Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan
pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Tujuan Administrasi Keuangan di Instansi sekolah
Tujuan administrasi keuangan sekolah adalah untuk mewujudkan
1. Terjaminnya kelangsungan hidup dan perkembangan sekolah 2. Tercegahnya kekeliruan, kebocoran atau penyimpangan penggunaan dana anggaran sekolah 3. Terjaminnya akuntabilitas perkembangan sekolah dan adanya transparansi keuangan sekolah 4. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah 5. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara efisien Rencana Anggaran dan Sumber Dana Sekolah
Anggaran belanja adalah suatu pernyataan yang terurai
tentang sumber-sumber keuangan yang perlu untuk melaksanakan berbagai program sekolah selama periode satu tahun fiskal. Proses pembuatan anggaran pendidikan melibatkan penentuan pengeluaran maupun pendapatan yang berhubungan dengan keseluruhan jenis kegiatan sekolah. Jenis Kegiatan Sekolah
– Kegiatan operasi, yaitu kegiatan-kegiatan dengan
menggunakan alat atau tanpa alat yang berkaitan dengan proses belajar mengajar baik dalam maupun di luar kelas. – Kegiatan Perawatan, yaitu kegiatan perawatan yang dilakukan untuk memelihara dan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di sekolah agar sarana prasaran tersebut dapat berfungsi dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Sumber Dana
1. Dari pemerintah berupa:
– Anggaran Rutin (DIK) – Anggaran Operasional, pembangunan dan perawatan (OPF) – Dana Penunjang Pendidikan (DPP) 2. Dari orang tua siswa, adalah dana yang dikumpulkan dari pengurus BP3/ komite sekolah dari orang tua siswa. 3. Dari masyarakat, misalnya: sumbangan perusahaan industri, lembaga sosial donatur, tokoh masyarakat, alumni, dsb. 4. Dana Bantuan Operasi Sekolah (BOS) Kegunaan Anggaran
1. Kegiatan peningkatan mutu pendidikan, antara lain peningkatan kemampuan
profesional, supervisi pendidikan, dan evaluasi. 2. Kegiatan ekstra-kurikuler, antara lain usaha kesehatan sekolah (UKS), pramuka, olahraga, kreativitas seni. 3. Bahan pengajaran praktek, keterampilan, antara lain penambahan sarana pengajaran, bahan praktek. 4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru dan pegawai. 5. Pembelian peralatan kantor dan alat tulis kantor. 6. Pengembangan perpustakaan. 7. Pembangunan sarana fisik sekolah. 8. Biaya listrik, telepon, air dan surat menyurat. 9. Dana sosial seperti bantuan kesehatan, pakaian seragam. 10. Biaya pemeliharaan gedung, pagar dan pekarangan sekolah. Penyususnan Rencana Operasional (RENOP)
Renop berisi langkah-langkah operasional yang akan ditempuh
selama satu tahun oleh sekolah, unit-unit, dan atau individu- individu staf dalam rangka mencapai tujuan operasional. Dalam penyususnan RENOP sebaiknya menempuh kebijakan berimbang, dan pelaksanaan operasional di sekolah membentuk team work yang terdiri dari para wakil kepala sekolah yang dibantu oleh beberapa guru senior. Atas dasar hasil kerja team tersebut baru dibahas dalam forum rapat dewan guru dan nara sumber lain yang dianggap perlu, sehingga akan bertanggung jawab terhadap keberhasilan rencana tersebut. Langkah Penyususnan Rencana Operasional (RENOP) 1. Menginventarisir kegiatan sekolah pada tahun ajaran mendatang
2. Menyusun list kegiatan menurut sekolah prioritas
3. Menentukan sasaran atau volume 4. Menentukan unit cost dengan membandingkan unit cost atau penjajakan ke jalan 5. Menghimpun data pendukung : – Data sekolah ( murid, guru, pegawai, pesuruh, jam mengajar, praktik laboratorium) – Data fisik ( gedung, ruang kepsek, ruang guru, ruang laboratorium, WC, dan lain-lain)
6. Membuat kertas kerja dan laporan
7. Menentukan sumber dana dan pembenaan anggaran 8. Menuangkan dalam format baku untuk usulan RENOP 9. Proses usulan atau pengiriman Modal Keberhasilan Renop
menurut Consortium on Renewing Education Sekolah
(lembaga pendidikan) mempunyai lima bentuk modal yang perlu dikelola untuk keberhasilannya yaitu: 1. Integrative capital (modal integrative) 2. Human capital (modal manusia) 3. Financial capital (modal keuangan) 4. Social capital (modal social) 5. Political capital (modal politik) Integrative capital (modal integrative)
Modal integratif adalah modal yang berkaitan dengan
pengintegrasian empat modal lainnya untuk dapat dimanfaatkan bagi pencapaian program/tujuan pendidikan. Human capital (modal manusia)
Modal manusia adalah sumberdaya manusia yang
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan bagi kepentingan proses pendidikan/pembelajaran. Financial capital (modal keuangan)
Modal keuangan adalah dana yang diperlukan untuk
menjalankan dan memperbaiki proses pendidikan. Social capital (modal social)
Modal sosial adalah ikatan kepercayaan dan kebiasaan yang
menggambarkan sekolah sebagai komunitas. Political capital (modal politik)
Modal politik adalah dasar otoritas legal yang dimiliki untuk
melakukan proses pendidikan/pembelajaran. Problematika Administrasi Keuangan Sekolah
Manajemen keuangan sekolah tidak luput dari berbagai
masalah. Di antara masalah-masalah tersebut adalah 1. Penyalahgunaan keuangan untuk memperkaya diri (korupsi) 2. Membebankan pembiayaan kepada siswa didik 3. Pelaporan keuangan yang penuh manipulasi 4. Pembelanjaan keuangan yang tidak tepat guna, dan lain sebagainya. Penyalahgunaan keuangan untuk memperkaya diri (korupsi)
Korupsi di sekolah sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja,
tetapi yang seringkali terjerat dalam kasus korupsi biasanya adalah kepala sekolah dan bendahara. Kepala sekolah sebagai manajer memiliki keleluasaan dalam mengendalikan uang. Kebijakan-kebijakan yang di keluarkan kadang-kadang tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dalam Rencana Anggaran Belanja Sekolah. Membebankan pembiayaan kepada siswa didik
Pungutan-pungutan biaya terkadang dibuat oleh pihak
sekolah dan pengurus komite. Biasanya, pengurus komita sudah kong kali kong dengan pengurus sekolah, dan kemudian dipasrahi agar bagaimana semua wali siswa menyetujui anggaran yang sudah direncanakan ketika diadakan rapat yang mengundang semua wali siswa. Pelaporan keuangan yang penuh manipulasi
Laporan keuangan mestinya dibuat secara tranparan dan
akuntabel. Tetapi terkadang laporan keuangan sekolah dibuat dengan kecurangan yang sadar. Sebagian kalangan beranggapan, bahwa mencurangi untuk kebaikan adalah baik, alias halal. Maka mereka menganggap sah-sah saja membuat laporan palsu, yang penting uang tersebut digunakan untuk kepentingan bersama, demi kebaikan bersama, dan untuk dimakan bersama. Pembelanjaan keuangan yang tidak tepat guna
Bukankah sekolah sudah menyusun rencana anggaran belanja
setiap tahun? Rencana tersebut bukan sekadar rencana, tetapi untuk diaplikasikan. Kalau toh kemudian muncul anggaran yang tidak terduga, itu wajar, tetapi biasanya yang tidak terduga itu tidak banyak. Oleh karena itu, pengeluaran anggaran belanja semestinya tetap berpegang pada rencana yang telah dibuat.