Hal ini dikarenakan, sabda dan perbuatan Rasulullah SAW selalu didasarkan atas wahyu
yang diterimanya. Hal ini dijamin oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an ( An-Najm/53 : 3-4 ).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa, kemunculan ilmu hadits adalah merupakan
pengejawantahan dari perintah Allah SWT sendiri untuk berhukum pada hadits di samping
Al-Qur’an.
3. PENGERTIAN
HADIST,SUNNAH, DAN
KHABAR
Al- Hadits
menurut arti bahasa adalah baru (lawan dari lama)
menurut istilah, ialah segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW berupa ucapan, perbuatan, atau perkataan.
Bentuk perkataan Nabi Muhammad SAW berisi
berbagai tuntunan dan petunjuk syarat, peristiwa-
Hadist Qauli / Sunnah Qauliyyah peristiwa atau kisah, baik yang berhubungan dengan
aspek akidah, syariah, maupun akhlak.
pernyataan sahabat yang menggambarkan perilaku Nabi Hadist Fi’li / Sunnah Fi’liyyah
yang kemudian dijadikan pedoman
Yang dimaksud dengan hadits sebagai penguat al-Qur’an adalah ketetapan Al-Qur’an
senantiasa mendapat pengokohan dan penguatan dari hadits.
Hadist sebagai
Penjelas terhadap Alquran
Artinya memberikan kejelasan makna terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang maknanya masih
samar-samar atau umum. Hadits juga berfungsi sebagai alat memberikan hukum khusus
terhadap ayat Al-Qur’an
Hadist sebagai
Musyri’ ( penetap dan pembuat hokum syariat)
Dalam hal ini, hadits atau sunnah bertindak sebagai pembuat hukum syariat,
yaitu membuat hukum-hukum baru yang tidak ada dalam Al-Qur’an
5. ILMU HADIST
Ilmu Hadist Riwayah
Ilmu hadits adalah ilmu
yang mempelajari seluk ilmu hadits yang berkenaan dengan Pemindahan hadits, Pemahaman
metode penelaahan sanad,Pemeriksaan lafadz-lafadz dalam sanad
beluk yang berkaitan dengan dan matan,
cara pemindahan hadits dari Memeriksa nama-nama yang meriwayatkan,Memeriksa hal-hal yang
berkaitan dengan pengambilan hadits secara sah, benar, dan tepat
Nabi saw. dari para Sahabat,
atau dari para Tabi’in
(orang-orang yang hidup Ilmu Hadist Dirayah
semasa para Sahabat), yaitu ilmu hadits yang melakukan
dengan cara mengetahui penyaringan,memilah-milah hadits,melakukan kritik
terhadap isi hadits,dan mengaji aspek-aspek yang
para periwayat hadits (rawi) menentukan shahih tidaknya suatu hadits atas dasar
sanadnya,serta memahami secara ilmiah kandungan
yang terdapat dalam matan hadits
6. PROSES
PERIWAYATAN
HADIST
al-riwayat atau periwayatan hadis ialah kegiatan penerimaan dan
penyampaian hadist, serta penyandaran hadis itu kepada rangkaian para
periwayatnya dengan bentuk-bentuk tertentu
• proses periwayatan dan dengan isnad hadits :
hadits yang pada salah satu thabaqah hadits yang dalam sanadnya terdapat
(lapisannya) sanadnya, terdapat dua seorang yang menyendiri dalam
orang rawi, kemudian setelah itu periwayatannya. Penyendirian rawi
orang-orang pada meriwayatkannya dalam meriwayatkan hadits itu dapat
mengenai personnya yakni tidak ada
orang lain yang meriwayatkan selain
râwî tersebut
8. TINGKATAN
KUALITAS HADIST
HADIST SHAHIH
Tidak ada
Rawinya cacat
Adil (‘illat)
Sanadnya
Tidak
bersambung syadz
Oleh Al-Razi’ sesuatu yang
Rawinya
mendefinisikan Dhabith Syadz ialah membuat
hendaklah rawi’ ‘adil sebagai
dari suatu generasi kekuatan rohani apabila rawi’ yang keshahihan hadits
memiliki Dhabith adalah Tsiqat dalam suatu ternodai.
yang mendorong kemampuan hadits menyalahi
kesambungan untuk selalu
dengan generasi memelihara hadits hadits lain yang
berbuat taqwa. rawi’nya lebih
berikutnya
URUTAN DERAJAT HADIST SHAHIH
Hadist Maqlub
3 Hadits yang susunan Rawi’-rawi’nya terbalik dalam
sanadnya, yang seharusnya disebut belakangan
6
disebutkan lebih dahulu, atau terbalik antara sanad
dan matannya.
9. KITAB-KITAB
KUMPULAN HADIST
Tingkatan kitab kumpulan hadist dikalangan
muslim sunni, dilihat dari tingkat derajatnya
Kitab Shahih Bukhari
Kitab Sunan Ibnu Majah
Kitab Shahih Muslim