Anda di halaman 1dari 10

ANALISA JURNAL KONSEP

DIRI : GANGGUAN
ANTISOSIAL
• Septian Pratiwi (20170320099)
• Salimah Rahma (20170320122)
• Niken Ayu Pramitasari (20180320034)
• Fira Oktaviani (20180320051)
• Lina khoirul (20180320053)
• Lilis Winarsih (20180320070)
• Naura Nazhifah Adzany (20180320092)
• Alissa Asyifa (20180320093)
• Risa Az-zahra (20180320098)
• Dinda Pristy Gustiyan (20180320099)
• Atha Rahma Talitha (20180320111)
• Hafiz Khoerrudin
DEFINISI
MBT (Mentalization-Based Treatment)
adalah perawatan tahunan yang
terstruktur, yang mengintegrasikan
komponen terapi kognitif, psikodinamik,
dan relasional, dengan dasar dalam teori
kelekatan dan fokus yang kuat pada
peningkatan mentalisasi (kemampuan
untuk memahami keadaan mental diri SCM merupakan rawat jalan yang mencerminkan
sendiri dan orang lain). praktik generik untuk gangguan kepribadian yang
ditawarkan oleh praktisi non-spesialis. Terapi
didasarkan pada model konseling yang paling dekat
dengan pendekatan suportif dengan manajemen
kasus, dukungan advokasi, dan intervensi
psikoterapi terorientasi masalah; model perawatan
telah di manualisasi
Analisa Jurnal
• Citation
• Titlet : A randomised controlled trial of mentalization-
based treatment versus structured clinical management
for patients with comorbid borderline personality disorder
and antisocial personality disorder
• Author : Anthony Bateman, Jennifer O’Connell, Nicolas
Lorenzini, Tessa Gardner, and Peter Fonagy
• Year : 2016
• Background
Gangguan kepribadian antisosial (ASPD) adalah gangguan mental yang
belum diteliti. Ulasan sistematis dan dokumen kebijakan mengidentifikasi
ASPD sebagai prioritas untuk penelitian mengenai pengobatan lebih lanjut
karena kelangkaan yang bukti yang tersedia untuk sebagai panduan terapi.
Terapi berbasis-mental (MBT) adalah perawatan psikoterapi yang
secara khusus menargetkan kemampuan untuk mengenali dan memahami
keadaan mental diri sendiri dan orang lain, kemampuan yang ditunjukkan
untuk dikompromikanpada orang dengan ASPD.
• Study Design
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui efektifitas
penggunaan pengobatan berbasis mental (MTB) untuk mengurangi
gejala ASPD
Time And Setting
Penelitian ini dilakukan pada Sample
pasien RS St. Ann dengan spesialis
Penelitian ini menggunakan responden dari
gangguan kepribadian.
158 respondenyang menjalani perawatan
gangguan kepribadian dari rumah sakit yang
dirujuk antara Jan 2003 dan Feb 2006 yang
sudah melewati tahap wawancara klinis untuk
DSM-IV dengan kriteria diagnosa ASPD dan
BPD Komordibitas, Percobaan / Episode
Instruments
bunuh diri melukai diri sendiri yang
Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian menggunakan teknik mengancam jiwa 6 bulan terakhir dan dalam
wawancara yang disetujui oleh Barnet, rentang usia 18 – 65 tahun
Enfield dan komite enelitian & Etika
Loka Haringey. Wawancara ini dinilai
pada saat masuk ke rumah sakit sampai
pengobatan selama 18 bulan (setiap
6,12,18 bulan).
Data Analysis
Perbedaan kelompok perlakuan dinilai dengan uji-t untuk
Procedure sampel independen. Dinilai dalam periode 6 bulan baik
Penelitian ini dilakukan dengan dari segi jumlah maupun sebagai data dikotomis (ada
cara seleksi responden sesuai atau tidak ada dalam setiap periode), digunakan untuk
klasifikasi yang telah di tentukan. menunjukkan tingkat keparahan perilaku parasit yang
Sebelum wawancara dimulai mengancam jiwa. diambil pada awal untuk 6 bulan
mereka menjelaskan tujuan sebelum pengobatan dan untuk setiap periode 6 bulan
penelitian & apa saja yang akan sampai akhir pengobatan pada 18 bulan
ditanyakan, lalu dilanjutkan oleh
terapi. Responden dari
management ini dibagi 2 yaitu
terapi penggunaan MTB dan SCM. Pada evaluasi ASPD SCID-II yang didapatkan
Terapi ini dilakukansetiap minggu
pada awal akhir pengobatan. Baik kelompok
untuk memastikan intensitas terapi
yang setara pada kedua kelompok. MBT dan SCM menunjukkan tingkat yang
Semua pasien ditawari sekitar 140 sama pada awal pengobatan, tetapi berbeda
sesi terapi secara total. signifikan selama 18 bulan (t = 2,05, p <0,05).
Result
Adanya manfaat dari MBT untuk perilaku
terkait ASPD pada pasien dengan Discussion
komorbiditas BPD dan ASPD, termasuk • Penelitian ini guna memberikan data awal untuk
pengurangan kemarahan, permusuhan, menunjukkan apakah MBT dapat mengurangi
paranoia, dan frekuensi upaya melukai diri gejala yang berkaitan dengan perilaku antisosial
sendiri dan upaya bunuh diri, serta pada pasien dengan komorbiditas, BPD dan ASPD
peningkatan mood negatif, gejala umum jika dibandingkan dengan protokol terstruktur
psikiatri, masalah interpersonal, dan rawat jalan dengan intensitas yang sama.
penyesuaian sosialpasien dengan ASPD dan • Pasien yang diobati dengan MBT menunjukkan
BPD penurunan target gejala kemarahan, permusuhan,
dan paranoia yang jauh lebih besar daripada
Comment mereka yang berada dalam kelompok SCM.

Pasien dengan ASPD dan BPD


komorbiditas,MBT mampu
mengurangi amarah,
permusuhan ,paranoia dan
frekuensi diri yang berbahaya dan
upaya bunuh diri.
LIMITATION OF THE STUDY

Diperlukan tidak lanjut yang lebih lama untuk memastikan apakah efek diferensial
dipertahankan

Belum cukup kuat untuk menunjukan perbedaan secara nyata antara kedua kelompok
karena temuan terbatas pada demonstrasi kelayakan daripada demostrasi efektivitas

Kurangnya ukuran hasil spesifik untuk indikasi kemampuan mentalisasi (ex. Membaca tes
pikiran di mata, film untuk penilaian kognisi sosial)

Perlunya indikator yang lebih sentral dalam perencanaan layanan untuk ASPD
KRITIS JURNAL
1. Apakah penelitian relevan dengan praktik?
 Ya
2. Apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan oleh perawat?
Ya,karena metode yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk wawancara yang
dilakukan untuk pasien agar dapat mendapatkan impuls masalah terkait kontrol
(bunuh diri dan melukai diri sendiri),yang dimana wawancara tersebut dapat dilakukan
oleh perawat dengan melakukannya secara terapeutik dan empati terhadap pasien.
3. Apakah keuntungan penelitian lebih besar daripada resikonya jika hasil penelitian
diaplikasikan oleh perawat?
 Ya, keuntungannya lebih besar daripada resikonya karena MBT mampu mengurangi
kemarahan, permusuhan, paranoia, dan frekuensi upaya self harm dan bunuh diri, serta
meningkatkan mood negatif, gejala kejiwaan umum, masalah interpersonal, dan
penyesuaian sosial.

Anda mungkin juga menyukai