Anda di halaman 1dari 16

Corynebacteriaceae

Kelomppok 12 A

1. Azriel Al-Hakim (1010191022)


2. Nurlena Fauziah (1010191082)
KLASIFIKASI

Kingdom : Bacteria

Filum : Actinobacteria

Ordo : Actinomycetales

Famili : Corynebacteriaceae

Genus : Corynebacterium

Spesies : Corynebacterium diphtheriae


Corynebacterium

• Termasuk kedalam Basil Gram positif, non


BTA, non motil dengan bagian sel bergranula.
• Bentuk khas dengan kedua ujung
menggelembung seperti pemukul, oleh Hence
diberi nama Corynebacteria (Coryne = stik golf).
1. Corynebacterium diphtheriae

 Basil Diphtheria pertama kali ditemukan oleh Klebs


(1883 ), pertama kali dibiakkan oleh Loeffler, sehingga
oleh Hence basil ini dinamakan Basil Klebs-Loeffler
 Menyebabkan Diptheri, yaitu penyakit gangguan
pernafasan pada Pharing yang terutama oleh C.
diphtheriae
Morfologi

 Batang Gram Positif, berukuran 3-6 x 0,6-0,8µm


batang langsing, tipis, salah satu atau kedua
ujung membulat.
 Berkapsul non Motil, non Spora, non BTA
 Pada preparat susunan satu2, berpasangan,
berkelompok membentuk huruf khas V, L atau
“Chinese Letter” /huruf cina
Sifat pertumbuhan

 Anaerob dan Anaerob Fakultatif, suhu optimal 37C (15-


40C), pH 7,2.
 Dapat tumbuh pada media umum NA, juga bisa tumbuh pada
media diperkaya protein (darah,serum), media yang
digunakan :
 Media serum Loeffler :
Tumbuh cepat(6-18 jam), koloni kecil, bulat, buram, pada
biakan lama berwarna kuning
 Agar Darah Tellurit :
Merupakan media selektif , tumbuh lambat ± 2 hari,
koloni berwarna abu2/hitam, mengkilap/buram.
Reaksi Biokimia

 Memfermentasikan Glukosa dan Maltosa


membentuk asam dan gas, tidak
memfermentasi Laktosa, manitol,
sukrosa.
 Reaksi biokimia terhadap Karbohidrat
digunakan untuk membedakan 3 biotipe
C. diphtheriae (Gravis, Intermedius,
Mitis )
Reaksi Biokimia

 Hasil H₂S +  Uji Katalase +  Uji Urea -

UREA
(+) : menjadi warna pink
(-) : berwarna kekuningan
Resistensi

 Bersifat Thermolabil, mati pada suhu 100ᵒC selama


1 menit, pada suhu 58ᵒC selama 10 menit.
 Tidak tahan terhadap semua Desinfektan.
 Tahan hidup berminggu2 di debu, tanah yang
kering dan terlindung cahaya matahari.
 Rentan terhadap Penisilin, eritromisin, dan
antibiotik yang memiliki spektrum luas.
Toksin
 Menghasilkan Eksotoksin kuat saat menginfeksi jaringan.
 Toksigenitas tergantung dari adanya sel phagosit
“corynephaga”, toksigenitas toksin akan hilang saat
dinetralkan oleh phagosit.
 Toksin berupa protein dengan BM 62000.
 Toksin bersifat thermolabil, bekerja dengan menghambat
pembentukan Protein, yang dapat menimbulkan
Nekrosis/kerusakan jaringan dan Neurotoksin terhadap
jaringan.
Patogenitas

 Menyebabkan penyakit Diptheri ( infeksi saluran


pernafasan atas )
 Dapat ditularkan melalui Droplet air ludah atau kontak
Tangan-mulut
 Masa inkubasi penyakit 2-5 hari ( Rentang 1-10 hari )
 Diptheri dibagi menjadi 2 jenis :
- Diptheri Pernafasan
- Diptheri Kulit
Patogenitas

Diphteri pernafasan Diphteri kulit


 Diptheri ini menimbulkan  Disebabkan karna absorbsi
sumbatan pada Laring dan toksin ke sirkulasi
saluran nafas bawah sistemik / organ dalam
 Menyebabkan gangguan tubuh
bernafas dan menimbulkan  Tidak menimbulkan
kematian komplikasi seperti Diptheri
 Menimbulkan komplikasi pernafasan.
pada Jantung, Sumbatan
nafas, Sepsis.
Corynebacteria Lain yang Penting bagi kesehatan

C. ulcerans C. pseudotuberculosis C. bovis

 Menimbulkan gejala  Infektif terhadap hewan,  Bakteri ini bersifat


hampir sama seperti jarang menginfeksi komensal pada Sapi,
diptheri manusia menyebabkan Bovine
 Tidak mereduksi nitrat,  Infeksi terjadi karna Mastitis
Urea + manusia kontak dengan  Kebanyakan bakteri ini
 Menginfeksi hewan, Domba menyerang manusia yang
patogen terhadap Babi mengalami penurunan
imunitas
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai