Anda di halaman 1dari 42

1

PENDEKATAN ANAMNESIS
BEBERAPA KASUS KEJANG

Oleh:
Rahmadani Zulfitri, dr

Pembimbing:
Dr. Kurnia Kusumastuti, dr., Sp.S (K)
PENDAHULUAN
2

Kejang / Seizure

Epileptic Seizure/ Non Epileptic Seizure/


True Seizure Pseudo Seizure

Acute
Aritmia Serangan Bangkitan
Epilepsi Symptomatic Sinkop
Seizure Cardiac Panik Psikogenik

Sindro
m
Epilepsi
3

Bangkitan Epileptik VS Sinkop


Bangkitan Epileptik VS Sinkop 4
Anamnesis Bangkitan Epileptik Sinkop
Pencetus Kelelahan, kurang tidur, Emosi, cedera, nyeri, keramaian,
hormonal, stres psikologis, panas,dehidrasi, ketakutan,
alkohol, compliance olahraga
Suasana Apapun Posisi tegak, kondisi ramai,
panas, stress emosi
Berhubungan dengan postur Tidak Sering
Waktu Kapan saja Umumnya siang hari
Awal Mendadak, aura +/- Berangsur, merasa gelap/mual,
penglihatan buram, berkeringat
Warna Kulit Normal, pucat, sianosis Biasanya pucat
Keringat Jarang Sering
Muntah Jarang Sering
Bradley’s Neurology in Clinical Practice 7th Ed, 2014; Master Class Epilepsi, 2014
Bangkitan Epileptik VS Sinkop 5
Anamnesis Bangkitan Epileptik Sinkop
Inkontinensia Sering terjadi Jarang
Lidah tergigit Sering terjadi Sangat jarang
Fenomena motorik Tonik, klonik, tonik klonik Lemas tanpa gerakan
Pernafasan Mendengkur, mulut berbusa Dangkal, lambat
Cedera Sering terjadi Jarang
Pasca serangan Bingung, mengantuk, tidur Cepat sadar tanpa rasa bingung
Lama serangan Beberapa detik- menit Beberapa detik
Tanda neurologis fokal Ada/ tidak Tidak
Tanda kardiovaskular Tidak Sering
EEG Sering abnormal Normal, mungkin generalized
slowing selama serangan
Bradley’s Neurology in Clinical Practice 7th Ed, 2014; Master Class Epilepsi, 2014
6

 Video Sinkop
7

Bangkitan Epileptik VS Aritmia Cardiac


Bangkitan Epileptik VS Aritmia Cardiac 8

Karakteristik Bangkitan Epileptik Aritmia Cardiac


Faktor pencetus Kelelahan, kurang tidur, hormonal, stres Olahraga
psikologis, alkohol, compliance
Karakteristik klinis Stereotipi, paroksismal (detik), bisa disertai Palpitasi
menjelang serangan aura
Karakteristik klinis Gerakan tonik (kaku) diikuti gerakan jerking Pucat, bisa disertai kaku
pada saat serangan yang ritmis, Gerakan otomatism, cyanosis , atau menghentak hentak
Bisa terjadi dimana saja dan kapan saja sebentar
Gejala sisa setelah Mengantuk , Lidah tergigit, Nyeri enggota Lesu
serangan gerak, defisit neurologis fokal (todd’s
paralisis)
Riwayat penyakit Trauma kepala, alkohol, ketergantungan obat, Penyakit jantung
dahulu kejang demam, infeksi SSP, stroke kongenital

Pedoman Tatalaksana Epilepsi, 2014


9

Bangkitan Epileptik VS Serangan Panik


Bangkitan Epileptik VS Serangan Panik 10

Karakteristik Bangkitan Epileptik Serangan Panik


Faktor pencetus Kelelahan, kurang tidur, hormonal, stres Situasi Sosial
psikologis, alkohol, compliance
Karakteristik klinis Stereotipi, paroksismal (detik), bisa disertai Ketakutan, perasaan tidak
menjelang serangan aura realistis, sulit bernafas, kesemutan
Karakteristik klinis Gerakan tonik (kaku) diikuti gerakan jerking Agitasi, nafas cepat, kaku pada
pada saat serangan yang ritmis, Gerakan otomatism, Cyanosis , tangan
Bisa terjadi dimana saja dan kapan saja
Gejala sisa setelah Mengantuk , Lidah tergigit, Nyeri anggota -
serangan gerak, defisit neurologis fokal (todd’s
paralisis)
Riwayat penyakit Trauma kepala, alkohol, ketergantungan Ansietas
dahulu obat, kejang demam, infeksi SSP, stroke

Pedoman Tatalaksana Epilepsi, 2014


11

Video Serangan Panik


12

Bangkitan Epileptik VS Bangkitan Psikogenik


Bangkitan Epileptik VS Bangkitan Psikogenik 13
Anamnesis Bangkitan Epileptik Bangkitan Psikogenik
Pencetus Kelelahan, kurang tidur, hormonal, Biasanya emosi
stres psikologis, alkohol, compliance
Suasana Saat tidur atau bangun Biasanya terjadi ketika di depan
Sendirian banyak orang, jarang waktu tidur
Waktu Kapan saja Umumnya siang hari
Onset Mendadak, aura +/- Perlahan, berangsur dengan
meningkatnya emosi, aura -
Durasi Pendek/ singkat Dapat memanjang/ lama
Jeritan pada awal Sering Jarang
Inkontinensia Sering Tidak terjadi
Lidah tergigit Sering Jarang
Cedera Sering Jarang

Bradley’s 2014; Master Class Epilepsi, 2014


Bangkitan Epileptik VS Bangkitan Psikogenik 14
Anamnesis Bangkitan Epileptik Bangkitan Psikogenik
Vokalisasi Hanya saat otomatisme Biasa selama serangan
Fenomena motorik Stereotip, aktivitas tonik klonik yang Bervariasi, tidak terkoordinasi,
terkoordinasi mengangkat pelvis
Mata Terbuka Tertutup
Kesadaran Menurun Normal
Pengekangan Tidak berpengaruh Melawan, kadang-kadang
menghentikan serangan

Henti Serangan Pendek, bingung, mengantuk, tidur Berangsur, seringkali dengan emosi,
tanpa rasa bingung
Postictal confusion Sering Jarang
Postictal headache Sering Jarang
Postictal crying Jarang Sering
Bradley’s 2014; Master Class Epilepsi, 2014
Bangkitan Epileptik VS Bangkitan Psikogenik 15
Anamnesis Bangkitan Epileptik Bangkitan Psikogenik
Hubungan dengan Biasanya berhubungan Tidak berhubungan
perubahan obat
Hubungan dengan Kadang-kadang meningkat Tidak berhubungan
menstruasi pada perempuan
Frekuensi serangan Tidak begitu sering Lebih sering, bisa sepanjang hari
EEG interictal Sering abnormal Normal
EEG ictal Abnormal Normal

Serangan muncul o/k sugesti Tidak Kadang-kadang

Adanya keuntungan Tidak Sering


sekunder
Gangguan psikiatri Jarang Sering
Bradley’s Neurology in Clinical Practice 7th Ed, 2014; Master Class Epilepsi, 2014
16

Video Bangkitan Psikogenik


17
BANGKITAN EPILEPTIK
= EPILEPTIC SEIZURE

Terjadinya tanda/ gejala yang bersifat


sesaat akibat aktifitas neuronal yang
abnormal dan berlebihan di otak

ILAE, 2005; Pedoman Tatalaksana Epilepsi, 2014


KLASIFIKASI TIPE BANGKITAN
18

Fisher, RS, 2017. ILAE


KLASIFIKASI TIPE BANGKITAN
19

Fisher, RS, 2017. ILAE


20
MOTOR ONSET

Automatism : Aktivitas motorik yang terkoordinasi, mendadak,


berulang, dan subjek biasanya tidak sadar.

Atonic : Hilang atau berkurangnya tonus otot mendadak tanpa adanya


mioklonik atau tonik sebelumnya. Berlangsung 1-2 detik, melibatkan
kepala, tubuh, rahang, atau otot anggota badan

Epileptic Spasms : Gerakan fleksi, ekstensi, atau ekstensi dan fleksi,


mendadak. Seperti merengkuh, kepala mengangguk, atau gerakan mata
halus

Fisher, RS, 2017. ILAE


21

 Video Automatisme
 Video Atonic
22
MOTOR ONSET

Clonic : Jerking, simetris atau asimetris, berulang kali dan melibatkan


kelompok otot yang sama
Hyperkinetic : Gerakan yang kompleks dari otot ekstremitas
proksimal, seringkali bersifat kekerasan dan aneh.

Myoclonic : gerakan tiba-tiba, singkat (<100 msec) berupa kontraksi


otot tunggal atau multipel yang tidak disadari

Tonic : Peningkatan kontraksi otot yang berlangsung beberapa detik


sampai beberapa menit

Fisher, RS, 2017. ILAE


MOTOR ONSET 23

Tonic-clonic : diawali dengan tonik diikuti dengan klonik

Myoclonic-tonic-clonic : gerakan mendadak satu atau beberapa


anggota tubuh secara bilateral, diikuti dengan kejang tonik-klonik.

Myoclonic-atonic : tipe kejang umum dengan mioklonik yang


mengarah ke komponen motorik atonik. Sebelumnya disebut
myoclonic-astatic

Fisher, RS, 2017. ILAE


24

Video Myoclonic
NON MOTOR ONSET 25

Autonomic : perubahan sistem saraf otonom yang melibatkan kardiovaskular,


pupil, gastrointestinal, vasomotor, dan termoregulasi

Behavior arrest : menunjukkan perubahan perilaku sebagai tanda yang


menonjol dari seluruh kejang.

Cognitive : berhubungan dengan proses berfikir dan fungsi kortikal, seperti


bahasa, persepsi spasial, memori, dan praksis.

Emotional : menunjukkan emosi sebagai tanda awal yang menonjol, seperti


rasa takut, sukacita spontan atau euforia, tertawa, atau menangis

Sensory : Persepsi sensorik yang tidak disebabkan oleh adanya rangsangan

Fisher, RS, 2017. ILAE


26
NON MOTOR ONSET

 Absance typical : terdiam atau bengong dengan tiba-tiba, gangguan


aktivitas yang sedang berlangsung, tatapan kosong atau mata melirik ke
atas. Biasanya tidak respons saat diajak bicara. Durasi adalah beberapa
detik sampai setengah menit dengan pemulihan yang sangat cepat.

Absance atypical : terdiam atau bengong dengan onset yang perlahan-


lahan, diawali dengan perubahan nada suara.

Eyelid myoclonia : jerking pada kelopak mata dengan frekuensi


minimal 3 kali per detik. Umumnya mata ke atas, biasanya berlangsung
<10 detik, bisa sadar atau tidak sadar.

Fisher, RS, 2017. ILAE


27

 Video Absance
 Video Eyelid myoclonia
28

Epilepsi
29
EPILEPSI
(Definisi Konseptual)

Penyakit otak yang ditandai dengan


kecenderungan untuk menimbulkan
bangkitan epileptik yang terus menerus,
dengan konsekuensi neurobiologis,
kognitif, psikologis, dan sosial

ILAE, 2005
EPILEPSI 30
(Definisi Operasional / Definisi Praktis)

Epilepsi adalah suatu penyakit otak yang ditandai dengan


kondisi/gejala berikut:
1. Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan
refleks dengan jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih
dari 24 jam
2. Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan
kemungkinan terjadinya bangkitan berulang dalam 10 tahun ke
depan sama dengan (minimal 60%) bila terdapat 2 bangkitan tanpa
provokasi/ bangkitan refleks
3. Sudah ditegakkan diagnosis sindrom epilepsi
ILAE, 2014
31

Scheffer IE, et al., 2017. ILAE


32
Sindrom Epilepsi

Fokal dan
Fokal General
General

- Sindrom West Sindrom


- Epilepsi Rolandic - Epilepsi Lena pada anak Lennox-
- Epilepsi Lobus Temporal - Epilepsi Mioklonik pada Gastaut
Remaja
Data klinis yang penting 33
pada Sindroma Epilepsi

