retno
Ras dan Etnik
• Ras : kategori individu yang secara turun temurun memiliki ciri fisik dan biologis
tertentu yang sama (Bruce j Cohen)
Ciri-ciri yang menjadi identitas dari ras bersifat objektif atau somatic.Secara
biologis, konsep ras selalu dikaitkan dengan pemberian karakteristik seseorang
atau sekelompok orang ke dalam suatu kelompok tertentu yang secara genetic
memiliki kesamaan fisik
• Di dunia ini dihuni berbagai ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi membuat
klasifikasi ras atas tiga kelompok, yaitu :
• Kaukasoid
• Negroid
• Mongoloid.
• Etnik : Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai
kelompok sosial atau kesatuan hidup yang memiliki sistem interaksi
yang ada karena kontinunitas dan rasa identitas yang mempersatukan
semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
• Di Indonesia, istilah kelompok etnis dapat disamaartikan dengan suku
bangsa, di samping ada pula yang menyebutkan dengan golongan
etnis. Misal : golongan etnis Tionghoa.
• Suku bangsa atau golongan etnik adalah sekelompok manusia dalam
suatu populasi yang memiliki kebiasaan atau sifat biologis yang sama.
Walaupun klasifikasi penyakit berdasarkan suku bangsa sulit dilakukan
baik secara praktis maupun secara konseptual, tetapi karena terdapat
perbedaan yang besar dalam frekuensi dan beratnya penyakit
diantara suku bangsa maka dibuat klasifikasi walaupun kontroversi.
• Pada umumnya penyakit yang berhubungan dengan suku bangsa
berkaitan dengan faktor genetik atau faktor lingkungan, misalnya:
• 1. Penyakit sickle cell anemia (darah bulan sabit)
• 2. Hemofilia (darah sukar membeku)
• 3. Kelainan biokimia sperti glukosa 6 fosfatase
Afro-Amerika
• Sekarang ini, tingkat kesejahteraan antara orang kulit hitam dengan kulit putih di A.S.
sudah banyak yang setara. Namun, ditemukan bahwa risiko penyakit jantung pada
orang kulit hitam Amerika (Afro-Amerika) lebih tinggi dari kulit putih.
• Dr. Lewis mengatakan, hampir setengah orang Afro-Amerika memiliki penyakit
kardiovaskular dibandingkan dengan sekitar sepertiga populasi orang dewasa berkulit
putih. Perbedaan genetik yang menyebabkan Afro-Amerika cenderung mendapat
tekanan darah tinggi mungkin memainkan peran.
• Beberapa peneliti menduga bahwa orang-orang yang tinggal di kawasan Afrika
mengembangkan kecenderungan genetik sensitif garam, yang berarti tubuh mereka
lebih menyimpan garam. Kondisi ini meningkatkan volume darah yang pada gilirannya
meningkatkan tekanan darah. Sensitivitas garam memungkinkan tubuh untuk
menghemat air, yang dapat bermanfaat dalam iklim kering panas. Generasi yang
sekarang mendapat warisan itu.
Paradoks Hispanik
• Hispanik dan Latin memiliki tingkat obesitas, diabetes, dan faktor risiko
kardiovaskular lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih. "Namun
nampaknya mereka memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah," kata
Dr Enrique Caballero dari Initiative Diabetes Latino di Harvard yang berafiliasi
pada Joslin Diabetes Center.
• Sebuah laporan terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di
A.S. (CDC) menemukan bahwa meski menghadapi hambatan sosial ekonomi
yang lebih buruk, orang Hispanik berisiko 25% lebih kecil kemungkinannya
untuk meninggal karena penyakit jantung dibandingkan kulit putih. Paradoks
Hispanik ini masih belum bisa dipahami dengan baik. Ada kemungkinan ini 
disebabkan ketidakakuratan data jumlah penderita jantung dan penyebab
kematian mereka, kata Dr. Cabalerro.
Risiko Asia
• India, Cina, dan Filipina adalah yang kelompok terbesar ke-7 imigran
di Amerika Serikat. Di antara kelompok-kelompok ini, tingkat risiko
penyakit jantung bervariasi. Asia Selatan cenderung memiliki tingkat
yang lebih tinggi memiliki gangguan koroner arteri. Secara umum,
orang-orang Asia Timur cenderung berisiko lebih rendah terhadap
penyakit jantung dibanding orang Amerika lainnya.
• Namun, anak-anak mereka yang mengadopsi budaya Barat cenderung
obesitas dan punya faktor risiko jantung lebih tinggi. "Harus
digarisbawahi bahwa gaya hidup  punya pengaruh besar terhadap
kesehatan jantung," jelas Dr Lewis.
• Banyak diskriminasi sosial pada ras dan etnik pada beberapa Negara.
• Petugas kesehatan yang tidak mau meuju daerah yang berbeda etnik
karna takut diserang atau yang lain
• Jika ada kebijakan yang bisa menyetarakan perbedaan ras dan etnik
maka semua akan menjadi setara. Sehingga tidak akan ada
diskriminasi social pada ras dan etnik di suatu daerah.

Anda mungkin juga menyukai