Anda di halaman 1dari 4

Sejarah pengumpulan

dan pembukuan Al-


qur’an
Dosen Pembimbing :

Dr.Kusnadi,M.A
z
Disusun oleh :
Tri Wahyuni
(2020503044)
Periodisasi Al-quran sepanjang perjalanan turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, para
ulama membagi sejarahz Al-quran dalam 2 (dua) periode, yaitu periode sebelum hijrah dan periode
selepas hijrah. Ayat-ayat Al-quran yang turun sebelum hijrah dikenal dengan sebutan ayat-ayat
Makiyah, sementara ayat-ayat Al-quran yang turun usai hijrah dikenal dengan ayat-ayat Madaniyah.
Pada periode sebelum hijrah terdapat 86 surah makiyah yang diturunkan selama 12 tahun lima bulan.
Pada umumnya, isi ayat-ayat makiyah berkenaan dengan akidah dan penguatan tauhid. Wahyu Al-
quran di periode sebelum hijrah merupakan pokok ajaran Islam untuk mengokohkan keimanan umat
yang ditindas oleh orang-orang kafir Quraisy. Pada kedua, terdapat 28 surah yang turun selama 9
tahun 9 bulan, ayat-ayat madaniyah umumnya berkaitan dengan muamalat, syariat, dan hukum-
hukum Islam.

Lebih lanjut, pria asal kota kretek Kudus tersebut menjelaskan tentang sejarah pembukuan Al-Quran
yang pada masa Rasulullah SAW, belum terkumpul rapi seperti sekarang karena proses perjalanan
wahyu yang masih berlangsung selama hidup. Pengumpulan Al-quran di masa kenabian ini dikenal
dengan dua cara, yaitu melalui tulisan (jam’u fi as-suthur) dan melalui hafalan (jam’u fi ash-shudur).
Sahabat-sahabat penulis wahyu diantaranya adalah Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin
Abu Sufyan, Ubay bin Ka’ab. Adapun media tulis yang digunakan saat itu adalah pelepah kurma,
lempengan batu, daun lontar, kulit bintang, kayu, pelana, potongan tulang binatang, dan lain
sebagainya. Selain langsung dituliskan, banyak sahabat yang langsung menghafalkannya ketika
dibacakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Pembukuan Al-Qur’an z dilakukan secara tersusun berdasarkan Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas
dari Utsman bin Affan bahwa apabila diturunkan kepada Nabi suatu wahyu, ia memanggil sekretaris untuk
menuliskannya, kemudian bersabda “letakkanlah ayat ini dalam surat yang menyebutkan begini atau begitu”.
[14] Pembukuan Al-Qur’an tersebut tidak disusun berdasarkan kronologis turunnya wahyu.

Upaya pembukuan Al-Qur’an melalui satu versi bacaan untuk seluruh umat Islam dilatar belakangi oleh karena
di setiap wilayah terkenal qira’ah sahabat yang mengajarkan Alquran kepada setiap penduduk di wilayah
tersebut. Penduduk Syam memakai qira’ah Ubay bin Ka‘b, yang lainnya lagi memakai qira’ah Abu Musa al-
Asy’ary. Maka tidak diragukan timbul perbedaan bentuk qira’ah di kalangan mereka, sehingga membawa
kepada pertentangan dan perpecahan di antara mereka sendiri. Bahkan terjadi sebagian mereka mengkafirkan
sebagian yang lain, disebabkan perbedaan qira’ah tersebut.
z

THANK YOU
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai