02 KPP Bayi
03 KPP Kanak-Kanak
10 Kurang Pengetahuan
Kesiapan Peningkatan Perkem-
bangan (KPP) Ibu Hamil
Kesiapan Peningkatan Perkembangan
IBU HAMIL
Kehamilan : Pd masa ini, seo-
rang ibu belajar
• Suatu rangkaian dari mulai bertemunya sel untuk memahami
sperma dan sel telur yg sehat dan dilanjutkan dan memberikan
dgn fertilisasi, nidasi, dan implantasi, (Sulisty- respon positif
owati, 2012) trhdp perubahan
fisiologis, psikolo-
• Diawali janin dlm rahim seorang perempuan gis, & sosial se-
sbg hasil konsepsi yg berlangsung sejak peri- lama usia kehami-
stiwa tertanamnya hasil konsepsi pd dinding lannya
endometrium di dlm uterus sampai lahirnya
janin, (Keliat dkk, 2015)
Tanda & Gejala
Trimester I Trimester II Trimester III
Subjektif : Subjektif : Subjektif :
•Tdk Menstruasi •Takut jika suami meninggalkan rumah dlm waktu •Merasakan ketidaknyamanan pada tubuh :
•Ingin selalu diperhatikan oleh suami dan kelu- relatif cukup lama sesak, mudah lelah, kram kaki
arga •Mulai merasakan gerakan janin •Merasa kepanasan, mudah berkeringat,
•Merasa bahagia dengan kehamilan •Merasa senang dan bahagia dengan gerakan janin sering berkemih
•Merasa nyaman dan bahagia bila disentuh, di- •Merasakan ada ikatan dengan janin •Membayangkan hari kelahiran dengan
belai oleh suami gembira
•Perasaan yg berubah-ubah dari waktu ke waktu Objektif : •Mencari informasi dari banyak sumber ten-
•Respon thdp perubahan yg tjd : •Perut mulai kelihatan membuncit tang kehamilan, kelahiran, dan janin
Mual & Muntah di pagi hari •Payudara membesar •Memutuskan tempat alternatif untuk
Cpt lelah & mengantuk melahirkan
Sering BAK
Payudara terasa penuh Objektif :
Tdk menyukai bau tertentu •Keluar cairan kuning dari putinf susu
Objektif : •Mempersiapkan segala kebutuhan bayi
•Areola mammae menghitam baik material mmaupun spiritual (nama ter-
•Tes Kehamilan Positif baik, tempat melahirkan, upacara kelahiran,
perlengkapan bayi dan ibu)
Tujuan Asuhan Keperawatan
Tindakan pd Kelompok :
Edukasi Kelompok Ibu Hamil
Kesiapan Peningkatan Perkembangan (KPP) Bayi 0- 18 bu-
lan (Infant)
Percaya vs Tidak Percaya (Trust vs Mistrust)
KPP Bayi : tahap perkembangan bayi usia 0- 18 bulan.
Bayi bljr mengembangkan rasa percaya trhdp org lain.
Perkembangan normal : pemupukan rasa percaya, diawali
rasa percaya pd ibu & mengharapkan perhatian (Keliat, dkk,
2015).
Jk bayi tdk mampu mencapai tugas perkembangan maka
bayi akan cenderung tdk percaya pd org lain
Tanda & Gejala
Usia 0 – 6 Bulan Usia 6 – 12 Bulan Usia 12 – 18 Bulan
1. Mengangkat kepala 1. Merangkak, berdiri, berjalan den- 1. Berjalan mundur,
2. Membalikkan badan dari gan berpegangan dan latihan ber- menangkap bola, menen-
jalan sendiri dang bola, berjalan naik tu-
terlentang ke telungkup
2. Membungkukan badan tanpa run tangga
sampai anak dapat memba-
berpegangan 2. Menumpuk balok
likkan badannya sendiri 3. Tertawa/berteriak gembira bila 3. Menyebutkan nama bagian
3. Menggenggam benda melihat benda yg menarik tubuh
4. Mengoceh dan memberi 4. Mengucapkan perkataan yg ter- 4. Mengucapkan perkataan yg
reaksi trhdp suara diri dari 2 suku kata yg sama terdiri dari 2 suku kata
5. Menengok ke arah sumber 5. Memperhatikan / memandang 5. Memperhatikan / meman-
wajah ibu/org yg mengajak bicara dang wajah ibu/org yg dia-
suara
6. Senang diajak bicara & bermain, jak bicara
6. Menangis saat merasa tidak
berbahagia dipeluk dan dicium 6. Senang diajak bicara dan
nyaman (basah, lapar, haus, 7. Menangis saat merasa tdk nya- bermain, berbahagia dipeluk
sakit dan gerah) man dan dicium
8. Menangis saat digendong org yg 7. Menangis saat merasa tdk
tdk dikenalnya nyaman
Tujuan Asuhan Keperawatan
• Mengembangkan kemampuan berbicara/berbahasa
Kognitif • Respon trhdp bunyi atau suara
• Mengenal dan membedakan org-org di sekitar
Psychososial Ability :
Self Indentity :
Role Identity Confused :
Personal Fragility
Personal purpose Self Conceptual Disorder
Unique
Personal characteristic
Friendship and loyal friend
Tanda & Gejala
Subjektif Objektif
•Remaja dpt menilai scra objek- • Bertanggung jawab trhdp
tif kelebihan & kekurangan tugas yg diberikan
• Memiliki sahabat •Menemukan identitas diri yg
• Merasa tertarik pd lawan jenis objektif
• Mengembangkan bakat yg • Memiliki cita-cita masa de-
disukai pan
• Mempunyai prestasi
akademik
• Mempunyai teman sebaya
Fokus Pengkajian Identitas diri, kemampuan bersosialisasi
Fokus Evaluasi Peningkatan kemampuan anak sekolah, peningkatan kemampuan care giver dalam memfasili -
tasi remaja dalam kegiatan yg sesuai dengan identitas diri. Mengenal tanda penyimpangan
perkembangan dan cara mengatasinya. Penggunaan fasilitas kesehatan
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN DEWASA MUDA (18 – 40 Thn)
Intimasi vs Isolasi
Fokus Diagnosis Tujuan : klien mampu melakukan stimulasi perkembangan Dewasa Muda
Fokus Diagnosis Tujuan : klien mampu melakukan stimulasi perkembangan Dewasa Tua
Fokus Diagnosis Tujuan : klien mampu memahami tentang kondisi kesehatan, tahu cara merawat,
melakukan perawatan, menggunakan pelayanan kesehatan, merasakan manfaat per-
awatan diri yang dilakukan
Fokus Intervensi / Im- Tindakan pd Klien :
plementasi 1. Diskusikan keluhan yang disampaikan oleh klien
2. Lakukan pengkajian lanjut atas keluhan yang disampaikan
3. Jelaskan hasil pengkajian
4. Jelaskan cara perawatan yang dilakukan
5. Latih klien untuk merawat kesehatannya
6. Berikan pujian
Fokus Evaluasi Peningkatan pengetahuan dalam cara merawat kesehatan
MATERI
DIAGNOSA PSIKOSOSIAL
ANSIETAS
Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak nyaman
seakan-akan terjadi sesuatu yang mengancam. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak mengatasi an-
caman.
Fokus Pengkajian Penyebab : perubahan status kesehatan, hospitalisasi, ancaman terhadap kematian, ben-
caba
Tanda dan Gejala :
Subjektif : mengeluh sakit kepala, mengeluh tidak nafsu makan, merasa lemas dan
khawatir, mengeluh takut, cepat lelah
Objektif : gemetar, menangis, aktivitas sehari-hari tebengkalai, sulit konsentrasi, gelisah,
tampak tegang, sulit tidur, gangguan pernapasan, tremor
Fokus Diagnosis Tujuan : pasien mampu mengidentifikasi kecemasan. Pasien mampu melakukan latihan re-
laksasi napas dalam, distraksi, hipnotis 5 jari dan spiritual
Fokus Intervensi / Im- Kaji tanda-tanda ansietas, ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam, distraksi, hipnotis 5
plementasi jari, dan spiritual
Fokus Evaluasi Penurunan tanda dan gejala ansietas dan peningkatan kemampuan mengatasi ansietas
GANGGUAN CITRA TUBUH
GCT dlh perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan
struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Fokus Pengkajian Penyebab : perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit, perubahan struktur tubuh aki -
bat luka, operasi, dan proses penyakit, perubahan bentuk tubuh akibat tindakan seperti
pemasangan infus, oksigen, kateter, perubahan pandangan terhadap penampilan tubuh.
Tanda dan Gejala :
Subjektif : menolak perubahan/kehilangan tubuh, perasaan negative tentang tubuh, takut
pada reaksi orang lain
Objektif : kehilangan bagian tubuh, menghindari melihat/menyentuh bagian tubuh yang
berubah, menyembunyikan bagian tubuh yg berubah, perubahan hubungan social, trauma
terhadap bagian tubuh yg tdk berfungsi
Fokus Diagnosis Tujuan : pasien mampu mengidentifikasi bagian tubuh yang berfungsi dan yang terganggu,
mengafirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat, melatih bagian tubuh yang terganggu
dan merasakan kemampuan utk melakukannya
Fokus Intervensi / Im- Diskusikan persepsi, perasaan, dan harapan klien terhadap citra tubuhnya. Latih klien
plementasi menggunakan bagian tubuhnya yang sehat. Latih merawat dan melatih bagian tubuh yang
terganggu. Melatih klien melakukan kegiatan sosial
Fokus Evaluasi Penurunan tanda dan gejala GCT dan peningkatan kemampuan pasien dan pandangan
pada tubuh yang berubah
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
HDRS adalah munculnya persepsi negative terhadap makna diri sebagai respon terhadap
situasi saat ini
Fokus Pengkajian Penyebab : perubahan pada citra tubuh, riwayat kehilangan, perubahan peran social, ri -
wayat penolakan, kegagalan hidup berulang, harapan diri tidak realistic, riwayat kehilangan,
riwayat penolakan, riwayat pengabaian
Tanda dan Gejala :
Subjektif : menilai diri negative, merasa malu atau bersalah, melebih-lebihkan penialian
negative, menolak penilaian positif, dan sulit konsentrasi
Objektif : berbicara pelan dan lirih, menolak berinteraksi dengan org lain, berjalan menun -
duk, kontak mata kurang, lesu dan tidak bergairah, pasif, tidak mampu membuat keputusan
Fokus Diagnosis Tujuan : pasien mampu mengidentifikasi kemampuan positif
Fokus Intervensi / Im- Identifikasi kemampuan dan aspek positif yg dimiliki, menilai kemampuan dan aspek positif
plementasi yang dimiliki, memilih kemampuan positif yang bias dilatih, melatih kemampuan positif yang
dimiliki.
Fokus Evaluasi Penurunan tanda dan gejala HDRS dan peningkatan kemampuan pasien mengatasi HDRS
KETIDAKBERDAYAAN
Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan mempengaruhi
hasil secara bermakna, suatu keadaan ketika individu kurang dapat mengendalikan kondisi
tertentu atau kegiatan yg baru dirasakan.
Fokus Pengkajian Penyebab : ketidakadekuatan koping sebelumnya seperti depresi, program pengobatan
jangka panjang/kompleks, hubungan interpersonal yang tidak memuaskan, dan lingkungan
yg tdk mendukung perawatan/pengobatan
Tanda dan Gejala :
Subjektif : menyatakan frustasi atau tidak mampu melakukan aktivitas sebelumnya, merasa
diasingkan, menyatakan merasa malu, keraguan terhadap kinerja peran, merasa tertekan
Objektif : menghindari orang lain, tidak berpartisipasi dalam pengobatan/perawatan,
bergantung pada orang lain, apatis dan pasif, ekspresi muka murung
Fokus Diagnosis Tujuan : pasien mampu mengungkapan kepuasan dan tidak bergantung pada orang lain,
tidak menyalahkan org lain, tdk berfokus pada diri sendiri, tdk mengalami kebingungan,
mampu melakukan kegiatan dan mampu mengambil keputusan
Fokus Intervensi / Im- Identifikasi pemikiran yg negative, bantu ps meningkatkan pikiran yg positif, latih harapan
plementasi positif.
Fokus Evaluasi Penurunan tanda dan gejala ketidakberdayaan dan peningkatan kemampuan pasien men -
gatasi ketidaberdayaan
KEPUTUSASAAN
Keputusasaan merupakan kondisi individu yg memandang adanya keterbatasan atau tidak
tersedianya alternative pemecahan masalah dan tidak mampu memobilisasi energy demi ke-
pentingannya sendiri.
Fokus Pengkajian Penyebab : stress jangka panjang, penurunan kondisi fisiologis, penyakit kronis, kehilangan
kepercayaan pd kekuatan spiritual, kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai penting, pem-
batasan aktivitas jangka panjang, dan isolasi sosial
Tanda dan Gejala :
Subjektif : mengungkapkan isi pembicaraan yg pesimis “Saya tidak bisa”, selera makan
menurun, sulit tidur
Objektif : berperilaku pasif, sedih, afek datar, inisiatif kurang, kurang terlibat dalam per-
awatan
Fokus Diagnosis Tujuan : pasien memiliki harapan dan keyakinan, memiliki motivasi hidup, mengatasi stress
yg yg dihadapi, peningkatan kegiatan spiritual dan mampu berkomunikasi secara efektif
Fokus Intervensi / Im- Identifikasi kemampuan membuat keputusan dan mengidentifikasi harapan dalam kehidu-
plementasi pan, identifikasi hubungan dan dukungan social yg dimiliki pasien, latih cara merawat
dirinya, latih cara melakukan aktifitas positif, latih koping positif
Fokus Evaluasi Penurunan tanda dan gejala keputusasaan dan peningkatan kemampuan pasien mengatasi
keputusasaan
KEHILANGAN/BERDUKA
Proses kompleks yg normal meliputi respon dan perilaku emosional, fisik, spiritual, sosial dan
intelektual ketika individu memasukkan kehilangan yg aktual, adaptif, atau dipersepsikan ke
dalam kehidupan sehari-hari
Fokus Pengkajian Penyebab : kematian/kehilangan org yg berarti, antisipasi kematian keluarga/org yg berarti,
kehilangan (pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh, hubungan sosial).
Tanda dan Gejala :
Subjektif : tdk menerima kehilangan, menyalahkan, rasa bersalah, merasa sedih, merasa
tdk ada harapan, mimpi buruk, merasa tdk berguna
Objektif : marah, menangis, pola tidur berubah, tdk mampu berkonsentrasi, memisahkan
diri, memelihara dgn hubungan dgn yg hilang, fungsi imunitas terganggu.
Fokus Diagnosis Tujuan : memahami proses kehilangan, mengetahui cara mengatasi kehilangan scra berta-
hap, melakukan manajemen rasa marah, melatih diri bergerak dari harapan ke realita,
melatih diri melihat aspek positif, melatih rencana baru
Fokus Intervensi / Im- Kaji tanda dan gejala berduka, jelaskan tahap berduka : denial, anger, bergaining, depresi
plementasi and acceptance, latih melalui tahap berduka.
Fokus Evaluasi Penurunan tanda dan gejala berduka dan peningkatan kemampuan pasien mengatasi
berduka