Anda di halaman 1dari 16

FILSAFAT ABSOLUT

MATEMATIKA
Filsafat Matematika
filsafat matematika
Filsafat Matematika
membahasa tentang
cabang filsafat yang
menggambarkan dan 1. Apa dasar pengetahuan matematika?
menjelasakan sifat matematika 2. Apa hakekat kebenaran matematika?
3. Apa yang mencirikan matematika?
4. Apa pembenaran dari pernyataan matematika?
5. Mengapa kebenaran matematika dianggap
Asumsi sebagai kebenaran yang mendasar?
Asumsi adalah dasar dari
falsafah, untuk memberikan pengetahuan matematika terdiri dari sekumpulan
dasar-dasar tertentu untuk pernyataan yang bersamaan dengan bukti.
pengetahuan matematika
Fillsafat matematika juga menyediakan sistem
yang digunakan untuk menetapkan kebenaran
secara sistematis. Hal ini tergantung pada asumsi,
secara implisit atau eksplisit.
Hakekat dari Ilmu
Matematika
1. Pengertian ilmu menurut filosofinya

2. Klasifikasi ilmu pengetahuan


Pengertian Ilmu Pengetahuan
Secara tradisional, matematika telah dipandang sebagai paradigma pengetahuan.

• Euclid mendirikan struktur logika hampir 2.500 tahun yang lalu dalam bukunya
yang berjudul Elements yang sampai abad ke-19 diambil sebagai paradigma
untuk membangun kebenaran dan kepastian.
• Newton menggunakan unsur logika pada bukunya Principia dan Spinosa dalam
Eticha.

Pengetahuan adalah kepercayaan yang dibenarkan. Lebih tepatnya pengetahuan


awalnya terdiri dari dalil yang diterima (dipercaya) asalkan ada dasar/alasan yang
memadai untuk menegaskan (Sheffer,1965; Chisholm, 1966; Woozley, 1949).
Klasifikasi Pengetahuan
1. Apriori
2. Pesteriori

1. apriori terdiri dari proposisi yang


2. posteriori adalah pengetahuan
ditegaskan berdasarkan alasan
yang terdiri dari proposisi-proposisi
saja, tanpa pengamatan dunia.
berdasarkan pengalaman, yaitu
Alasan menggunakan logika
dengan pengamatan realitas/dunia
deduktif dan makna istilah,
(Woozlwy, 1949)
biasanya dapat ditemukan dalam
definisi.

Pengetahuan matematika diklasifikasikan sebagai pengetahuan


apriori
Contoh pembuktian proposisi matematika , pada
pembuktian 1+1=2
Langkah Kalimat Pembenaran Kalimat

S1 x+sy=s(x+y) A2
R2 diterapkan pada S1, menggunakan
S2 1+sy=s(1+y)
v=x,c=1
R2 diterapkan pada S2, menggunakan v=y,
S3 1+s0=s(1+0)
c=0
S4 X+0=x A1
S5 1+0=1 R2 diterapkan pada S4, v=x, c=1

S6 1+s0=s1 R1 diterapkan pada S3 dan S5, r=1+0, t=1

S7 S0=1 D1

S8 1+1=s1 R1 diterapkan pada S6 dan S7, r=s0, t=1

S9 s1=2 D2

S10 1+1=2 R1 diterapkan pada S8 dan S9, r=1, t=2


Menurut Euclid, pengetahuan matematika dibentuk oleh deduksi logis dari
teorema, aksioma, dan dalil-dalil.

Aksioma bukanlah sebagai asumsi, yang digunakan hanya untuk


membangun teori berdasarkan landasan, aksioma yang menjadi dasar
kebenaran tidak diperlukan adanya pembenaran (Blance, 1966).

Karena itu, bukti logis mempertahankan kebenaran dan diasumsikan


aksioma adalah kebenaran jelas, maka setiap teorema yang berasal
darinya harus kebenaran.

Pengetahuan matematika modern mencakup banyak cabang yang


bergantung pada asumsi aksioma-aksioma yang tidak dapat diklaim
sebagai dasar kebenaran universal, misalnya, aksioma teori group atau
teori himpunan.
Pandangan Absolut dalam Pengetahuan Matematika

Pandangan absolutis dalam pengetahuan matematika terdiri dari kebenaran


tertentu dan tidak dapat ditantang. Menurut pandangna ini, pengetahuan
matematika adalah kebenaran mutlak.

Ada beberapa penemuan masalah tentang pengetahuan matematika pada


abad ke-20 ketika sejumlah antinomi dan kontradiksi berasal dari
matematika (Kline, 1980; Kneebone, 1963; Wilder, 1965). Russell (1902),
mampu menunjukkan bahwa sistem Frege tidak konsisten. Kontradiksi
lain juga muncul dalam teori set dan teori fungsi.
Aliran Matematika

Formalisme
Lologisme
Sekolah pemikiran yang
menganggap matematika murni Dalam istilah populer, formalisme adalah pandangan bahwa
sebagai bagian dari logika (G. matematika adalah permainan yang dimainkan di atas kertas
Leibniz, G.Frege (1893), yang mengikuti aturan. Jejak filsafat formalis matematika
B.Russell (1919), An dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan Uskup Berkeley, para
Whitehead dan R. pendukung utama formalisme adalah David Hilbert (1925),
Carnap(1931) awal J. von Neumann (1931) dan h. kari (1951).
Aliran Matematika
kontruvisme

Kontruvisme mengklaim bahwa kebenaran matematika dan


keberadaan obyek matematika harus ditetapkan melalui metode
konstruktif. Ini berarti bahwa konstruksi matematika dibutuhkan untuk
mendirikan kebenaran atau keberadaan, dibandingkan dengan metode
mengandalkan bukti oleh kontradiksi.

Untuk konstruktivis pengetahuan, harus dibangun melalui bukti-bukti


yang konstruktif, berdasarkan logika konstruktivitas terbatas, dan
sesuai dengan prosedur konstruktif.
Kekeliruan Aliran Absolut Matematika

Masing-masing dari ketiga faham pikiran


Dapat dikatakan bawa ketiga logisme, formalisme, dan intuisiisme
kelompok ini gagal (bentuk konstruktivisme) mencoba untuk
memberikan landasan yang memberikan suatu  fondasi yang kuat
sepenuhnya untuk kebenaran untuk kebenaran matematika, dengan
matematis. mengambilnya dengan bukti matematika
dari suatu realita kebenaran walaupun
terbatas.
Kekeliruan Aliran Absolut Matematika
Untuk tiap-tiap kasus ada dasar yang
akan menjadi kebenaran absolut

Terdiri dari aksioma logis

Memakai logika deduktif untuk


menyatakan kebenaran

Tanpa demonstrasi/ pembuktian

ketiga paham pikiran ini gagal untuk


membangun kepastian
Kritik Fallibilist untuk Absolut

Argumen mendasar terhadap pandangan absolutis pengetahuan


matematika dapat dielakkan dengan pendekatan hipotetika-deduktif.
Namun, di luar masalah diasumsikan kebenaran aksioma, pandangan
absolutis memilki kelemahan utama.
Yang pertama menyangkut logika yang mendasar pada pembuktian
matematika lainnya. Pembentukan kebenaran matematika, yaitu
mendeduktifkan teorema dari seperangkat aksioma, membutuhkan
asumsi lebih lanjut, yaitu aksioma dan aturan inferensi logika. 
Singkatnya, kebenaran matematika dan bukti bertumpu pada deduksi dan
logika. Tetapi logika sendiri tidak memiliki dasar tertentu.
Asumsi Absolut yang diperdebatkan
Asumsi A Asumsi B
Bukti bahwa publikasikan  matematikawan
sebagai  tuntutan untuk menyatakan Bukti formal yang ketat dapat diperiksa
teorema berguna, pada prinsipnya, akan kebenarannya.
diterjemahkan ke dalam bukti-bukti formal
yang ketat.

Asumsi C Asumsi D
Konsistensi dari representasi (dalam
Bukti formal yang ketat dapat diperiksa asumsi C) dapat diperiksa.
kebenarannya.
Pandangan Fallibillist

Pandangan fallibillist memmiliki dua bentuk yang


ekuivale.
1.Negatif (ormat yang negatif berhubungan
dengan penolakan paham absolut:pengetahuan
Fallibillist menyatakan bahwa kebenaran mathematical bukanlah kebenaran absolut, dan
matematika bisa saja keliru dan bisa tidak mempunyai kebenaran absolut)
saja benar, dan tidak bisa dianggap
bebas dari revisi dan koreksi 2. Positif (Bentuk positifnya adalah bahwa
pengetahuan matematika adalah dapat
dibenarkan dan terus menerusmenerima revisi) 
Kesimpulan
Absolutisme adalah suatu pandangan tentang kebenaran matematika yang
meyakini bahwa matematika adalah suatu kebenaran yang mutlak. Namun dari
pandangan ini, muncul beberapa kontradiksi dari para tokoh filsafat matematika
tentang kepastian dari kebenaran matematika. Dengan munculnya kontradiksi-
kontradiksi ini dibentuklah sekolah-sekolah atau kelompok-kelompok aliran filsafat
matematika yang bertujuan untuk membangun kembali kepastian dari ilmu
matematika dainataranya adalah aliran logisisme, formalisme dan kontuktivisme
(intuisionisme).

Alhasil, ketiga aliran filsafat matematika diatas belum bisa mempertahankan


kepastian dari ilmu matematika, sehingga membuka peluang untuk kritik falibilist.
Penolakan terhadap absolutisme tidak harus dilihat sebagai pembuangan
matematika dari dunia kepastian dan kebenaran. Hilangnya kepastian tidak berarti
hilangnya pengetahuan. Demikian dalam matematika, relativitas dan
ketidakkepastian merupakan suatu kemajuan dalam pengetahuan, bukan berarti
mundur dari kepastian masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai