STEPHANIE TANJUNG
PEMBIMBING :
Pembesaran
dan
Distorsi
bayangan
perang Dunia ke 2, Letnan Gordon Cleaver
Perspex sebagai
bahan inert
Mendorong PENELITIAN
Kekuatan
lensa intraokuler dalam
operasi katarak
• Lensa Intraokuler standar +18.00 D di temukan
kelainan refraksi
pasca operasi
at
cukup besar
Aku r
e l u m
Hasi lB Status refraksi preoperatif :
Miop 1.00 D 🡪 Kurangi 1.25 D
Hipermetropia 1.00 D 🡪 Tambahkan 1.25 D
Optical biometry
• PARTIAL COHERENCE
INTERFEROMETRY (PCI)
• OPTICAL LOW-COHERENCE
REFLECTOMETRY (OLCR)
Ultrasound Biometry (A-Scan Biometry)
Dalam A-scan biometry, gelombang suara berjalan 🡪 Kornea yang solid, humor aquos
yang cair, lensa yang solid, vitreus, retina, koroid, sclera dan jaringan orbita 🡪 Kecepatan
rambat gelombang suara berubah-ubah.
Jarak = Kecepatan x Waktu
PRINSIP
MEDIA KECEPATAN
S=v.t
Kornea dan lensa 1461
Kecepatan Waktu
Teknik aplanasi
Perhitungan IOL
Optical Biometri
• Pertama kali diperkenalkan tahun 2000
• 5 X lebih baik dibandingkan alat ultrasound yang hanya memiliki ketepatan pengukuran 0,10-
0,12 mm.
• Perbedaan ini terjadi oleh karena IOL Master menggunakan cahaya koheren dengan panjang
gelombang yang lebih pendek dibanding ultrasound sehingga panjang bola mata diukur dari
kornea sampai lapisan RPE di fovea dan bukan terhadap membrana limitans interna seperti
pada alat ultrasound.
• Hal ini akan memberikan perbedaan sekitar 130 um yang berhubungan dengan ketebalan
retina di fovea.
Dalam mengukur panjang bola mata, alat ini menggunakan sumber cahaya
berupa diode superluminisens dengan panjang gelombang 820 nm
Lenstar LS 900
Selain mengukur AXIAL LENGTH
Alat ini juga untuk mengukur ;
⮚AC deep
⮚Ketebalan kornea
⮚Ketebalan lensa
⮚Ketebalan retina
⮚Keratometri
⮚Ukuran pupil,
⮚Diameter kornea ( white to white distance)
OPTICAL LOW-COHERENCE REFLECTOMETRY (OLCR)
Pada tahun 2012 Diperkenalkan alat OLCR dengan nama Aladdin
(Topcon)
Dalam mengukur panjang bola mata, alat ini menggunakan sumber cahaya
berupa diode superluminisens dengan panjang gelombang 830 nm
• AL dan ACD yang diukur menggunakan OLCR secara statistik lebih besar
dibanding hasil pengukuran yang menggunakan PCI
Persamaan
Perhitungan Kekuatan IOL
Theoretical Formula vs Regression Formula
Perkembangan Formulasi IOL
Generasi
.
I Generasi II Generasi III Generasi IV
• Tokoh regression formula 🡪 Lioyd & Gills (1978) dan Retzlaf, Sanders, & Kraff (1980)
Binkhorst
BINKBINKHORST
merupakan theoretical formula yang
HORSTBINKHORST
paling terkenal.
Binkhorst juga memperhitungkan
ketebalan lensa yang akan ditanam
sehingga mengurangi panjang bola
mata sebesar 0,20 mm
Hoffer
SRK II
Binkhorst
Binkhorst mempelopori perkembangan formula generasi kedua
dengan memperbaiki perkiraan nilai ELP menggunakan panjang
bola mata sebagai faktor pembanding
Jika panjang bola mata pasien 10% lebih panjang dari nilai
normal (23,45 mm), ELP juga akan bertambah sebesar 10%.
Hoffer
Hoffer pada tahun 1983 mengadakan modifikasi
pada formula Colen-brander dengan
menambahkan perkiraan perubahan kekuatan
refraksi kornea setelah operasi (R) ke dalam hasil
Hoffer
keratometri (K).
P : kekuatan lensa intraokuler
L : panjang bola mata dalam millimeter
K : kekuatan refraksi kornea dalam dioptri
C : effective lens position (ELP)
R : perubahan kekuatan refraksi kornea setelah operasi
SRK II
Berdasarkan pengalaman menggunakan SRK I, pada pasien
dengan panjang bola mata yang normal berkisar antara 23,50
mm, ketepatan perkiraan kekuatan lensa intraokuler cukup
baik.
Ia memodifikasi formula Binkhorst dengan mengganti nilai ELP R : jari-jari kelengkungan kornea
menjadi jarak antara kornea dan permukaan anterior iris AG : diameter bilik mata depan, yang diperoleh
(aACD) ditambahkan dengan jarak antara permukaan anterior dari rumus = AL x 12,5 x (1/23,45)
iris dan lensa intraokuler, yang kemudian disebut Surgeon
Factor (S)
ACD
ketebalan lensa
usia pasien
Haigis
02
Binkhorst; 1981, Hoffer ;1983, SRK II
Nilai ELP yang tidak lagi konstan sebesar 4
mm, namun berubah sesuai dengan panjang
bola mata. (1 Variabel)
Formula IOL Generasi Ketiga
03
Holladay; 1988, SRK/T; 1990, Hoffer Q
Jarak antara kornea dengan lensa intraokuler
berhubungan dengan panjang bola mata
(2 variabel)
Formula IOL Generasi Keempat
Holladay II (7 variable)
Haigis (3 konstanta (a0, a1, dan a2) ) 04
P = A – 2.5 L-0,9 K
= 21.95
Studi klinis LIO torik menjelaskan beragam metode keratometri: keratometri otomatis IOL
Master, keratometri manual, autokeratorefractometry, topografi kornea, atau kombinasi dari
teknik tersebut.
Kalkulator Holladay menggunakan effective lens position (ELP) untuk menghitung vektor kornea
terhadap LIO torik
Alternatif lain adalah perhitungan online yang disediakan di website Asia-Pacific Association of
Cataract and Refractive Surgeons (APACRS) atau American Society of Cataract and Refractive
Surgery (ASCRS) dan gunakan kalkulator toric I yang juga tersedia di biometer Lenstar (Haag-
Streit).
Kalkulator torik Barret
(Alpins, Noel et al.
2015)
http://www.ascrs.org/
barrett-toric-calculator
American Society of
Cataract and
Refractive Surgery
(ASCRS)
PASCA OPERASI KERATOREFRAKTIF
Jika salah satu faktor terganggu, maka hasil akhir yang dicapai
tidak akan maksimal.
2 Formula terpenting
SRK
P = 1/f
TERIMA KASIH
v