atas dua kata yaitu “bimbingan” (berasal dari kata guidance) dan “konseling” (berasal dari kata counseling). Dalam praktiknya bk merupakan sebuah satu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan. Kedua merupakan bagian integral yang mempunyai satu keterikatan yang integral. (Tohirin, 2007) Bimbingan makna
Dalam memberikan bantuan kepada siswa, setidaknya
harus memperhatikan beberapa syarat diantaranya : Ada tujuan yang jelas untuk apapertolongan itu diberikan Harus terencana Berproses dan sistematis (melalui tahap-tahap tertentu) Menggunakan berbagai cara tatau pendekatan tertentu Dilakukan oleh orang ahli (mempunyai pengetahuan tentang keilmuan bimmbingan koneling) Dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan dari pemberian bantuan Makna Konseling
konseling adalah situasi pertemuan tatap muka antara
konselor dengan klien (siswa) yang berusaha memecahkan sebuah masalah dengan mempertimbangkannya bersama- sama sehingga klien dapat memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan sendiri. Pengertian ini menunjukkan bahwa dalam proses konseling, konselor berusaha menolong klien untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi berdasarkan pertimbangan bersama- sama, tetapi penentuan pemecahan masalah dilakukan oleh klien sendiri Tujuan Bimbingan Konseling Bimbingan dan konseling memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus (Prayitno dan Amti: 2004) Tujuan Umum Bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan prediposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya”. Tujuan Khusus Bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahannya itu. Fungsi Bimbingan Konseling
Prayitno (2021) menyatakan fungsi Pelayanan BK adalah
sebagai berikut:
• Fungsi Pemahaman
• Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan
• Fungsi pencegahan
• Fungsi pengentasan
• Fungsi Advokasi Kesalahpahaman terhadap pelayanan BK
Prayitno dan Erman Amti (Tohirin: 2015) menjelaskan kesalahan
dalam memahami BK antara lain • Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan. • Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah. • Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasehat • Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang bersifat insidental • Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja. • Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang normal”. • Bimbingan dan konseling bekerja sendiri. • Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif. • Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja. • Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja. • Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter atau psikiater • Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat. • Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien. • Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan instrumentasi bimbingan dan konseling (misalnya tes, inventori, angket, dan alat pengungkap lainnya). • Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah- masalah yang ringan saja Problematika dalam dunia pendidikan
1. Bimbingan dan Konseling hanya sebagai
pelengkap kegiatan pendidikan. Pada hakikatnya Bimbingan dan Konseling dan Pendidikan merupakan dua unsur yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. 2. Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah "polisi sekolah". 3. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu