Anda di halaman 1dari 10

Konsep dasar

NURUL SYUHFAL
Komunikasi
NINGSIH, S.ST, M.KES
Interpersonal
1
DEFINISI
Proses komunikasi interpersonal (KIP) adalah interaksi dinamis antar orang
ke orang, dua arah, verbal dan non verbal, dan saling berbagai informasi
dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam
kelompok kecil.
Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) adalah suatu proses dua
arah, lingkaran interaktif dimana pihak-pihak yang berkomunikasi saling
bertukar pesan secara verbal dan non verbal.

2
KIP/K merupakan suatu proses penyampaian informasi secara tatap
muka dan saling pengertian antara dua orang atau lebih.
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan panduan ketrampilan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik,
bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau
upaya untuk mengatasi masalah (Bari dkk, 2002).

3
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KIP
DALAM KONSELING

A. Faktor individual
Faktor individual adalah factor uynag berorientasi kultural
(keterikatan budaya) yang merupakan faktor yang dibawa
seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan
gabungan dari beberapa faktor sebagai berikut.
1) Faktor fisik - kepekaan panca indra.
2) Sudut pandang – nilai-nilai
3) Faktor sosial
4) Bahasa

4
B. Faktor- faktor yang berkaitan dengan interaksi
1) Tujuan dan harapan terhadap komunikasi
2) Sikap terhadap interaksi
3) Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (seperti kehangatan,
perhatian, dan dukungan)

C. Faktor situasional Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,


situasi percakapan (misalnya, situasi percakapan antara bidan dan klien akan
berbeda dengan situasi percakapan antara polisi dengan pelanggar lalu lintas).

5
D. Kompetensi dalam melakukan percakapan agar efektif, suatu
interaksi harus menunjukkan prilaku kompeten dari kedua belah
pihak.

6
PENGARUH BPEMAHAMAN DIRI
TERHADAP PROSES KIP DALAM
KONSELING
Pentingnya pemahaman diri adalah karena Bidan bekerja dengan melibatkan
banyak aspek, orang dan kondisi.
Bidan perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-sosial-
spritual yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk menghadapi
orang dengan berbagai karakteristik.
Bidan harus mampu memahami untuk bisa menghadapi kecemasan,
kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien.
.

7
PENGARUH BPEMAHAMAN DIRI
TERHADAP PROSES KIP DALAM
KONSELING
Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa
menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan.
Bayangkan apabila Bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa
mengendalikan diri,
misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien
yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka
Bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran
akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Bidan harus mengetahui
bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal –
hal yang tidak diinginkan.

8
Bayangkan apabila bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu
kelemahannya, dan tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang
mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan
pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka bidan tidak akan
mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga
memperkeruh suasana.
Lain halnya jika bidan tersebut sudah memahami bahwa dirinya mudah
marah, maka dia akan berusaha untuk meredam kemarahannya dan pendapat
klien akan di sikapi sebagai tukar pendapat semata. Bidan yang kurang
memahami diri sendiri kemungkinan akan sulit memahami apa yang di alami
klien, sehingga bidan tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik, karena ada
sikap tidak bisa menerima klien apa adanya

9
TERIMAKASIH

10

Anda mungkin juga menyukai