Anda di halaman 1dari 23

• Assessment komponen pendukung kemampuan belajar anak

• Ketahui tingkat perkembangan usia anak


• Pemberian intervensi
• Aktivitas untuk meningkatkan kemampuan belajar anak
• Ecological assessment
• Analisa performa
• Ecologic assessment
• Memungkinkan OT untuk mempertimbangkan bagaimana lingkungan dapat
memengaruhi performa dan untuk mendesign intervensi yang mudah di
implementasikan pada lingkungan natural anak.
• Dengan memperhitungkan performa anak dalam konteks kebutuhan fisik dan
sosial, ecologic assessment membantu untuk menentukan antara performa
anak dan performa yang diharapkan.
• Menggunakan top-down model yang memperhitungkan pengaruh budaya,
sumber dan value system dari lingkungan anak.
• OT memperhitungkan kesesuaian antara kemampuan anak dan kebutuhan
atau ekspektasi dari lingkungan.
Komponen evaluasi Deskripsi dari peran, tools, dan informan OT

Occupational profile Memuat informasi tentang perkembangan dan


fungsional limitasi dan kekuatan anak. Meningkatkan
partisipasi di lingkungan anak. Interview dengan orang
tua, guru, dan caregivers. Informal interview dan
observasi.
Assessment of performance Secara teliti assess banyak area pada performa
perkembangan dan perilaku functional dan alasan
yang mendasari keterbatasan. Evaluasi terstandarisasi,
observasi terstruktur, pertanyaan yang terfokus pada
orang tua dan caregiver.
Analysis of performance Menganalisa alasan yang mendasari keterbatasan
pada performa dan perilaku. Observasi secara
terstruktur dan mendalam, evaluasi terstandarisasi
Yang terfokus.
Lingkungan Assessment dan observasi pada lingkungan, fokus
pada dukungan dan kendala kinerja anak. Observasi
terfokus, interview pada orang tua dan caregiver.
Standardized ecological assessment
• School Function Assessment (SFA)
• Mengukur performa anak dalam tugas fungsional yang mendukung partisipasi di akademik
dan aspek sosial pada sekolah.
• Untuk menilai SFA, guru atau OT menilai performa anak dibandingkan dengan performa anak
lainnya didalam kelas. Performa dinilai dari konteks natural dalam kelas.
• Participation and Environment Measure-Children and Youth (PEM-CY)
• Memeriksa partisipasi dan lingkungan disekitar rumah, sekolah dan lingkungan komunitas.
• Orang tua menilai frekuensi dan intensitas partisipasi pada anak dalam aktivitas,
menentukan apakah diperlukan atau tidak tingkat partisipasi untuk berubah dan
mengidentifikasi fitur mana dari lingkungan yang mempromosikan atau membatasi
partisipasi anak.
• Pengukuran komprehensif pada fungsional anak dalam konteks sekolah, rumah,
dan komunitas.
• Dengan mengidentifikasi permintaan tugas yang terlalu menantang
untuk klien, OT dapat fokus memberikan intervensi pada performance
skills yang spesifik dan tugas atau akomodasi lingkungan.
Evaluating Context
• OT juga mengevaluasi konteks dimana anak belajar, bermain dan berinteraksi.
• Mengevaluasi performa dalam berbagai konten (rumah, sekolah, klinik) memungkinkan OT untuk mengapresiasi bagaimana
perbedaan konteks memengaruhi performa dan partisipasi anak.
• Konteks yang sangat penting untuk dipertimbangkan ketika mengevaluasi anak-anak termasuk budaya, fisik dan sosial.
• Tersedia beberapa assessment terstandarisasi untuk evaluasi konteks, hampir seluruhnya fokus pada evaluasi faktor dari konteks
fisik dan lingkungan secara informal dengan panduan pertanyaan:
• Apakah lingkungan memungkinkan anak memiliki akses yang aman?
• Apakah tersedia material untuk mendukung perkembangan dan partisipasi anak?
• Apakah lingkungan menyediakan tingkat pendampingan orang tua yang optimal?
• Apakah tersedia berbagai macam lahan dan stimulus sensori?
• Apakah lingkungan kondusif untuk interaksi sosial, dan apakah mendukung kesempatan untuk berinteraksi sosial?
• Apakah tersedia kesempatan untuk eksplorasi, bermain dan belajar?
• Apakah tersedia dukungan dari orang dewasa, siap diakses, dan dikembangkan secara sesuai?
• OT mengevaluasi bagaimana lingkungan dan kebutuhan aktivitas memfasilitasi atau membatasi performa anak.
• Budaya keluarga, gaya hidup, parenting style, dan value memiliki pengaruh yang mendalam terhadap perkembangan anak dan
pemahaman dan apresiasi terhadap pengaruh ini membentuk dasar untuk perencanaan intervensi.
• Menggunakan ecologic assessment untuk menyusun evaluasi dan menetapkan prioritas, OT selanjutnya menilai area kinerja
tertentu.
Analisa performa kinerja anak
• Dengan memprioritaskan identifikasi, OT melengkapi analisis
performa untuk mendapatkan alasan tentang keterbatasan pada
performa anak (neuromuscular, sensory processing, visual persepsi).
Analisis memungkinkan OT untuk menentukan goals dan untuk
mendesain strategi intervensi yang dapat meningkatkan kinerja
fungsional.
Standardized analisa performa
• Evaluasi komprehensif untuk kemampuan fine motor termasuk assessment terhadap perkembangan
dan kemampuan fungsional
• Bruininks-Oseteretsky Test of Motor Proficiency (BOT-2)
• Bayley Scales of Infant and Toddler Development
• Assisting Hand Assessment
• Work task performance
• Analisa terhadap performance components
• Lingkup gerak sendi
• Kekuatan
• Sensitifitas
• Stereognosis
• Visual motor integration
• Evaluasi juga meliputi assessment yang berhubungan dengan performance components yang
mungkin memengaruhi kemampuan fine motor, seperti stabilitas postural, visual persepsi, atau
motor planning.
• Sensori integrasi dan praksis dianalisa menggunakan banyak test terstandarisasi yang
menilai dan menganalisa untuk mengungkapkan pola performa yang menyimpulkan
sensory difficulties yang spesifik
• Sensory processing difficulties (hiperaktif dan hipoaktif) seringnya diidentifikasi
melalui laporan orang tua terhadap perilaku anak dan preferensi sensori.
• Melalui evaluasi komprehensif, OT menganalisa perbedaan antara performa,
ekspektasi terhadap performa dan permintaan aktivitas
• Dengan berpindah dari assessment ke analisa, OT menemukan pemahaman yang
utuh terhadap aset, kekhawatiran, dan sumberdaya dari individu yang terlibat (anak,
orang tua, caregiver, keluarga, guru)
• OT juga memahami bagaimana untuk berinteraksi dengan anak dan membangun
kepercayaan dan hubungan yang positif.
Proses intervensi OT
• OT meningkatkan performa anak dan partisipasi dengan:
• Menyediakan intervensi untuk meningkatkan performa
• Merekomendasikan adaptasi aktivitas dan modifikasi lingkungan
• Melalui konsultasi, pelatihan, dan edukasi peran
• Strategi intervensi tersebut melengkapi satu sama lain dan dalam
praktik terbaiknya diaplikasikan bersama untuk mendukung
pertumbuhan dan fungsi yang optimal pada anak.
• OT memahami bahwa intervensi spesifik atau dukungan mungkin
dibutuhkan untuk memungkinkan seorang anak berpartisipasi secara
penuh dalam aktivitas belajar atau sesi intervensi.
Fase Intervensi

Generalisasi ketrampilan di
Assessment awal Persiapan untuk intervensi: seluruh lingkungan Assessment akhir
1. Mengoptimalkan 1. Mendukung transfer
Top-down assessment keterikatan anak keterampilan yang baru Assessment performa
untuk menentukan 2. Mempersiapkan anak dipelajari anak di seluruh fungsional, partisipasi,
functional dan hasil utnuk berpartisipasi lingkungan kepuasan, dan kualitas
partisipasi Elemen intervensi 2. Adaptasi aktivitas dan hidup
1. Membangun hubungan modifikasi lingkungan
terapeutik untuk meningkatkan
Performa/analisis 2. Menggunakan okupasi partisipasi anak dalam
kontekstual untuk sebagai sarana dan tujuan lingkungan natural
identifikasi target 3. Support partisipasi anak 3. Menyediakan konsultasi
intervensi dalam tantangan yang tepat berjalan, dan edukasi
4. Menyediakan support dan kepada orang tua yang
reinforcement yang dapat mensupport
mendukung praktik partisipasikeputusan
anak
Pengumpulan data berkelanjutan untuk pengambilan
berdasarkan data
• Penting untuk mengetahui asset dan limitasi yang dimiliki anak untuk
memberikan program belajar yang tepat sasaran
• Komponen yang memiliki peranan besar dalam kegiatan belajar di
kelas adalah membaca dan menulis
• Karena 34% kegiatan belajar anak melibatkan aktivitas menulis,
seperti menyalin catatan, mengerjakan tugas, dan mengerjakan PR.
• Xx% kegiatan belajar anak melibatkan aktivitas membaca, seperti
membaca buku pelajaran dan membaca catatan guru di papan tulis
Aktivitas untuk meningkatkan kemampuan
belajar anak
• Gym ball
• Belajar di kelas menggunakan gym ball dapat meningkatkan interaksi sosial
• Yoga
• Yoga cocok untuk meningkatkan komunikasi dan kontribusi di kelas pada anak
dengan learning disabilities dan permasalahan emosi dan perilaku
Aktivitas untuk meningkatkan kemampuan
belajar anak
• Variasi aktivitas membaca dalam kelompok kecil
• Bercerita melalui gambar, diskusi tentang sebuah gambar, pengenalan kata dan
phonemic awareness lalu membaca di depan kelas dapat meningkatkan atensi,
interaksi sosial, keterikatan terhadap membaca, dan performa membaca.
• Grup membaca keluarga
• Aktivitas membaca antara anak dan orang tua dapat meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis anak. Aktivitas dapat berupa membacakan dongeng,
pengenalan bunyi huruf, berdiskusi tentang cerita di buku bergambar, dan bermain
peran dari buku cerita. Media yang digunakan bisa juga menggunakan handphone,
tablet atau ipad sebagai pengganti buku cerita. Penggunaan teknologi juga dapat
membantu anak untuk mengenal bunyi dari masing-masing huruf sehingga
memudahkan anak untuk menyimpan memori bunyi untuk meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis.
Aktivitas untuk meningkatkan kemampuan
belajar anak
• Intervensi sensorimotor
• Pemberian aktivitas sensorimotor dapat menunjang kemampuan menulis
anak. Karena sensorimotor melibatkan visual perception, visual motor
integration, in-hand manipulation dan kinesthesia. Contohnya menulis diatas
pasir/tepung, menulis menggunakan kapur, menulis di udara,
• Directed handwriting activity
• Pemberian latihan menulis langsung yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan menulis anak. Contohnya menebalkan, meniru dan menyalin.
Dilakukan peningkatan aktivitas secara bertahap.
Aktivitas untuk meningkatkan kemampuan
belajar anak
• Penting untuk memberikan aktivitas yang kreatif dan menimbulkan
keterikatan kuat pada anak, berkolaborasi dengan orang tua, peran
serta teman seusia yang dapat mensupport kemampuan belajar.
• Banyak informasi dari buku maupun penelitian sebelumnya tentang
berbagai macam intervensi yang dapat diberikan untuk ABK
• Namun setiap anak itu unik
• Karenanya penting untuk mengkaji informasi dari buku maupun
penelitian sebelumnya
• Sejak 25 tahun yang lalu, okupasi terapis sudah mulai familiar dengan
evidence-based practice atau praktik berbasis bukti
• EBP ini digunakan untuk meningkatkan konsistensi dan efektivitas
terhadap suatu intervensi
Steps in Evidence-Based Practice
• Step 1
• Mengubah kebutuhan akan informasi (tentang efek intervensi, prognosis, metode terapi) menjadi pertanyaan yang dapat
dijawab
• Step 2
• Mencari database penelitian menggunakan terms dalam pertanyaan penelitian
• Melacak evidence terbaik untuk menjawab pertanyaan
• Step 3
• Menilai secara kritis evidence untuk:
• Validitas (kejujuran)
• Dampak (level dari efek)
• Kebermaknaan klinis
• Step 4
• Secara kritis menilai evidence untuk penerapan dan kegunaannya di lapangan
• Step 5
• Menerapkan informasi
• Evaluasi proses
Scientific reasoning menggunakan panduan
EBP
Lingkungan Panduan evidence-
terapis, based practice Lingkungan
kebijakan, goals, natural anak
misi dari dan keluarga
institusi

Pengalaman dan Strength dan limitasi


keahlian terapis klien dan keluarga
• Proses pemberian intervensi didasari oleh bukti penelitian. OT
memilih assessment dengan evidence dari validitas dan reabilitas dan
intervensi yang menunjukkan efek positif untuk performa dan goals
yang relevan terhadap klien.

Anda mungkin juga menyukai