Anda di halaman 1dari 22

AKIBAT

PERKAWINAN
&
PUTUSNYA PERKAWINAN

1
KUHPerdata
103
106 105
107 KUHPerdata
107
108
110

Akibat perkawinan
terhadap diri pribadi Hak & Kewajiban
masing-masing Suami-Istri
Suami/Istri
UU No.1/1974
30
31 - seimbang
32
33
34
2
Akibat Perkawinan Terhadap Pribadi Suami Istri
Hak & Kewajiban Suami Istri

KUHPerdata UU No.1/1974
Ps. 103: Suami Istri harus tolong Ps.30 Suami Istri mempunyai kewajiban
menolong dan saling membantu. untuk menegakkan rumah tangga
Ps. 105: Setiap suami adalah kepala Ps. 31
persatuan suami/istri (1) Kedudukan Suami Istri seimbang
Ps. 106: Istri harus patuh kepada suami (2) Masing-masing pihak berhak
Ps. 107: Suami wajib melindungi dan melakukan perbuatan hukum
memberi kepadanya segala apa yang (3) Suami sebagai kepala rumah
perlu dan berpatutan dengan
kedudukan dan kemampuannya tangga dan istri sebagai ibu
Ps. 108: Seorang istri tidak berwenang rumah tangga.
untuk bertindak dalam hukum Ps. 32
Ps. 110: Menghadap hakim harus Ps. 33 Suami Istri saling menghormati
didampingi suami Ps. 34 Suami wajib melindungi istri

3
Akibat Perkawinan
Terhadap Harta Benda Suami Istri
KUHPerdata UU No. 1 Tahun 1974

Harta campuran bulat → pasal 119 Pasal 35


→ harta benda yg diperoleh
sepanjang perkawinan menjadi harta Ayat (1)
bersama meliputi seluruh harta Harta bersama adalah harta benda yg
perkawinan: diperoleh sepanjang perkawinan.
harta yang sudah ada pada waktu
perkawinan Ayat (2)
harta yg diperoleh sepanjang Harta bawaan adalah harta yg dibawa
perkawinan masuk kedalam suatu perkawinan
Pengecualian: penguasaannya tetap pada masing-masing
suami istri yg membawanya kedalam
1. Perjanjian kawin perkawinan, sepanjang para pihak tidak
2. Ada hibah/warisan yg ditetapkan oleh menentukan lain.
pewaris → pasal 120
4
KUHPerdata
Harta persatuan/campur bulat
Pasal 124 : Kepengurusannya meliputi:
Tindakan BEHEER maupun BESCHIKING
- Pembatasan dalam pasal 124 (3)
Pasal 105 (3): Suami harus mengemudikan
urusan harta kekayaan milik pribadi istri
Pasal 105 (4): Untuk barang tetap, kepengurusan
suami bertanggung jawab terhadap istri
Tindakan BEHEER
Pengelolaan harta Pasal 105 (5): Barang bergerak: tindakan BEHEER
Bersama & Bawaan & BESCHIKING

UU No.1/1974
Pasal 36 (1): Terhadap harta bersama → suami atau istri
dapat bertindak atas persetujuan
kedua pihak.
Pasal 36 (2): Terhadap harta bawaan: masing-masing
suami istri memperoleh hak sepenuhnya
untuk melakukan perbuatan hukum

5
AKIBAT PERKAWINAN TERHADAP → ANAK
KETURUNAN → ANAK YANG DILAHIRKAN → ANAK
SAH

PASAL 250 KUHPerdata


Penyangkalan Anak
(Pasal 251, 252, 253, dan 254 KUHPerdata)
(1) Dilahirkan sebelum 180 hari sejak saat perkawinan
(2) Jika masa 180+300 hari, belum pernah berhubungan istri
melahirkan
(3) Istri melakukan perzinahan
(4) Anak dilahirkan setelah lewat 300 hari keputusan hakim
sejak perpisahan meja dan tempat tidur. 6
Anak Sah

KUHPerdata
Pasal 250 : Tiap anak yg dilahirkan atau ditumbuhkan sepanjang
perkawinan. Memperoleh si suami sebagai bapaknya.
Pasal 251 : Keabsahan seorang anak yg dilahirkan sebelum hari ke
180 dalam perkawinan suami istri dapat diingkari oleh
si suami.
Pasal 252 : Suami boleh mengingkari keabsahan si anak, apabila ia
dapat membuktikan bahwa ia sejak 300-108 hari
sebelum lahirnya anak itu berada dalam ketidak
maupun yg nyata untuk mengadakan hubungan
dengan istrinya.
Pasal 253: Istri menyembunyikan kelahiran anaknya, suami dapat
membuktikan dan dapat menyangkal keabsahan anak. 7
(a) 1 bulan ia berada ditempat
DILAKUKAN OLEH
SUAMI SENDIRI
(b) 2 bulan sesudah ia
kembali dari bepergian

(c) Kehadiran
disembunyikan
PROSES 2 bulan
PENYANGKALAN
ANAK

DILAKUKAN OLEH 2 bulan setelah suami


AHLI WARIS SUAMI meninggal

8
(1) Akte perkawinan → ibunya
Pembuktian anak sah
(2) Akte kelahiran → dari ibu mana ia dilahirkan

(1) Memakai nama keluarga ayah


Dalam hal tidak ada
akte pembuktian (2) Masyarakat sekitar mengakui
dapat dilakukan
dari keadaan nyata (3) Ayah memperlakukan dengan baik
keluarga lainnya

9
1. Diakui → akte pengakuan anak
menimbulkan hubungan hukum dengan
Anak Luar Kawin suami/istri yg mengakui

2. Tidak diakui → tidak ada hubungan


hukum

1. Akte pengesahan anak


Anak yg disahkan
2. Perkawinan kedua orang tuanya

Kekuasaan orang tua meliputi 2 hal:


1. Diri anak: kebutuhan fisik anak
2. Harta anak: pengurusan 10
1. KUHPerdata → kolektif

Dipegang ayah
Sifat Kekuasaan Orang Tua
2. UU No.1/1974 → Tunggal

Ada pada masing-masing pihak ayah ibu

1. Melalaikan kewajiban sebagai orang tua


Pencabutan Kekuasaan 2. Berkelakuan buruk
Orang Tua
3. Dihukum karena suatu kejahatan

11
MASALAH KEBAPAKAN DAN
KETURUNAN
Anak Sah → pasal 42 UU No.1/1974

Anak sah adalah anak yg dilahirkan dalam atau sebagai akibat dari
perkawinan yg sah

Kata “atau” menunjukkan untuk sahnya seseorang anak dapat diterimanya


adalah:
1. Lahir dalam perkawinan yang sah
2. Akibat dari perkawinan yang sah
ad.1 “Lahir dalam perkawinan yg sah berarti dalam suatu tenggang
waktu antara mulai suatu perkawinan”
“Ada suatu kemungkinan si anak dibenihkan bukan oleh suami
ibu”
ad.2 Sebagai akibat dari perkawinan yg sah.
Anak sah → anak yg dilahirkan sepanjang perkawinan
12
Masalahnya : Bagaimana jika dalam suatu “kasus” A (istri) menikah
dengan B (suami). A mengandung, sebelum anak lahir B meninggal.
Konsekuensi perkawinan putus karena kematian, anak lahir di luar
perkawinan (lihat Pasal 42 UU No.1/1974)
Akibat perkawinan disini berarti “dibenihkan sepanjang perkawinan”

Bandingkan dengan KUHPerdata


Pasal 250 KUHPerdata “Tiap-tiap anak yg dilahirkan atau ditumbuhkan
sepanjang perkawinan memperoleh suami ibu sebagai bapaknya”

Lebih lanjut perhatikan:


Pasal 251 KUHPerdata
Pasal 252 KUHPerdata
Pasal 254 KUHPerdata
13
Anak terhadap orang tua
Anak yg sah mempunyai hubungan darah yg sah baik dengan ayah
maupun ibunya

Hubungan Anak terhadap ibunya Pasal 280 KUHPerdata


Darah KUHPerdata: anak luar kawin baru mempunyai hubungan darah
dengan ibunya kalau si ibu mengakuinya secara sah
UU No.1/1974: setiap anak secara otomatis mempunyai hubungan darah
dengan ibunya

Anak terhadap ayahnya


KUHPerdata: seorang anak luar kawin baru mempunyai hubungan darah
dengan ayahnya kalau si ayah mengakui secara sah

14
PUTUSNYA PERKAWINAN

KUHPerdata UU No.1/1974
1. Kematian 1. Kematian
2. Perkawinan baru keadaan 2. Perceraian pasal
tidak hadir 19 PP No.9/75
3. Keputusan pengadilan
3. Keputusan pengadilan
perpisahan meja dan tempat
tidur
pasal 38
4. Perceraian
15
ALASAN PERCERAIAN

KUHPerdata UU No.1/1974

1. Salah satu pihak menjadi


1. Zinah pemabuk, pezinah, sakit yg
tidak dapat disembuhkan
2. Meninggalkan tempat 2. Salah satu pihak pergi tanpa
alasan yang sah
kediaman bersama dgn
3. Salah satu pihak mendapat
itikad buruk/jahat hukuman penjara dgn ancaman
5 tahun/lebih
3. Hukuman penjara 5 tahun 4. Melakukan penganiayaan berat
atau lebih yg mengancam jiwa
4. Melukai berat mengancam 5. Mendapat cacat badan/penyakit
yg sulit disembuhkan
jiwa 6. Pertengkaran sulit didamaikan
16
TATA CARA PERCERAIAN
MENURUT UU No.1/1974 – PP 9/1975

TALAK GUGATAN
1. Suami menyatakan niatnya dgn 1. Diajukan dgn memperhatikan
surat pada pengadilan disertai kompetensi relatif dari
alasan-alasan minta sidang— pengadilan –ps 22, 23
pasal 14 PP No.9/1975
2. Pemanggilan para pihak – ps.
2. Pengadilan mempelajari dalam 26, 27, 28
jawaban 30 hari, memanggil
para pihak dgn surat –- pasal 15 3. Pemeriksaan dimuka
3. Pengadilan memutuskan untuk pengadilan ps. 31, 32, 33
mengadakan sidang setelah 4. Pencatatan perceraian –ps.35
alasan-alasan dipenuhi sesuai
UU No.1/1974 dan para pihak
tidak mungkin didamaikan lagi
– ps.16 PP No.9/1975 17
TATA CARA PERCERAIAN MENURUT KUHPerdata Ps. 207, 210
jo. Ps. 821 s.d. 843 Rv (Rechtsvordering)

1. Gugatan diajukan pada wilayah hukum Tergugat

2. Pengadilan memanggil/berusaha mendamaikan

3. Tidak berhasil → dilanjutkan dengan sidang perkara


perceraian → pintu tertutup walau keputusan
dinyatakan terbuka untuk umum.

Perceraian di daftar pada daftar perceraian pada kantor


Catatan Sipil (Ps 221 KUHPerdata)
18
AKIBAT PERCERAIAN
MENURUT UU NO.1/1974 DAN KUHPERDATA

1. Terhadap hubungan suami istri


Putus – istri tetap dapat nafkah
Jika menikah lagi, nafkah putus. Ps 41 ayat c UU No.1/1974

2. Terhadap harta bersama menurut KUHPerdata, jika dengan


perjanjian perkawinan, dibagi sesuai dengan perjanjian
perkawinan.
Menurut UU No.1/1974 Ps.37, diatur hukum masing-masing
(Hukum Adat, Hukum Agama, hukum lainnya)

3. Terhadap keturunan
- KUHPerdata Ps.229 Pengadilan menetapkan wali
- UU No.1/1974 Ps.41 Sub a. Bapak/Ibu tetap wajib memelihara
anak
19
PEMUTUSAN PERKAWINAN SETELAH PERPISAHAN
MEJA DAN TEMPAT TIDUR

1. Menurut KUHPerdata → tidak dianggap sebagai


perceraian akibat dari gagalnya perkawinan
2. Perpisahan meja dan tempat tidur selama 5 tahun tanpa ada
kemungkinan untuk damai (Pasal 200 s.d. 206
KUHPerdata)
3. Suami/istri sepakat untuk pemutusan perkawinan
Tidak sepakat → perkawinan tidak putus → dalam proses
hukum selalu berusaha mendamaikan
4. Jika gagal → tuntutan pemutusan perkawinan akan
dikabulkan 20
AKIBAT PERCERAIAN

1. Hubungan suami/istri
a. Putus
b. Hubungan kekuasaan orang tua tetap berlanjut
c. Ex suami → dapat diwajibkan untuk memberi
biaya penghidupan ex istri

2. Mengenai anak → Pasal 41 ayat (1,2) UU No.1/1974


Bapak bertanggung jawab atas semua biaya pendidikan,
pemeliharaan.

3. Mengenai harta benda perkawinan (Penjelasan diatur


hukum masing-masing)
21
AKIBAT PERCERAIAN MENURUT KUHPERDATA

1. Perwalian → anak-anak dibawah umur

(Pasal 229 KUHPerdata) → 230 b


KUHPerdata

2. Nafkah penghidupan untuk anak-anak dibawah umur dan


pihak penuntut (istri)
Pasal 225 KUHPerdata

3. Harta → Pasal 126 ayat 3e KUHPerdata


22

Anda mungkin juga menyukai