Kewenangan Strategis Organisasi Profesi Hilang :
Pasal 274 :
Keanggotaan majelis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 316 ayat (1) berasal
dari kalangan profesi Tenaga Medis dan/atau Tenaga Kesehatan atas usulan
Konsil Kedokteran Indonesia dan konsil setiap kelompok Tenaga Kesehatan
sesuai dengan kewenangannya.
Bedakan dengan bunyi Pasal 60 UU No.29/2004
2) Awalnya semangat Pasal 314 dan 475 RUU Kesehatan ini adalah single bar system
apabila memperhatikan, pasal 314 ayat (2) diatas, jo Pasal 475 dan penjelasan Pasal
475. Namun yang terjadi kemudian adalah Metamorfosis dari single bar system
menjadi Multi bar system.
3) Dari sinilah nanti Organisasi Profesi Kesehatan yang selama ini eksis akan memasuki
sejarah baru dalam sebuah ketidakpastian kedudukan hukum dan kewenangan
yang dimiliki, lalu terkotak dalam kelompok-kelompok dan paguyuban-
paguyuban dan lain-lain lalu ditundukkan dalam UU No. 17 Tahun 2013 Tentang
Ormas. Implikasi hukumnya adalah : Organisasi Profesi Kesehatan, adanya seperti
tidak adanya.
KESIMPULAN
4. IDI yang merupakan singkatan (akronim) dari Ikatan Dokter Indonesia, PDGI
akronim dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia IBI singkatan dari Ikatan Bidan
Indonesia, PPNI singkatan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia dan IAI
singkatan dari Ikatan Apoteker Indonesia adalah Organisasi yang merupakan
satu-satunya wadah profesi dokter menurut Penjelasan atas Pasal 475 RUU
Kesehatan, tetapi ingat lho ya dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM)
Pemerintah bernomor 1484 kolom 4 itu dihapus. Kenapa dihapus tanyakan
saja kepada Pemerintah.
5. Kemudian Kewenangan pokok dan sentral Organisasi Profesi dalam Undang-
Undang lama yang di-Omnibuslaw-kan, seperti kewenangan untuk
menetapkan etika profesi, membina anggota dalam pelaksanaan etika
profesi, mengusulkan siapa-siapa yang duduk dalam Majelis Kehormatan
Disiplin s/d perlindungan kepada anggota. Juga dihilangkan.
6. Maka Organisasi Profesi lain yang secara def facto saat ini ada, dan yang akan
ada dikemudian hari, dengan menunjuk pasal 475 tidak dapat dilarang
keberadaannya karena Konstitusi menjamin kebebasan berserikat dan
berkumpul sebagaimana dimaksud dalam Pasl 28 dan pasal 28 E ayat (3)
UUD 1945.
7. Berubahlah Organisasi Profesi yang single bar system menjadi multi bar
system. Maka semua organisasi lain kedepan memiliki kedudukan dan
kewenangan sama. Bahasa Cak Buhin : “Adanya seperti tidak adanya”,
menjadi perkumpulan biasa, paguyaban biasa, sehingga tidak salah kedepan
akan di kotak dalam UU Ormas. Lalu dimana letak dan kedudukan hukum
profesi dokter dan nakes yang spesial dan professional, baik dalam
pendidikan dan pekerjaannya, apabila dianggap masuk sebagai Ormas.
Logika hukumnya adalah : semua organisasi profesi yang professional itu
akan menjadi ormas. Kesalahan ini harus diluruskan.
KESIMPULAN