Anda di halaman 1dari 7

HUKUM

HUMANITER
INTERNASIONAL
DAN AJARAN ISLAM
KELOMPOK 1
Anggota Kelompok
1. Muhammad Fachrur Rozy
2. Nabil Wiranda
3. Afif Aulia Oktavian
Perang dalam Pandangan Islam
Jika dikaji secara lebih mendalam, Islam hanya memperbolehkan perang dalam keadaan terdersak saja
sebagai suatu bentuk upaya akhir adapun jika terjadi perang mesti ada batas-batas atau yang dapat
ditafsirkan bahwa islam mengedepankan etika dalam berperang (QS Al-Baqarah: 190)

Islam mengizinkan berperang dengan menentukan sebab-sebab dan maksud dari peperangan tersebut, yaitu
menolak kezaliman, untuk menghormati tempat-tempat ibadah, untuk menjamin kemerdekaan bertanah air,
untuk menghilangkan fitnah dan untuk menjamin kebebasan setiap orang dalam memeluk dan menjalankan
agama
Jihad Dalam Islam
Perang dalam islam tak lepas dari Istilah Jihad, Antara jihad dan perang memang ada begitu banyak
persamaan, namun tetap saja ada perbedaan yang mendasar antara keduanya. Secara umum para ulama
sepakat mengatakan bahwa jihad itu lebih luas pengertiannya dari perang. Dan perang adalah salah satu
bagian dari jihad. Dr. Yusuf Al-Qaradawi menyebutkan bahwa jihad itu lebih umum daripada istilah
perang. Karena jihad itu bisa dengan tangan, bisa juga dengan harta, dan bisa juga dengan lisan
Secara Estimologis kata jihad merupakan derivat dari kata kerja jhada yang berarti bersungguh-sungguh
dan bekerja keras. Kata jahada juga berarti upaya, kesungguhan, keletihan, kesulitan, penyakit, dan
kegelisahan. Al-Qur′an menyebut kata jihad dengan segala derivatnya sebanyak 40 kali, dan maknanya
bermuara pada upaya mencurahkan seluruh kemampuan atau menanggung pengorbanan. Secara
terminologis, makna jihad adalah mengoptimalkan usaha dengan mencurahkan segala potensi dan
kemampuan, baik perkataan, perbuatan, atau apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
Bentuk Hukum Perang dalam Islam
1. Umat Muslim hanya dibolehkan membunuh, mengusir dan memerangi umat kafir yang telah
memerangi mereka terlebih dahulu dan dilarang melampaui batas.
2. Dilarang berperang di Masjidil Haram, kecuali umat kafir telah memerangi terlebih dahulu ditempat
tersebut.
3. Jika pihak musuh sudah berhenti memerangi dan tidak ada lagi kerusakan maka diwajibkan untuk
berhenti berperang.
4. Berperang hanya dijalan yang diperintahkan oleh Allah.
5. Wajib melindungi orang-orang musyrik yang meminta perlindungan terhadap Umat Muslim.
6. Dilarang berperang di Bulan-bulan Haram (Muharram, Rajab, Zulqaidah, Zulhijah) kecuali berperang
karena membela diri
DI DALAM HADIST
1. Dilarang melakukan pengkhianatan jika sudah terjadi kesepakatan damai,
2. Dilarang membunuh wanita dan anak-anak, kecuali mereka ikut berperang maka boleh diperangi,
3. Dilarang membunuh orang tua dan orang sakit,
4. Dilarang membunuh pekerja (orang upahan),
5. Dilarang mengganggu para biarawan dan tidak membunuh umat yang tengah beribadah.
6. Dilarang memutilasi mayat musuh,
7. Dilarang membakar pepohonan, merusak ladang atau kebun,
8. Dilarang membunuh ternak kecuali untuk dimakan,
9. Dilarang menghancurkan desa atau kota,
10. Dilarang menghancurkan atau memasuki tempat Ibadah
11. Dilarang membunuh kaum yang telah berada di dalam tempat ibadah.
Perbandingan Hukum Humaniter
Internasional Dan hukum Humaniter Islam
◦ Persamaan antara Hukum Humaniter Internasional dan Hukum Humaniter Islam terletak pada konsep umum

yang menitikberatkan pada nilai-nilai kemanusian dan tujuan umum yang menghendaki perlindungan terhadap

pasukan perang maupun masyarakat sipil untuk menghindari penderitaan yang melampaui batas kemanusian,

menjamin hak-hak dasar manusia, serta mencegah terjadinya perang yang melampaui batas. 

◦ Perbedaan antara Hukum Humaniter Internasional dan Hukum Humaniter Islam terlihat pada konsepsi

religiusitasnya, konsep kemanfaatan dan keadilan hukum, tujuan pokok pemberlakuan hukum, sumber hukum

berikut dengan diktum aturan hukumnya, serta ketentuan dan penerapan atas sanksi terhadap pelanggaran hukum

Anda mungkin juga menyukai