Anda di halaman 1dari 21

Fungsi

Administrasi
Keuangan di
Instansi
sekolah

Oleh : Dwi Prasetyo Abadi


Fungsi Administrasi Keuangan di
Instansi sekolah

Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan


pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan
pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan
untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif
dan efisien.
Tujuan Administrasi Keuangan
di Instansi sekolah

Tujuan administrasi keuangan sekolah adalah untuk mewujudkan


1. Terjaminnya kelangsungan hidup dan perkembangan sekolah
2. Tercegahnya kekeliruan, kebocoran atau penyimpangan
penggunaan dana anggaran sekolah
3. Terjaminnya akuntabilitas perkembangan sekolah dan adanya
transparansi keuangan sekolah
4. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan
sekolah
5. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara efisien
Rencana Anggaran dan Sumber
Dana Sekolah

Anggaran belanja adalah suatu pernyataan yang terurai


tentang sumber-sumber keuangan yang perlu untuk
melaksanakan berbagai program sekolah selama periode satu
tahun fiskal. Proses pembuatan anggaran pendidikan
melibatkan penentuan pengeluaran maupun pendapatan
yang berhubungan dengan keseluruhan jenis kegiatan
sekolah.
Jenis Kegiatan Sekolah

– Kegiatan operasi, yaitu kegiatan-kegiatan dengan


menggunakan alat atau tanpa alat yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar baik dalam maupun di luar kelas.
– Kegiatan Perawatan, yaitu kegiatan perawatan yang
dilakukan untuk memelihara dan memperbaiki sarana dan
prasarana yang ada di sekolah agar sarana prasaran
tersebut dapat berfungsi dalam menunjang kelancaran
proses belajar mengajar.
Sumber Dana

1. Dari pemerintah berupa:


– Anggaran Rutin (DIK)
– Anggaran Operasional, pembangunan dan perawatan (OPF)
– Dana Penunjang Pendidikan (DPP)
2. Dari orang tua siswa, adalah dana yang dikumpulkan dari
pengurus BP3/ komite sekolah dari orang tua siswa.
3. Dari masyarakat, misalnya: sumbangan perusahaan industri,
lembaga sosial donatur, tokoh masyarakat, alumni, dsb.
4. Dana Bantuan Operasi Sekolah (BOS)
Kegunaan Anggaran

1. Kegiatan peningkatan mutu pendidikan, antara lain peningkatan kemampuan


profesional, supervisi pendidikan, dan evaluasi.
2. Kegiatan ekstra-kurikuler, antara lain usaha kesehatan sekolah (UKS),
pramuka, olahraga, kreativitas seni.
3. Bahan pengajaran praktek, keterampilan, antara lain penambahan sarana
pengajaran, bahan praktek.
4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru dan pegawai.
5. Pembelian peralatan kantor dan alat tulis kantor.
6. Pengembangan perpustakaan.
7. Pembangunan sarana fisik sekolah.
8. Biaya listrik, telepon, air dan surat menyurat.
9. Dana sosial seperti bantuan kesehatan, pakaian seragam.
10. Biaya pemeliharaan gedung, pagar dan pekarangan sekolah.
Penyususnan Rencana
Operasional (RENOP)

Renop berisi langkah-langkah operasional yang akan ditempuh


selama satu tahun oleh sekolah, unit-unit, dan atau individu-
individu staf dalam rangka mencapai tujuan operasional.
Dalam penyususnan RENOP sebaiknya menempuh kebijakan
berimbang, dan pelaksanaan operasional di sekolah membentuk
team work yang terdiri dari para wakil kepala sekolah yang
dibantu oleh beberapa guru senior. Atas dasar hasil kerja team
tersebut baru dibahas dalam forum rapat dewan guru dan nara
sumber lain yang dianggap perlu, sehingga akan bertanggung
jawab terhadap keberhasilan rencana tersebut.
Langkah Penyususnan Rencana
Operasional (RENOP)
1. Menginventarisir kegiatan sekolah pada tahun ajaran mendatang

2. Menyusun list kegiatan menurut sekolah prioritas


3. Menentukan sasaran atau volume
4. Menentukan unit cost dengan membandingkan unit cost atau penjajakan
ke jalan
5. Menghimpun data pendukung :
– Data sekolah ( murid, guru, pegawai, pesuruh, jam mengajar, praktik laboratorium)
– Data fisik ( gedung, ruang kepsek, ruang guru, ruang laboratorium, WC, dan lain-lain)

6. Membuat kertas kerja dan laporan


7. Menentukan sumber dana dan pembenaan anggaran
8. Menuangkan dalam format baku untuk usulan RENOP
9. Proses usulan atau pengiriman
Modal Keberhasilan Renop

menurut Consortium on Renewing Education Sekolah


(lembaga pendidikan) mempunyai lima bentuk modal yang
perlu dikelola untuk keberhasilannya yaitu:
1. Integrative capital (modal integrative)
2. Human capital (modal manusia)
3. Financial capital (modal keuangan)
4. Social capital (modal social)
5. Political capital (modal politik)
Integrative capital (modal integrative)

Modal integratif adalah modal yang berkaitan dengan


pengintegrasian empat modal lainnya untuk dapat
dimanfaatkan bagi pencapaian program/tujuan pendidikan.
Human capital (modal manusia)

Modal manusia adalah sumberdaya manusia yang


kemampuan untuk menggunakan pengetahuan bagi
kepentingan proses pendidikan/pembelajaran.
Financial capital (modal
keuangan)

Modal keuangan adalah dana yang diperlukan untuk


menjalankan dan memperbaiki proses pendidikan.
Social capital (modal social)

Modal sosial adalah ikatan kepercayaan dan kebiasaan yang


menggambarkan sekolah sebagai komunitas.
Political capital (modal politik)

Modal politik adalah dasar otoritas legal yang dimiliki untuk


melakukan proses pendidikan/pembelajaran.
Problematika Administrasi
Keuangan Sekolah

Manajemen keuangan sekolah tidak luput dari berbagai


masalah. Di antara masalah-masalah tersebut adalah
1. Penyalahgunaan keuangan untuk memperkaya diri
(korupsi)
2. Membebankan pembiayaan kepada siswa didik
3. Pelaporan keuangan yang penuh manipulasi
4. Pembelanjaan keuangan yang tidak tepat guna, dan lain
sebagainya.
Penyalahgunaan keuangan untuk
memperkaya diri (korupsi)

Korupsi di sekolah sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja,


tetapi yang seringkali terjerat dalam kasus korupsi biasanya
adalah kepala sekolah dan bendahara. Kepala sekolah sebagai
manajer memiliki keleluasaan dalam mengendalikan uang.
Kebijakan-kebijakan yang di keluarkan kadang-kadang tidak
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dalam Rencana
Anggaran Belanja Sekolah.
Membebankan pembiayaan
kepada siswa didik

Pungutan-pungutan biaya terkadang dibuat oleh pihak


sekolah dan pengurus komite. Biasanya, pengurus komita
sudah kong kali kong dengan pengurus sekolah, dan
kemudian dipasrahi agar bagaimana semua wali siswa
menyetujui anggaran yang sudah direncanakan ketika
diadakan rapat yang mengundang semua wali siswa.
Pelaporan keuangan yang penuh
manipulasi

Laporan keuangan mestinya dibuat secara tranparan dan


akuntabel. Tetapi terkadang laporan keuangan sekolah dibuat
dengan kecurangan yang sadar. Sebagian kalangan
beranggapan, bahwa mencurangi untuk kebaikan adalah baik,
alias halal. Maka mereka menganggap sah-sah saja membuat
laporan palsu, yang penting uang tersebut digunakan untuk
kepentingan bersama, demi kebaikan bersama, dan untuk
dimakan bersama.
Pembelanjaan keuangan yang
tidak tepat guna

Bukankah sekolah sudah menyusun rencana anggaran belanja


setiap tahun? Rencana tersebut bukan sekadar rencana,
tetapi untuk diaplikasikan. Kalau toh kemudian muncul
anggaran yang tidak terduga, itu wajar, tetapi biasanya yang
tidak terduga itu tidak banyak. Oleh karena itu, pengeluaran
anggaran belanja semestinya tetap berpegang pada rencana
yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai