Anda di halaman 1dari 49

LOGIKA

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


APAKAH LOGIKA ITU ?

LOGIKA BERASAL DARI:

1. KATA LOGIKE (YUNANI) BERARTI :


AJARAN SERTA SENI PENALARAN

2. KATA LOGOS, BERARTI : KALAM,


UCAPAN, PENGERTIAN, AJARAN

TENTANG BERPIKIR TERTIB DAN


BENAR
DEFINISI LOGIKA

THE LIANG GIE (1980)

LOGIKA ADALAH BIDANG PENGETAHUAN DALAM


LINGKUNGAN FILSAFAT YANG MEMPELAJARI
SECARA TERATUR AZAS-AZAS DAN ATURAN-
ATURAN PENALARAN YANG BENAR

ENCYCLOPEDIA INTERNATIONAL (1963)

LOGIC IS THE SYSTEMATIC STUDY OF THE METHOD


AND THE PRINCIPLES USED IN DISTINGUISHING
CORRECT FROM INCORRECT REASONING
DEFINISI LOGIKA

ENCYCLOPEDIA BRITANICA (1972)

LOGIKA IALAH STUDI SISTEMATIK TENTANG


STRUKTUR PROPOSISI DAN SYARAT-SYARAT UMUM
MENGENAI PENALARAN YANG SAHIH DENGAN
MENGUNAKAN METODE YANG MENGESAMPINGKAN
ISI ATAU BAHAN PROPOSISI DAN HANYA
MEMBAHAS BENTUK LOGISNYA SAJA
PENALARAN
• PENALARAN ADALAH PROSES BERPIKIR
UNTUK MENDAPATKAN KESIMPULAN
(KONKLUSI) ATAS DASAR PENGETAHUAN
YANG TELAH DIMILIKI

• PENGETAHUAN YANG DIJADIKAN DASAR


DALAM PENALARAN DISEBUT PREMIS

• KESIMPULAN MERUPAKAN PENGETAHUAN


BARU YANG SEBELUMNYA TIDAK ADA
CONTOH PENALARAN

PREMIS

• SEMUA MAHLUK HIDUP MEMBUTUHKAN AIR


• MANUSIA ADALAH MAHLUK HIDUP

KESIMPULAN :

• MANUSIA MEMBUTUHKAN AIR


TUJUAN MENALAR

• MEMPEROLEH KESIMPULAN ATAU


KONKLUSI YANG BENAR

• KESIMPULAN YANG BENAR ADALAH


KESIMPULAN SESUAI DENGAN FAKTA/
KENYATAAN
TUGAS DAN OBJEK LOGIKA

• TUGAS LOGIKA
MEMPELAJARI, MERUMUSKAN,
DAN MENERANGKAN BAGAIMANA
BERPIKIR YANG LOGIS

• OBJEK LOGIKA
OBJEK LOGIKA ADALAH PROSES
BERPIKIR, YAITU MENALAR
BERPIKIR LOGIS

• LOGIS : MASUK AKAL ATAU SESUAI AKAL

• LOGIS : SESUAI DENGAN ATURAN, PRINSIP,


ATAU HUKUM-HUKUM LOGIKA

• BERPIKIR BENAR, TEPAT, LURUS, TERTIB,


DIMASUDKAN SEBAGAI BERPIKIR LOGIS
HUBUNGAN LOGIKA
DENGAN BAHASA

• DETERMINISME

MEMANDANG BAHWA BAHASA MERUPAKAN


SYARAT AGAR DAPAT BERPIKIR DENGAN BAIK

• INSTRUMENTALISME

MEMANDANG BAHWA BAHASA MERUPAKAN


ALAT UNTUK MENGUNGKAPKAN ISI PIKIRAN
HUBUNGAN LOGIKA
DENGAN ILMU PENGETAHUAN

• ILMU PENGETAHUAN MEMILIKI TUGAS


UNTUK MENJELASKAN FENOMENA

• ILMU PENGETAHUAN MEMILIKI TUGAS


UNTUK MENGEMBANGKAN DIRI

• LOGIKA MERUPAKAN ALAT BAGI ILMU


UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS
TERSEBUT
JENIS LOGIKA
BERDASARKAN OBJEK

• LOGIKA MATERIAL • LOGIKA FORMAL

YAITU LOGIKA YAITU LOGIKA


YANG YANG
MEMPELAJARI MEMPELAJARI
MATERI ATAU ATURAN-ATURAN
BAHAN BERPIKIR BERPIKIR (LOGIKA
MINOR)
(LOGIKA MAYOR)
JENIS LOGIKA
BERDASARKAN METODA

• LOGIKA INDUKTIF
YAITU LOGIKA YANG MEMPELAJARI
PROSES BERPIKIR SECARA INDUKTIF

• LOGIKA DEDUKTIF
YAITU LOGIKA YANG MEMPELAJARI
PROSES BERPIKIR SECARA DEDUKTIF
KEDUDUKAN LOGIKA DALAM
KELOMPOK PENGETAHUAN
• BIDANG PENGETAHUAN MANUSIA :

1. ILMU ALAM DAN ILMU PASTI,


2. ILMU-ILMU SOSIAL
3. HUMANIORA

• SALAH SATU CABANG HUMANIORA


ADALAH FILSAFAT

• SALAH SATU CABANG FILSAFAT ADALAH


LOGIKA
FILSAFAT

• ASAL KATA : BAHASA YUNANI DARI KATA


PHILOS DAN SOPHIA, YANG ARTINYA CINTA
KEPADA PENGETAHUAN

• SEJENIS PENGETAHUAN YANG BERUSAHA


MENCARI HAKIKAT SEGALA SESUATU YANG
ADA

• AKTIFITAS BERPIKIR MANUSIA SECARA


RADIKAL DALAM MENCARI KETERANGAN
TERDALAM TENTANG SEGALA SESUATU
YANG ADA
CABANG FILSAFAT

• METAFISIKA
• LOGIKA
• EPISTEMOLOGI
• ETIKA
• ESTETIKA
• FILSAFAT KHUSUS, SEPERTI: FILSAFAT
AGAMA, FILSAFAT PENDIDKAN, FILSAFAT
HUKUM, DLL
HUMANIORA

• ASAL KATA : HUMANUS (LATIN),


THE HUMANITIES (INGGRIS) YANG
ARTINYA MANUSIAWI ATAU
KEMANUSIAAN

• HUMANIORA ADALAH SEJENIS


PENGETAHUAN YANG BERKENAAN
DENGAN NILAI-NILAI MANUSIA DAN
EKSPRESI-EKSPRESI JIWA MANUSIA
BIDANG HUMANIORA

• PENGETAHUAN AGAMA
• KESENIAN
• SASTRA
• FILSAFAT
• DLL
Sejarah Ringkas Logika
MASA YUNANI KUNO

• Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM),


filsuf Yunani pertama yang meninggalkan dongeng,takhayul
dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia
alam semesta.

• Kemudian Aristoteles mengenalkan logika sebagai suatu ilmu


dan bahkan Ia mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan
air adalah alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa
segala sesuatu.
• Kaum sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah
merintis dan memberikan saran-saran d bidang logika
sejak Thales memberikan pernyataannya.

• Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles


yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan
pengembangan logika.

• Istilah “Logika” untuk pertama kalinya dikenalkan oleh


Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa.

• Porohyus (232 - 305) membuat suatu pengantar


(eisagoge) pada Categoriae, salah satu buku Aristoteles.
• Boethius (480-524) menerjemahkan Eisagoge
Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan
komentar- komentarnya.

• Johanes Damascenus (674 - 749) menerbitkan Fons


Scienteae.
ABAD PERTENGAHAN DAN LOGIKA MODERN

• Thomas Aquinas (1224-1274) dan kawan-kawannya berusaha


untuk mengadakan sistemisasi logika.

• Lahirnya “Logika Modern” dengan tokoh-tokoh seperti :


o Petrus Hispanus
o Roger Bacon
o Raymundus Lullus
o William Ocham
• Penggunaan Logika Aristoteles secara murni diteruskan
oleh Thomas Hobbles dan John Locke.

• Francis Bacon mengembangkan logika induktif di dalam


bukunya yang berjudul Novum Organum Scientarium.

• J.S Mills melanjutkan logika yang menekankan pada


pemikiran induksi di bukunya yang berjudul System of
Logic.

• Lahirnya tokoh-tokoh pelopor logika simbolik :


o Gottfried Wilhelm Leibniz
o George Boole
o John Venn
o Gottlob Frege
• Seorang filsuf Amerika Serikat, Chares Sanders Peirce
melengkapi logika simbolik dengan karya tulisnya.

• Terbitnya Principia Mathematica tiga jilid pada tahun


1910-1913 yang merupakan karya Alfred North
Whitehead dan Bertrand Arthur William.

• Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig


Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970),
Kurt Godel (1906-1978), dan lain-lain.
Kegunaan Logika

• Membantu setiap orang yang mempelajari logika.


• Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak,
cermat, dan objektif.
• Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan
berpikir secara tajam dan mandiri.
• Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari
kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan, serta
kesesatan.
• Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
• Apabila sudah mampu berpikir
rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana
tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan
citra diri seseorang.
Fallacy (Kekeliruan Berfikir)
PENDAHULUAN
• Manusia adalah makhluk yang berakal
• Fungsi akal adalah untuk berfikir
• Hasil pemikiran manusia sifatnya relatif bisa
benar bisa salah
• Untuk berfikir benar hindari bentuk-bentuk
kekeliruan berfikir
Fallacy
• Fallacy berasal dari bahasa Yunani dan Latin
yang berarti ‘sesat pikir’. Fallacy didefinisikan
secara akademis sebagai kerancuan pikir yang
diakibatkan oleh ketidakdisiplinan pelaku
nalar dalam menyusun data dan konsep, secara
sengaja maupun tidak sengaja. Ia juga bisa
diterjemahkan dalam bahasa sederhana dengan
‘ngawur’
Subyek Fallacy
• Subyek fallacy adalah Pelaku yang melakukan
kekeliruan dalam befikir
• Ada dua pelaku yang melakukan kekeliruan
dalam berfikir
– Sofisme : adalah sesat pikir yang sengaja
dilakukan untuk menyesatkan orang lain, padahal
si pemuka pendapat sendiri tidak sesat
– Paralogisme : adalah pelaku sesat pikir yang tidak
menyadari akan sesat pikir yang dilakukannya.
Bentuk-Bentuk Fallacy
Fallacy of dramatic instance
Fallacy Of Retrospective
Determinisme
Fallacy of misplaced concretness
Fallacy of composition
• Kekeliruan berfikir yang disebabkan terapi
yang berhasil untuk satu orang juga dipastikan
berhasil untuk semua orang
– Contoh
• Ada orang yang memelihara ayam petelor dan berhasil
mendatangkan uang yang banyak bagi sipemiliknya,
melihat itu serta merta seluruh penduduk kampung
menjual sawah untuk dijadikan modal berbisnis ayam,
akibtnya seluruh kampung bangkrut karena merosotnya
demand (permintaan) akibat membludaknya pasokan
Argumentum ad hominem
• adalah argumentasi yang diajukan tidak tertuju
pada persoalan yang sesungguhnya, tetapi
terarah kepada pribadi yang menjadi lawan
bicara atau dalam bahasa kerennya dikenal
dengan istilah Personal Attack.
• Contoh: Saya tidak ingin berdiskusi dengan
Anda, karena Anda seorang anak kecil yang
gak tahu apa-apa.
Argumentum ad verecundiam
• kesalahan berpikir akibat argumen dengan
menggunakan argumen yang bersifat otoritas
meskipun otoritas itu tidak relevan
• Contoh: A sedang berdiskusi dengan B. Lalu A
berkata kepada B, pendapat Anda bertentangan
dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Ini bentuk
kesalahan berpikirnya. Bahwa, sebenarnya B
tidak bertentangan dengan dengan Al-Qur’an dan
Sunnah, tetapi bertentangan dengan Al-Qur’an
dan Sunnah sepanjang yang A pahami.
Argumentum Auctoritatis
• adalah sesat pikir dimana nilai penalaran
ditentukan oleh keahlian atau kewibawaan orang
yang mengemukakannya. Jadi suatu gagasan
diterima sebagai gagasan yang benar hanya
karena gagasan tersebut dikemukakan oleh
seorang yang sudah terkenal karena keahliannya
• Contoh: Saya meyakini bahwa pendapat dosen
itu benar karena ia seorang guru besar.
Post hoc ergo propter hoc
• adalah kesesatan yang dilakukan karena penarikan
penyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadi
sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu
kejadian berdasarkan dua peristiwa yang terjadi
secara berurutan. Orang lalu cenderung
berkesimpulan bahwa peristiwa pertama
merupakan penyeab bagi peristiwa kedua, atau
peristiwa kedua adalah akiat dari peristiwa
pertama – padahal urutan waktu saja tidak dengan
sendirinya menunjukkan hubungan sebab-akibat.
• Contoh: Anda membuat surat untuk seseorang
yang anda cintai dengan menggunakan pulpen
A, dan ternyata cinta Anda diterima.
Kemudian pulpen A itu anda gunakan untuk
ujian, dan Anda lulus. Tak lama kemudian ortu
Anda mengirimkan uang pada Anda, Anda
kemudian sangat mencintai pulpen itu. “ini
bukan sembarang pulpen!” kata anda. “Pulpen
ini mengandung keberuntungan
Argumentum ad baculum
• adalah argumen yang diajukan berupa
ancaman dan desakan lawan bicara agar
menerima suatu konklusi tertentu, dengan
alasan bahwa jika menolak akan berdampak
negatif terhadap dirinya
• Contoh: Jika Anda tidak mengakui kebenaran
apa yang saya katakan, Anda akan terkena
adzab Tuhan.
Argumentum ad misericordiam
• adalah sesat pikir yang sengaja diarahkan
untuk membangkitkan rasa belas kasihan
lawan bicara dengan tujuan untuk memperoleh
pengampunan/ keinginan.
• Contoh: Saya mencuri karena saya miskin dan
tidak bisa membeli sandang dan pangan.
Argumentum Ad Ignorantiam
• adalah Apabila kita memastikan bahwa
sesuatu itu tidak ada karena kita tidak
mengetahui apa pun juga mengenai sesuatu itu
atau karena belum menemukannya, maka
itulah sesat pikir.
• Contoh: “Menerbangkan manusia di bulan itu
sulit. Maka manusia tidak bisa diterbangkan ke
bulan.”
Argumentum ad auctoritatis
adalah
• argumentasi yang diajukan berdasarkan
kewibawaan atau pengaruh besar seseorang,
bukan berdasarkan penalaran.
• contoh : “Saya yakin apa yang dikatakannya,
karena ia pemimpin partai besar”
Circular Reasoning
• Kekeliruan pemikiran yang disebabkan oleh pemikiran
yang berputar-putar, menggunakan konklusi
(kesimpulan) untuk mendukung asumsi yang
digunakan lagi untuk menuju konklusi semula
Contoh : “Prestasi orang islam di Indonesia rendah sebab
jarangnya partisispasi aktif orang islam di tingkat
pendidikan s2 dan s3. jarangnya hadir atau ikut serta dalam
program s2 dan s3 karena ada perlakuan diskrimintif
terhadap orang islam karena sering dicoret dari pedidikan
tinggi, kenapa terjadi perlakukan diskriminatif untuk tidak
masuk s2 atau s3 karena meragukan kemapuan
intelektualnya “
Tugas
1. Apakah arti dari logika sebagai salah satu cabang
dalam filsafat?
2. Bagaimana sejarah terlahirnya logika dalam filsafat?
3. Apa macam-macam dari logika?
4. Apakah keterkaitan logika dengan filsafat ?
5. Apakah kegunaan logika ?
Thanks

Wassalamu Alaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai