Anda di halaman 1dari 12

Whole of Government dalam

Pengendalian Covid – 19 di NTB

dr. Siska Dewi A


dr. Sari
Ajeng Pratiwi
Intan Tri Handayani
Fachrul Nizar
M. Faris
Rifan Satya
Muzakkir
Lucia
Ucok Kautsar
Pendahuluan
Pemprov NTB merilis data pengendalian COVID-19 di NTB
(Sabtu, 26 September 2020 )jumlah kasus sebanyak 3.262
orang, sembuh 2.557 orang (78,38%), meninggal 189
orang (5,79%) dengan jumlah kasus suspek 11.542 orang.

Jika menyandingkannya dengan data COVID-19 provinsi lain, NTB


menempati posisi 18 dalam jumlah kasus, persentase sembuh pada
posisi 11dimana Maluku Utara dan Gorontalo menempati persentase
kesembuhan tertinggi diatas 86 persen.
Gambaran sekarang

Saat ini tahun 2022 hanya ada 33 (0,09 %)


pasien covid. Dan saat ini NTB menduduki
peringkat ke 27 dari 34 provinsi.
Identifikasi masalah
Pertama, terjadi peningkatan jumlah kasus secara signifikan dari 1
kasus menjadi 3.262, jika dirata-ratakan terjadi 17,44 kasus setiap hari.
Gubernur juga sudah menetapkan status siaga darurat bencana non-
alam dan meningkatkan status menjadi tanggap darurat.

Kedua, jika merujuk standar WHO, swab test idealnya dilakukan


terhadap 1:1.000 penduduk setiap pekan. Jika merujuk proyeksi
penduduk NTB Tahun 2020 mencapai 5.125.622 jiwa (menurut BPS),
artinya jumlah yang ditest sekurangnya 5 ribu orang setiap pekan.
Identifikasi masalah
Ketiga, tingkat penyebaran juga sudah meluas pada 10 kabupaten dan kota
sehingga tidak ada lagi kabupaten/kota yang terbebas kasus, bahkan laman
Kemenkes menyebutkan hanya Kabupaten Lombok Utara, Sumbawa Barat
dan Kota Bima yang bukan daerah transmisi lokal.

Keempat, terdapat kondisi anomali di tengah masyarakat. Ketika di awal-


awal pandemic denganjumlah kasus masih sangat sedikit, justru ketakutan
kita untuk terinfeksi sangat luar biasa bahkan nyaris paranoid akibat
terpapar serbuan konten informasi yang sangat beragam, meskipun itu
informasi hoax dan tidak dapat dipertanggungjawabkan
Identifikasi masalah

Kelima, salah kaprah terhadap


pengertianeranew normal yang kemudian
diganti dengan adaptasi kebiasaan baru,
banyak yang menganggap bahwa situasi
dan kondisi sudah kembali normal
Pemecahan Masalah

Secara teoritik, diperlukan kesepakatan


dalam 3 hal utama yaitu (1) koordinasi, (2)
integrasi dan (3) kedekatan dan pelibatan. 
Pemecahan Masalah

Pertama, paket Jaring Pengaman Sosial (JPS) NTB GEMILANGsampai


Tahap III yang lazimnya berisi sembako produksi pabrikan besar,
dimodifikasi dengan memberdayakan produk-produk yang dibeli dari
IKM/UMKM lokal, hal mana sekaligus mempercepat daya serap APBD
NTB.

Kedua, meskipun pernah menawarkan kebijakan untuk menerapkan PSBB


kepada Walikota Mataram dan Bupati Lombok Barat pada rapat tanggal 3 Mei,
lebih dipilih kebijakan pembatasan sosial berbasis lingkungan, RT, RW yang
nampaknya dianggap lebih efektif, selain pertimbangan rasional keterbatasan
fiskal yang kemudian ternyata diikuti juga di daerah lain.
Pemecahan Masalah
Ketiga, Irjen Pol Mohammad Iqbal, Kapolda NTB yang baru menjabat
ditengah pandemic juga punya komitmen untuk memperkuat sinergitas
lintas institusi dengan menggagas Kampung Sehat yang didukung penuh
jajaran lain untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 dan
mengedukasi masyarakat untuk mengembangkan potensi desa dalam
menunjang ketahanan pangan. 

eempat, Provinsi NTB mungkin pelopor dan tercatat sebagai daerah


pertama di Indonesia yang menerbitkan regulasi lokal pengendalian COVID-
19 dalam bentuk Peraturan Daerah, yaitu Perda NTB Nomor 7 Tahun 2020
TentangPenanggulangan Penyakit Menular yang kemudian pengaturan lebih
rinci dijabarkan dalam Pergub NTB Nomor 50 Tahun 2020 tentang
Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai
Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. 
Pemecahan Masalah

Kelima, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan


Provinsi NTB dengan melakukan Kerja sama
seluruh tenaga kesehatan yang ada di Provinsi
NTB untuk skrining pasien covid, perawatan
pasien positif covid, dan juga pelaksanaan
vaksinasi covid yang menyeluruh.
Kesimpulan
Semua regulasi, inisiatif dan aktifitas penertiban itu nantinya akan bisa
diukur dari capaian keberhasilan koordinasi, kolaborasi dan integrasi
mencapai outcomes yang maksimal.

Leadership para Pemimpin Daerah yang selalu optimis melihat ada


nyala lilin di ujung terowongan dan langkah panjang selalu dimulai dari
langkah pertama menjadi ruh kuat menerapkan model whole of
government dalam mengendalikan COVID-19 di NTB

Akhirnya, kita semualah yang harus sepenuhnya sadar dan disiplin


bahwa ditengah keterbatasan jumlah tenaga medis, alat kesehatan dan
daya tampung fasilitas kesehatan, keterbatasan pembiayaan
pemerintah, memiliki peran penting untuk menjaga diri, keluarga dan
sahabatnya dengan disiplin ketat untuk menerapkan protocol
kesehatan mengikuti anjuran pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai