Anda di halaman 1dari 13

GENDER DAN SEKSUALITAS

(Kebijakan Negara Mengenai Pornografi,


Pelacuran, dan Pendidikan Seksualitas)

Dosen Pengampu: Feling Polwandari.,M.Keb


Kelompok 2 :

1. Aprilia Giyofani - 6021031012


2. Dewi Rohmawati - 6021031022
3. Maharani Putri Gusfina - 6021031044
4. Mita Maulida - 6021031048
5. Nurhida Indayu - 6021031055
6. Ratna Fitriyani - 6021031060
7. Rifa Azahra - 6021031062
8. Rizki Mulyani - 6021031068
Topik Pembahasan

 Definisi Gender &  Pendidikan Seksualitas


Seksualitas
 Pengendalian Sosio-
 Pornografi Budaya Terhadap
Masalah Seksualitas
 Pelacuran (Prostitusi)  Kesimpulan
Definisi
● Gender • Seksualitas

Pembedaan Peran, Kedudukan, Tanggung Jawab, Aspek pada kehidupan manusia terkait faktor biologis,
sosial, dan budaya dengan aktivitas seksual setiap
dan pembagian tugas antara laki-laki dan
individu.
perempuan. Biasanya sudah ditetapkan dalam
masyarakat berdasarkan sifat laki-laki dan
perempuan yang dianggap pantas menurut norma,
adat istiadat, kepercayaan, dan kebiasaan pada
masyarakat.
Pornografi

Definisi Pornografi

Pornografi merupakan istilah yang berasal dari bahasa


Yunani, Pornographia. Istilah ini bermakna tulisan
atau gambar tentang pelacur . Sedangkan menurut UU tentang
KBBI, Pornografi adalah penggambaran tingkah laku Sebab dan Akibat
Pornografi
secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk dari Pornografi
Diatur Dalam
membangkitkan nafsu birahi, bahan bacaan yang UNDANG-UNDANG
dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk 1. Adanya kontrol diri yang kurang. REPUBLIK
membangkitkan nafsu birahi seksual. 2. Pengawasan orang tua yang kurang bisa INDONESIA NOMOR
mempercepat dan mempermudah anak 44 TAHUN 2008
TENTANG
mengakses pornografi.
PORNOGRAFI
3. Merusak fungsi otak dan struktur otak.
4. Hubungan seksual bebas sebelum
menikah..
01 Pelacuran (Prostitusi) 03

02
Definisi UU tentang Pelacuran
Pelacuran atau Prostitusi
Prostitusi atau disebut juga Sebab & Akibat
Pelacuran adalah tindakan Pelacuran 1. Pasal 284 KUHP
melakukan hubungan seksual Weisberg (dalam Koentjoro, sejatinya merupakan
dengan berganti-ganti pasangan pasal mengenai
2004) : perzinahan dan
yang bukan istri atau suaminya, a. Psikoanalisis
yang dilakukan ditempat-tempat merupakan delik aduan.
menekankan aspek
tertentu (lokalisasi, hotel, tempat neurosis pelacuran. 2. Undang-Undang Nomor
rekreasi dan lain-lain), yang pada
35 Tahun 2014 Tentang
umumnya mereka mendapatkan b. Faktor Ekonomi. Perubahan Atas Undang
uang setelah melakukan hubungan Undang Nomor 23
badan (Dewi, 2012). c. Penyakit Menular Seksual. Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak Di
d. Rusaknya Hubungan Rumah dalam undang-undang
Tangga (tingginya ini melarang eksploitasi
perceraian). seksual terhadap anak.

e. KDRT.
Pendidikan Seksualitas
Definisi Pendidikan Seksualitas

Suatu Informasi mengenai persoalan seksualitas manusia


yang jelas dan benar meliputi proses terjadinya
pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku
seksual yang diberikan berkaitan dengan norma-norma
yang berlaku di masyarakat (Sarlito, Sarwono. 2001).
Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-
aspek anatomi dan biologis juga menerangkan aspek-
aspek psikologis dan moral.
Faktor Pentingnya Pendidikan Seksualitas Pada
Anak
1. Anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum
paham dengan sex education, sebab orang tua masih
menganggap bahwa membicarakan mengenai seks
adalah hal yang tabu dan kurang sopan.
2. Dari ketidak-pahaman remaja tentang seks dan
kesehatan anatomi reproduksi mereka.
Pendidikan Seksualitas
Cara dalam memberikan
Pendidikan Seksualitas
- Orang tua dapat memberikan pendidikan seksualitas sejak dini.
- Tenaga Pendidik juga dapat memberikan edukasi dalam
pembelajaran untuk menjaga diri dan alat reproduksi.
- Nakes memberikan penyuluhan pada remaja tentang kesehatan
reproduksi.
- Pemerintah dapat memberikan iklan atau layanan kepada
masyarakat tentang bahayanya pornografi.

Tujuan Pendidikan Seksualitas


1. Mengetahui informasi seksual bagi remaja.
2. Memiliki kesadaran akan pentingnya memahami masalah
seksualitas.
3. Mengetahui akan bahannya PMS.
4. Memahami masalah-masalah seksualitas pada anak.
5. Membimbing supaya menuju kearah hidup yang lebih sehat.
Pengendalian Sosio-Budaya Terhadap Masalah
Seksualitas

Hubungan Sosio-Budaya UU yang berlaku


dengan Seksualitas
RUU PKS merumuskan jenis–jenis
Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku kekerasan seksual dalam Pasal
yang didorong oleh Hasrat seksual, baik bagi lawan 11 ayat (2) sebagai berikut;
jenis maupun sesama jenis. a. pelecehan seksual;
Kebanyakan Faktor sosial yang paling mempengaruhi, yaitu : b. eksploitasi seksual
1. Teman sebaya yaitu mempunyai pacar. c. pemaksaan kontrasepsi
2. Mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks d. pemaksaan aborsi
pranikah.
3. Perubahann hormonal yang dapat meningkatkan hasrat
seksual.
4. Pergaulan bebas.
5. Kurangnya pengawasan orangtua, dan
6. Pengaruh media sosial.
Pengendalian Sosio-Budaya Terhadap
Masalah Seksualitas
Contoh (Kegiatan)
Cara Pengendalian
Pengendalian sosial adalah mengendalikan perilaku untuk
mencapai tujuan tertentu dan memahami suatu konsekuensi akibat
1. Metode pendekatan Iptek bagi tindakan yang akan melakukan untuk mengendalikan diri mereka,
Masyarakat (IbM) yang digunakan adalah dengan cara :
melalui psikoedukasi dilakukan - Berikan edukasi tentang pendidikan seksualitas.
menggunakan metode ceramah, tanya - Ajarkan pergaulan yang baik & sehat.
jawab atau lainnya. - Kuatkan pemahaman agama pada anak.
2. Asesmen awal, dilakukan dengan metode - Lakukan pengawasan pada anak atau remaja
Focus Group Discussion (FGD) dan terutama pada masa pubertas.
kuesioner.

Tujuan
Pencegahan terjadinya Penyakit Menular Seksual
(PMS), karena perilaku remaja saat ini cenderung
terjadi penyimpangan pada masalah seksualitas,
juga penyalahgunaan NAPZA.
Pendidikan Seksualitas (Sex Education) dapat dilakukan
sejak dini dengan berbagai teknik sesuai kebutuhan
setiap individu dan keluarga. K
Kunci utama kesadaran seksualitas ada pada orang tua, E
dimana orang tua memegang peranan penting dalam S
memberikan pengetahuan perilaku seksual yang sehat.
Kesadaran diri setiap individu juga perlu dikuatkan,
I
dengan adanya keyakinan yang teguh akan bahayanya M
seks bebas, maka individu akan terarah dan lebih P
selektif dalam memilih pergaulan dan menuju U
kehidupan yang sehat. L
Setiap orang berhak bahagia, setiap orang berhak A
mendapatkan haknya, setiap orang bebas melakukan
hal yang mereka inginkan. Tapi, setiap orang juga
N
harus menaati norma dan aturan yang ada dan sesuai
dalam kehidupan.
Daftar Pustaka
• Helmi, Alvin Vadilla., Paramastei, Ira. 1998. Efektivitas Pendidikan Seksual Dini Dalam Meningkatkan
Pengetahuan Perilaku Seksual Sehat. Jurnal Psikologi: No 2, 26-28

• Safita, Reni. 2013. Peranan Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Seksualitas Pada Anak. Edu-Bio; Vol.
4.

• Citra Ayi Safitri, B. S. (2020). Psikoedukasi Perilaku Seksual Remaja. Journal Of Community Service.

• Haryani Mulya, M. Y. (2012). Dampak Pornigrafi Terhadap Perilaku Siswa Dan Upaya Guru Pembimbing
Untuk Mengatasinya. Jurnal Ilmiah Konseling, 1-8.

• Nurul, S. E. (2022). Agama Dan Patologi Sosial: Konseling Untuk Kasus Pekerja Seks Komersial. Assertive.

• Sheila, F. M. (2021). Studi Krisis Formulasi Kebijakan Hukum Pidana Pada Rancangan Undang-Undang
Penghapusan Kekerasan Seksual. Rio Law Jurnal.

• Haidar, Galih. Apsari, Cipta, Nurlina. 2020. Pornografi Pada Kalangan Remaja. Vol. 7. No 1.

• Bunga, Dewi. 2011. Penanggulangan Pornografi Dalam Mewujudkan Manusia Pancasila. Jurnal Konstitusi :
Vol. 8 No 4.
THANK YOU
By. Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai