Anda di halaman 1dari 46

CASE REPORT

SINDROM NEFROTIK
Disusun oleh:
Agung Ayu Putriani
2265050015
Dosen Pembimbing:
dr.Hj.Siti Rahmah Rahim, Sp.A,M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BEKASI
PERIODE 17 OKTOBER – 31 DESEMBER 2022
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2022
IDENTITAS PASIEN

● Nama : An. R
● Jenis Kelamin: Perempuan
● Usia : 13 Tahun
● Agama: Islam
● Alamat: Grand Wisata, blok AC5,
Tambun Selatan, Bekasi
● BB : 40 Kg
KELUHAN UTAMA

Bengkak pada kedua kaki sejak 6 hari SMRS


Riwayat Penyakit Sekarang
1 minggu SMRS pasien mengeluh mata bengkak saat bangun tidur pagi, bengkak dirasakan terus
menerus, sudah dikompres tetapi tidak berkurang. Nyeri (-), secret (-), gatal (-), kemerahan (-),
demam(-),

6 hari SMRS, mengeluh bengkak di wajah terutama dahi dan kedua kaki tangan. Betis terasa
keras sehingga pasien sulit jalan, bengka di tangan dan kaki dimulai dari punggung kaki dan
tangan. Bengkak ini dirasakan terus menerus. Selain itu, pasien mengeluh kembung, dibawa ke
klinik di berikan antibiotik, vitamin dan obat kembung (ibu lupa nama obat) tetapi tidak
berkurang keluhannya. Nyeri (-), demam(-), kemerahan(-), sesak kadang-kadang.

1 hari SMRS pasien dibawa ke RS Permata Bekasi lalu di cek urine ditemukan protein +3. lalu
hari besoknya datang ke IGD RSUD CAM Bekasi untuk dirawat inap.
Kebiasaan Pasien
● Pasien jarang minum air putih , 600ml botol biasa habis 2 hari. Lebih
suka minum dingin
● Suka minum kopi 2-3x sehari
● Suka begadang, kadang tidak tidur
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

● Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit ginjal
Riwayat Imunisasi :
Vaksin Usia
0 bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 6 bulan 9 bulan 15 18 bulan
Bulan
Polio V - V V V - - - V
DPT - - V V V - - - V
BCG V - - - - - - - -
MR - - - - - - - V -
Hepatit V - V V V - - - -
is B
Campa - - - - - - V - -
k
Rotavir - - V - V V - - -
us
PCV - - V - V V - - -

● Kesan : imunisasi dasar sudah lengkap


PEMERIKSAAN FISIK
● a. Keadaan umum : anak tampak sakit sedang
● b. Tanda Vital
● Kesadaran : composmentis
● Tekanan darah : 137/87 mmHg
● Frekuensi nadi : 137x/menit
● Frekuensi pernapasan : 24x/menit
● Suhu tubuh : 37,6 oC
● Saturasi O2 : 95%
Kepala
● Bentuk : Normocephali
● Rambut : rambut hitam, distribusi merata
● Wajah : pucat (-) edem (+)
● Mata : conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor, edem -/-
● Telinga : normotia, membran timpani intak, serumen -/-
● Hidung : normal, sekret (-), pernafasan cuping hidung (-)
● Mulut : mukosa mulut tampak lembab, letak lidah ditengah
● Leher : KGB tidak membesar, kelenjar tiroid tidak membesar
Thorax
● Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi intercostal (-)/(-)
● Palpasi : gerak napas simetris
● Perkusi : sonor/sonor pada kedua lapang paru
● Auskultasi : BND vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Cor BJ I & II normal, murmur -, gallop -
Abdomen
● Inspeksi : perut membuncit (+) simetris
● Auskultasi : BU (+) 5x/menit
● Palpasi : Nyeri tekan (-), Asites (+)
● Perkusi : nyeri ketok (-), CVA -/-
● Kulit : ikterik (-), petechie (-), kering dan kasar (-)
● Ekstremitas :
Superior : akral hangat, edema +/+, pitting edem (+), CRT<2detik.
Inferior   : akral hangat, edema +/+, pitting edem (+), CRT<2detik.
Tgl 25/10/2022 •Edema tungkai atas dan bawah (+)

•Perut buncit (+)

Tgl 26/10/2022 · Edema tingkai bawah (+)


Tgl 27/10/2022 · Edema tungkai bawah (+) mulai berkurang

Tgl 28/3/2022 · Edema tungkai bawah (+) berkurang


Hasil Urine Lengkap RSUD CAM Kota Bekasi
26/10/2022
Nama test
Kimia Urin
Hasil Unit Nilai rujukan
     
Warna  kuning   Kuning  
kejernihan Agak keruh Jernih
pH 5.0 5.0 -8.0
Berat jenis 1020 1005 - 1030
Albumin urine Positif 2 (++) Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Urobilinogen 0.2 mg/dL 0.1 - 1
Bilirubin Negatif Negatif
Darah samar Positif 1 (+) Negatif
Lekositosit esterase Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Nama test Hasil Unit Nilai rujukan
Mikroskopis urin      
Eritrosit 5-10  /lpb <=2
Leukosit 0-5 /lpb <=5
Silinder Granular cast(+) Negatif
Epitel Gepeng (+) Gepeng (+)
Kristal Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Hasil Lab RSUD CAM Kota Bekasi
26/10/2022
Nama test Hasil Unit Nilai rujukan
Hematologi      
Laju Endap Darah  73  mm  0-15
Leukosit 7.6 /uL 5000-10500
Hemoglobin 12.3 g/dL 11-14.5
Hematokrit 34.8 % 37-47
Trombosit 358 ribu/uL 150000-450000
Kimia Klinik      
Ureum 27 20-40
mg/dl
Kreatini + eGFRl 0.66 mg/dl 0.5-1.5
Elektrolit
Natrium (Na) 140 mmol/L 135-145
Kalium (K) 4.0 mmol/L 3.5-5.0
Clorida(Cl) 105 mmol/L 94-111
Hasil pemeriksaan Imunoserologi RSUD CAM
Kota Bekasi 26/03/2022

Nama test Hasil Unit Nilai rujukan


ASTO Non reaktif   IU/mL Non reaktif 
Kimia Klinik
 

Fungsi Hati

Albumin 1.33 g/dL 3.5 - 4.5

Kolesterol

Lemak 365 mg/dL <200


Hasil pemeriksaan Kimia Klinik di RSUD CAM
Kota Bekasi 27/03/2022

Kimia Klinik      
Fungsi hati 2.50 g/dL 3.5-4.5
Albumin
DIAGNOSIS KERJA

Sindrom Nefrotik
TATALAKSANA
●Amoxilin 3x500mg
●Inj. Kaen 3B
●Furusemid 1x20 mg
● PROGNOSIS
● Ad vitam : dubia ad bonam
● Ad functionam : dubia ad bonam
● Ad sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi sindrom nefrotik
● Keadaan klinis dengan gejala
proteinuria masif, hipoalbuminemia,
edema dan hiperkolesterolemia.
● Biasanya juga disertai dengan gejala
hematuria, hipertensi, dan penurunan
fungsi ginjal.
● Terjadi karena peningkatan
permeabilitas dinding kapiler
glomerulus
Etiologi dan Klasifikasi
Prevalensi (%)
Penyakit Sistemik dengan Manifestasi Ginjal
Penyebab
Anak-anak Dewasa Diabetes Melitus
Amiloidosis
Penyakit Glomerulus Primer
Lupus Eritematosus Sistemik
Minimal Change Disease
65 10 Ingesti Obat (emas, penisilin, dan “heroin jalanan”)
Glomerulosklerosis fokal
10 35
segmental

Infeksi (malaria, sifilis, hepatitis B, HIV)


Nefropati membranosa
5 30
Glomerulonefritis Keganasan (karsinoma, melanoma)
10 10
membranoproliferatif

Lain-lain (alergi sengatan lebah, nefritis herediter)

Nefropati IgA dan lain-lain


10 15
Minimal Change Disease

Proteinuria
Glomerulosklerosis Fokal Segmental (FSGS)

● Dibagi menjadi 2: FSGS primer dan


FSGS sekunder
● Beberapa penelitian menyebutkan FSGS
merupakan kelanjutan dari Minimal
Change Disease

Dalam waktu yang lama:


Kerusakan kaki Protein keluar bersama
Protein dan lipid terjebak pada
podosit urin
glomerulus

Terbentuknya hialin dan kemudian


terbentuk SKLEROSIS
Patofisiologi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

● Edema  periorbital, ekstremitas bawah ● Tanda-tanda penurunan volume sirkulasi


(berat: anasarka) efektif (vasokonstriksi perifer (hipertensi),
takikardia, oliguria atau penurunan laju
● Infeksi saluran pernafasan bagian atas
filtrasi glomerulus (GFR)
● Nafsu makan menurun

● Diare
Diagnosa

1. Proteinuria masif
Proteinuria >3,5 gr/24 jam atau rasio protein/kreatinin pada
urin sewaktu > 2 mg atau pemeriksaan semi kuantitatif dengan
pemeriksaan Bang atau dipstik menunjukkan protein urin ≥ 2+.
Dengan pemeriksaan esbach, kadar protein dalam urin 24 jam
> 2 gram (kuantitatif).
2. Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
● Urinalisis (dilakukan jika ada ● Pemeriksaan darah
curiga infeksi) ○ Darah tepi lengkap (hemoglobin,
● Protein urin kuantitatif, dapat leukosit, hitung jenis leukosit,
menggunakan urin 24 jam atau trombosit, hematokrit, LED)
rasio protein/kreatinin pada urin ○ Albumin dan kolesterol serum
pertama pagi hari ○ Ureum, kreatinin serta klirens kreatinin
● Mikroskop (cahaya dan elektron) ; ○ Kadar komplemen C3; bila dicurigai
pada pemeriksaan mikroskop lupus eritematosus sistemik
elektron = terlihat pemendekan pemeriksaan ditambah dengan
kaki podosit komplemen C4, ANA (anti nuclear
antibody), dan anti ds-DNA
Batasan Diagnosis
Macam Definisi

Remisi Proteinuria negatif atau trace (<4 mg/m 2 LPB/jam) 3 hari berturut dalam 1 minggu

Relaps Proteinuria ≥2+ (proteinuria >40mg/m 2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu

Relaps <2 kali dalam 6 bulan pertama setelah respons awal, atau <4 kali per tahun
Relaps jarang
pengamatan

Relaps sering Relaps ≥2 kali dalam 6 bulan pertama setelah respons awal, atau ≥4 kali dalam 1 tahun

Relaps 2 kali berurutan saat dosis steroid diturunkan, atau dalam 14 hari setelah pengobatan
Dependen steroid
dihentikan

Tidak mengalami remisi pada pengobatan prednisone dosis penuh 2 mg/kgBB/hari selama 4
Resisten steroid
minggu

Sensitif steroid Remisi terjadi pada pemberian prednisone dosis penuh selama 4 minggu
Tatalaksana
Anak dengan manifestasi klinik SN pertama kali, langsung dirawat di rumah
sakit, yang bertujuan:
● Mempercepat pemeriksaan
● Evaluasi pengaturan dietetik
● Penanggulangan edema (diuretik)
● Memulai pengobatan steroid
● Edukasi orang tua
Penatalaksanaan Dengan Diuretik
1. Pemberian cukup diberikan diet protein normal sesuai dengan
RDA (recommended daily allowances) yaitu 1,5-2 g/kgbb/hari.
2. Diet rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan selama anak
menderita edema.
Penatalaksanaan Dengan Diuretik
● Restriksi cairan dianjurkan
selama ada edema berat.
● Sebelum pemberian diuretik,
perlu disingkirkan
kemungkinan hipovolemia.
● Pada pemakaian diuretik lebih
dari 1-2 minggu perlu
dilakukan pemantauan
elektrolit kalium dan natrium
darah.
Pemeriksaan sebelum melakukan pengobatan steroid:

1. Pengukuran berat badan dan tinggi badan


2. Pengukuran tekanan darah
3. Pemeriksaan fisis untuk mencari tanda atau gejala penyakit
sistemik, seperti lupus eritematosus sistemik, purpura Henoch-
Schonlein.
4. Mencari fokus infeksi di gigi-geligi, telinga, ataupun kecacingan.
Setiap infeksi perlu dieradikasi lebih dahulu sebelum terapi steroid
dimulai.
5. Melakukan uji Mantoux.
Penatalaksanaan dengan Kortikosteroid
● Terapi inisial
● Pengobatan SN relaps
● SN relaps sering atau dependen steroid
● Pengobatan SN resisten steroid

▪ Prinsip terapi = 4 minggu dosis penuh + 4 minggu dosis alternating


▪ Jika 4 minggu dosis penuh tidak ada perubahan  resisten steroid
Terapi Inisial

● Dosis pada 4 minggu pertama:


prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80 mg/ hari) dalam dosis terbagi
● Bila terjadi remisi dalam 4 minggu pertama, dilanjutkan dengan 4 minggu kedua dengan dosis:
Prednison 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis awal) atau 1,5 mg/kgbb/hari, secara alternating (selang sehari), 1 x
sehari setelah makan pagi.
● Bila setelah 4 minggu pengobatan steroid dosis penuh, tidak terjadi remisi, pasien dinyatakan
sebagai resisten steroid.
SN Relaps

▪ Jika pasien mengalami proteinuria tanpa edema = cari dahulu pemicunya


(biasanya karena infeksi saluran napas bagian atas)
▪ Jika iya  berikan antibiotic selama 5-7hari jika proteinuria hilang tidak
diberikan prednisone
▪ Jika pasien mengalami proteinuria + edema  SN relaps  berikan
prednison
Pengobatan SN Relaps sering atau dependen steroid
Terdapat 4 opsi pengobatan:
● Pemberian steroid jangan panjang
● Pemberian levamisol
● Pemberin sitostatik
● Pengobatan dengan siklosporin atau mikofenolat atau mofetil
(opsi terakhir)
KOMPLIKASI
● Infeksi: selulitis, peritonitis bakterialis spontan

● Tromboemboli

● Hiperlipidemia

● Hipokalsemia

● Hipovolemia

● Hipertensi

● Efek samping steroid


Prognosis
Prognosis akan sangat bergantung pada etiologi sindrom nefrotik yang
mendasari. SN sensitif steroid memiliki prognosis baik, meskipun sekitar 60–70%
akan mengalami kambuh yang setengah di antaranya berbentuk kambuh sering atau
ketergantungan steroid. Pada umumnya kambuh pada SN dicetuskan oleh infeksi
virus saluran respiratori bagian atas SN resisten steroid biasanya memiliki prognosis
tidak baik dan akan berlanjut menjadi penyakit ginjal kronik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai