Anda di halaman 1dari 15

PENYAKIT

MEDIASTINUM
Epidemiologi
• Pembagian mediastinum ke dalam rongga anterior superior, medial,
posterior
• Umumnya jinak & asimtomatis
• 75% dewasa, 50% anak2
• Pada dewasa mayoritas mediastinum anterior-superior
• Anak lebih banyak mediastinum posterior
Tumor mediastinum anterior
• Timoma :
• Sering muncul myasthenia gravis, hipogammaglobulinemia, aplasia eritrosit, SLE, IBD, poliomiositis
• CT scan: massa batas jelas dengan kalsifikasi
• Pengobatan : eksisi. Ganas  radiosensitif
• Teratodermoid:
• Histologis mirip tumor testis/ ovarium
• Berhubungan dgn sindroma Klinefelter
• B-HCG dan AFP meningkat (20% kasus)
• Ro : garis kalsifikasi pada tepi kista
• Th : eksisi
• Limfadenopati
• Di mediastinum anterior dan media
• Etiologi : TB, sarkoidosis, limfoma, metastasis, HIV (Giant lymph node hyperplasia disease – Cistelman disease)
• Lain2 : germ cell neoplasma (teratoma) seminoma, karsinoma primer, tumor mesenkimal, lipoma
Tumor mediastinum medial dan posterior
• Medial
• Kista perikardial, limfoma, kista bronkogenik, kista enterik
• Posterior
• Tumor neurogenik (schwanoma), neurofibroma, limfoma
• Ganglioneuroma + neuroblastoma  diare, hipertensi, paraplegia, sindroma
Horner, nyeri, muka merah. Di urin : VMA (+)
Lain2
• Infeksi mediastinum akut
• Perforasi esofagus, ruptur esofagus akibat refleks imunitas berlebihan (Boer Have’s
syndrome), sobekan dari trakea bronkial sering sesudah trauma atau bronkoskopi,
ulserasi karsinoma esofagus, supurasi/ abses orofaring
• Infeksi mediastinum kronik : TB, Histoplasmosis, sarkoidosis
• Sindroma vena kava superior
• Pelebaran vena kolateral di dada bagian atas, leher, edema muka, konjungtiva dan sakit
kepala, gangguan penglihatan, penurunan kesadaran
• KI: bronkoskopi, esofagoskopi, mediastinoskopi (krn risiko perdarahan). Harus didahului
kemoterapi atau radioterapi untuk mengurangi risiko. Kadang perlu kortikosteroid untuk
mengurangi edema
• Hernia diafragma ke medistinum
• Emfisema mediastinum : akibat trauma/ perforasi organ, spontan
• Gejala : umumnya asimtomatik krn mayoritas jinak
• Bila serak  penekanan N laringeus oleh tumor
• Edema daerah muka dan lengan  penekanan V Cava superior
• Nyeri toraks terlokalisir  invasi tumor ke dinding dada atau kelainan nerurologi murni
• Penurunan BB, demam, keringat malam limfoma
• Hipotensi dan nyeri dada berat  diseksi aorta
• Hipotensi dan pulsus paradoksus  tamponade perikardium
• Hipertensi paroksismal  feokromositoma

• Istilah2
• Krepitasi subkutis di dada atas dan bunyi gesekan yang seirama dengan denyut jantung di daerah
prekardial  Hamman’s sign
• Pneumomediastium akibat perforasi esofagus sesudah endoskopi/ sesudah muntah  Sindroma
Boerhaave
• Massa ganas paling umum di rongga anterior – superior: Timoma
• Tumor paling sering tjd di rongga posterior dan mudah dikenali dari bentuknya yg klasik spt
dumbel (classic dumbell-shaped contour) : neurinoma
• Diagnosis: Ro thorax, CT scan
• Bronkoskopi umumnya tdk bermanfaat kecuali bila ada tanda proses endobronkial
(hemoptisis) kolaps lobus paru, konsolidasi paru/ ada massa di parenkim paru
• Scan tiroid  tiroid endosternal (iodium 131/ 123), feokromositoma (I-131),
limfoma (galium)
• Lab
• AFP, B-HCG  germ cell tumor, teratodermoid
• Katekolamin urin, VMA, asam homovanilik  feokromositoma, tumor neurogenik
• Pengobatan:
• Limfoma, timoma, germ cell  radiasi, kemoterapi
• Infeksi akut dgn nekrotik/ abses  bedah + antibiotik
• Infeksi kronik  antibiotik
• Komplikasi yg berat: obstruksi trakea, VCS syndrome dan invasi vaskuler,
catastrophic hemorrhage, ruptur esofagus

Anda mungkin juga menyukai