Anda di halaman 1dari 32

Erna T

Erna Tresnaningsih Suharsa


11
Erna T
Kasus malaria

= Penderita dgn demam atau riwayat demam


pada 48 jam terakhir (dg atau tanpa gejala
seperti mual, muntah & diare, sakit kepala,
sakit punggung, menggigil, sakit otot) dg
hasil positif pada pemeriksaan laboratorium
parasit malaria dg :
* sediaan apus darah (tebal atau tipis) atau
* Rapid Diagnostic Test (WHO)

21.
Erna T
Vektor
• Arthropoda yg dapat menularkan /
memindahkan dan atau menjadi sumber
penular penyakit terhadap manusia
seperti: serangga, tikus, anjing, kucing,
babi, kera, atau binatang lainnya
(KepMenPan No 18/Kep/M Pan/11/2000)

Pengendalian vektor
• tindakan pengendalian untuk mengurangi
atau melenyapkan gangguan yang
ditimbulkan arthropoda penular penyakit
termasuk reservoir 31.
Erna T
Tujuan Pengendalian Vektor

 Mengendalikan vektor dengan cara:


- menurunkan populasi,
- mencegah gigitan,
- mencegah nyamuk menjadi infektif
(terbentuk sporozoit dalam kelenjar ludah),
atau
- mengubah lingkungan sehingga tidak
cocok utk tempat berkembang biak atau
tempat istirahat vektor, sehingga mampu
menurunkan tingkat penularan malaria.
41.
Erna T
REESAA
• Rational:pelaksanaan pemberantasan vektor pd daerah kasus malaria
tinggi, daerah potensial KLB atau lokasi tertentu yg diprioritaskan
• Efektif :Kombinasi dua atau lebih metoda dapat dilakukankan apabila
dgn cara tersebut mampu menurunkan penularan.
• Efisien :biaya operasionalnya paling murah
• Sustainable:dpt dilaksanakan dg berkesinambungan sp mencapai tingkat
penularan yg rendah
• Acceptable :kegiatan pemberantasan vektor harus diterima masyarakat
hingga masy.setempat mendukung & ikut berpartisipasi dlm kegiatan tsb.
• Affordable :mampu melaksanakan kegiatan pemberantasan vektor:  pd
lokasi yg mudah terjangkau, sarana transportasi relatif baik sehingga
bahan & alat serta keperluan logistik lainnya dpt dibawa ke lokasi tsb.
51.
 
Erna T
Manajemen Vektor Terpadu
(Integrated Vector Management (IVM))
• Upaya pengendalian vektor dg
menggunakan satu atau lebih metode yg
bersinergi sehingga mampu menurunkan
potensi penularan malaria.
• Pengendalian ini bersifat rasional, ramah
lingkungan dan berkelanjutan
• Kegiatan ini dapat dilakukan bersama
masy. & dg lintas sektor, a.l : Dinas
pertanian, industri pariwisata, KimPraswil dll

61.
Erna T
Kegiatan pengendalian vektor
1. Pengenalan wilayah (Geographical Reconnaisance)
2. Pemetaan tempat perindukan
3. Aplikasi /penerapan metoda intervensi:
a. penyemprotan rumah dgn insektisida
b. penggunaan kelambu
c. larviciding
d. penyebaran ikan pemakan larva nyamuk
e. pengelolaan lingkungan

4. Pelatihan SDM

71.
1. Pengenalan Wilayah Erna T

(GR = Geographical Reconnaissance)

 kegiatan yg meliputi pemetaan langsung


penduduk dan survei tambahan untuk
menentukan situasi tempat tinggal
penduduk dari suatu daerah yg dicakup
oleh program pengendalian malaria.

81.
Keterangan yg perlu dikumpulkan Erna T

tentang wilayah adalah:


• Dimana suatu objek (bangunan) berada dan
bagaimana cara mencapainya
• Keadaan jalan (dapat dilalui kendaraan roda
4 atau tidak)
• Ukuran jarak dari suatu objek (bangunan) ke
objek yang lain
• Sifat topografi
• Daerah datar
• Daerah bergunung
• Sumber air seperti sungai, danau, rawa-rawa,
sumur
• Tempat perindukan vektor
91.
 
Keterangan yg dikumpulkan Erna T

ttg rumah:
• Letak rumah dan nomor urutnya
• Jumlah rumah
• Tipe rumah
• Bahan bangunan untuk dinding, langit-langit dan
atapnya
• Rumah permanen, sementara, rumah panggung
• Luas permukaan rumah yang harus disemprot
• Jumlah kandang dan ternaknya
• Letak dan jumlah masjid, gereja, pos kamling,
dangau dan bangunan-bangunan yang
digunakan untuk kegiatan malam hari 101.
Keterangan yg dikumpulkan Erna T

ttg penduduk:

• Nama kepala keluarga


• Jumlah anggota keluarga
• Klasifikasi penduduk menurut golongan
umur
• Penghuni tetap atau penghuni sementara
• Keadaan sosial ekonomi

111.
2. Pemetaan Erna T

Tempat Perindukan Vektor

• Untuk mengetahui tempat perindukan


vektor malaria di setiap wilayah desa /
dusun yang meliputi:
- Letak tempat perindukan yg positif jentik
& yang potensial
- Jumlah tempat perindukan
- Tipe tempat perindukan
- Luas tempat perindukan

121.
Erna T
Tipe Tempat perindukan
A. Tipe permanen
• Rawa-rawa
• Sawah non teknis dengan aliran air gunung
• Mata air
• Kolam
B. Tipe temporer
• Muara sungai tertutup pasir di pantai
• Genangan air payau di pantai
• Kobakan air di dasar sungai waktu musim kemarau
• Genangan air hujan
• Sawah tadah hujan
131.
 
Out put pemetaan tempat Erna T

perindukan (TP)

Hasil dari pemetaan TP berupa peta / sket wilayah desa/dusun yg


mencamtumkan:
• Letak TP yang ada dilengkapi dengan gambar-gambar:
• Posisi jalan, sungai dan sawah
• Letak kelompok rumah / pemukiman penduduk
• Batas wilayah desa/dusun
• Garis pantai (bila di kawasan pantai)
• Keterangan simbol/kode yang dipakai dalam peta
• Tanggal pembuatan peta

• Dilampiri dengan
• Jumlah TP
• Tipe TP
141.
• Luas TP
Waktu Pelaksanaan Erna T
Pemetaan Tempat Perindukan

Peta TP dibuat atau direvisi pada saat TP potensial yang

diperkirakan dengan:
• Grafik median data klinis/kasus positif selama 3-5 tahun
terakhir di Puskesmas setempat. Pemetaan dilakukan 1-2
bulan sebelum puncak grafik tersebut
• Grafik median indeks curah hujan 3 tahun terakhir. Melihat
kondisi lingkungan TP di pantai antara lain terdapat
ganggang / lumut di permukaan air.
• Dalam satu wilayah desa/dusun, bila terdapat 2 tipe TP
yang potensial pada musim berbeda, harus dilakukan 2 kali
pemetaan yaitu pada musim kemarau dan musim hujan.

151.
Erna T
3. Penerapan metoda intervensi:

a. penyemprotan rumah dgn insektisida


b. penggunaan kelambu
c. Larviciding
d. penyebaran ikan pemakan larva nyamuk
e. pengelolaan lingkungan

161.
a. Penyemprotan rumah dgn Erna T

insektisida (racun serangga)


Penyemprotan rumah dgn effek residual / IRS
(indoor residual spraying):
suatu cara pemberantasan vektor dg
menempelkan racun serangga ttt dg jumlah
(dosis) ttt secara merata pada permukaan
dinding yg disemprot.

Cara ini masih dipakai karena paling cepat &


besar manfaatnya utk memutuskan rantai
penularan.
171.
Erna T
Tujuan penyemprotan

 Untuk memutuskan penularan karena


umur nyamuk menjadi lebih pendek
sehingga tidak sempat menghasilkan
sporozoit di dalam kelenjar ludahnya

181.
Erna T
Sasaran penyemprotan
• Sasaran Lokasi
• Daerah desa endemis malaria tinggi
• Desa dgn angka positif malaria >5 per seribu penduduk
• Adanya bayi positif malaria

• Daerah potensial KLB


• Pernah terjadi KLB 2 tahun terakhir
• Terjadi perubahan lingkungan hingga memungkinkan adanya tmpat perindukan
• Daerah bencana
• Bercampurnya penduduk dari daerah non endemis dgn daerah endemis

• Penanggulangan kLB
• Daerah yg terjadi peningkatan kasus
• Adanya kematian karena malaria

• Sasaran bangunan
• Semua bangunan yg pada malam hari digunakan sbg tempat
menginap atau kegiatan lain (mesjid, gardu ronda)
• Kandang ternak besar sekitar rumah tinggal
191.
Erna T
Penyemprotan rumah efektif

 bila:
• Penularan terjadi di dalam rumah (indoor
biting, kejadian bayi positif)
• Vektor resting di dinding
• Penduduk menerima penyemprotan dan tidak
berada di luar rumah malam hari
• Penyebaran rumah tidak menyulitkan
operasional penyemprotan

201.
Erna T
Waktu penyemprotan
• Waktu pelaksanaan penyemprotan harus
berdasarkan datas kasus malaria yaitu:
- 2 bulan sebelum puncak kasus dan
- data pengamatan vektor yaitu 1 bulan
sebelum puncak kepadatan vektor

211.
Erna T
b. Penggunaan Kelambu

Penggunaan kelambu dalam program


pengendalian malaria adalah dalam rangka :
- melindungi pemakai kelambu dari gigitan &
- membunuh nyamuk yg hinggap pd kelambu
untuk mencegah terjadinya penularan

• Satu kelambu untuk 2 orang dewasa

221.
Sasaran penggunaan & Erna T

pembagian kelambu
• Lokasi
• Daerah atau desa endemis tinggi malaria
• Desa terpencil (remote)
• Desa / dusun terjadi kLB
• Di daerah yang penyemprotan rumah tidak
efektif

• Penduduk
• Ibu hamil
• Bayi dan anak balita
• Keluarga miskin
231.
Erna T
Program Penggunaan Kelambu
Agar program ini efektif perlu dipertimbangkan hal berikut:
• Masyarakat mau menerima pemakaian kelambu
• Dari hasil pengamatan entomologi menunjukan adanya
kebiasaan menggigit & istirahat di dalam rumah (endofilik
dan endofagik)
• Daerah tsb memiliki angka malaria tahun terakhir masih
tetap tinggi
• Pelaksanaan penyemprotan rumah tidak mungkin
dilakukan karena transportasi yg sulit / daerah sulit
dijangkau
• Konstruksi rumah yg tidak cukup melindungi penghuninya
dari gigitan nyamuk
241.
• Kebiasaan tidur masyarakat lebih malam
Kegiatan awal sebelum kelambu Erna T
dibagikan:
Sebelum kelambu dipakai, terlebih dahulu hrs melakukan sensus
untuk mengetahui jumlah kepala keluarga serta anggota keluarga
agar dapat menghitung jumlah kebutuhan kelambu

Waktu pembagian kelambu


Pembagian kelambu paling lambat 1 bulan sebelum
puncak vektor

Jenis kelambu yang dipakai


Jenis kelambu yg digunakan dlm pengendalian malaria
adalah:
- Kelambu celup
- Kelambu berinsektisida (LLITN = Long Lasting Inseciticide
251.
Treated Net)
Erna T
c. Larviciding
• Larviciding adalah aplikasi larvisida pd tempat perindukan
potensial vektor guna membunuh / memberantas larva
nyamuk dgn menggunakan bahan kimia seperti
Diflubenzuron (Andalin / Dimilin) atau agen biologis Bacillus
thuringiensis H-14 (Bti H-14).
• Diflubenzuron adalah suatu zat penghambat pembentukan
chitin. Apabila larva nyamuk terkena dosis yang cukup, maka
larva akan mati pada waktu menjadi pupa atau dapat
menetas menjadi nyamuk tidak normal yg tidak dapat
terbang.
• Sedangkan Bti H-14 adalah sejenis bakteri yang sporanya
bersifat racun / toksin terhadap larva nyamuk. Larva nyamuk
akan mati apabila memakan / menelan toksin ini. Jadi
racunnya merupakan racun perut. Karena itu tidak
berpengaruh terhadap larva instar IV akhir dan pupa yg
istirahat makan 261.
Waktu Aplikasi Larvaciding Erna T

ditentukan sebagai berikut:

• Lagun yang terbentuk dari muara sungai yang tertutup pasir,


waktu aplikasinya adalah:
- Awal kemarau sampai awal musim hujan atau
- Sejak menutup sampai terbuka kembali karena banjir
diwaktu hujan
• Genangan air asin di pantai yang terbentuk oleh air laut
pasang, waktu aplikasi adalah
- Sejak awal hingga akhir musim hujan atau
- Sejak air mulai menjadi payau
• Sesuai dgn jenis larvasida yg dipakai, interval aplikasi
dihitung menurut minggu atau bulan, sedangkan jumlah
aplikasi tergantung pada lamanya genangan air potensial
menjadi tempat perindukan. 271.
d. Penebaran Ikan Pemakan Erna T

Larva Nyamuk

 yaitu suatu upaya memanfaatkan ikan


sebagai musuh alami larva nyamuk, yg
ditebarkan pada tempat perindukan
potensial nyamuk dg tujuan pengendalian
populasi larva nyamuk ,sehingga dapat
mengurangi penularan

281.
Kriteria penebaran ikan Erna T

pemakan larva nyamuk


a. Daerah Sasaran penebaran ikan pemakan larva nyamuk adalah:
• Desa dgn tempat perindukan potensial yg memenuhi kriteria prioritas
masalah dan prioritas program
• Desa reseptif yg sudah rendah penularannya karena dilakukan
penyemprotan rumah / pemolesan kelambu / larviciding (untuk
maintenance)

b. Tempat/lokasi penebaran ikan pemakan larva nyamuk adalah:


- Mata air - Saluran air di persawahan bertingkat
- Anak sungai - Bendungan untuk sawah / pengairan
- Rawa-rawa daerah pedalaman - Rawa daerah pantai dengan air payau

c. Waktu penebaran
291.
Pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau atau selama musim
kemarau pada saat luas tempat perindukan minimum
Erna T
e. Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan dalam pengendalian malaria
yg menyangkut tindakan anti larva meliputi:

a. Modifikasi lingkungan
1. Penimbunan
2. Pengeringan

b. Manipulasi Lingkungan
1. Pembuatan saluran penghubung
2. Pengaturan pengairan dan penanaman /
pencegahan penebangan phon bakau di tempat
perindukan
301.
4. Pelatihan Erna T

Tenaga Pengendalian Vektor

• Sebelum pelatihan dimulai perlu diketahui tugas dari


masing-masing tenaga pengendalian vektor, sehingga
materi pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
peserta latih.

• Uraian tugas masing – masing tenaga pengendalian


vektor sebagai berikut:
a. Kepala Regu
b. Penyemprot rumah
c. Kepala regu penyemprotan lagun
d. Penyemprot lagun
 
  311.
Erna T

TERIMA KASIH
Atas perhatian Anda

321.

Anda mungkin juga menyukai