Anda di halaman 1dari 18

TEORI PRODUKSI DALAM

SISTEM EKONOMI ISLAM


Pandangan terhadap Pemikiran
Konvensional …. (1/3)
 Profit maximization assumption
 Dalam ekonomi konvensional, laba adalah
motif tunggal dari kegiatan produksi.
 Motif laba maksimum secara alamiah akan
membuat “laba normal” dalam pasar
persaingan sempurna akan terakumulasi
melalui proses profit multiplication sehingga
perusahaan menjadi besar dan akan
mentransformasi pasar persaingan sempurna
menjadi monopoli.
 Terdapat hubungan yang kuat antara profit
maximization dengan propensity to monopolize,
baik di pasar barang maupun di pasar faktor.
Pandangan terhadap Pemikiran
Konvensional …. (2/3)
 Pareto Optimality
 Di definisikan sebagai kondisi pencapaian
efisiensi (efisiensi alokatif) yang terwujud
ketika “no one can be made better off without
making someone else worse off”.
 Secara teoritis hal ini berimplikasi pada
pengabaian masalah distribusi pendapatan.
 Kriteria pareto tidak dapat di terapkan untuk
setiap rencana menaikkan output diatas level
laba maksimum yang akan menguntungkan
orang miskin diatas beban orang kaya.
Pandangan terhadap Pemikiran
Konvensional … (3/3)
 Given Demand Hypotesis
 Ekonomi konvensional implisit mengasumsikan bahwa
produsen akan dan harus selalu merespon permintaan pasar.
 Dalam perekonomian dengan distribusi pendapatan yang
tidak merata dimana sebagian besar masyarakat adalah
miskin, kebutuhan riil masyarakat sering tidak tercermin
dalam permintaan pasar.
 Permintaan pasar juga tidak selalu mencerminkan permintaan
masyarakat yang sesungguhnya.
 Perusahaan besar memiliki kemampuan dan kekuatan yang
dibutuhkan untuk memanipulasi permintaan pasar seperti
melalui iklan hingga mengkooptasi kebijakan pemerintah.
 Galbraith, New Industrial State, 1967
 “Because they have great power, corporations earn large profits, which
are reinvested to further the achievements of the values of the ruling
technostructure values that emphasize industrial production, rapid
growth and highly materialistic aspirations at the expense of better
things of life such as cultural and aesthetic values and the quality of the
environment”.
Perusahaan dalam Ekonomi
Konvensional …
 The Corporation, 2003 (www.thecorporation.com); berisi gugatan
terhadap institusi utama penopang kapitalisme: korporasi (Kompas, 20
Desember 2005).
 Di mata hukum, sebuah perusahaan memiliki kedudukan yang sama
dengan individu manusia; memiliki hak-hak, serta memiliki kekuasaan
dan otoritas.
 Jika korporasi adalah sesosok manusia, manusia seperti apakah ia?
 Setelah dianalisis dengan menggunakan buku petunjuk diagnosa
gangguan mental (Diagnostic and Statistical of Mental Disorders/DSM-IV)
yang diterbitkan American Psychiatric Association, disimpulkan bahwa sifat-
sifat dasar korporasi menunjukkan sifat-sifat dasar orang yang menderita
gangguan psikopat.
 Prinsip-prinsip kerja sebuah korporasi yang mengarah ke sebuah
”kepribadian” yang antisosial dan psikopat itu antara lain:
 egois, pengecut, amoral,
 tidak pernah merasa bersalah terhadap pihak lain,
 berbahaya bagi manusia yang menjadi pekerjanya, dan
 menghalalkan segala cara—termasuk menabrak norma-norma sosial dan
aturan hukum—untuk mencapai tujuannya.
 Meski korporasi sering menampakkan niat dan itikad baik dalam bentuk
corporate social responsibility, hal tersebut kosmetik saja karena korporasi
hanya memiliki satu niat dan tujuan: keuntungan materi.
Produksi: what, how and for whom?
 Bioteknologi merupakan pencapaian terbesar dalam sejarah manusia.
 Bioteknologi mengubah dunia secara sangat cepat di bidang kesehatan, pangan,
pertanian, energi, dan spektrum yang luas dari industri.
 Penyakit seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung merupakan
"pembunuh utama" di negara maju, dan lebih dari 85 persen riset yang
dilakukan di lembaga-lembaga riset swasta ditujukan untuk mendapatkan
solusinya.
 Sebaliknya, riset untuk tiga "pembunuh utama" di negara berkembang, yakni
malaria, tuberkulosis (TB), dan AIDS, tidak banyak mendapatkan perhatian.
 Setiap tahun 800.000 anak meninggal karena malaria, dua juta orang meninggal
karena TB, dan tiga juta meninggal karena AIDS.
 Hanya sekitar 20 persen penderita TB mendapatkan pengobatan berkualitas baik dan
30 persen orang muda di 22 negara berkembang tidak pernah mendengar tentang
AIDS dan bagaimana virus HIV ditularkan.
 Penyakit-penyakit di negara miskin itu sebenarnya bisa dikurangi secara global
jika disediakan dana sekitar US$ 40 miliar bagi pendidikan dasar, air bersih dan
sanitasi, kesehatan reproduksi untuk perempuan, dan pelayanan kesehatan
dasar serta gizi.
 Jumlah ini relatif kecil dibandingkan dengan pengeluaran untuk kosmetik,
konsumsi es krim, parfum, makanan binatang peliharaan, bisnis hiburan,
rokok, minuman beralkohol di AS, Eropa, dan Jepang, serta belanja narkotik
dan belanja militer di dunia yang seluruhnya mencapai US$ 1,4 triliun.
 Sumber: Kompas, 13 April 2006.
Pandangan Islam tentang Produksi …
(1/2)
 Aktivitas ekonomi termasuk bagian dari ibadah dan
menjadi tugas manusia di muka Bumi.
 “Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian
dari rizki-Nya …” (QS Al-Mulk: 15).
 Kerja merupakan unsur produksi terpenting,
dengannya Bumi diolah dan dikeluarkan segala
kebaikan dan kemanfaatan hidup.
 “Dia-lah yang menjadikan kamu sekalian khalifah di muka
bumi …” (QS Fathir: 39)
 Produksi dalam batas-batas yang halal
 “… dan barangsiapa yang melampaui batas-batas Allah,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS Al
Baqarah: 229)
 Memelihara lingkungan dan sumber daya alam
 “… dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi
setelah (diciptakan) dengan baik …” (QS Al A’raaf: 56)
Pandangan Islam tentang Produksi …
(2/2)
 Tujuan produksi adalah untuk
memenuhi kebutuhan individu dan
merealisasikan kemandirian ummat.
 Tingkatan individu:
 terpenuhinya“kecukupan” bagi individu
secara sempurna berdasarkan kelayakan
keadaan sesuai zaman dan lingkungannya.
 Tingkatan ummat:
 terpenuhinyakemampuan, keahlian dan
prasarana yang dengannya manusia bisa
melaksanakan urusan agama dan dunia-
nya.
Faktor - Faktor Produksi: Perspektif
Islam …
 Input terbagi dua:
 “Factor inputs”
 input yang tidak habis dalam proses produksi
 “Consumed inputs”
 input yang dikonsumsi dalam proses produksi dan
kehilangan sifat dan bentuk asli-nya.
 Faktor Produksi di-identifikasi berdasarkan
fungsi-fungsi berikut:
 “Hired factors of production (HFP)”
 menyediakan jasa produktif definit dimana untuk itu
mereka menerima balas jasa definit (misal upah atau
sewa)
 “Entrepreneurial factors of production (EFP)”
 menanggung resiko wirausaha dari kegiatan ekonomi
 Uang tidak dibolehkan bertindak sebagai HFP,
namun dapat bertindak sebagai EFP jika bersedia
menanggung resiko bisnis.
