Anda di halaman 1dari 32

KELAS B

NILAI DAN NORMA


KONSTITUSIONAL UUD
NKRI 1945
DAN
KONSTITUSIONALITAS
KETENTUAN
PERUNDANG-UNDANGAN
DI BAWAH UUD
Ardiansyah (2103060052)
Rubiatun Adawiyah (2103060053)
Brinarya Nino Sudhipurwa (2103060054)
LATAR BELAKANG

Pada era demokrasi modern, konstitusi menjadi pijakan utama


dalam menjalankan negara dan menjamin hak-hak warga negara.
Konstitusi merupakan undang-undang dasar yang menjadi landasan
bagi sistem hukum dan pemerintahan suatu negara. Di Indonesia,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
NRI 1945) menjadi konstitusi yang berlaku hingga saat ini. UUD NRI
1945 menyimpan nilai-nilai dan norma konstitusional yang menjadi
panduan bagi negara dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
menjamin hak-hak masyarakat.
01
Konstitusi dan
Konstitusionalitas
Konstitusi
Kata "konstitusi" berasal dari bahasa
Latin, "constitutio", yang merupakan
bentuk verbal dari kata kerja "constituere".
"Constituere" terdiri dari dua elemen, yaitu
"con-" yang berarti "bersama" atau
"dengan", dan "statuere" yang berarti
"menetapkan" atau "mendirikan". Oleh
karena itu, secara etimologis, konstitusi
memiliki makna "menetapkan bersama"
atau "mendirikan bersama".

Dalam bahasa Prancis, "constituer"


berarti membentuk atau pembentukan.
Dalam konteks konstitusi, istilah tersebut
merujuk pada pembentukan suatu negara.
Konstitusi adalah dokumen tertulis yang mengatur sistem
pemerintahan, pembagian kekuasaan, hak-hak asasi, dan
hubungan antara negara dengan warga negara. Sebagai
landasan hukum fundamental, konstitusi mengatur struktur,
fungsi, wewenang negara, serta hak-hak dan kewajiban
warga negara. Konstitusi berperan dalam pembentukan dan
penyelenggaraan negara, menetapkan prinsip-prinsip dasar
hubungan antara pemerintah dan warga negara, dan
membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak
disalahgunakan.
Secara umum, konstitusi berfungsi sebagai panduan dalam
menjalankan pemerintahan dan menjamin keadilan serta
perlindungan hak-hak individu. Konstitusi juga mengatur
pembagian kekuasaan antara lembaga-lembaga negara,
menjelaskan sistem pemerintahan yang berlaku, serta menjamin
hak-hak asasi warga negara.

Konstitusi dapat tertulis atau tidak tertulis. Konstitusi tertulis


merupakan dokumen yang menjadi sumber hukum tertinggi di
negara tersebut, seperti Undang-Undang Dasar Negara atau
Konstitusi. Konstitusi tidak tertulis atau konstitusi kebiasaan
terbentuk melalui praktik kelembagaan, kebiasaan, dan
keputusan-keputusan penting yang menjadi tradisi dalam suatu
negara.
Adapun definisi konstitusi menurut para ahli, antara
lain:

Lord James Bryce Aristoteles


"Konstitusi adalah kerangka Konstitusi berbeda-beda sebagai
masyarakat politik, yang diorganisasi komunitas kepentingan yang dimiliki
melalui dan oleh hukum, artinya, yang warga negara dalam satu negara,
dalam hukum telah menetapkan sebagai cara hidup bersama yang
institusi permanen dengan fungsi yang umum yang dipilih oleh negara, dan
diakui dan hak-hak yang pasti sebagai pemerintahan secara nyata
(CF Strong, 1960)." (Djahiri, 1971).
Konstitusionalitas dalam Sistem Hukum
Konstitusionalitas merujuk pada kesesuaian atau keselarasan suatu
peraturan perundang-undangan atau tindakan pemerintah dengan
konstitusi negara. Dalam kata lain, konstitusionalitas menunjukkan
apakah suatu peraturan atau tindakan sesuai dengan ketentuan dan
prinsip yang tercantum dalam konstitusi.

Contohnya, dalam suatu negara konstitusi menyatakan bahwa


semua warga negara memiliki hak atas kebebasan berpendapat. Jika
ada sebuah undang-undang yang membatasi kebebasan berpendapat
secara tidak sah atau melanggar prinsip tersebut, maka undang-undang
tersebut dianggap tidak konstitusional. Hal ini berarti undang-undang
tersebut bertentangan dengan konstitusi dan tidak berlaku secara
hukum.
Konstitusionalitas adalah prinsip penting
dalam sistem hukum suatu negara yang
menentukan validitas peraturan
perundang-undangan. Konstitusi berperan
sebagai landasan hukum tertinggi yang
mengatur kekuasaan pemerintah dan
melindungi hak-hak individu.

Prinsip konstitusionalitas menegaskan


bahwa setiap peraturan harus sesuai
dengan konstitusi yang berlaku. Konstitusi
menetapkan batasan dan wewenang bagi
lembaga pemerintahan serta melindungi
hak-hak individu secara konstitusional.
Pada akhirnya, Konstitusionalitas memberikan jaminan kepastian
hukum dengan memberikan landasan yang jelas bagi peraturan
perundang-undangan. Hal ini memastikan bahwa hukum yang berlaku
sesuai dengan konstitusi dan memenuhi persyaratan konstitusionalitas,
sehingga setiap orang dapat mengetahui dan mengandalkan hukum
tersebut. Selain itu, konstitusionalitas juga melindungi hak-hak warga
negara dengan menyertakan deklarasi hak-hak fundamental yang dijamin
oleh negara. Dengan memastikan konstitusionalitas peraturan perundang-
undangan, hak-hak tersebut tetap terjaga dan dapat dipertahankan.
Fungsi dan Nilai-Nilai Konstitusi
Fungsi Konstitusi
Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme.
Landasan konstitusionalisme adalah landasan
berdasarkan konstitusi, baik konstitusi dalam arti luas
maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti
luas meliputi undang-undang dasar, undang-undang
organik, peraturan perundang-undangan lain, dan
konvensi. Konstitusi dalam arti sempit berupa Undang-
Undang Dasar
(Astim Riyanto, 2009).
Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan
hak-hak warganegara akan lebih terlindungi. Gagasan ini
dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl Joachim
Friedrich dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah
merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan
oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenakan beberapa
pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa
kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak
disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk
memerintah

(Thaib dan Hamidi, 1999).


Konstitusi juga berfungsi:

01 02
Membatasi atau mengendalikan Memberi suatu rangka dasar
kekuasaan penguasa agar dalam hukum bagi perubahan
menjalankan kekuasaannya tidak masyarakat yang dicitacitakan
sewenang-wenang terhadap tahap berikutnya
rakyatnya;

03 04
Dijadikan landasan penyelenggaraan
negara menurut suatu sistem Menjamin hak-hak
ketatanegaraan tertentu yang asasi warga negara.
dijunjung tinggi oleh semua warga
negaranya;
Nilai-Nilai Konstitusi

Supremasi Hukum Demokrasi Keadilan


Konstitusi menegaskan Konstitusi sering kali Konstitusi menekankan
bahwa hukum adalah mencerminkan nilai-nilai pentingnya keadilan
otoritas tertinggi yang demokrasi, di mana dalam sistem hukum
mengikat semua pihak, kekuasaan berada di
termasuk pemerintah tangan rakyat.
Nilai-Nilai Konstitusi

Hak Asasi Manusia Persamaan Kebebasan


Konstitusi melindungi hak Konstitusi mendorong Konstitusi menjamin
asasi manusia yang prinsip persamaan di kebebasan individu, seperti
dianggap fundamental hadapan hukum kebebasan berpendapat,
bagi setiap individu kebebasan berekspresi,
kebebasan berserikat, dan
kebebasan beragama.
02
UUD NKRI 1945
Sebagai Konstitusi
UUD NKRI 1945 adalah undang-
undang dasar atau konstitusi yang
menjadi landasan hukum tertinggi di
Indonesia. Disahkan pada 18 Agustus
1945 oleh PPKI, UUD NRI 1945
merupakan hasil dari proses
penyusunan yang dimulai setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945. PPKI
mengadakan sidang-sidang untuk
membahas dan menyusun konstitusi
sebagai dasar negara Indonesia.
UUD NRI 1945 awalnya terdiri dari 37 pasal dan mengalami
beberapa perubahan seiring waktu. Perubahan-perubahan
tersebut dilakukan melalui proses amandemen UUD yang
melibatkan sidang-sidang PPKI dan MPR sebagai lembaga
tertinggi dalam sistem politik Indonesia. Amandemen UUD
NRI 1945 dilakukan untuk memperkuat sistem demokrasi
dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia, dengan
perubahan signifikan terjadi pada tahun 1999. Amandemen
tersebut juga mengubah sistem politik Indonesia menjadi
sistem presidensial.
Nilai dan Norma Konstitusional dalam UUD NRI
1945
UUD NRI 1945 mengakui
UUD NRI 1945 menegaskan dan melindungi hak asasi
bahwa negara Indonesia manusia (HAM) yang dimiliki
adalah negara hukum setiap warga negara.

HAM dan
Negara Hukum Keadilan
Kedaulatan
Pancasila
Rakyat
UUD NRI 1945
UUD NRI 1945
memuat Pancasila
menegaskan bahwa
sebagai dasar
kekuasaan tertinggi
negara.
berada di tangan
rakyat
Nilai dan Norma Konstitusional dalam UUD NRI
1945
Hubungan antara nilai dan norma konstitusional UUD NRI 1945 dengan
konstitusionalitas ketentuan perundang-undangan sangat penting. UUD
NRI 1945 mengandung nilai-nilai dan norma-norma konstitusional yang
menjadi pedoman dalam penyusunan peraturan perundang-undangan.
Konstitusionalitas ketentuan perundang-undangan merujuk pada
kesesuaian dengan UUD NRI 1945, yang mencerminkan nilai-nilai dan
norma-norma konstitusional. Pengujian konstitusionalitas dilakukan oleh
lembaga peradilan konstitusi untuk memastikan kesesuaian peraturan
perundang-undangan dengan konstitusi. Jika ditemukan
ketidaksesuaian, peraturan tersebut dapat dinyatakan tidak
konstitusional.
Berikut adalah inti mengenai hubungan
tersebut:

Nilai dan Norma Konstitusionalitas Ketentuan Pengujian Konstitusionalitas


Konstitusional Perundang-Undangan
Konstitusionalitas
UUD NRI 1945
Konstitusionalitas ketentuan perundang-
mengandung berbagai
ketentuan perundang- undangan dapat diuji
nilai dan norma
undangan mengacu pada melalui mekanisme
konstitusional yang
kesesuaian suatu pengujian
menjadi pijakan dan
peraturan perundang- konstitusionalitas yang
pedoman dalam
undangan dengan dilakukan oleh lembaga
penyusunan peraturan
konstitusi, terutama UUD peradilan konstitusi, seperti
perundang-undangan
NRI 1945. Mahkamah Konstitusi di
Indonesia.
STUDI KASUS

Putusan PN Jakpus dalam gugatan Partai Prima (nomor register


757/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst) yang memerintahkan penundaan tahapan
pemilu hingga tahun 2025, dianggap oleh Syarief Hasan (Wakil Ketua
MPR) sebagai bentuk nyata kekeliruan berpikir dan pengingkaran
terhadap amanat konstitusi. Menurut Syarief, putusan tersebut
merupakan pelanggaran konstitusional yang nyata. Ia juga merasa aneh
dengan putusan PN Jakpus karena sengketa kepemiluan seharusnya
menjadi kompetensi Bawaslu, PTUN, atau Mahkamah Konstitusi, bukan
Pengadilan Negeri. Syarief menduga bahwa Hakim PN Jakpus telah
melampaui kewenangannya.
STUDI KASUS

Syarief Hasan mendesak Komisi Yudisial untuk menyelidiki Majelis


Hakim yang menangani kasus tersebut, sambil berharap Pengadilan
Tinggi memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Ia
menekankan bahwa rakyat tidak akan tinggal diam jika ada
penyimpangan, terutama jika konstitusi telah diabaikan. Syarief
menolak putusan PN Jakpus yang mengakibatkan penundaan
pemilu hingga tahun 2025, dan ia berharap agar Mahkamah Agung
atau Pengadilan Tinggi DKI Jakarta membatalkan putusan tersebut
guna menjaga demokrasi dan menjunjung tinggi konstitusi.
STUDI KASUS

Kasus ini memunculkan pertanyaan tentang keberpihakan politik


dalam sistem peradilan, kurangnya pemahaman dan kompetensi
hakim dalam membuat putusan, serta pentingnya menjaga
independensi lembaga peradilan dalam menegakkan hukum dan
konstitusi. Selain itu, kasus ini juga menyoroti perlunya perbaikan
dalam sistem yudisial serta peningkatan kesadaran publik tentang
pentingnya menjaga demokrasi dan supremasi hukum.
STUDI KASUS

Kasus ini adalah perselisihan hukum yang terkait dengan pemilihan


umum (Pemilu), khususnya putusan Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat (PN Jakpus) dalam gugatan yang diajukan oleh Partai
Prima. Perselisihan ini berkaitan dengan penundaan tahapan pemilu
yang berdampak pada pelaksanaan Pemilu di tahun 2025. Isu-isu
yang muncul meliputi pelanggaran konstitusional, yurisdiksi
Pengadilan Negeri, politisasi hukum, pemahaman dan kompetensi
hakim, serta implikasi terhadap demokrasi dan ketatanegaraan
secara umum.
AnalisIS KASUS
Pelanggaran Konstitusional: Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan,
menyatakan bahwa putusan Hakim PN Jakpus yang memerintahkan
penundaan tahapan pemilu dan berujung pada pelaksanaan Pemilu
pada 2025 merupakan bentuk pelanggaran konstitusional yang
nyata.

Kewibawaan Hukum dan Demokrasi: Syarief Hasan juga


mengungkapkan kekhawatiran bahwa putusan tersebut membawa
implikasi serius terhadap kehidupan ketatanegaraan dan
kenegaraan secara luas

Yurisdiksi dan Kewenangan: Salah satu isu yang dibahas dalam kasus
ini adalah kewenangan Pengadilan Negeri dalam memutuskan
perkara kepemiluan.
Kesimpulan dari kasus tersebut antara lain

Adanya dugaan
Pertanyaan mengenai yurisdiksi dan
pelanggaran
kewenangan pengadilanPertanyaan mengenai
konstitusional yurisdiksi dan kewenangan pengadilan

Potensi politisasi hokum

Pentingnya kompetensi
Implikasi serius terhadap hakim dan pendidikan
ketatanegaraan dan hokum
demokrasi
kesimpulan

Makalah ini membahas


tentang pentingnya nilai dan
norma konstitusional dalam
UUD NRI 1945 serta
konstitusionalitas ketentuan
perundang-undangan di
bawahnya. Konstitusi memiliki
peran sentral dalam menjaga
kepastian hukum, melindungi
hak-hak warga negara, dan
mengatur kehidupan suatu
negara.
kesimpulan
Nilai-nilai dan norma-norma konstitusional dalam UUD NRI 1945
mencerminkan prinsip-prinsip yang dianggap penting dalam masyarakat,
seperti supremasi hukum, demokrasi, keadilan, hak asasi manusia,
persamaan, kebebasan, dan kesejahteraan. Nilai-nilai ini menjadi pedoman
dalam sistem hukum dan pemerintahan.
Konstitusionalitas peraturan perundang-undangan merupakan
prinsip yang menentukan validitas dan keberlakuan hukum tersebut.
Peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan konstitusi dan tidak
bertentangan dengan nilai dan norma yang terkandung di dalamnya.
Pengujian konstitusionalitas merupakan mekanisme untuk
memastikan kesesuaian peraturan perundang-undangan dengan
konstitusi. Melalui lembaga seperti Mahkamah Konstitusi, pengujian ini
bertujuan untuk menjaga keberlakuan dan keabsahan hukum dalam
sistem hukum.
kesimpulan
Studi kasus nyata, seperti putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
yang dianggap melanggar konstitusi, mengilustrasikan pentingnya
menjaga konstitusionalitas dalam sistem hukum. Konsistensi antara nilai
dan norma konstitusional dengan konstitusionalitas ketentuan
perundang-undangan menjadi landasan bagi sistem hukum yang adil,
demokratis, dan berkeadilan.
Secara keseluruhan, pemahaman dan menjaga konstitusionalitas
adalah aspek penting dalam menjalankan sistem hukum yang
berkeadilan, menjunjung tinggi nilai-nilai konstitusi, dan melindungi hak-
hak warga negara. Konstitusionalitas peraturan perundang-undangan
menjadi dasar yang kuat dalam membangun masyarakat yang
demokratis, adil, dan berkeadilan.
Terimakasih!
Ada pertanyaan?
Jika ada yang kurang jelas silahkan
ditanyakan, tapi jangan minta
kepastian.
Karena kami hanya presentasi bukan
mengisi hati yang sedang sunyi.

Anda mungkin juga menyukai