PERFILEMAN YANG INKLUSI BAGI PENYANDANG DISABILITAS
ARTHUR LAKSMANA WOLFF
UNDANG- UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PERFILMAN
Pasal 1 butir 1 Undang-)
“karya seni budaya yang merupakan Pasal 1 butir 2 UU Perfileman pranata sosial dan media komunikasi perfilman adalah berbagai hal yang massa yang dibuat berdasarkan kaidah berhubungan dengan film. sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan” Pasal 1 butir 5 UU Pasal 1 butir 4 UU Perfileman: Perfileman: Pasal 1 butir 8 UU Perfileman: Kegiatan perfilman adalah Usaha perfilman adalah penyelenggaraan penyelenggaraan Insan perfilman adalah setiap perfilman yang langsung perfilman yang langsung orang yang memiliki berhubungan dengan film berhubungan dengan film potensi dan kompetensi dalam dan bersifat nonkomersial dan bersifat komersial perfilman dan berperan dalam pembuatan film.
Pasal 1 butir 9 UU Perfileman:
sensor film adalah penelitian,
penilaian, dan penentuan kelayakan film dan iklan film untuk dipertunjukkan kepada khalayak umum. HAK- HAK PENYANDANG DISABILITAS HAK DAN KWAJIBAN Hak dan kewajiban insan flem Menurut pasal 47 UU perfileman: Hak: berkreasi, berinovasi, dan berkarya dalam bidang perfilman; b. mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja; c. mendapatkan jaminan sosial; d. mendapatkan perlindungan hukum; e. menjadi mitra kerja yang sejajar dengan pelaku usaha perfilman; g mendapatkan asuransi dalam kegiatan perfilman yang berisiko; h. menerima pendapatan yang sesuai dengan standar kompetensi; dan i. mendapatkan honorarium dan/atau royalti sesuai dengan perjanjian. Kejiwiban insan perfileman menurut pasal 48 UU perfileman: a. memenuhi standar kompetensi dalam bidang Perfilman menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etika, moral, kesusilaan, dan budaya bangsa. Kewajiban pemerintah
Menurut pasal 51 UU perfileman:
memfasilitasi pengembangan dan kemajuan perfilman; b. memfasilitasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perfilman; c. memberikan bantuan pembiayaan apresiasi film dan pengarsipan film; dan d. memfasilitasi pembuatan film untuk pemenuhan ketersediaan film Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32. SANKSI ADMINTRATIF DAN PIDANA DALAM UU PERFILEMAN Pasal 79 ayat 1 UU Perfileman berupa: a. teguran tertulis; b. denda administratif; c. penutupan sementara; dan/atau d. pembubaran atau pencabutan izin. Pasal 80 ayat 1 UU Perfileman: Setiap orang yang dengan sengaja mengedarkan, menjual, menyewakan, atau mempertunjukkan kepada khalayak umum, film tanpa lulus sensor padahal diketahui atau patut diduga isinya melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Ketentuan sanksi UU Disabilitas
Pasal 143 UU disabilitas
Setiap Orang dilarang menghalang-halangi dan/atau melarang Penyandang Disabilitas untuk mendapatkan: . O hak berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24. Pasal 145 UU disabilitas: Setiap Orang yang menghalang-halangi dan/atau melarang Penyandang Disabilitas untuk mendapatkan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Kesimpulan