Anda di halaman 1dari 22

Tugas Kelompok:

PPERPAJAKAN
LANJUTAN
Anggota Kelompok 5:
Nur’aini Dian Intan (1710536001)
Suciana Wulandari (1710536023)
Nike Yolanda (1710536026)
Dina Handayani (1710536028)
Putri Amalia (1710536035)
Tika Halifa (1710536056)
Gina Alviyory Sabila (1710536056)
2
Aspek Perpajakan
atas Perusahaan Dagang Asing

3
1
Perusahaan
Dagang Asing
Perusahaan dagang asing punya kantor
perwakilan di Indonesia yang disebut dengan
Representative Office (Rep Off) atau Liaison
Office 

Pengertian Perwakilan Dagang Asing tidak
disebutkan secara ekspilisit dalam UU No.7
tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana diubah terakhir dengan UU No.
36 tahun 2008, namun Ketentuan Objek Pajak
bagi Perusahaan Dagang Asing yang
mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di
Indonesia diatur dalam Pasal 4 ayat (1) dan
Pasal 15 Undang-undang PPh

5
Adapun peraturan pelaksanaan dari ketentuan Pasal 15 Undang-undang PPh bagi
Perusahaan Dagang Asing yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di
Indonesia adalah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 634/KMK.04/1994
tanggal 29 Desember 1994 lalu pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-667/PJ./2001 tanggal 29 Oktober
2001 tentang Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto Bagi Wajib
Pajak Luar Negeri yang Mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia
yang diralat dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
667/PJ./2001 tanggal 28 Februari 2002.

6
Inti pemajakan terhadap BUT Kantor Perwakilan Dagang tersebut adalah:
▹ Pelunasan Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Luar Negeri yang
mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia adalah sebesar
0,44% dari nilai ekspor bruto dan bersifat final.
▹ Yang dimaksud dengan nilai ekspor bruto adalah semua nilai pengganti
atau imbalan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri yang
mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia dari penyerahan
barang kepada orang pribadi atau badan yang berada atau bertempat
kedudukan di Indonesia.
▹ Penghasilan neto dari Wajib Pajak Luar Negeri yang mempunyai Kantor
Perwakilan Dagang di Indonesia ditetapkan sebesar 1% (satu persen)
dari nilai ekspor bruto.
7
Perhitungan PPh 0,44% tersebut berasal dari Jumlah PPh terutang
yang dihitung berdasarkan norma dan Branch Profit Tax
(BPT)/PPh pasal 26 (4) sebagai berikut :
PPh terutang (30% x 1%) : 0,30%
Branch Profit Tax (20% x 1-0,3) : 0,14%
Sehingga total PPh : 0,44%

8
Dirjen pajak juga menegaskan bahwa Wajib pajak Luar negeri yang
dimaksud dalam KEP-667 adalah Wajib Pajak Luar Negeri yang
berasal dari negara yang belum mempunyai tax treaty dengan
Indonesia (Non Treaty Partner). Selain itu dalam SE-02, Dirjen pajak
juga menegaskan bahwa bagi Wajib Pajak LN yang berasal dari
negara treaty partner Indonesia, maka besarnya pajak yang terutang
disesuaikan dengan tarif Branch Profit Tax sebagaimana diatur dalam
tax treaty.

9
10
PERMASALAHAN

Dalam prakteknya sering dijumpai pertanyaan apakah Perusahaan Dagang Asing yang mempunyai
Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia merupakan Bentuk Usaha Tetap. Dilihat dari sisi subjek
pajaknya, untuk menentukan apakah Perusahaan Dagang Asing tersebut mempunyai BUT di Indonesia
atau tidak perlu dilihat apakah negara domisilinya mempunyai Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
(P3B) dengan Indonesia atau tidak :
1. Apabila negara domisilinya tidak mempunyai P3B dengan Indonesia, maka berdasarkan Pasal 2
ayat (1) dan ayat (5) Undang-undang PPh, Perusahaan Dagang Asing yang mempunyai Kantor
Perwakilan Dagang di Indonesia dalam rangka untuk menjalankan usahanya maka, secara
normatif, Perusahaan Dagang Asing tersebut mempunyai BUT di Indonesia berupa BUT Kantor
Perwakilan (BUT Kantor Perwakilan Dagang).
2. Apabila negara domisilinya mempunyai P3B dengan Indonesia, maka perlu dilihat apakah Kantor
Perwakilan Dagang tersebut termasuk dalam pengertian BUT sebagaimana diatur dalam P3B.

Dengan demikian, apabila Perusahaan Dagang Asing tersebut mempunyai BUT di Indonesia,
maka Indonesia berhak memajaki penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh
Perusahaan Dagang Asing tersebut. Adapun pemenuhan kewajiban perpajakannya di Indonesia
dilakukan melalui BUT Kantor Perwakilan Dagang tersebut.

11
menurut Majelis dengan berubahnya salah satu unsur formula di dalam perhitungan
PPhPasal 15 yaitu Tarif PPh Badan yang telah berubah menjadi 28 % sesuai dengan
Undang-undangNomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kalidiubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 yang berlaku
mulai 1 Januari2009, maka akan mengakibatkan tarif efektif PPh Pasal 15 juga akan berubah
sehinggaperhitungan PPh Pasal 15 untuk kantor perwakilan dagang Jepang di Indonesia
mulai 1 Januari2009 sesuai dengan konsistensi formula perhitungan di dalam Surat Edaran
Direktur JenderalPajak No. SE-2/PJ.03/2008 tanggal 31 Juli 2008 adalah sebagai berikut:
PPh terutang atas penghasilan neto 28% x 1% = 0.280%
PPh Pasal 26(4) dengan P3B 10% x (1-0.28)% = 0.072%
Tarif efektif = 0.352%

Dengan demikian, sesuai dengan perubahan tarif PPh Badan pada UU No.36 Tahun
2008 tentang pajak penghasilan pasal 17 yaitu untuk Wajib Pajak Badan dalam negeri dan
Bentuk Usaha Tetap adalah sebesar 25%, maka atas perhitungan Pajak atas perwakilan
dagang asing di Indonesia yang diatur dalam SE-2/PJ.3/2008 perlu dilakukan perubahan
karena unsur perhitungannya masih menerapkan tarif PPh Badan tertinggi sebesar 30%.

12
kesimpulannya

13
Subjek Pajak
Subjek pajak dari PPh Pasal 15 ini adalah
wajib pajak luar negeri (WPLN) yang
mempunyai kantor perwakilan dagang
(representative office/liaison office) di
Indonesia yang berasal dari negara yang
belum mempunyai Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
dengan Indonesia.
.
14
Objek Pajak
▸ objek pajaknya adalah nilai ekspor
bruto yaitu semua nilai pengganti
atau imbalan yang diterima atau
diperoleh WPLN yang
mempunyai kantor perwakilan
dagang di Indonesia dari
penyerahan barang kepada orang
pribadi atau badan yang berada
atau bertempat kedudukan di
Indonesia.

15
Tarif Pajak
▸ Penghasilan neto dari WPLN yang mempunyai
Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia
ditetapkan sebesar 1% dari nilai ekspor bruto.
Nilai ekspor bruto adalah semua nilai pengganti
atau imbalan yang diterima atau diperoleh
WPLN yang mempunyai Kantor Perwakilan
Dagang di Indonesia dari penyerahan barang
kepada orang pribadi atau badan yang berada
atau bertempat kedudukan di Indonesia.
▸ Besarnya tarif pajak bagi WPLN yang
mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di
Indonesia adalah sebesar 0,44% dari nilai
ekspor bruto dan bersifat final.

16
▸ Khusus untuk Kantor
Perwakilan Dagang yang
berasal dari negara mitra P3B
Indonesia, maka besarnya tarif
pajak yang terutang disesuaikan
dengan tarif BPT (Branch
Proftit Tax) dari suatu BUT
tersebut sebagaimana dimaksud
dalam P3B terkait.

17
Tata cara pemotongan,
penyetoran dan pelaporan

18
Pembayaran dan pelaporan PPh dari WPLN yang mempunyai Kantor
Perwakilan Dagang di Indonesia dan pengadministrasiannya di Kantor
Pelayanan Pajak dilakukan sebagai berikut:
▸ WPLN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia wajib
membayar PPh yang terutang dalam suatu masa pajak ke bank persepsi
atau Kantor Pos dan Giro selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikut
setelah bulan diterima atau diperolehnya penghasilan, dengan menggunakan
satu Surat Setoran Pajak (SSP) Final;
▸ WPLN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia wajib
melaporkan pembayaran PPh yang dilakukan ke Kantor Pelayanan Pajak
selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikut setelah bulan diterima atau
diperolehnya penghasilan, dengan menggunakan bentuk formulir sesuai
lampiran I KEP-667/PJ./2001 dan dilampiri dengan lembar ke-3 SSP Final.

19
Contoh Kasus

20
In two or three
columns
Yellow
Is the color of gold, butter and ripe lemons. In the spectrum of visible light, yellow is
found between green and orange.

21
THANKS!
Any questions?
You can find me at:
▸ @username
▸ user@mail.me

22

Anda mungkin juga menyukai