Anda di halaman 1dari 44

PENANGANAN

INFEKSI KULIT TROPIS


dr. Erika Dewi, Sp.DV
Pendahuluan

Penyakit Tropis/ sebutan untuk penyakit infeksi yang lebih


Tropical disease banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis

Kedokteran tropis Jamur


Tropical medicine

Virus

 meningkatkan kapasitas infrastruktur


dan sumber daya manusia terkait
penyakit di daerah tropis Parasit Bakteri
Skabies

CLM

Dermatofitosis
Click to add photo

Skabies

2/1/20XX 4
DEFINISI
Skabies
Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi pada lapisan epidermis superfisial terhadap
Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya. Penyakit
kulit yang sangat mudah menular baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Tungau Sarcoptes scabiei berukuran 400 x 300 𝜇m dan
hampir tidak terlihat dengan mata telanjang.

Anonim: the itch, gudik, budukan, gatal agogo

Urutan ke-3 dari 12 penyakit kulit tersering


EPIDEMIOLOGI
• Cenderung tinggi pada anak-
anak serta remaja
• Faktor primer yang
berkontribusi adalah
kemiskinan dan kondisi
hidup di daerah yang padat
sehingga penyakit ini lebih
sering di daerah perkotaan.
• Musim dingin > musim
panas
• Ada dugaan bahwa setiap
siklus 30 tahun terjadi
Nurhasanah. Skabies. Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi. 2013.
SKABIES
Prevalensi Terapi
WHO : 300 juta kasus skabies terjadi setiap tahunnya.
Terapi yang diberikan pada penderita skabies yaitu
Indonesia : prevalensinya 3,9-6% pada thn 2020 topikal atau sistemik, tetapi belum ada yang secara
Skabies masih menjadi penyakit endemis di berbagai efektif menangani kasus skabies. Banyak faktor yang
negara tropis mempengaruhi ketidakefektifan dari terapi baik dari
dan subtropis termasuk Indonesia segi biologis, kepatuhan, cara pengaplikasian,
ataupun sifat obat tersebut.

Skabies
Skabies merupakan penyakit Gatal pasca skabies
kulit akibat infestasi dan
sensitisasi terhadap Meskipun telah terjadi penurunan lesi
tungau Sarcoptes scabiei var. (sembuh) tetapi gatal masih
dirasakan oleh penderita skabies
hominis beserta produknya
Etiopathogenesis
FAKTOR RISIKO

USIA JENIS KELAMIN TINGKAT KEBERSIHAN KEPADATAN PENGHUNI

PENGGUNAAN ALAT PRIBADI Budaya setempat dan TINGKAT PENDIDIKAN DAN


BERSAMA sosio-ekonomi. PENGETAHUAN TENTANG
SKABIES

Sungkar, S. Skabies, etiologi, patogenesis, pengobatan, pemberantasan, dan pencegahan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2016.
CARA PENULARAN
KONTAK LANGSUNG KONTAK TAK LANGSUNG
• berjabat tangan
•Pakaian, handuk, sprei, bantal
• tidur bersama
• hubungan seksual

Boediardja, SA. Handoko, RP. Skabies. Dalam: Menaldi, SLSW. Bramono, K. Indriatmi, W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2018. h.137-40.
Manifestasi Klinis
• Gatal merupakan gejala klinis utama pada skabies.
Rasa gatal pada masa awal infestasi tungau biasanya
terjadi pada malam hari (pruritus nokturnal), cuaca
panas, atau ketika berkeringat. Gatal terasa di sekitar
lesi, namun pada skabies kronik gatal dapat
dirasakan hingga ke seluruh tubuh. Gatal disebabkan
oleh sensitisasi kulit terhadap ekskret dan sekret
tungau yang dikeluarkan pada waktu membuat
terowongan. Masa inkubasi dari infestasi tungau
hingga muncul gejala gatal sekitar 14 hari.
KLASIFIKASI
skabies pada orang Skabies incignito
Skabies nodularis
bersih Skabies yang diobati oleh
kortikosteroid. Gejala tidak biasa, lesi berupa nodus coklat
Gatal yang tidak berat, lesi papul
distribusi atipik. kemerahan yang gatal di daerah
dan terowongan sedikit
tertutup pakaian.

Skabies
Skabies bulosa krustosa/Norwegian
Pada imunocompromaised. Bula
scabies
mirip pemfigoid bulosa Lesi berupa krusta yang luas,
skuama generalisata dan
hiperkeratosis yang tebal.
Sungkar, S. Skabies, etiologi, patogenesis, pengobatan, pemberantasan, dan pencegahan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2016.
insect bites.jpg

Diagnosis Banding
a) Dermatitis atopik

b) Dermatitis kontak

c) Urtikaria popular

d) Insect bite
e) Eksim dishidrotik

f) Pioderma
Diagnosis
Diagnosa skabies dapat ditegakkan dengan melihat 2 dari 4

Pruritus nokturna

Ditemukan kunikulus

Riwayat kontak Ditemukan adanya tungau


Tatalaksana
Sistemik Medikamentosa pada Skabies Krustosa

 Skabisida topikal (permethrin 5% krim


 Antihistamin sedatif (oral) untuk
atau losio benzil benzoate 25%) diulang
mengurangi gatal. setiap hari selama 7 hari kemudian 2x
setiap minggu hingga sembuh.
 Bila infeksi sekunder dapat
• Ivermectin oral 200 mikrogram / kg pada
ditambah antibiotik sistemik. hari 1, 2 dan 8. Untuk kasus yang berat
 Ivermectin Dosis 200 μg / kg (berdasarkan pada tungau hidup yang
persisten pada kerokan kulit kunjungan
diberikan dua kali dengan 1 minggu berikutnya)
terpisah.
pencegahan
Memutus transmisi penularan dengan cara
pengobatan yang dilakukan harus pada orang
serumah dan orang disekitar pasien yang
berhubungan erat

Edukasi pada pasien tentang penyakit skabies,


Membersihkan media yang dapat menjadi transmisi
perjalanan penyakit, penularan, cara eradikasi
tidak langsung seperti pakaian, seprai, handuk, dan
tungau skabies, menjaga higiene pribadi, dan tata
lain-lain harus dicuci menggunakan air panas diatas
cara penggunaan obat
50ºC

Sungkar, S. Skabies, etiologi, patogenesis, pengobatan, pemberantasan, dan pencegahan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2016.
PENDAHULUAN
• Cutaneous Larva Migrans (CLM) atau creeping eruption adalah erupsi
di kulit berbentuk penjalaran serpiginosa, yang berasal dari cacing tambang
dan menginvasi kulit di kaki, tangan, bokong atau abdomen.

1
Diagnosis cutaneous larva migrans biasanya dilakukan dengan
mengamati lesi yang khas pada kulit berbagai bagian tubuh dan juga dari
riwayat kontak pasien dengan tanah.

Obat pilihan pada penyakit ini albendazole oral atau ivermectin atau
thiabendazole topikal

•Ketujuh E, Penerbit B. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin [Internet]. 2016. Available From: Www.Bpfkui.Com
•Dave P, Pal M. Public Hlth. Vol. 7. 2021. 2/1/20XX 18
DEFINISI
• Cutaneous larva migrans
merupakan kelainan kulit
dengan peradangan berbentuk
linier atau berkelok-kelok,
menimbul dan progresif,
disebabkan oleh invasi larva
cacing tambang yang berasal
dari feses anjing dan kucing​.

• Ketujuh E, Penerbit B. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN [Internet]. 2016. Available from: www.bpfkui.com
• Yap FB bin. Cutaneous larva migrans in Hospital Kuala Lumpur, Malaysia: Rate of correct diagnosis made by the referring primary care doctors. Trans
R Soc Trop Med Hyg. 2011 Jul;105(7):405–8.
• Dokter Spesialis B. PANDUAN PRAKTIK KLINIS. 2017.
19
EPIDEMIOLOGI Cutaneous Larva
Migrans banyak
ditemukan di negara
dengan iklim tropis dan
subtropic seperti:
• Amerika Tengah
• Amerika Selatan
• Karibia
• Afrika
• Australia
• Asia Tenggara
• Indonesia

• Ketujuh E, Penerbit B. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN [Internet]. 2016. Available from: www.bpfkui.com
20
Click to add photo
ETIOPATOGENESIS
• Ancylostoma braziliense
• Ancylostoma caninum

• Ketujuh E, Penerbit B. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN [Internet]. 2016. Available from: www.bpfkui.com
• Robles D. Cutaneous Larva Migrans. Medscape. 2020.
• Migrans. Maxfield L CJS. Cutaneous Larva Migrans. In: StatPearls Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2022.
• Palgunadi BU. CUTANEOUS LARVA MIGRANS Bagus Uda Palgunadi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya CUTANEOUS larvae
FAKTOR RESIKO

• Rendahnya tingkat sanitasi pribadi dan buruknya


sanitasi lingkungan.
• Perilaku seperti tidak mencuci tangan sebelum makan
dan setelah buang air besar (BAB), • Perilaku BAB tidak di WC yang menyebabkan
• Tidak menjaga kebersihan kuku, perilaku jajan di pencemaran tanah dan lingkungan oleh feses
sembarang tempat yang kebersihannya tidak yang mengandung telur cacing
dikontrol, • Kurangnya ketersediaan sumber air bersih
adalah beberapa kondisi sebagai penyebab
infeksi cacingan

• Hendarni Wijaya Prodi Kesehatan Masyarakat N, Surya Global Yogyakarta Stik, Ringroad Selatan km J, Potorono Banguntapan Bantul
Yogyakarta B. EDUKASI PERSONAL HYGIENE DAN PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO INFEKSI CACING TAMBANG
[Internet]. Available from: http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPM 22
2

• Sensasi menyengat atau kesemutan

• MANIFESTASI selama 30 menit setelah larva


menembus kulit.

KLINIS • Beberapa jam kemudian, papula


berwarna coklat kemerahan yang gatal
atau erupsi.

1 3
• Masa inkubasi sekitar 5 sampai 15 hari, dengan
• Terasa gatal dan panas. kisaran beberapa menit sampai 165 hari, selama
Rasa panas dan gatal dapat dirasakan sepanjang waktu larva tertidur.
hari terutama malam hari
• Setelah masa inkubasi, larva mulai bermigrasi dan
berkeliaran dengan bebas di epidermis,
menghasilkan pembentukan eritematosa, sedikit
terangkat, berliku-liku, berkelok-kelok, atau, lebih
• Hidayati MN. Cutaneous Larva Migrans Pada Anak Usia 3 Tahun. Vol. 10. jarang, jalur linier memanjang dari papula coklat
• Leung AKC, Barankin B, Hon KLE. Cutaneous Larva Migrans. Recent Pat Inflamm Allergy Drug Discov [Internet]. 2017 Aug
17;11(1). Available from: http://www.eurekaselect.com/149135/article kemerahan - tempat penetrasi larva 23
Cutaneous larva migrans pada kaki kiri dengan gambaran saluran serpiginous.

24
DIAGNOSIS
Riwayat pajanan cacing tambang zoonosis seperti menanyakan
apakah pasien memiliki pekerjaan atau aktivitas yang sering kontak
Anamnesis dengan pasir atau tanah tanpa menggunakan pelindung atau alas
kaki.
Bintik merah menonjol yang gatal kemudian menjadi memanjang
dan berkelok – kelok membentuk alur di bawah kulit.
• Lesi kulit muncul dalam 1-5 hari setelah pajanan berupa plak eritematosa,
Pemeriksaan Fisik vesikular berbentuk linear dan serpiginosa. Lebar lesi kira-kira 3 mm,
panjang 15-20 cm.
• Predileksi pada kaki dan bokong, beberapa pasien disertai wheezing,
Pemeriksaan Penunjang urtikaria, dan batuk kering

Pemeriksaan histopatologi : spongiosis epidermal, disertai dengan


infiltrat inflamasi campuran, terutama eosinofil di dermis tengah

• Dokter Spesialis B. PANDUAN PRAKTIK KLINIS. 2017.


• Palgunadi BU. CUTANEOUS LARVA MIGRANS Bagus Uda Palgunadi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya CUTANEOUS larvae Migrans.
• Roelan T. Cutaneous Larva Migrans in Urban Area: A Case Report. International Journal of Research and Review. 2021 Sep 16;8(9):224–7.
25
Gambaran Lesi Cutaneous Larva Migrans
CLM dengan gambaran multiple erimatosa Histopatologi : menunjukkan spongiosi epidermal dan
saluran serpiginous disertai pembentukan infitrasi limfosit serta eosinophil ditengah dermis
bullos dan serum yang mengalir.

26
DIAGNOSIS BANDING
 Skabies
 Tinea korporis
 Herpes zoster
 Dermatitis venenata
 Insect bite

• Ketujuh E, Penerbit B. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN [Internet]. 2016. Available from: www.bpfkui.com
• Dokter Spesialis B. PANDUAN PRAKTIK KLINIS. 2017.
TATALAKSANA

Albendazol 400 mg oral dosis tunggal pada


orang dewasa, selama 3 sampai 5 hari.
atau
• (dosis anak 10-15 mg/kg berat badan, dan
dosis maksimum 800 mg).

Permetrin 5% Ivermectin 12 mg sebagai dosis


topical, tunggal (150 g/kg dalam kasus anak-
2 x sehari anak),.
atau
atau
• Topikal thiabendazole 10% sampai 15%
tiga kali sehari selama minimal 15 hari.
• Thiabendazol oral 50 mg/kg/hari selama 2-4
hari
• Ketujuh E, Penerbit B. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN [Internet]. 2016. Available from: www.bpfkui.com
• Tan ST, Firmansyah Y, Pratiwi YI. CASE REPORT: INNOVATIVE TREATMENT OF CUTANEOUS LARVA MIGRANS MANAGEMENT [Internet]. Available from: http://jurnalmedikahutama.com
• Azim F, Mansur F, Kee Hup T, Behnke JM. Special Issue on Clinical Scenarios In Medicine, A Malaysian Experience. 2021;7:2601–4. Available from: https://doi.org/
PROGNOSIS Quo ad vitam : bonam
Quo ad funtionam : bonam
Quo ad sanactionam : bonam

Cutaneous larva migrans adalah penyakit


yang dapat sembuh sendiri.

Umumnya sembuh dengan terapi antihelmintes


albendazole atau tiabendazol.

• Ketujuh E, Penerbit B. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN [Internet]. 2016. Available
from: www.bpfkui.com.
• Robles D. Cutaneous Larva Migrans. Medscape. 2020
• Maxfield L CJS. Cutaneous Larva Migrans. In: StatPearls Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing. 2022.
PENCEGAHAN
 Rajin mencuci tangan.
 Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
 Selalu menggunakan alas kaki saat berjalan.
 Selalu menggunakan alas saat berjemur di atas pasir pantai.
 Selalu menjaga kebersihaan hewan peliharaan.
 Mencegah hewan peliharaan buang air besar sembarangan.
 Pengobatan antihelmin secara rutin terhadap binatang peliharaan (anjing dan kucing).
 Hewan dilarang untuk berada di wilayah pantai dan taman bermain.
 Rutin memeriksakan hewan peliharaan ke dokter hewan.

• Hidayati MN. Cutaneous Larva Migrans Pada Anak Usia 3 Tahun. Vol. 10.
• Jeyaprakasam J, Kumar Jeyaprakasam N. A Worm; Not A Germ: Managing Cutaneous Larva Migrans at Kuang Health Clinic, Selangor, Malaysia. Vol. 3, Asian Journal of Medical Case Reports. 2021.
FAVUS

• Lesi ‘scutula’ yang berbentuk


seperti topi yang terdiri dari hifa
dan debris keratin.
• krusta kekuningan seperti sarang
lebah. Tipe favus sering disebut
sebagai lesi skutula
• Bau busuk.
• Menyebabkan alopecia skar
TINEA UNGUIUM
TATALAKSA
NA
Antijamur Topikal
pada
Infeksi Dermatofit

Mahajan R, Sahoo AK. Management of tinea corporis, tinea cruris, and tinea pedis: A comprehensive review. Indian Dermatol. Online J. 2016;7:77–86.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai