Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS

SCABIES
dr. Franciska A.
Identitas
 Nama : An. MZ
 Umur : 7 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Jawa
 Alamat : Klandasan Ilir
 Pekerjaan : Pelajar
 Nama Orang Tua : Ny. A
 Pekerjaan Orang Tua : Ibu Rumah Tangga
 Tanggal Pemeriksaan : 02 Juni 2022 / 10:45 WIB
Anamesa
 Keluhan utama  : Gatal pada sela-sela jari kaki
sejak 5 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara diantar oleh ibunya dengan
keluhan bruntus bruntus yang terasa gatal pada sela jari kedua jari
tangan dan ketiak. Keluhan ini dirasakan sejak 5 hari sebelum pasien
berobat ke IGD, awalnya bruntus kemerahan sebesar ujung jarum
pentul dirasakan berawal dari sela jari tangan kemudian semakin
banyak dan meluas ke jari tangan, dekat ketiak. Keluhan gatal
dirasakan semakin hebat terutama pada malam hari dan menyebabkan
pasien sering terbangun hampir setiap malam. Rasa gatal yang
dirasakan membuat pasien menggaruk kulit hingga timbul luka akibat
garukan dan beberapa luka bernanah. Untuk mengurangi keluhan, ibu
pasien biasanya menaburi tubuh pasien dengan bedak bayi. Pasien
juga dikeluhkan mengalami demam. Selain bruntus – bruntus yang
timbul tersebut pada jari pasien terdapat lepuh yang berisi nanah.
Saat pertama kali gatal tersebur muncul, pasien
tidak digigit oleh serangga. Namun saat timbul
keluhan gatal, pasien demam. Keluhan batuk pilek
dan sakit menelan disangkal.
Pasien tinggal bersama orang tuanya di rumah dan 4
orang saudara. Ukuran rumah kecil dengan lingkungan
padat penduduk. Riwayat orang sekitar yang
mengalami keluhan yang sama dibenarkan oleh ibu
pasien, yakni sepupu pasien yang sering diajak
bermain. Pasien biasanya mandi 2 x dalam sehari,
mengganti pakaiannya 2 x dalam sehari termasuk
pakaian dalam dan menggunakan handuk sendiri. Ibu
pasien mencuci pakaian sendiri dengan sabun biasa dan
disetrika. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya
disangkal ibu pasien. Riwayat asma dan penyakit alergi
disangkal.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini
sebelumnya. Tidak ada riwayat alergi terhadap
makanan, obat-obatan, dan debu.

 Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita
keluhan yang sama seperti pasien. Riwayat asma,
alergi makanan, obat-obatan dan debu disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis

 Keadaan umum : tampak sakit ringan


 Kesadaran : compos mentis
 Tanda vital:
 Nadi : 89x/m
 Suhu : 37,9 oC
 Pernapasan : 20x/m

 Tinggi badan : 86 cm
 Berat badan : 27 Kg
 Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak
ada kelainan kulit
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, alis mata
hitam.
 Telinga : Normotia, tidak ada kelainan kulit
 Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-), tidak ada kelainan kulit
 Mulut : bibir tidak kering, caries dentis (-), faring hiperemis (-)
 Thoraks : bentuk normal, pergerakan simetris, terdapat kelainan
kulit (lihat status dermatologikus)
 Paru : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
 Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-),
gallop (-)
 Abdomen : datar, supel, hepar dan lien tidak
teraba membesar.
 Ekstremitas atas : akral hangat, tidak ada edema,
tidak sianosis, tidak terdapat kelainan kulit
 Ekstremitas bawah : akral hangat, tidak ada
edema, tidak sianosis, terdapat kelainan kulit (lihat
status dermatologikus)
Status Dermatologis
 Distribusi : Regional
 Ad Regio : thorakalis anterior, interdigitalis
bilateral, manus et dorsum manus bilateral
 Lesi : multiple, diskret, bilateral, batas tegas,

bentuk bulat, ukuran miliar sampai lentikuler


diameter 0,3 – 0,7 cm, menimbul dari permukaan
kulit, kering
 Efloresensi : papul eritematosa, pustul, ekskoriasi,

krusta
IV. Rencana Pemeriksaan :
 Pemeriksaan mikroskopik mencari Sarcoptes

Scabiei dewasa, larva, telur dengan preparat kaca


obyek.
V. Diagnosis Banding :

 Skabies dengan infeksi sekunder.


 Dermatitis
Diagnosis Klinis :

 Skabies dengan Infeksi Sekunder


VII. Penatalaksanaan
UMUM
 Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara

penularannya
 Menjelaskan bahwa scabies adalah penyakit menular

 Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perseorangan dan

lingkungan tempat tinggal


 Mencuci piring, selimut, handuk, dan pakaian dengan bilasan

terakhir dengan menggunakan air panas


 Menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin

 Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena

dapat menyebabkan luka dan resiko infeksi


 Menjelaskan pentingnya mengobati anggota
keluarga yang menderita keluhan yang sama
 Memberi penjelasan bahwa pengobatan dengan
penggunaan krim yang dioleskan pada seluruh
badan tidak boleh terkena air, jika terkena air harus
diulang kembali. Krim dioleskan ke seluruh tubuh
saat malam hari menjelang tidur dan didiamkan
selama 8-14 jam hingga keesokan harinya.
KHUSUS
Topikal
 Permetrin 5 % krim dioleskan ke seluruh tubuh

pada malam hari selama 8-14 jam, setiap hari.


 
Sistemik
 Anti histamin : Klorfeniramin maleat 2 x ½ tablet

 Antibiotik : Amoxicillin 3 x 250 mg


VIII. Prognosis

 Quo Ad vitam : ad bonam


 Quo Ad functionam : ad bonam
 Quo Ad cosmeticam : ad bonam
 Quo Ad sanationam : ad bonam
Tinjauan Pustaka
EPIDEMIOLOGI

• Scabies telah dikenal sebagai penyakit menular dan terjadi diseluruh dunia

dengan perkiraan 300 juta kasus setiap tahunnya.

• Scabies dapat endemic pada populasi yang secara ekonomi sangat rendah.

• Scabies umumnya terjadi pada anak-anak, kebanyakan karna peningkatan

paparan dan pada situasi endemis dan rendahnya imunitas.


ETIOLOGI & MORFOLOGI

Penyebab : Sarcoptes Scabiei (Acari : Sarcoptidae)


Morfologi : - Betina dewasa panjang 0.4 mm dan lebar 0.3 mm, 2x lebih
besar dari jantan .
- Tubuh bewarna opak dan pada kaki dan mulut bewarna coklat.
- Pada dewasa dan nifa mempunyai 8 kaki, pada larva mempunyai 6
kaki.
- Pada permukaan dorsal dan lateral tampak seperti proyeksi tulang
belakang dan beberapa pulvili (Sucker) and Spur-like claws
PATOGENESIS
Penetrasi ke Terjadi ingesti Tungau masuk
epidermis oleh oleh “mite” kekulit, terjadi <
sekresi ezim (tungau) 30 menit

Terjadi perkawinan,
betina akan fertil &
Larva memotong
jatan akan mati
permukaan kulit dan mulai
menggali liang di
S.corneum
Tungau betina akan
meletakkan telur pada
liang kulit diantara
Betina bertelur 0-3 stratum granulosum
larva terbentuk setelah
telur/hari hingga 6
2-4 hari
minggu sebelum mati
Cont...

Untuk menjadi 3-4 hari larva berubah menjadi


dewasa jantan atau protonimfa dan 2-3 hari protonimfa
betina terjadi sekitar berubah menjadi tritonimfa.
5-6 hari Tritonimfa akan berubah menjadi
dewasa

 Siklus dari telur-matur terjadi


± 10-13 hari.
PATOLOGI

 Penularan terjadi ketika adanya kontak langsung oleh individu ke individu.

 Pada pasien dengan hiperinfestasi (Norwegian/crusted scabies) kulit yang

terinfeksi menjadi serpihan yang dapat terlepas dan tungau yang terkandung

didalamnya dapat bertahan beberapa hari dilingkungan yang lembab dan

temperatur yang moderat/sedang.


PATOLOGI

 Terjadinya transmisi intafamilial maupun kontak seksual merupakan terbanyak

yang terjadi didunia.

 Onset gejala terjadi >3-6 minggu setelah inisiasi infeksi.


PATOLOGI

 Kedua mekanisme yaitu perpindahan tungau melalui garukan dan adanya respon

imun host berkontribusi untuk mengontrol populasi tungau, setelah beberapa

bulan tungau akan menurun cepat.

 Sensitisasi terhadap antigen tungau dapat ditunjukkan sebulan mengikuti infestasi

primer. Pada hiperinfestasi (crusted scabies) terdapat kegagalan respon imun

selular. Namun dijumpai kadar igE yang tinggi.


