Anda di halaman 1dari 26

PEDODONSIA

-PR Diagnosa Pedodonsia Kelompok 2

Instruktur drg. Ilvana Ardi


Kelompok 2
1. Kartika Chandrasari 40620114
2. Nuraeni 40620130
3. Faizah Ayulia Nawita 40620095
4. Faris mahdani 40620096
5. Mifthaqul Istikhomah 40620124
1. CARIES RISK ASSESMENT

Cara menetapkan low risk, medium risk, dan high risk caries
Contoh Protokol Manajemen Karies Untuk Usia 1-2 Tahun
Contoh Protokol Manajemen Karies Untuk Usia 3-4 Tahun
Contoh Protokol Manajemen Karies Untuk
Usia  ≥ 6 Tahun
02 Perbedaan bite splint dan
occlusal splint
Perbedaan bite splint dan occlusal splint : Alasan utama
untuk perawatan bite splint

Suatu bite splint disebut pula sebagai bite plane, deprogrammer, intraoral
orthotic, night guard, occlusal splint merupakan piranti lepasan, biasanya
dibuat dari akrilik atau komposit yang menutupi permukaan oklusal dan insisal
gigi-gigi di rahang atas atau bawah (gambar 3). Tipe utama dari splint, dalam
hal ini disebut sebagai conservatif splint, yaitu Michigan-type splint, plane
splint, bite splint according to Shore, Sved splint, Gelb splint, distraction splint,
repositioning splint, splint untuk melindungi jaringan mulut dan kombinasi
splint. (Sri Wendari dkk, 2010)
3. Kebiasaan Buruk
4. Penyakit Jantung
5. Cara Pengukuran
Kalkulus
Kalkulus merupakan endapan keras yang terbentuk dari proses
mineralisasi dari plak gigi. Alat dan bahan untuk pemeriksaan
kalkulus:
● Alat OD (kaca mulut, sonde, eksavator, pinset
● Nierbeken
● Disclosing
● Tisue
● Cotton pellet
Cara pemeriksaan kalkulus dapat Kriteria penilaian calculus index
dilakukan dengan menggunakan larutan 0 : tidak ada kalkulus
disklosing agar kalkulus terlihat lebih 1 : supragingival kalkulus menutup mahkota gigi
jelas dan menggunakan sonde. Dimana < 1/3 permukaan gigi
sonde digerakkan secara mendatar pada 2 : supragingival kalkulus > 1/3, tetapi < 2/3 atau
permukaan gigi, dengan demikian saat adanya titik kecil kalkulus subgingiva di
menarik sonde akan terasa kasar di sekeliling servikal gigi
permukaan gigi. Periksalah gigi indeks 3 : supragingival kalkulus > 2/3 permukaan gigi
mulai dengan menelusuri dari sepertiga atau kalkulus subgingiva yang mengelilingi
bagian insisal atau oklusal, jika bagian ini servikal gigi
tidak ditemukan kalkulus, lanjutkan pada
dua pertiga bagian gigi, jika disini pun
tidak dijumpai kalkulus, teruskan sampai
ke sepertiga bagian servikal.
Indeks kalkulus adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah segmen (=6).
Setelah diperoleh skor kalkulus dari masing-masing gigi yang diperiksa maka
selnajutnya yaitu menentukan skor indeks kalkulus. Skor indeks kalkulus
ditentukan dengan cara menjumlahkan seluruh skor kalkulus kemudian
membaginya dnegan jumlah segmen gigi yang diperiksa.

Calculus index = jumlah penilaian kalkulus


Jumlah gigi yang diperiksa
Apabila Gigi 16, 17 Hilang,
Maka digantikan dengan Gigi
06
07 Pemeriksaan sisi
bukal dan sisi lingual
Supra gingiva calculus dapat terjadi pada satu gigi, sekelompok gigi ataupun seluruh gigi,
namun supra gingival calculus lebih sering terdapat pada bagian bukal molar rahang atas yang
berhadapan dengan ductus stensen’t, pada bagian lingual gigi depan rahang bawah yang
menghadap dengan ductus wharton’s, selain itu calculus juga banyak terdapat pada gigi yang
sering tidak digunakan untuk menguyah. Kalkulus supragingiva sering ditemukan pada lingual gigi
anterior rahang bawah merupakan muara atau ekstretori utama dari kelenjar submandibular
(ductus Whatoni) dan kelenjar sublingual (ductus Bartholini). Sedangkan pada bukal gigi posterior
rahang atas merupakan ekskretori utama dari kelenjar parotis melalui ductus stenon, karena lingual
gigi anterior Rb dan bukal posterior RA merupakan muara utama dari saliva, maka pada daerah ini
banyak terdapat bakteri-bakteri. Bakteri-bakteri ini tidak semua dapat ikut larut dalam flowsaliva,
bakteri yang tersisa akan membentuk koloni yang akan berakumulasi dengan plak yang ada pada
muara saliva tersebut, sehingga terjadi kalsifikasi plak ataukalkulus pada daerah muara saliva . Hal
inilah yang menyebabkan pada lingual gigi anterior rahang bawah dan bukal posterior rahang atas
sering terjadi kalkulus.
08 Dosis
Sefalosporin

Sefalosporin sedikit lebih efektif dibandingkan penisilin dalam mengatasi


infeksi pada gigi, kurang efektif terhadap bakteri anaerob. Infeksi karena
streptokokus oral (sering disebut streptokokus viridans) yang menjadi resisten
terhadap penisilin, biasanya juga resisten terhadap sefalosporin. Hal ini penting
dalam kasus pasien yang mengalami demam rematik dan yang sedang mendapat
terapi penisilin jangka panjang. Obat yang dipakai adalah sefaleksin dan sefradin.
Sefaleksin:

ANAK: 25 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi. Dapat dinaikkan dua kali lipat untuk infeksi berat
(maksimum 100 mg/kg bb/hari). Di bawah 1 tahun: 125 mg tiap 12 jam. 1 sampai 5 tahun, 125 mg tiap 8
jam; 6 sampai 12 tahun, 250 mg tiap 8 jam.
09 Pemeriksaan
kalkulus indeks Skor 2 dan 3

● Operator meletakkan sonde dengan baik dalam distal gingiva


screvicular dan digerakkan pada daerah subgingival dari
jurusan kontak distal ke daerah kontak mesial (1/2 dari
lingkaran gigi dianggap sebagai satu unit skoring) seuai
dengan kriteria calculus indeks (CI)
 Skoring

0= Tidak ada kalkulus

1= kalkulus supra gingiva menutupi tidak lebih dari 1/3


permukaan gigi

2= Kalkulus supra gingiva menutupi lebih dari 1/3 permukaan


gigi tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi yang terkena
adanya kalkulus subgingiva berupa flek disekeliling leher gigi.

3= kalkulus supragingival menutupi lebih dari 2/3 permukaan


gigi yang terkena adanya kalkulus subgingival berupa pita yang
tidak terputus disekeliling gigi
TERIMAKASIH!!

Anda mungkin juga menyukai