Anda di halaman 1dari 19

KEBIJAKAN KELAS RAWAT INAP STANDAR (KRIS)

JKN
dr. Asih Eka Putri, MPPM

21 April 2022
LATAR BELAKANG:
Meningkatkan Mutu dan Ekuitas Pelayanan JKN

TANTANGAN: Kriteria kelas rawat inap standar


Kerja sama antara RS dan PEMENUHAN PRINSIP EKUITAS JKN Untuk Menuju Prinsip
BPJS meningkat Ekuitas dan Mutu
Klasifikasi kelas perawatan yang
ada belum terstandar
Jumlah utilisasi pelayanan Mengutamakan keselamatan
rawat inap RS meningkat Akses ke faskes, nakes, dan obat pasien dan standar pencegahan
belum merata di semua wilayah dan pengendalian infeksi (PPI)

2
DASAR HUKUM
Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2021 tentang
Menjalankan Amanah UU SJSN
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan

Pasal 19 ayat (1) : “Jaminan Kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan • Pasal 18
prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas Jumlah tempat tidur rawat inap untuk pelayanan rawat inap
kelas standar paling sedikit:
Pasal 23 ayat (4) : “Dalam hal peserta membutuhkan rawat inap di rumah sakit, maka
a. 60% untuk RS pemerintah pusat dan daerah; dan
kelas pelayanan di rumah sakit diberikan berdasarkan kelas standar.
b. 40% untuk RS swasta.

Peraturan Presiden No 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua • Pasal 84 huruf b


Atas Perpres 82/2018 tentang Jaminan Kesehatan pelayanan rawat inap kelas standar diterapkan paling
lambat 1 Januari 2023.
Pasal 54A: “untuk keberlangsungan pendanaan Jaminan Kesehatan Menteri bersama
kementerian/lembaga terkait, organisasi profesi, dan asosiasi fasilitas kesehatan
melakukan peninjauan Manfaat Jaminan Kesehatan sesuai kebutuhan dasar kesehatan dan
rawat inap kelas standar paling lambat bulan Desember 2020”. Prinsip ekuitas yaitu kesamaan dalam
memperoleh pelayanan sesuai dengan
Pasal 54B : “Manfaat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54A diterapkan secara bertahap
sampai dengan paling lambat tahun 2022 dan pelaksanaannya dilakukan secara kebutuhan medisnya yang tidak terikat dengan
berkesinambungan untuk meningkatkan tata kelola Jaminan Kesehatan.
besaran iuran yang telah dibayarkannya.

-3-
KONSEPSI KRIS JKN  “Standardize”/
standarisasi

PERTIMBANGAN RANCANGAN DEFINISI KONSEP PENERAPAN


PERUMUSAN KRIS KRIS KRIS SEHARUSNYA

• Penentuan Definisi dan • Kelas layanan rawat inap • Mengutamakan keselamatan


Kriteria Kelas Rawat Inap rumah sakit pada program JKN pasien (Standar SKP, PPI, AP,
Standar yang ditanggung oleh BPJS ARK, dan HPK (SNARS 1.1.)
• Ketersediaan jumlah tempat kesehatan; • Letak ruang inap berada di
tidur pada setiap kelas • Dimungkinkan naik kelas bagi lokasi yang tenang, aman, dan
perawatan di Rumah Sakit saat peserta selain PBI atas nyaman
ini pembiayaan sendir, atau • Ruang rawat inap harus
• Pertumbuhan jumlah Peserta asuransi tambahan; memiliki akses yang mudah ke
JKN ruang penunjang pelayanan
• Kemampuan fiskal negara dan lainnya
kemampuan masyarakat dalam • Ruang rawat inap harus
membayar iuran dipisahkan berdasarkan jenis
• Angka rasio utilisasi di tingkat kelamin, usia, dan jenis
Kabupaten/ Kota penyakit

4
KRIS JKN:
Kriteria ditetapkan untuk memenuhi Standar Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi dan Keselamatan Pasien
NO KRITERIA KRIS JKN
1 Bahan bangunan di Rumah Sakit tidak memiliki porositas yang tinggi
Kelas rawat inap yang ditanggung 2 Ventilasi udara
oleh BPJS Kesehatan 3 Pencahayaan ruangan
Kelengkapan tempat tidur
4  Minimal 2 kotak kontak dan tidak boleh percabangan/ sambungan langsung tanpa
Standarisasi minimum dengan 12 pengamanan arus
kriteria:  Nurse call yang terhubung dengan ruang jaga perawat
5 Tersedia nakas 1 buah per tempat tidur
- Kriteria 1 - 9 menjadi kriteria wajib 6 Dapat mempertahankan dengan stabil suhu ruangan 20-260 C
- Kriteria 10 - 12 menjadi kriteria 7 Ruangan telah terbagi atas jenis kelamin, usia, jenis penyakit (infeksi, noninfeksi, bersalin)
wajib dengan pentahapan
Kepadatan ruang rawat & kualitas tempat tidur bagi KRIS JKN
 Jarak (As) antar tempat tidur 2,4 m
12 Kriteria KRIS JKN BUKAN kriteria 8  Minimal luas per tempat tidur adalah 10 m2
 Antar tepi tempat tidur Minimal 1,5 m
baru  Penerapan kriteria yang  Jumlah maksimal tempat tidur per ruangan sebanyak 4 tempat tidur
telah ditetapkan oleh Kemenkes  Tempat tidur, dapat disesuaikan (adjustable), 200 x 90 x (50-80) cm
sebelumnya
9 Tirai/partisi rel dibenamkan atau menempel di plafon dan bahan tidak berpori
10 Kamar mandi di dalam ruangan inap
11 Kamar mandi sesuai dengan standar aksesabilitas
12 Outlet oksigen
5
RANGKAIAN KONSULTASI DAN DIALOG PUBLIK
Klaster Daftar Stakeholder
Klaster I Asosiasi Faskes, Asosiasi Profesi, Asosiasi Asuransi Swasta, Asosiasi Farmasi, • Secara ide dan prinsip para stakeholder mendukung penerapan
KRIS JKN karena menjalankan amanah UU dan prinsip keadilan
Klaster II Akademisi dan Lembaga Kajian/Think Tank • Beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan:
1. Ada aspirasi untuk menerapkan satu kelas tanpa PBI dan
Klaster III Mitra Pembangunan (Kedutaan; Organisasi Multinasional, dsb Non PBI secara langsung
Klaster IV Asosiasi Peserta dan LSM/Organisasi Kemasyarakatan 2. Rencana pentahapan implementasi kebijakan (Pemda
membutuhkan tahapan pelaksanaan untuk penyesuaian
Klaster V Organisasi Pemberi Kerja dan Serikat Buruh/Pekerja APBD)
Klaster VI Kementerian/Lembaga di luar tim teknis (Kemendagri, Bappenas, 3. Waktu mulai pelaksanaan terkait Pandemi Covid-19 yang
Kemenhan, Kementerian BUMN, Kemenpan RB), Pemerintah Daerah masih berlangsung dan kesiapan RS
4. Penyesuaian tarif yang berkeadilan untuk RS
Klaster VII DPR RI dan DPD RI 5. Penyesuaian besaran iuran dengan memperhatikan
kemampuan peserta, terutama peserta kelas 3 selama ini
6. Mekanisme koordinasi antar penyelenggara jaminan
Topik Deskripsi 7. RS Pemerintah butuh waktu renovasi ruang rawat inap
Topik 1 Dasar hukum dan konsep dasar penetapan kelas rawat inap JKN sekitar 3-6 bulan (ringan-sedang-berat) sejak proses
pendanaan tersedia di APBD
Topik 2 Kriteria umum kelas rawat inap standar (KRIS) JKN
8. RS Swasta membutuhkan paling tidak 6 bulan untuk
Topik 3 Dampak perubahan struktur tata kelola dan pembiayaan (biaya dan tarif) atas mempersiapkan diri, sejak keputusan ditetapkan
penerapan kebikebijakan KRIS JKN 9. Memperhatikan disparitas geografis di Indonesia, termasuk
ketersediaan SDM
Topik 4 Aspek layanan, dampak terhadap iuran, dan koordinasi antar penyelenggara
jaminan kesehatan dalam penerapan KRIS JKN 10. Perlu harmonisasi regulasi dan kebutuhan daerah
menyesuaikan regulasi yang ada di daerah
Topik 5 Proses pentahapan dan penyiapan infrastruktur fasilitas kesehatan dan birokrasi • Peserta memberikan presiasi terhadap proses konsultasi publik
dalam penerapan KRIS JKN dengan melibatkan stakeholder terkait sebelum penyusunan
Topik 6 Harmonisasi regulasi dan sumber daya dalam penerapan KRIS JKN kebijakan

Topik 7 Pembelajaran dari beberapa negara atas implementasi kebijakan satu kelas
akomodasi rawat inap
6
SELF ASSESSMENT RS :
RESPONSE RATE PER REGIONAL*
Total Peserta (4.009)
• Pelaksanaan: 8-1 Februari 2021
• RS Bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan
Total R S (1916)

Regional 1 Regional 2 Regional 3 Regional 4 Regional 5


(996) (268) (405) (57) (190)

• Regional I terdiri dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur
• Regional I terdiri dari Sumatera Barat, Riau,Sumatera Selatan, Lampung, Bali, dan NTB
• Regional II terdiri dari NAD, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo,
Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan
• Regional IV terdiri dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
• Regional V terdiri dari Bangka Belitung, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

* Regionalisasi tarif inacbgs -7-


HASIL SELF ASSESSMENT RS
Rekapitulasi Kesiapaan R S TNI/Polri dalam
Mengimplementasikan
Kebijakan KRIS JKN

74% masuk dalam kategori KRIS JKN dengan


81% dari total sampel siap mengimplementasikan perbaikan
Kriteria dan peningkatan
dengan kendala infrastruktur
paling banyak antara skala
lain adalah kecil,
setting
kebijakan KRIS JKN. 78% diantaranya masih perlu spesifikasi
dan 26% kamar mandi dalamperbaikan
membutuhkan ruangan, rel
danseparator dan
peningkatan
penyesuaian infrastruktur dalam skala kecil kelengkapan TT.
infrastruktur skala sedang hingga besar.

8 8
HASIL SELF ASSESSMENT RS PER PROVINSI

Hasil Kesiapan RS dalam Self Assessment KRIS JKN


300

250

200

150
Jumlah RS

100

50

0
eh li g n u a a o i t h r t n h r a u g u t r a t u t n h a a t n a
Ac Ba tun nte kul kart kart ntal amb ara nga imu ara lata nga imu tar Ria pun luk ara imu apu ara Ria ara lata nga gar tar ara lata tar
i g B B U a B B B g U B U
Be
l Ba en gya I Ja oro J a e T n e e T n m M a T P
ua
i e e i
es si S si T i Ten es tera ra S tera
e
a B o K G aw a T awa nta an S an T tan tan laua La gar gara p w e e w
k Y D J w J a t t n n u g g Pa a s a e a
ng DI Ja
lim an an lima lima ep T en Ten S ul law law w e Sula um mat um
a m m K u u a S
B Ka ali li Ka Ka s a sa S S
Su
l Su S
K Ka Nu Nu

Siap Penyesuaian Kecil Penyesuaian Besar

-9-
SURVEI LANJUTAN KESIAPAN RUMAH SAKIT
DALAM IMPLEMENTASI KRIS - JKN

Tujuan Umum
• Memberikan rekomendasi kebijakan KRIS JKN yang
Manfaat Kajian
implementatif.

Menjadi bahan penyusunan kebijakan tentang perbaikan manfaat JKN


Tujuan Khusus

1. Mengetahui sikap RS terhadap kebijakan dan pentahapan Bahan pembinaan pemenuhan dan fasilitasi sarana prasarana kesehatan di RS
KRIS JKN Bahan pembinaan pemenuhan dan fasilitasi sarana prasarana kesehatan di RS
2. Menilai kesiapan RS dalam mengimplementasikan 12
kriteria KRIS JKN menurut jenis RS, kelas RS dan antar
regional Menjadi bahan pembinaan anggota PERSI dalam pemenuhan pelayanan
3. Mengetahui persepsi RS terhadap peluang dan potensi kesehatan di RS
dampak
diberlakukannya KRIS JKN
4. Mengetahui upaya RS dalam menghadapi pemenuhan Mengetahui posisi kesiapan RS disbanding kesiapan rerata RS secara nasional
standar/kriteria KRIS JKN
5. Mendapat masukan RS tingkatan dan fasilitas kelas di atas
kelas standar

10
SURVEI LANJUTAN KESIAPAN RUMAH SAKIT
DALAM IMPLEMENTASI KRIS - JKN
METODOLOGI
Jenis dan Desain Kajian
1. Kajian-kajian operasional untuk mendapatkan data dan informasi
sebagai bahan penyusunan suatu kebijakan
2. Desain studi adalah cross sectional, data dikumpulkan dalam waktu bersamaan dan
serentak di seluruh RS di Indonesia secara online

Populasi dan Sampel


3. Populasi: Seluruh RS anggota PERSI (3.172 RS)
4. RS mempertimbangkan:
• Keterwakilan RS Vertikal, BUMN, TNI/Polri, RSUD dan Swasta
TIMELINE • Keterwakilan regional (Sumatera, Jawa-Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
Juni 2022 : Kalimantan,
April 2022 : Rumah Sulawesi, Maluku, Maluku-Papua)
Sakit Vertikal Papua, Papua Barat
• Keterwakilan kelas RS

Mei 2022 : Sumatera


Jawa, Bali NTT, NTB

11
Potensi Dampak Penerapan KRIS
(1) ASPEK KEBIJAKAN (2) ASPEK TATA KELOLA
KONSEP FISIK & NON FISIK PENDANAAN & FASILITAS SDM
Konsep Kelas rawat Inap memerlukan Penyiapan supply JANGKA WAKTU
Penentuan jumlah Penyesuaian
penyesuaian kondisi yang ada saat ini side termasuk Ketersediaan tenaga
pendanaan & lini fasilitas
jumlah tempat medis & non medis
masa penyiapan KELAS RAWAT
tidur dan fasilitas
supply-side INAP JKN oleh RS
ATURAN RS
Perlu harmonisasi dengan beberapa peraturan
terkait pelaksanaan jaminan kesehatan
(3) ASPEK PEMBIAYAAN
PELAKSANAAN
• Pelaksanaan secara bertahap; PENYESUAIAN TARIF INA-CBG’s
• Pendalaman opsi pentahapan: IURAN
 RS Vertikal / RS Pendidikan Perlu penyesuaian Tarif INA
 RS Pemerintah
CBGs tidak lagi dibedakan EFISIENSI
berdasarkan kelas perawatan. Penghitungan untuk
 RS Swasta kebijakan, desain, & Proses penghitungan iuran,
• Memperhatikan; Berpeluang mengurangi penyesuaian iuran penghitungan tarif, dan
potensi kecurangan (fraud)
 KAPJ proses klaim manfaat
INA CBGS akibat perbedaan
 Kondisi Pandemi Covid-19 menjadi lebih sederhana
kelas perawatan RS;
 Kesiapan Pemerintah dan Rumah
Sakit
 Kecukupan TT dan BOR di Kab/ Kota
PENTAHAPAN IMPLEMENTASI KRIS JKN
• Implementasi penuh (12 kriteria)
di seluruh RS Vertikal
Implementasi 9 kriteria Implementasi 9 kriteria • Implementasi 9 kriteria di
di 50% RS Vertikal di 50% RSUD Provinsi seluruh RSUD Provinsi
Juli 2022 Januari 2023 Desember 2023

Desember 2022 Juli 2023 Desember 2024


Implementasi 9 kriteria • Implementasi 9 kriteria Implementasi penuh (12 kriteria)
di seluruh RS Vertikal di 50% RSUD di seluruh RS *
Kabupaten/Kota
• Implementasi 9 kriteria * Akan dikecualikan pada daerah
di 50% RS Swasta dengan kondisi khusus dan daerah
terpencil, tertinggal, perbatasan dan
kepulauan (DTPK) yang tidak
mempunyai RS dengan 12 kriteria
13 13
Sumber: Kementerian Kesehatan
SINKRONISASI JKN DAN TRANSFORMASI SISTEM
KESEHATAN
Sinkronisasi JKN dan Transformasi Sistem Kesehatan (Kemenkes):
Transformasi Layanan Rujukan (Pilar ke-2)
Transformasi SDM Kesehatan (Pilar ke-5)
Manfaat Medis
Manfaat Non-
Medis: Akses dan mutu Kebutuhan standar minimal sarana Memenuhi SDM
KRIS JKN sesuai standar prasarana dan alat kesehatan yang harus sesuai rasio
pelayanan dipenuhi di setiap ruang rawat inap kebutuhan

Tindak Lanjut
Revisi Perpres 82/2018 dan peraturan pelaksanaannya untuk mengatur:
• Manfaat JKN (KDK, KRIS, urun biaya)
• Pendanaan JKN
• Mekanisme belanja JKN, rujukan, dan tarif pelayanan
• Tata cara Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan (KAPJ)
• Kelembagaan JKN
• Koordinasi monitoring, evaluasi, dan pengawasan penyelenggaraan JKN
• Pencegahan, Pendeteksian, dan Penindakan, kesalahan, Kecurangan, dan Korupsi (P3K3 JKN)
14 14
KEBUTUHAN HARMONISASI PERUNDANGAN
NO PERUNDANGAN/ RANCANGAN PER-UU PERIHAL

1 Perpres 82/ 2018 tentang Jaminan Kesehatan • Manfaat


• Iuran

2 Perpres 64/2020 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 82 tahun 2018 • Manfaat
tentang Jaminan Kesehatan • Iuran

3 Permenkes 3/ 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit • Penyelenggaraan Rawat Inap RS
• Penyediaan jumlah TT
Permenkes No.51 Tahun 2018 Mengenai Pengenaan Urun Biaya Dan Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan
4
Selisih Biaya Dalam Program Jaminan Kesehatan Kesehatan

PMK No 141/PMK.02/2018 tentang Koordinasi Antar Penyelenggara Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan


5 Jaminan Dalam Pemberian Manfaat Pelayanan Kesehatan Kesehatan

Permenkes 52/ 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam


6 Tarif pelayanan rawat inap JKN
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
7 Permenkes 85/ 2015 tentang Pola Tarif Nasional Rumah Sakit Pola Tarif RS
- 15 -
Gedung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
Lantai 11, Jalan Medan Merdeka Barat No.3, Jakarta Pusat - 10110

contact@djsn.go.id | sekretariatdjsn@gmail.com

0822-21-500500

P.O BOX DJSN500500 Jakarta 10000


Dewan Jaminan Sosial Nasional
Republik Indonesia
KONSESUS RANCANGAN 12 KONSEP
KRITERIA JKN (1)
No. Kriteria KRIS JKN Uraian
Struktur bangunan rumah sakit yang baik tidak memiliki porositas (pori)
Tidak boleh memiliki porositas bangunan yang yang tinggi. Sehingga semakin tidak berpori atau padat struktur
1 Bahan bangunan bangunan (contoh: dinding) maka jaminan mutu dan keselamatan
tinggi
pasien semakin baik
Ventilasi udara harus memenuhi standar frekuensi pertukaran udara sebagaimana
Menjamin pertukaran udara untuk mekanik minimal ditetapkan dalam kriteria melalui pengukuran menggunakan alat bantu
2 Ventilasi udara pertukaran 6 kali per jam dan untuk ventilasi alami harus velocitymeter/ anemometer.
lebih dari nilai tersebut
Pencahayaan ruangan Pencahayaan ruangan buatan harus mengikuti kriteria yang ditetapkan dengan
Mengoptimalkan pencahayaan alami. Jika pencahayaan standar 250 lux untuk penerangan dan 50 lux untuk pencahayaan tidur diukur
3 buatan maka intensitas pencahayaannya 250 lux untuk dengan luxmeter pada bidang kerja (tempat tidur).
penerangan dan 50 lux untuk tidur

Spesifikasi kelengkapan tempat Setiap tempat tidur dilengkapi dengan: Tempat tidur dalam instalasi rawat inap harus menjamin kelengkapan spesifikasi
tidur sebagaimana ditetapkan dalam kriteria.
· Minimal 2 kotak kontak dan tidak boleh
4 percabangan/ sambungan langsung tanpa
pengamanan arus
· Nurse call yang terhubung dengan nurse
Nakas ialah meja kecil yang harus tersedia untuk setiap tempat tidur.
5 Nakas per Tempat Tidur 1 buah

Pengaturan suhu dalam ruangan rawat inap harus berada pada rentang 20 hingga
26 derajat Celsius.
6 Suhu Ruangan 20-260 C

17
KONSESUS RANCANGAN 12 KONSEP
KRITERIA JKN (2)
No. Kriteria KRIS JKN Uraian
Ruangan telah terbagi atas jenis Ruang rawat inap terpisah berdasarkan jenis kelamin, usia, jenis
Ruangan terpisah berdasarkan jenis kelamin, usia, penyakit (infeksi, noninfeksi, bersalin)
7 kelamin, usia, jenis penyakit
jenis penyakit (infeksi, noninfeksi, bersalin)
(infeksi, noninfeksi, bersalin)
Jarak (as) antar tempat tidur: Jarak As (posisi tengah) antar tempat tidur dalam instalasi ruang
rawat inap diatur sebagaimana kriteria yang ditetapkan
2,4 m
Luas dalam satuan meter persegi untuk tempat tidur di masing-
Minimal Luas m per tempat tidur:
2
masing kelas harus lebih dari atau sama dengan standar yang
ditetapkan.
10 m2

Jarak antara tepi samping satu tempat tidur dengan tempat tidur
terdekat harus lebih dari atau sama dengan standar yang
8 Kepadatan Ruang Rawat dan Antar Tepi Tempat Tidur minimal: ditetapkan. Jarak antar tepi samping satu tempat tidur dengan
Kualitas TT dinding samping minimal 75cm. bagian kepala (bed head) dapat
1,5 m
menempel pada dinding.

Jumlah maksimal tempat tidur dalam satu ruangan harus kurang


Jumlah maksimal TT per ruangan: dari atau sama dengan standar yang ditetapkan.
4

Standar Tempat Tidur : Standar tempat tidur yang digunakan 3 engkol.


Sekurang-kurangnya P:200 L:90 T:50-80 (adjustable)

18
KONSESUS RANCANGAN 12 KONSEP
KRITERIA JKN (3)
No. Kriteria KRIS JKN Uraian
Tirai atau partisi antar tempat tidur dapat diatur dengan rel yang dibenamkan
Tirai/partisi antar tempat Rel Dibenamkan atau menempel di Plafon dan sebaiknya atau menempel di plafon dengan jaminan bahan tidak berpori/ tidak
9
tidur bahan non porosif menyerap air.
Kamar mandi dalam
10 ruangan Kamar mandi dalam ruangan rawat inap

Letak kamar mandi harus berada di dalam ruangan rawat inap


Kamar mandi memenuhi standar aksesibilitas sebagai
dengan spesifikasi sebagaiamana ditetapkan dalam kriteria.
berikut***)
a. Ada tulisan/symbol “disable” pada bagian luar
b. Memiliki ruang gerak yang cukup untuk
Kamar mandi sesuai pengguna kursi roda
11 dengan standar c. Dilengkapi pegangan rambat (handrail)
aksesabilitas d. Permukaan lantai tidak licin dan tidak boleh
menyebabkan genangan
e. Dianjurkan untuk memiliki tombol bantuan
darurat pada tempat yang mudah dicapai

Outlet oksigen tersentral


12 Outlet oksigen

19

Anda mungkin juga menyukai