Harga Faktor Produksi … (1/2)
 Ujrah
 Ujrah adalah sewa dalam arti luas meliputi “sewa”
untuk jasa-jasa manusia.
 Sehingga semua faktor input mendapatkan ujrah untuk
penggunaan-nya.
 Ujrah hanya diperkenankan untuk input yang tidak
secara langsung “dikonsumsi” dalam proses produksi.
 Dengan demikian, uang tidak bisa disewakan dan tidak
boleh menuntut klaim sewa (bunga).
 Demikian pula hal-nya dengan bahan baku.
 Semua ujrah adalah fixed dan diketahui di muka secara
pasti.
 Ujrah selalu positif karena jasa atau manfaat dimana
untuk itu mereka di sewa adalah positif.
 Laba
 HFP dan EFP
Harga Faktor Produksi … (2/2)
 Ujrah
 Laba
 Laba adalah balas jasa atas merealisasikan bisnis
produktif yang menguntungkan dan menanggung resiko
atas inisiatif dan usaha mendirikan bisnis tersebut.
 Uang diperbolehkan menerima laba karena ia
menyediakan fungsi yang dibenarkan untuk laba.
 Seluruh laba adalah tidak pasti, tidak diketahui dimuka
atau ditentukan fixed di muka.
 HFP dan EFP
 Dengan demikian, HFP hanya menerima ujrah dan tidak
menanggung resiko.
 EFP hanya dapat meng-klaim laba dengan cara
menanggung resiko.
Faktor Produksi: Komparasi
Konvensional dan Islam …
 Islam memisahkan dan membedakan
antara financial capital dan physical capital.
 Konvensional hanya mengenal capital dan
interest rate sebagai harga dari capital, baik
money capital maupun physical capital.
 Financial capital dilarang menerima fixed-
predetermined rent (interest).
 Setiap sumber daya yang dikonsumsi
sepanjang proses produksi hanya dapat dijual
di pasar komoditi.
 Pasar faktor untuk sumber daya finansial
adalah sektor riil, bukan pasar uang.
Produksi di dalam Kerangka Institusi
Sistem Ekonomi Islam … (1/3)
 Pasar Komoditi
 Islam mengizinkan dan mengatur pasar komoditi yang
sempurna dan bebas distorsi.
 Pasar Faktor untuk HFP
 Ujrah, harga dari HFP, ditentukan di dalam pasar oleh
kekuatan supply & demand.
 Financial resources tidak termasuk dalam kategori HFP,
sehingga :
 (i) rental rate of capital bukan lagi interest rate, tetapi real
rental rate;
 (ii) supply of capital tidak bisa diperlakukan sebagai
supply of saving.
 Supply of HFP factors, terutama tenaga kerja, adalah hasil
dari proses memilih antara menjadi hired factor atau
entrepreneurial factor.
 Institusi Partnership
 Institusi Social Insurance
Produksi di dalam Kerangka Institusi
Sistem Ekonomi Islam … (2/3)
 Pasar Komoditi
 Pasar Faktor untuk HFP
 Institusi Partnership
 Entrepreneurial resources di dorong membentuk kerjasama.
 Laba usaha dibagi menurut kesepakatan di muka.
 Kerugian hanya dapat dibagi berdasarkan rasio sumber daya finansial
yang di-investasikan.
 Islam mendorong partnership melalui larangan financial resources
menerima fixed rent dan mengenakan zakat terhadap financial resources
yang menganggur.
 Fungsi utama partnership adalah mendistribusikan entrepreneurial risk
sehingga semakin banyak potensi wirausaha yang terserap dan
meningkatkan output perekonomian melalui spesialisasi.
 Dalam sistem konvensional, dimana semua faktor produksi disewakan,
partnership tidak berkembang.
 Di dalam perekonomian dengan resiko bisnis tinggi, semua faktor lebih
suka menjadi HFP daripada EFP.
 Buruh di labour-abundant developing countries, akan selalu terperangkap
dalam upah rendah dan kemiskinan.
 Institusi Social Insurance
Produksi di dalam Kerangka Institusi
Sistem Ekonomi Islam … (3/3)
 Pasar Komoditi
 Pasar Faktor untuk HFP
 Institusi Partnership
 Institusi Social Insurance
 Islam memiliki institusi zakat; sedekah wajib.
 Islam menganjurkan sedekah tidak wajib seperti wakaf,
infaq, dll.
 Keberadaan institusi ini menjamin setiap penduduk
memperoleh tingkat kehidupan minimum.
 Dengan demikian, partisipasi dalam entrepreneurial
resources meningkat sehingga supplyfor EFP naik.
 Kenaikan supply for EFP akan mendorong partnership
sehingga output meningkat, kemiskinan menurun, dan
distribusi pendapatan membaik.
Pasar Faktor Produksi …
 Pasar HFP
 Marginal Productivity akan menentukan demand terhadap
tenaga kerja dan barang modal untuk disewa.
 Supply of labour akan ditentukan oleh marginal utility of
time dari tenaga kerja.
 Supply of physical capital akan ditentukan oleh opportunity
cost dari memproduksi capital goods.
 Pasar EFP
 Supply of EFP ditentukan oleh residu dari total sumber
daya dengan sumber daya yang disewakan pada basis
ujrah.
 Demand of EFP ditentukan oleh:
 (i) kemampuan merealisasikan aktifitas produktif yang
menghasilkan laba yang lebih tinggi dari level ujrah;
 (ii) resiko yang harus dihadapi dalam usaha;
 (iii) supply dari sumber daya produktif lainnya;
 (iv) kerangka institusional yang memudahkan sumber daya
untuk masuk ke pasar.
Keseimbangan Pasar Faktor …
 Keseimbangan Pasar HFP
 Pasar HFP akan selalu berada dalam keseimbangan.
 Setiap excess demand pada pasar HFP akan berakhir dengan
naiknya level ujrah.
 Setiap excess supply pada pasar HFP, akan beralih menjadi EFP.
 Keseimbangan Pasar EFP
 Tidak semua EFP yang tersedia dapat terlibat dalam aktivitas
wirausaha
 Kurangnya demand for EFP
 Terdapat excess supply pada pasar EFP
 Satu-satunya penyebab disequilibrium dalam pasar faktor
adalah excess supply of EFP
 Selain itu, pasar akan selalu berada dalam keseimbangan.
 Pertumbuhan dalam perekonomian akan meningkatkan level
ujrah dan juga laba
 Depresi akan berakibat turunnya ujrah dan laba hingga ujrah
mencapai level yang rigid untuk turun, sehingga akan
menghasilkan excess supply di pasar EFP.
Mobilitas Faktor dan Dinamika Pasar
Faktor …
 Physical capital memiliki pilihan menjadi HFP atau EFP
 Jika terdapat excess supply of physical capital goods, level ujrah akan
turun. Hal ini akan mendorong capital goods berpindah dari pasar
HFP ke pasar EFP.
 Kenaikan supply of capital goods di pasar EFP akan menurunkan
ekspektasi laba dari capital goods sehingga akan tercapai
keseimbangan secara simultan di dua pasar faktor tersebut.
 Human resources juga memiliki pilihan menjadi HFP atau EFP
 Jika terdapat excess supply of labour, level akan ujrah akan turun.
Hal ini akan mendorong human resources berpindah dari pasar
HFP ke pasar EFP.
 Kenaikan supply of human resources di pasar EFP akan
menurunkan ekspektasi laba dari human resources sehingga akan
tercapai keseimbangan secara simultan di dua pasar faktor
tersebut.
 Namun selalu terdapat kemungkinan excess supply of labour di
pasar HFP tidak terserap di pasar EFP. Hal ini mengindikasikan
kurangnya demand di pasar EFP.

Anda mungkin juga menyukai