Konsep Ketuhanan, Keimanan, Manusia
Konsep Ketuhanan, Keimanan, Manusia
Filasafat Ketuhanan
Pemikiran tentang Ketuhanan berarti membicarakan masalah
keimanan sekaligus filsafat
Filsafat adalah: pengetahuan tentang yang benar (knowkedge of
truth) yaitu “Usaha menemukan dan menggali kebenaran secara
radikal dengan menggunakan sarana akal, menerangkan sesuatu
yang benar dan indah.
Sedangkan untuk mengungkap kebenaran Tuhan atau Iman hanya
dapat diperoleh melalui hati atau keyakinan, hal ini bukan berarti
filsafat tidak akan bisa menemukan keimanan, namun dengan akal
diharapkan dapat mempertegas keimanan seseorang.
Cara memperoleh kebenaran filsafat dengan akal, sedang agama
melalui perangkat wahyu dan hadist yg kemudian di imani dan
direnungkan sehingga ditemukan suatu kebenaran yg mutlak.
Sedangkan obyek filsafat dan agama sama yaitu mencari
kebenaran , kebaikan dan keindahan.
Tuhan dalam filsafat sudah disinggung sejak zaman Plato dan Aristoteles yang
Monoisme; yaitu mengikuti faham keesaan sumber alam semesta, atau zat yang
wajibul wujud atau keadaanya Mutlak ada.
Diteruskan muridnya Platinos yang mengasumsikan bahwa di balik realita nyata
dunia ini ada The One atau yang maha satu yaitu Tuhan.
Menurut Platinos: “filsafat yang termulia dan tertinggi derajatnya adalah filsafat
utama, yaitu ilmu tentang yang benar pertama (al-haqqul awwalu), yang menjadi
sebab bagi segala yang benar, (Harun Nasution, 1978:16).
disini tampak benang merah pemikiran filsafat dengan agama dan lahirlah filsafat
islam yang Tokohnya antara lain: Al Kindi, al-farabi, Ibnu Sina, Al-Ghozali dan
Ibnu Rusyd
Tuhan menurut Al-Kindi adalah pencipta yang tidak mempunyai permulaan
(Qadim). Sedangkan alam tidak kekal di zaman lampau tetapi mempunyai
permulaan (al Hudust).
Hal ini senada dengan pernyataan Platinos yg menyatakan bahwa yang maha satu
adalah sumber dari alam dan sumber dari segala yang ada; alam adalah emanasi dari
yang maha satu .
Siapakah Tuhan Itu?
Platinos mengasumsikan bahwa dibalik realitaas
nyata dunia ini ada The one atau yang maha satu
yaitu Tuhan yang merupakan sumber dari alam
dan sumber dari segala yang benar (The first
truth:alhaqqul awwalu): yang benar pertama:
Filsafat Tertinggi (al-Kindi dan Platinos).yaitu
yang yang menjadi sebab bagi segala yang benar
Sesuai faham di dalam Islam, Tuhan menurut al-
Kindi adalah “pencipta,” alam menurut al-kindi
bukan kekal di zaman lampau (qadim) tetapi
mempunyai permulaan, oleh karena itu al-kindi
dalam hal ini lebih dekat pada falsafat Platinos
Tuhan dalam sejarah Pemikiran Manusia
Tuhan di konsepsikan dalam istilah berbeda-beda;Ada
agama langit (samawi), ada agama bumi (ardhi), Ada
kepercayaan dan keyakinan tentang segala yang menguasai
keadaan atau lingkungan
Konsep tentang tuhan melahirkan aliran-aliran pemikiran
(Filsafat) seperti teismus, deismus ateismus dan
agnocticismus (keyakinan “ kita tidak akan dapat
mengetahui tuhan dan mustahil membuktikan Tuhan itu ada
atau tidak ada)
Perkembangan pemikiran agama di dunia Barat; yang
kemudian lahir teori evolusionisme, yaitu proses
kepercayaan dari tingkat yanng sederhana kemudian
berkembang menjadi sempurna
Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan Menurut
teori evolusionisme (Max Muller dan E.B.Taylor):
Dinamisme; mengakui adanya kekuatan pada benda, yang
berpengaruh terhadap kehidupan.
Animisme; mempercayai adanya peran roh dalam kehidupan.
Politeisme; roh yang lebih dari yang lainnya yang disebut dewa
dengan bidang kekuasaan masing-masing.
Henoteisme; satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut
Tuhan, namun masih mengakui Tuhan bangsa lain. (Tuhan tingkat
nasional).
Monoteisme; hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa
(bersifat internasional).
Kepercayaan dalam filsafat
Deismus; pandangan bahwa Tuhan adalah pencipta alam, tapi setelah
alam ini diciptakan tuhan tidak ikut andil dan bertanggung jawab di
dalamnya, manusia dan alam ciptaanlah yang bertanggung jawab.
Teismus; pandangan yang mempercayai adanya tuhan dan tuhan
tuhan adalah seluruh alam. Pan artinyaseluruh, theo artinya tuhan dan
ismus artinya paham, namun pentheisme berbeda dengan wahdatul
wujud, dalam pandangan ini alam bukan tuhan tetapi bagian dari
tuhan
Menentang teori evolusi dalam agama, Pemikiran andrew
lang”pemahaman manusia tentang tuhan itu melalui relevansi wahyu”
Pemikiran tentang Tuhan di dunia modern
Di pandang sudah taken for granted tetapi peranan tuhan dalam
kehidupan sudah dilupakan dan tidak dilibatkan secara dalam
kausalitas kehidupan, sehingga terjadilah pemisahan antara agama
dengan kehidupan yang disebut sekulerisme.
Istilah Sekulerisme di kenalkan pertama oleh George Jacob Holyoake
pada tahun 1846 adalah sistem etik yang didasarkan pada prinsip
moral alamiah dan terlepas dari agama wahyu atau supernaturalisme
(esiklopedi America ;1980;521)
Konsep Tuhan menurut istilah dalam al-Qur’an:
Ilah, Tuhan (bhs Arab) 0byek yang diagungkan atau dipentingkan manusia,
sehingga manusia rela dikuasainya. bisa berarti benda baik abstrak (nafsu) maupun
nyata (manusia). seperti surah al-Jatsiyah ayat 23:
َُأ َف َرَأ ْي َت َم ِن ا َّت َخ َذ ِإ َل َه ُه ه ََواه
Artinya: “maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhan…?
Surat al-Qashas ayat 38, perkataan ilah dipakai Fira'un untuk menuhankan dirinya:
ت َل ُكم ِّمنْ ِإ َل ٍه َغ ْي ِري ُ َو َقال َ ف ِْر َع ْونُ َيا َأ ُّي َها ا ْل َمُأَل َما َعل ِْم
Artinya: dan fir’aun berkata “wahai kaumku , aku tidak mengetahui tuhan
bagimu selain aku…
Ibnu Taymiyah memberikan definisi al-Illah sebagai berikut:
Al-Illah ialah yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadaNya,
merendahkan diri, takut dan mengharapkanNya, padanya tempat berpasrah ketika
dalam kesulitan, berdo’a, dan bertawakkal kepadaNya untuk kemaslahatan diri,
meminta perlindungan dariNya, dan menimbulkan ketenangan disaat mengingat
dab terpaut cinta kepadaNya. (imaduddin, 1880:56)
Pengembaraan spiritual nabi Ibrahim dalam mencari Tuhan dan
berakhir pada keyakinan yang murni dan tulus atau Hanif, yaitu
ketundukan kepada Allah sebagai satu-satunya zat yang diimani, yang
disembah dan tempat segala-galanya bergantung semua urusan.
dikisahka dalam surat al-An'am ayat 75-79:
َّ} َف َل َّما َجن75{ َض َولِ َي ُكونَ مِنَ ا ْل ُموقِنِين ِ ت َواَأل ْر ِ س َم َاوا َ َو َك َذلِ َك ُن ِري ِإ ْب َراهِي َم َملَ ُك
َّ وت ال
} َف َل َّما َرَأى ا ْل َق َم َر76{ َِب اآلفِلِين ُّ َع َل ْي ِه ال َّل ْيل ُ َرَأى َك ْو َكبا ً َقال َ هَـ َذا َر ِّبي َف َل َّما َأ َفل َ َقال َ ال ُأح
} َف َل َّما77{ َضا ِّلين َّ َـذا َر ِّبي َف َل َّما َأ َفل َ َقال َ لَِئن لَّ ْم َي ْه ِدنِي َر ِّبي أل ُكو َننَّ مِنَ ا ْل َق ْو ِم ال َ ازغا ً َقال َ ه ِ َب
َش ِر ُكون ْ از َغ ًة َقال َ هَـ َذا َر ِّبي هَـ َذا َأ ْك َب ُر َف َل َّما َأ َفلَ ْت َقال َ َيا َق ْو ِم ِإ ِّني َب ِري ٌء ِّم َّما ُت
ِ س َب َّ َرَأى ال
َ ش ْم
ْض َحنِيفا ً َو َما َأ َنا َ ت َواَأل ْر َّ ت َو ْج ِه َي لِلَّذِي َف َط َر ال
ِ س َم َاوا ُ } ِإ ِّني َو َّج ْه78{
Artinya:” dan begitulah Kami perlihatkan kepada Ibrahim kerajaan
langit dan bumi, dan supaya Ibrahim termasuk orang-orang yang
yakin ketika malam gelap, dilihatnya sebuah bintang, katanya” inikah
Tuhanku?. Tetapi setelah bintang itu tenggelam diapun berkata, “aku
tidak menyukai yang tenggelam”. Dan setelah bulan terbit, dia berkata
inikah Tuhanku? Dan ketilka bulan itu tenggelam maka dia berkata”
sesungguhnya jika Tuhan tidak memberi petunjukkepadankutentu aku
termasukkaum yang sesat…….
Siapa Tuhan yang benar menurut al-Qur’an?