TEMUAN KLINIS

 Pada anak yang lebih tua dan dewasa tampak ruam pruritus dengan rasa

gatal makin parah saat malam hari.

 Ruam pada scabies dihasilkan oleh 2 proses :

1. Lesi papular atau vesicular yang terjadi pada liang yang dibuat oleh

tungau.

2. Pruritus generalisata dan erupsi papular eritematosa yang dimediasi oleh

imun (tidak terkait tungau)


Cont..

 Tungau menyukai tempat yang :

1. Sedikit atau tidak ada folikel rambut dan stratum korneum yang tipis dan
lembut

2. Ruang antara jari dan sela-sela jari

3. Permukaan flexor pergelangan tangan

4. Permukaan ekstensor siku

5. Lipatan axilla anterior

6. Kulit yang mengelilingi puting (terutama wanita)

7. Regio periumbilikal
Cont..

8. Pelvic yang meliputi pinggang dan bokong, paha bagian atas, penis (shaft

dan glans).

9. Permukaan extensor lutut

10. Aspek lateral dan posterior kaki dan jari kaki.

11. Telapak tangan, telapak kaki, wajah, leher, kulit kepala (pada bayi, anak

yang berusia lebih kecil dan semua umur pada daerah tropis)
Cont..

Tanda pada scabies dapat terlihat tanpa menggunakan alat bantu.

Lubang dengan garis serpiginosa berwarna merah abu abu, panjangnya 15

mm

Kadang-kadang dengan papul/ bekuan darah kecil di permukaan

Terkadang lubang tidak ditemukan pada orang yang tinggal di daerah

tropis, pada anak kecil dan infeksi jangka panjang dan berulang (karena

peradangan lokal yang lebih intens dapat mengkaburkan lubang dan

respon imun lebih memunculkan ruam


Cont..

 Umumnya gatal atau ruam lokal dengan ekskoriasi dan ezkimatosa pada

anggota tubuh

 Pada pasien steroid oral / tropis dan dg penyakit / pengobatan

immunosupresi , scabies tidak khas (scabies incognito)

 Terkadang terjadi reaksi nodular, dengan nodul merah kecoklatan yang

gatal berdiameter 5- 8 mm. Terjadi pada aksila anterior, selangkangan,

genital, pantat, atau daerah perumbilical.


Cont..

 Nodul bisa bertahan lama setelah terapi membunuh tungau kudis


 Jika Infeksi bakteri sekunder umum terjadi dapat mengakibatkan :

- pyoderma
- bisul
- selulitis

 Bakteri penyebabnya staphylococcus aureus / s pyogenes yang resisten

metikilin yang merupakan penyebab utama morbiditas


CRUSTED SCABIES

 Infeksi s skabies dan reproduksi tungau dapat self-limiting


 Tetapi perkembangan kutu disetiap individual berbeda beda
 Pertama kali org yang rentan terkena crusted scabies atau norwegian scabies
ditemukan di norwegia
 Cruster scabies sering terjadi pada:
1. Terapi imunosupresiv pada transplantasi
2. Kondisi rheumatologis
3. Kemoterapi kanker
4. Inveksi HIV dan HTLV-1
5. Malnutrisi
6. Sindariom down
7. Pada orang tua dipanti jompo
Cont..

Cara penularan Crusted scabies


Reproduksi Pembentukan Kulit akan
tungau yang hyperkeratotic rusak dan
tidak terbatas pada host terkelupas

Tersebar Kulit terkelupas Kulit terkelupas +


distribusinya ke tadi ketika ribuan tungau berada
leher,wajah,kulit terkena pada di tempat seperti
kepala serta tangan dan kaki tempat tidur dan lantai
bokong dan tunkai

Jika sampai pada bawah


kuku akan menimbulkan
dystropic dan menebal
Cont..
Ciri - ciri crusted scabies

• Pengerasan kulit pada 1 /2 tungkai,


tangan , dan jari
• Gatal gatal
• Infeksi bakteri sekunder pada umumnya
ditandai pada regional lympadenophaty
dapat terlihat (gambar 58.4)
Cont..

Ciri - ciri crusted scabies

• Eosinophilia pada darah perifer


• IgE serum sangat tinggi

• Crustes scabies sering terjadi infeksi kedua seperti


– Gram negatif pseudomonas aeruginosa

– S. pyogenes
– S .aureus
Cont..
Differential diagnosis scabies
 Gigitan arthopoda : nyamuk, agas, kutu, kutu busuk, chigers, dan tungau lainnya
 Tinea corporis
 Infeksi bakteri pada luka
 Non infeks dermatitis ex: eczema, papular urticaria dan reaksi alergi
 Infeksi herpes simplex
 Paronychia pada jari yang mirip dengan scabies
DIAGNOSIS

• Berikut ini merupakan gejala klinis :

1. Rasa gatal yang setidaknya terdiri dari 2 sisi tubuh


2. Lesi kulit yang terlihat setidaknya 2 lokasi tubuh untuk scabies
3. Dirumah ada yang memiliki keluhan gatal yang sama
Cont..

 Sampel dari kulit yang telah diambil diletakkan diatas perparat, kemudian
diperiksa untuk melihat tungau, telur atau pelet feses dengan perbesaran
rendah, yakni 40x dengan atau tanpa larutan pottasium hidarioxyn 10%
untuk menghilangkan skuama pada kulit.
 Tekhnik alternatif adalah dengan menggunakan tungau dengan jarum
suntik yang telah dipasang atau skalpel dengan bantuan pembesar, seperti
kaca pembesar, atau dermatoskop 10x untuk melihat proses dan lokasi
dengan baik di papula atau di burrow
Cont..

 Untuk metode kedua, visualisasi burrow(gaung atau liang) bisa di fasilitasi


dengan meneteskan 2-3 tetes tinta diatas papul selama 10 detik, kemudian
bersihkan dengan kapas alkohol. Pembuatan lesi ini juga bisa dibuat
dengan kuret atau biopsi kulit pada kasua yang kompleks, tungau skrabies
biasa ada di dalam kulit, jadi dibutuhkan keterampilanuntuk mengambil
tungan lalu dilihat untuk diagnosis mikroskopik.
Cont..

 Pada krusta skabies seringkali terlihat gambaran mikroskopik kulit


dibeberapa lokasi yang tertular, terliahat tungau kudis dan biasanya dilihat
dalam jumlah yang besar.
 Pada kenyataannya, sebagian besar diagnosa kudis dibuat berdasarkan
dugaan di daerah endemik kudis danditempat perawatan primer dimana
mikroskopi tidak tersedia, dengan diagnosis definitif dari mikroskopi atau
biopsi yang disediakan untuk presentasi nin klasik dan kasus kompleks
MANAJEMEN DAN TREATMENT

 Terapi utama mengatasi scabies → acaricides topikal,meskipun invermectin


oral semakin tinggi penggunannya→terapi pilihan crusted scabies (kudis
berkerak)
 2 pengobatan yang terpisah 1-2 minggu dianjurkan→untuk semua kasus
karena aplikasi ke-2 dari acaricides topikal→membunuh tengau residu yang
tidak terpapar pada perawatan pertama
 Dianggap opsi pengobatan terbaik→permethrin topikal dan ivermectin
oral→murah
 5%krim permethrin lbh unggul dari krim crotamiton,tp crotamitom setiap hari
slm 5 hari dpt ditoleransi & terapi yang cocok untuk→BAYI
Cont..

• Terdapat study bertentangan membandingkan 12,5% benzyl benzoat

topikal dan ivermectin oral

• Study dari sinegal yang menunjukan keunggulan dari benzyl benzoat.

• Satu isu benzyl benzoat iritasi kulit menit2 pertama pasca aplikasi pertama

• Untuk memastikan penyembuhan yang andal,terapi topikal harus

diterapkanseluruh permukaan kulit,kecuali mata


Cont..

• Terutama penting pada anak kecil dan orang tua,infestasi tak jarang melibatkan
kulit kepal
• Untuk memaksimalkan paparan tengau terhadap obat→krim di oleskan pada
malam hari dan dibiarkan semalam
• Kudis berkerak→ivermectin diberikan dengan dosis multiple dikombinasikan
scabisides topikal bergantian dengan krim keratolitik(seperti asam
salisilat/laktat/urea→untuk memudahkan pemecahan pengerasan kulit
Cont..

• Ivermektin diberikan scr oral dengan dosis 200-300µg/kg

• Penggunaan ivermektin dibawah 5 tahun/ BB kurang dari 15 kg harus

berhati2,dihawatirkanivermektin melewati blood-brain barier,dpt menyebabkan

neurotoksisitas

• Penggunaan ivermektin pada ibu hamil jg tidak dianjurkan dpt mengganggu

janin
THANKYOU.

Anda mungkin juga menyukai