Anda di halaman 1dari 7

SEMANTIK

MAKNA DAN
MASALAHNYA

Disusun Oleh:

Wafiqul Hidayat (20032064)


Saidatul Wafiyah (20032120)
Dosen pengampu:

Sari Ani, M.pd

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA
TAHUN 2022/2023
Pengertian Makna
Makna adalah gejala dalam ujaran (utterance-internal
phenomenon).
Ferdinand de Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua
unsur yaitu :
1) Yang diartikan (Perncis : signife, Inggris, Signified)
2) Yang mengartikan (Perancis, signifiant, inggris, signifier)
Misalnya meja hijau yang bermakna pengadilan, sampul surat
yang bermakna amplop, dan mata sapi yang berarti telor yang
digoreng tanpa dihancurkan.
Informasi
Informasi adalah gejala-luar-ujaran (utterance-external
phenomenon ). informasi menyangkut segi objek yang
dibicarakan.
- kata ayah dan bapak karena bentuknya berbeda maka
maknanya pun berbeda.
- Dika menendang bola dan kalimat Bola ditendang Dika,
maknanya juga berbeda.
Maksud
Maksud adalah sesuatu yang lain yang juga luar
ujaran.Maksud dilihat dari segi Si pengujar, orang yang
berbicara atau pihak subjeknya.
Contoh: seorang ayah setelah memeriksa buku rapor anaknya,
dan melihat bahwa angka-angka dalam buku rapor itu banyak
yang merah, berkata kepada anaknya dengan nada memuji
“Rapormu bagus sekali, Nak!”, Jelas, dia tidak bermaksud
memuji walaupun nadanya memuji. Dengan kalimat itu dia
sebenarnya bermaksud menegur atau mungkin juga mengejek
anaknya itu.
Tanda, Lambang, Konsep, dan Definisi
-Tanda dalam bahasa Indonesia pertama-tama adalah berarti “bekas”.
Contoh: Pukulan rotan yang cukup keras pada punggung akan
memberi bekas.
-Lambang sebenarnya juga adalah tanda. Hanya bedanya lambang ini
tidak memberi tanda secara langsung, melainkan melalui sesuatu yang
lain.
Contoh: Warna merah pada bendera sang merah putih merupakan
lambang “kesucian”.
- Konsep sebagai referen dari suatu lambang memang tidak pernah bisa
“sempurna”.
Contoh: kalau kita menyebut (kursi) atau lambang apa saja, orang
sering bertanya “apa yang anda maksud dengan kursi itu ?”
Semua itu berusaha merumuskan konsep-konsep yang ada dalam
dunia, idenya dalam suatu rumusan yang disebut definisi atau batasan.
Beberapa Kaidah Umum
1) Hubungan antara sebuah kata/leksem dengan rujukan atau
acuannya bersifat arbitrer.
2) Secara sinkronik makna sebuah kata/leksem tidak berubah,
secara diakronik ada kemungkinan berubah.
3) Bentuk-bentuk yang berbeda akan berbeda pula maknanya.
4) Setiap bahasa memiliki sistem semantik sendiri yang
berbeda dengan sistem semantik bahasa lain.
5) Makna setiap kata/leksem dalam suatu bahasa sangat
dipengaruhi oleh pandangan hidup dan sikap anggota
masyarakat yang bersangkutan.
6) Luasnya makna yang dikandung sebuah bentuk gramatikal
berbanding terbalik dengan luasnya bentuk

Anda mungkin juga menyukai