Anda di halaman 1dari 24

KARSINOMA NASOFARING TAHAP AWAL: LAPORAN KASUS

IZRY NAOMI TOBI NG


D E PA R T E M E N T H T- K L R S D U S T I R A
O T O R H I N O L A R Y N G O L O G Y H E A D A N D N E C K S U R G E R Y D E P A R T E M E N T, F A C U L T Y O F
M E D I C I N E , U N I V E R S I TA S S U M AT E R A U TA R A , I N D O N E S I A

Disusun oleh:
XXXXX
23u2u2893
  
Mentor:
dr. XXXXX, Sp.THT-KL
Case Report

ANAMNESIS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. BB MASALAH AKTIF MASALAH PASIF


Jenis Kelamin : Laki-laki 1. Telinga kiri
Umur : 56 tahun berdenging 2 bulan
Alamat : Medan 2. Rasa penuh di telinga
Agama :- kiri ipsilateral
3. Hidung tersumbat dan
Pekerjaan : - cairan mengalir di
Pendidikan : - tenggorokan
Suku : Batak
Masuk RS : 2013
No. CM :-
Debitur :-
SUBYEKTIF
(ANAMNESIS) Case Report
KELUHAN UTAMA Autoanamnesis dilakukan di RS Adam Malik
pada tanggal 8 Agustus 2013
RIWAYAT
PENYAKIT SEKARANG Keluhan Utama: telinga kiri

RIWAYAT
PENYAKIT DAHULU

RIWAYAT
PENYAKIT KELUARGA

RIWAYAT
SOSIAL EKONOMI
SUBYEKTIF
(ANAMNESIS) Case Report
• telinga berdenging sudah 2 bulan SMRS semakin
KELUHAN UTAMA
memberat. Data pendukung lain tidak ada. Seperti: Apakah
bilateral/unilateral? saat pagi atau malam hari?, apakah
RIWAYAT
PENYAKIT SEKARANG terus menerus, berapa kali setiap berdenging?. Jenis suara
yang dihasilkan apakah rendah, tinggi, atau click saja?
RIWAYAT faktor pemberat dan peringan? Sudah konsumsi obat apa
PENYAKIT DAHULU
atau melakukan apa?.
• Gangguan pendengaran dan perasaan penuh di telinga
RIWAYAT
PENYAKIT KELUARGA ipsilateral, otalgia (-), kotoran telinga (-), dan gangguan
keseimbangan (-). Kualitas gangguan pendengaran tidak
RIWAYAT tidak ada data
SOSIAL EKONOMI
SUBYEKTIF
(ANAMNESIS) Case Report
KELUHAN UTAMA • Hidung tersumbat dan cairan terasa mengalir di
tenggorokan kadang-kadang dialami, tetapi sekret hidung
RIWAYAT (-) dan epistaksis (-). Masalah tenggorokan dan gejala
PENYAKIT SEKARANG neuro-oftalmik disangkal. Tidak ada keluhan bengkak
pada leher.
RIWAYAT
PENYAKIT DAHULU

RIWAYAT
PENYAKIT KELUARGA

RIWAYAT
SOSIAL EKONOMI
SUBYEKTIF
(ANAMNESIS) Case Report
KELUHAN UTAMA
• Pasien sebelumnya telah didiagnosis dan dirawat karena
RIWAYAT
disfungsi tuba Eustachius di rumah sakit lain, tetapi tidak
PENYAKIT SEKARANG ada perbaikan.
• Riwayat HTN, DM, Jantung, Alergi, Asma tidak ada data
RIWAYAT • Riwayat merokok tidak ada data
PENYAKIT DAHULU
• Riwayat sakit paru-paru atau batuk lama tidak ada data
RIWAYAT
• Riwayat penggunaan obat-obat terlarang dan jarum suntik
PENYAKIT KELUARGA tidak ada data
• Riwayat trauma tidak ada data
RIWAYAT • Rhinitis alergi (-), Sinus paranasal (-)
SOSIAL EKONOMI
SUBYEKTIF
(ANAMNESIS) Case Report
KELUHAN UTAMA

RIWAYAT
PENYAKIT SEKARANG

RIWAYAT
PENYAKIT DAHULU • Keluhan serupa tidak ada data
• Riwayat HTN, DM, jantung, asma, alergi, batuk lama,
RIWAYAT sakit paru, rhinitis, sinus paranasal tidak ada data
PENYAKIT KELUARGA

• Riwayat yang menunjukkan paparan karsinogen (-)


RIWAYAT
SOSIAL EKONOMI
• Riwayat sering makan ikan asin, sate, daging asap,
merokok, dan alkohol tidak ada data
Case Report

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Pada tahun 2020 di Poliklinik THT RS Dustira

❑Keadaan umum : Baik Kepala : Mesosefal


❑Kesadaran : Komposmentis (GCS 15) Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
❑Aktivitas : Normoaktif
Leher : Pembesaran KGB (-/+) terfiksir,
❑Kooperativitas : Kooperatif nyeri tekan (-/-), deviasi trakea (-/-)
❑Status gizi : Thorax : simetris, retraksi (-/-)
▪ BB : - kg Paru & Jantung : dbn
▪ TB : - cm Abdomen : datar, supel, BU (+) normal, hepar dan
lien tidak teraba
▪ BMI : - kg/m2 Extremitas atas : edema (-/-), sianosis (-/-),
▪ Kesan : - akral dingin (-/-), CRT < 2”/ < 2”
❑TTV :
▪ TD : - mmHg
▪ HR : - x/menit
Extremitas bawah : edema (-/-), sianosis
▪ RR : - x/menit
(-/-), akral dingin (-/-), CRT < 2”/ < 2”
▪ Suhu : - °C
PEMERIKSAAN FISIK (STATUS LOKALIS)
TELINGA
Bagian Telinga Telinga Kanan Telinga Kiri
Hiperemis (-), nyeri tekan (-), nyeri ketok (-), Hiperemis (-), nyeri tekan (-), nyeri ketok (-),
Mastoid
fistula (-), abses (-) fistula (-), abses (-)
Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-), 
Pre–aurikula fistula (-), abses (-),  fistula (-), abses (-), 
nyeri tekan tragus (-) nyeri tekan tragus (-)
Hiperemis (-), edema (-), fistula (-), abses (-), nyeri Hiperemis (-), edema (-), fistula (-), abses (-),
Retro–aurikula
tekan (-) nyeri tekan (-)
Normotia, hiperemis (-),  Normotia, hiperemis (-), 
Aurikula
edema (-), nyeri tarik (-) edema (-), nyeri tarik (-)
Serumen (-), edema (-),  Serumen (-), edema (-), hiperemis (-),
CAE / MAE
hiperemis (-), discharge (-) discharge (-)
Warna putih mengkilat, retraksi (-), perforasi (-),  Warna kusam, retraksi (-), perforasi (-),
Membran timpani
reflek cahaya (+) reflek cahaya (-)
PEMERIKSAAN FISIK (STATUS LOKALIS)
HIDUNG DAN SINUS PARANASAL (PEMERIKSAAN LUAR)

Inspeksi:
bentuk simetris, warna kulit sama dengan sekitar,
Hidung deformitas (-), benjolan (-), discharge (-/-)
Palpasi:
Deformitas (-/-), krepitasi (-/-), nyeri tekan (-/-), edema (-/-)
Frontalis:
Nyeri tekan (-/-), nyeri ketok (-/-)

Sinus Maxilla:
Nyeri tekan (-/-), nyeri ketok (--)
Ethmoid:
Nyeri tekan (-/-), nyeri ketok (-/-)
HIDUNG DAN SINUS PARANASAL
PEMERIKSAAN FISIK (STATUS LOKALIS)
(RINOSKOPI ANTERIOR)

kanan kiri

Discharge Discharge (-) Discharge (-)

Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Konka Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)

Massa Benjolan (-) Benjolan(-)

Benda Asing Benda asing (-) Benda asing (-)

Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)


PEMERIKSAAN FISIK (STATUS LOKALIS)
TENGGOROK
Orofaring Post nasal drip (-), hiperemis (-)
Palatum Simetris, bombans (-), hiperemis (-), fistula (-), stomatitis (-)
Arkus Faring Simetris, uvula di tengah, hiperemis (-)
Mukosa Hiperemis (-), granulasi (-), eksudat (-)
Ukuran T1, hiperemis (-),  Ukuran T1, hiperemis (-), 
edema (-), permukaan rata,  edema (-), permukaan rata, 
Tonsil
kripte melebar (-), detritus (-), membran kripte melebar (-), detritus (-), membran
(-) (-)
Peritonsil Hiperemis (-), edema (-). Abses (-)
Refleks muntah (+)
Nasofaring (Rinoskopi Posterior): tidak dilakukan pemeriksaan.
Laringofaring (Laringoskopi Indirek): tidak dilakukan pemeriksaan.
Laring (Laringoskopi Indirek): tidak dilakukan pemeriksaan.
PEMERIKSAAN FISIK (STATUS LOKALIS)

Kepala dan Leher Gigi dan Mulut


● Kepala: Mesosefal
● Wajah: Simetris, perot (-), deformitas (-) ● Gigi geligi: gigi goyang (-), karies gigi (-)

● ● Lidah : simetris, deviasi (-). stomatitis (-)


Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-),
● Palatum: simetris, bombans (-), hiperemis (-)
sklera ikterik (-/-)
● Mukosa buccal hiperemis (-), edema (-)
● Leher Anterior: Deviasi trakea (-), massa
(-), pembesaran nnll (-)
● Leher Lateral: Pembesaran nnll (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Endoskopi:
massa di fossa kiri
Rosenmüller yang
dapat dilihat melalui
rongga hidung kiri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Biopsi nasofaring  karsinoma sel
skuamosa non-keratinisasi.
Rontgen toraks, ultrasonografi
perut, dan pemindaian tulang  dbn

Computerized axial tomogram (CT-


scan) nasofaring dengan kontras
menentukan perluasan tumor 
penebalan jaringan lunak di sisi kiri
nasofaring, bidang lemak kiri sebagian
dihilangkan dan tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening.
DIAGNOSIS KERJA

Karsinoma
nasofaring WHO 2
stadium I (T1N0M0)
ECOG I
DIAGNOSIS BANDING
Limfoma.
Keluhan: benjolan daerah leher, nyeri pada tulang, sefalgia,
penurunan berat badan, infeksi rekuren, dan demam
berkepanjangan. Diagnosis limfoma  biopsy dan CD20

Polip Nasal
Keluhan : obstruksi saluran napas, epistaksis, dan postnasal drip.
Pada pemeriksaan fisik rhinoskopi anterior  massa pada
meatus nasal.
I
IpDx
1. S : -
N
2. O : Darah lengkap, tes
sebulan setelah
I
fungsi ginjal dan hati,
kadar IgA serum EBV,
perawatan T
 gejala (-)
tumor marker.  Endoskopi: massa I
IpTx
- External radioterapi
(-), permukaan
mukosa
A
35 fraksi dengan total nasofaring
irreguler.
L
dosis 70 Gy.
- Vitamin B kompleks
 Lanjut internal P
radioterapi
1 tab/8 jam (NCCN) L
- Vitamin C 250mg 1 A
tab/ 8 jam
N
I
N
IpMx : KU, TTV, perdarahan, skala nyeri (VAS), keluhan
pasien, komplikasi (pandangan kabur, pandangan ganda, defisit
I
neurologis), intake nutrisi. T
IpEx I
- Edukasi terkait kondisi pasien dan kemungkinan komplikasi A
penyakit L
- Edukasi terkait rencana tindakan radioterapi dan efek samping
P
seperti mulut kering, maka perbaiki dengan minum banyak
atau mengunyah makanan asam
L
A
N
Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad sanam : dubia ad bonam

Prognosis Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

Follow up rutin : 1-3 bulan (tahun I), 2-6 bulan (tahun II), 4-8 bulan (tahun III-V), 12 bulan
(>tahun V)

Follow-up imaging terapi kuratif dilakukan minimal 3 bulan pasca terapi

Prognosis dinyatakan dalam “5 years survival rate” (AJCC, 2010)


● Stadium I : 72%
● Stadium II : 64%
● Stadium III : 62%
● Stadium IV : 38%

Prognosis tergantung kondisi masing-masing pasien → ad malam karena tumor primer di dekat
struktur-struktur penting, invasif, dengan gejala awal yang seringkali sulit ditemukan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan : Kanker Nasofaring. Jakarta : Komite Penanggulangan Kanker
Nasional.
KESIMPULAN
● KNF disebabkan paling banyak oleh EBV
● Faktor risiko KNF antara lain konsumsi ikan asin, merokok, alkohol
● Tanda KNF: 5 signs
○ Ear signs: tinnitus,, telinga terasa penuh, gangguan pendengaran
○ Nose signs: sumbatan hidung, post nasal drip
○ Neck Signs: -
○ Eye Sign: -
○ Head / Neurologic Signs: -
● Penunjang: CT-Scan Kontras, X-Foto Thorax, USG Abdomen, Serologi EBV, Biopsi
● Telah dilaporkan seorang laki-laki berusia 56 tahun dengan karsinoma nasofaring terkonfirmasi dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, didiagnosis sebagai sebagai Karsinoma Nasofaring WHO 2
T1N0M0 Stadium I ECOG I. Pasien telah mendapatkan pengobatan disfungi tuba eustachii namun bekum
ada perbaikan dan saat ini direncanakan radioterapi.
TERIMA
KASIH
Mohon bimbingannya nggih Dokter

Anda mungkin juga menyukai