 Usia Awitan
 Cara diturunkan/Etiologi
 Bentuk bangkitan
 Frekwensi bangkitan
 Faktor pencetus
 Pemeriksaan penunjang (laboratorium,
EEG, imaging)

Pedoman Tatalaksana Epilepsi, 2014; Master Class Epilepsi, 2014


34
Anamnesis Epilepsi Rolandic Sindrom West
Usia Awitan 3-13 tahun, puncaknya pada 9-10 tahun Usia 4-6 bulan;
Laki-laki : Perempuan = 3 : 2 Laki-laki : perempuan = 3 : 2

Cara Genetik Idiopatik, Kriptogenik (10-40%),


diturunkan/Etiologi Laki-laki : Perempuan = 3 : 2 Simtomatis (70-80%)
Bentuk bangkitan Fokal General (spasme infantil)
Frekwensi Tidak sering terjadi, 10-13% anak Umumnya terjadi 20-40 kali, kadang
bangkitan hanya mengalami 1 bangkitan, 21% sampai 100 kali dengan interval 5-30
mengalami bangkitan berkali-kali detik.

Faktor pencetus > 50% saat tidur, 10-20% saat bangun, Saat akan tidur, segera setelah bangun
15% saat bangun dan tidur tidur, suara keras, sentuhan

EEG Spike wave yang terletak di Iktal: electrodecremental pattern


sentrotemporal atau area Rolandic Interiktal: Hypsarrhythmia

Imaging umumnya normal hidraensefali, schizencephaly, agenesis


corpus callosum, disgenesis kortikal
35

 Video Sindrom West


36

Acute Symptomatic Seizure


Acute Symptomatic Seizure 37

= transient epileptic seizure = kejang dengan provokasi


= kejang reaktif = kejang terkait situasi
 Tanda/gejala yang terjadi sementara/sesaat yang ada hubungannya
dengan gangguan sistem saraf pusat akut, seperti metabolik, racun,
struktural, infeksi, atau karena peradangan
 Interval antara adanya gangguan dan kejang bervariasi sesuai dengan
kondisi klinis yang mendasari

Beghi et al., Recommendation for a definition of acute symptomatic sezure. Epilepsia, 51(4): 671-675, 2010.
Kondisi yang dapat menyebabkan transient epileptic seizure: 38
- Kejang demam pada early childhood
- Sleep deprivation
- Hipoglikemi
- Hiponatremi
- Ensefalopati Metabolik
- Infeksi Sistem Saraf Pusat
- Putus obat atau alkohol
- Ketergantungan obat (mis: amphetamine, cocaine)
- Obat-obatan (mis: aminophyline, phenothiazine, dan beberapa
analgetik)
- Acute Traumatic Seizure (nyeri kepala ringan-sedang diikuti
dengan tonik klonik seizure)

Blume WT, 2003. Diagnosis and Management of Epilepsy


39

Beghi et al., Recommendation for a definition of acute symptomatic sezure. Epilepsia, 51(4): 671-675, 2010.
Frekuensi relatif dari penyebab umum ASS 40

Penyebab Persentase ASS

Stroke 15–30%

Alkohol dan Obat-Obatan 15–30%

Trauma kepala 15%

Infeksi 15%

Metabolik 10%

(Manford,2003)
General rules Seizure in the setting of two causes where one cause would classify
the seizure as acute symptomatic. If a person has preexisting epilepsy, a seizure
41
that meets criteria for acute symptomatic will still be so classified.

Cerebrovascular disease, cerebral hypoxia Dalam 7 hari onset

Traumatic Brain Injury, Intracranial surgery Dalam 7 hari onset

Infeksi Intrakranial Dalam 7 hari, sesuai klinis dan hasil


laboratorium

Multiple Sclerosis Dalam 7 hari dari relaps

Metabolik Sampel darah dalam 24 jam dari kejang

Alkohol Dalam 1-46 jam setelah minum terakhir

Beghi et al., Recommendation for a definition of acute symptomatic sezure. Epilepsia, 51(4): 671-675, 2010.
42

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai