Nurmayasari Rauf
C15191010
Pembimbing :
Dr.dr.Yudy Goysal SpS (K)
1
Pendahuluan
Gambar 29.1 Gambaran polineuropati secara umum
Bagaimana Mengevaluasi Pasien Polineuropati?
Informasi Pemeriksaan
Ultrasound
Genetik Laboratorium
• Polineuropati = Disfungsi atau penyakit pada banyak atau semua saraf
2 perifer.
• Saraf perifer memiliki reaksi terbatas pada penyakit yang berbeda Gejala
hampir sama untuk setiap penyakit
KLINIS proksimal
1. Bagaimana Perjalanan waktu dan Progresivitas?
Akut/Subakut/Kronis | Progresif/Bertahap/Relaps-Remisi
Gambar 29.2 Progresivitas dari polineuropati. Pola perjalanan waktu = salah satu kunci anamnesis
dalam menentukan etiologinya (keparahan perburukan ditandai dengan grafik menurun. (A) Progresif
lambat, (B) progresif bertahap, (C) relaps-remisi.
2. Serabut Saraf Manakah yang Terganggu?
Aksonal/Demielinasi/Campuran
Kerusakan atau
difsfungsi sel Kecepatan konduksi
Gangguan konduksi
Schwann dan melambat/terblok
selubung mielin
Polineuropati
Demielinasi
Herediter Didapat
5. Apakah ada Riwayat Polineuropati dalam Keluarga?
Ada/Tidak ada
Penyakit
Gangguan
Diabetes endokrin Kanker Porfiria
jaringan ikat
lainnya
Defisiensi
Infeksi virus
vitamin dan zat
HIV
gizi lainnya
Riwayat
pengobatan,
Konsumsi alkohol
terutama
kemoterapi
Klinis
3
• Escutcheon sign
• Kehilangan sensorik puncak kepala
Elektrofisiologi
Pada neuropati distal dying-back, amplitudo sural seharusnya terganggu namun tidak proporsional
dibandingkan dengan amplitudo radial
Hampir semua polineuropati aksonal berjalan dari distal ke proksimal (dying back)
Keterlibatan proksimal terlebih dahulu porfiria atau poliradikuloneuropati (terutama diabetik)
Poliradikuloneuropati Diabetik
Manifestasi Klinis:
Mononeuropati
Nervus cranialis
Kelumpuhan wajah
Nervus intercostalis
Saraf perifer
Polineuropati
Otonom murni
Polineuropati demielinasi primer Kecepatan konduksi melambat hingga < 75% batas bawah normal
Namun, apabila polineuropati aksonal & demielinasi sulit dibedakan, bandingkan kecepatan konduksi pada otot
proksimal dan distal di sepanjang segmen saraf yang sama
Gambar 29.6 Perekaman otot proksimal & distal untuk membedakan perlambatan aksonal & demialinatif
Klinis
• Arefleksia global
• Hipertrofi saraf
• Kelemahan otot sedang-ke-berat dengan massa otot tetap intak
• Gejala dan tanda motorik yang lebih jelas dibandingkan sensorik
4
Elektrofisiologi
GBS adalah polineuropati dominan motorik yang bersifat progresif cepat dan diperantarai sistem
imun dan seringkali menyebabkan disfungsi bulbar dan respirasi.
Klinis
AIDP
EMG: Pola demielinasi
• Tidak ada denervasi
• Morfologi MUAP normal
• Penurunan rekrutmen
• Dapat terjadi degenerasi aksonal sekunder Potensial fibrilasi (dalam 2-5 minggu, maks pada
6-10 minggu)
Prognosis
• Amplitudo CMAP distal rendah (<20% batas bawah normal) pada 3-5 minggu prognosis
buruk
Kotak 29.5 Kriteria Elektrofisiologis untuk Polineuropati Demielinasi Akut
Tunjukkan minimal 3 dari kriteria berikut pada saraf motorik:
1. Latensi distal memanjang (2 saraf atau lebih, bukan pada lokasi penjebakan saraf)
- Latensi distal >115% batas atas normal (untuk amplitudo CMAP normal)
- Latensi distal >125% batas atas normal (untuk amplitudo CMAP < BBN)
2. Perlambatan kecepatan konduksi (2 saraf atau lebih, tidak melewati lokasi penjebakan saraf)
- Perlambatan kecepatan konduksi <90% (untuk amplitudo CMAP >50% batas bawah normal)
- Perlambatan kecepatan konduksi <80% (untuk amplitudo CMAP <50% batas bawah normal)
3. Respons lambat memnajang: Respons F dan H (satu saraf atau lebih)
- >125% batas atas normal; atau respons F menghilang
- Catatan: jika amplitudo CMAP distal sangat rendah, gelombang F yang menghilang bisa jadi tidak abnormal)
4. Blok konduksi/dispersi temporal (satu saraf atau lebih_
- Blok konduksi tidak merata: rasio area CMAP proksimal/distal <0.50
- Kemungkinan blok konduksi: rasio amplitudo CMAP proksimal/distal <0.70
- Dispersi temporal: rasio durasi CMAP proksimal/distal >1.15
CMAP, potensial aksi otot gabungan
Polineuropati Demielinasi Kronis
CMT
Terkait
Dominan Dominan Resesif kromosom X
Patologi Saraf
Analisis CSF Perifer Radiologi
•Demielinasi segmenta; •Pembesaran akar saraf
•↑ Protein •Proliferasi sel Schwann
gambaran bawang bombay
•Serabut tidak bermielin intak
lumbosakral
•Stenosis tulang belakang
Prognosis
Klinis
Satu atau lebih sindrom entrapment (CTS, neuropati ulnar pada siku, neuropati radial
di sulcus spiralis, neuropati peroneal pada collum fibula)
Patologi
EDX
Tanda-tanda demielinasi
Kecepatan konduksi melambat
Latensi motorik memanjang
CIDP
Klinis
Etiologi
Infeksi Mieloma
HIV osteosklerotik
Patologi
Prognosis
Elektrofisiologi
Klinis
Kelemahan + wasting asimetris progresif
Distal otot ekstremitas atas terlebih dulu
< 50 tahun, laki-laki > perempuan
Neuropati motorik multifokal klinis
Tanda UMN
Elektrofisiologi
Tanda demielinasi
(latensi meningkat, kecepatan konduksi melambat, respons lambat memanjang)
Ada blok konduksi, dispersi temporal, atau keduanya di sepanjang saraf motorik
Gambar 29.9 Blok konduksi motorik pada neuropati motorik multifokal dengan blok konduksi (MMNCB)
Kotak 29.7 Rekomendasi Protokol Konduksi Saraf untuk Polineuropati
Pemeriksaan Konduksi Motorik Rutin
1. Pemeriksaan peroneal, meliputi perekaman extensor digitorum brevis dan stimulasi
pergelangan kaki, bawah collum fibula, dan fossa poplitea lateral
2. Pemeriksaan tibial, perekaman abductor hallucis brevis dan stimulasi pergelangan kaki
dan fossa poplitea
3. Pemeriksaan median, perekaman abductor pollicis brevis dan stimulasi pergelangan
5
tangan dan fossa antecubiti
4. Pemeriksaan ulnaris, perekaman abductor digiti minimi dan stimulasi pergelangan kaki
dan di bawah serta di atas siku
EVALUASI 7.
8.
SNAP ulnar, stimulasi pergelangan tangan dan perekaman jari ke-5
SNAP radial, stimulasi lengan bawah dan perekaman snuffbox
ELEKTROFISIOLOGI Respons Lambat
9. Respons F: medianus, ulnaris, peroneus, tibialis
10. Refleks H soleus
Kotak 29.8 Rekomendasi Protokol Elektromiografi untuk Polineuropati
Otot Ektremitas Bawah Rutin
1. Extensor hallucis longus
2. Tibialis anterior
3. Soleus/gastrocnemius medial
4. Quadriceps
5. Otot gluteal atau tensor fascia latae
Otot Ekstremitas Atas Rutin
6. Interosseus dorsalis I
7. Extensor indicis proprius
8. Otot lengan bawah (pronator teres atau flexor carpi radialis)
9. Biceps brachii
10. Deltoideus medial
Pada Kondisi Apa Saja Studi Konduksi Saraf Terbatas
dalam Membedakan Demielinasi Primer vs Degenerasi
Aksonal?
Menilai
Menilai
kelainan
hipertrofi saraf fasikular
Melihat
hipertrofi saraf
Gambar 29.10 Skrining ultrasound pada pasien polineuropati.
TERIMA KASIH