Anda di halaman 1dari 16

PENYAKIT KAWASAKI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2


RS PERMATA DEPOK
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER :

1. KHOIRUN NISA ( 11212083 )


2. SINTAWATI ( 11212162 )
3. HANI KHAIRUNNISA (11212065)
4. KRISTIANA. R (11212086 )
5. YULIA DERINI ( 11212198 )
6. NURASIAH.S ( 11212121 )
7. SYARIFAL FATIMAH. M ( 11212173 )
8. KHOLISOH ( 11212084 )
Penyakit Kawasaki pertama kali ditemukan di Jepang oleh
Tomisaku Kawasaki pada tahun 1967, dan kasus pertama Jepang
dilaporkan di Hawaii pada tahun 1976. Sejak saat itu Penyakit
kawasaki paling banyak ditemukan di Jepang. Di Amerika Serikat
penyakit ini ditemukan pada semua kelompok ras dan etnis tetapi
lebih sering dijumpai pada keturunan Asia. Penyakit ini bukan
penyakit yang jarang ditemukan. Di Amerika Serikat jumlah yang
pasti belum dapat ditentukan, tetapi diperkirakan sekitar 10 dari
100.000 anak balita
Definisi
Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada
anak kecil yang menyebabkan vaskulitis sistemik luas.
Penyakit ini dapat dikenali dari aktivasi sistem imun nyata
yang menyebabkan cedera pembuluh darah kecil dan
sedang. Penyakit ini menyerang banyak sistem tubuh dan
dapat menimbulkan konsekuensi kardiovaskular yang
dapat mengancam hidup (Betz, 2009). Penyakit ini disebut
juga mucocutaneous lymph node syndrome dan infantile
periarteritis nodosa.
Penyakit Kawasaki ini merupakan
penyebab utama penyakit jantung
didapat pada anak-anak dan dapat
menjadi faktor risiko untuk penyakit
jantung iskemik dewasa.

Studi ekokardiografi telah menunjukkan bahwa 20-25 %


anak-anak yang tidak diobati dengan penyakit Kawasaki
mengembangkan gejala sisa kardiovaskular mulai dari
tanpa gejala ectasis arteri koroner atau pembentukan
aneurisma CAAS dengan trombosis, MI, dan kematian
mendadak . Tingkat kematian adalah 0,1-2 %.
ETIOLOGI
1. Infeksi
Penyakit Kawasaki konsisten dengan etiologi infeksi termasuk terjadinya epidemi terutama di akhir musim dingin
dan musim semi dengan interval 3 tahun dan penyebaran geografis seperti gelombang epidemi tersebut. Penyakit
Kawasaki tidak umum terjadi pada bayi berusia kurang dari 4 bulan, ini menunjukkan bahwa antibodi ibu dapat
memberikan kekebalan pasif.

2. Genetik
Dergun et al, Newburger et al, dan Burns et al dalam Scheinfeld (2014) digambarkan keluarga dengan beberapa
anggota yang terkena dengan penyakit Kawasaki. Dalam keluarga ini, penyakit Kawasaki terjadi pada 2 generasi atau
dalam beberapa saudara kandung.
FAKTOR RESIKO PENYAKIT

Penyakit Kawasaki (KD atau Kawasaki Disease) adalah vaskulitis yang


terjadi pada anak-anak dan menunjukkan kecenderungan untuk terjadinya
penyakit arteri koroner. Etiologinya masih belum diketahui, meskipun
beberapa faktor risiko kerentanan telah ditetapkan
1. Variasi Gen ITPKC
Nama resmi dari gen ITPKC yaitu “inositol-triphosphate 3-kinase C”. “ITPKC” adalah
simbol untuk memudahkan dalam mengingat dan menulisnya. Lokasi gen ini yaitu mulai
pasangan basa 40.716.979 hingga pasangan basa 40.740.859 pada kromosom 19. Enzim ini
membantu menambahkan sekelompok atom oksigen dan fosfor (grup posfat) ke sebuah
molekul yang disebut Ins(1,4,5)P3 untuk memproduksi sebuah molekul yang bernama
Ins(1,3,4,5)P4. Kedua molekul ini terlibat dalam pengaturan jumlah kalsium di dalam sel.

2. Konsumsi Produk Berbahan Kedelai


Kacang kedelai dan produknya adalah sumber yang kaya akan isoflavon, yaitu
hormon pada tumbuhan yang menyerupai hormon estrogen pada manusia. Pada banyak
anak, paparan zat makanan yang mengandung isoflavon ini bermula dari konsumsi air
susu ibu (ASI) dan susu formula berbahan dasar kacang kedelai. Portman berhipotesis
bahwa salah satu jenis isoflavon, yang disebut genistein, dapat menghambat fungsi
reseptor FcGamma. Hal ini dapat merusak sistem imun pada anak-anak dan membuat
mereka menjadi lebih rentan terhadap Penyakit Kawasaki.
Terdapat faktor risiko atau insidensi lain terjadinya penyakit Kawasaki,
diantaranya: (Scheinfeld, 2014)
 Ras, meskipun penyakit Kawasaki telah dilaporkan pada anak-anak dari
semua etnis, namun terjadi paling sering pada anak-anak Asia, khususnya
keturunan Jepang.
 Jenis kelamin, penyakit Kawasaki adalah sedikit lebih umum pada laki-laki
daripada perempuan. Rasio perbandingan laki-laku dan permempuan berkisar
1.3-1.83:1
Usia, sekitar 85-90 % dari kasus penyakit Kawasaki terjadi pada anak berusia
kurang dari 5 tahun (Pinna et all, 2008 dalam Scheinfeld, 2014); 90-95 % kasus
terjadi pada anak-anak kurang dari 10 tahun. Penyakit Kawasaki jarang
dilaporkan pada remaja dan orang dewasa.
ANATOMI DAN FISIOLOGI PEMBULUH DARAH
Sistem Pembuluh Darah
Diantara berbagai organ tubuh, pembuluh darah mungkin merupakan salah satu organ yang
mempunyai peranan penting dan sistemnya sangat kompleks. Dikenal dua sistem sirkulasi di
manapembuluh darah memegang peranan utama yaitu: sistem sirkulasi sistemik dan sistem sirkulasi
paru-paru (Guyton, 2000). Di setiap sistem, masing-masing dikelompokkan menjadi 3 sistem yaitu
sistem arterial, sistem kapiler dan sistem venosa.

Arteriol yang berfungsi sebagai katup pengatur dari sistem arteri, memiliki dinding otot yang kuat yang
dapat menutup sama sekali arteriol tersebut sehingga memungkinkannya untuk berdilatasi beberapa kali,
dengan demikian dapat mengubah aliran darah ke kapiler.
Kapiler memiliki fungsi yaitu sebagai penukar cairan dan bahan gizi, memiliki dinding yang sangat tipis
dan permeabel terhadap zat yang bermolekul kecil. Selanjutnya dari kapiler darah kemudian berlanjut
menuju venula-venula yang kemudian bergabung menjadi pembuluh darah vena.
Vena berfungsi mengalirkan darah kembali ke jantung, memiliki tekanan dinding yang sangat
rendah dan sebagai akibatnya dinding vena tipis. Tetapi walaupun begitu, dinding vena berotot yang
memungkinkannya untuk mengecil dan membesar, sehingga vena mampu menyimpan darah dalam jumlah
kecil atau besar tergantung kepada kebutuhan bad.
PATOFISIOLOGI PENYAKIT
KAWASAKI
Fase I – Durasi Penyakit <10 hari
 Perivasculitis akut arteri koroner
 Mikrovaskuler angiitis arteri koroner dan aorta
 Pancarditis dengan pericardial, miokard, peradangan endokardium
 Peradangan pada sistem konduksi atrioventrikular.

 Fase II – Durasi Penyakit 12-28 hari


 Panvaculitis akut pada arteri koroner
 Aneurisma arteri kororner
 Obstruksi koroner dan trombosis
 Miokard dan peradangan endokardium yang kurang intens
 Fase III – Durasi Penyakit 28-
45 hari
 Peradangan subakut pada
arteri koroner
 Aneurisma arteri koroner
 Miokard,peradangan
endokardium yang semakin
menurun

 Fase IV – Durasi Penyakit >50 hari


 Pembentukan bekas luka (skar), kalsifikasi di arteri koroner
 Stenosis dan rekanalisasi lumen pembuluh koroner
MANIFESTASI KLINIS PENYAKIT
 Fase Demam Akut (7 sampai 14 Hari)

 Fase Subakut (10 sampai 24 hari)

 Fase Konvalen (6 sampai 8 minggu)

Demam adalah manifestasi paling konsisten pada Penyakit Kawasaki. Hal ini mencerminkan peningkatan
kadar sitokin proinfalammatory (TNF, IL-1), yang juga diyakini memediasi peradangan pembuluh darah
KOMPLIKASI PENYAKIT
KAWASAKI
Komplikasi yang paling ditakutkan dari Penyakit Kawasaki adalah penyakit jantung. 20%-40%
penderita Kawasaki memiliki komplikasi pada jantung yang terjadi sekitar 7 hingga 8 minggu sejak
terjadinya demam. Penyakit Kawasaki dapat merusak pembuluh nadi koroner yang berhubungan langsung
dengan jantung. Pada awalnya, pembuluh darah melebar namun lama kelamaan akan menyempit di bagian
dalam atau tersumbat.
Akibatnya, aliran darah yang membawa sari makanan terganggu sehingga terjadilah kematian otot pada
jantung yang disebut myokard infark. Matinya otot jantung ini lama kelamaan bisa menyebabkan gagal
jantung yang berakibat pada kematian.
KESIMPULAN
Penyakit Kawasaki merupakan penyakit pada anak kecil yang menyebabkan vaskulitis sistemik
luas. Penyakit ini biasa terjadi pada anak-anak berusia dibawah 5 tahun. Penyakit ini menyebabkan
cedera pembuluh darah kecil dan sedang dan dapat menimbulkan konsekuensi kardiovaskular yang
dapat mengancam hidup. Etiologi dari penyakit ini belum ditemukan namun diduga akibat adanya
agen infeksius (bakteri/ virus) yang didukung oleh beberapa faktor risiko yang pada intinya dapat
melemahkan sistem imun tubuh seperti genetik, usia, makanan, musim dan sebagainya
Asuhan keperawatan yang ditegakkan berupaya untuk menekan respon tubuh terhadap
penyakit. Sedangkan penatalaksanaan medis yang pertama dilakukan adalah menghentikan
inflamasi dan meminimalisasi risiko inflamasi arteri koroner dan terjadinya aneurisma, dan
mencegah thrombosis dengan menggunakan beberapa terapi medis.
 

Anda mungkin juga menyukai