Anda di halaman 1dari 14

Oleh Kelompok 1

Ajeng Rahma
Eka Sariningsih
Romi
Siti Sarah
Syahrazad
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi
kelebihan massa jaringan adiposa, yang ditandai
dengan kelebihan berat badan (walaupun tidak
selamanya berat badan berbanding dengan massa
adiposa, misalnya pada binaragawan).
Proses Terjadinya Obesitas

Keseimbangan antara asupan kalori dengan


pengeluaran energi akan menjaga keseimbangan
berat badan seseorang. Jika seseorang memakan
banyak kalori sementara pembakarannya menjadi
energi kurang maka cadangan kalori akan disimpan
dalam bentuk lemak yang akan membuat berat badan
orang tersebut meningkat. Sebagian besar penyebab
kegemukan adalah tingginya konsumsi kalori tanpa
dibarengi oleh aktifitas fisik yang memadai.
Cont...
Terlalu banyak makan akan menyebabkan
penambahan berat badan terutama jika makanan yang
dikonsumsi banyak mengandung lemak dan gula
seperti misalnya makanan siap saji, makanan yang
digoreng dan manisan.

Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat


sederhana. Para ahli berpendapat, karbohidrat
sederhana seperti gula, fruktosa, soft drink, bir, dan
anggur akan menyebabkan penambahan berat badan
karena karbohidrat jenis ini lebih mudah diserap oleh
tubuh,
Enzim dalam Sistem Pencernaan
Lokasi Enzim Subtrat Hasil
Kelenjar ludah Amilase/Ptialin Amilum/Glikogen Disakarida Dan
Maltosa
Lambung Pepsin/ Renin Protein Pepton
Usus Halus Peptidase Polipeptida rantai Asam amino
Nuklease pendek Gula,basa asam
Laktase/maltase/ DNA,RNA nukleat
Sukrase Disakarida Monosakarida
Pangkreas Lipase Trigliserida Asam lemak
Tripsin / Protein gliserol
Kimotripsin DNA Asam amino
DNAase RNA Nukleotida
Metabolisme Karbohidrat berkaitan
dengan Obesitas

1. Etiologi
Obesitas dapat disebabkan oleh peningkatan
masukan energi, penurunan pengeluaran energi,
atau kombinasi keduanya. Selain itu, Akumulasi
lemak tubuh berlebihan sangat dipengaruhi
lingkungan, faktor genetik, faktor sosial, dan kondisi
ekonomi .

Faktor genetik dianggap menentukan kerentanan


terhadap timbulnya obesitas, dan 30-50 % variasi
penyimpanan lemak tubuh total (Fauci, et al. (2009))
2. Metabolisme Glukosa

Glukosa dapat dikonversi menjadi glikogen untuk


disimpan di hati setelah diubah menjadi glukosa 6-fosfat.
Glukosa yang tidak dikonversi menjadi glikogen hati
dapat dioksidasi menjadi glikogen otot atau dikonversi
menjadi lemak dan disimpan dalam depot-depot lemak
setelah melalui sirkulasi sistemik jaringan.

Glikogen di dalam hati berfungsi sebagai cadangan karbohidrat


dan akan melepaskan glukosa ke sirkulasi jika terjadi
penurunan konsentrasi glukosa di dalam darah. Glikogen otot
dikonversi menjadi asam laktat oleh glikolisis anaerob karena
otot tidak memiliki enzim glukosa 6-fosfatase (Murray,
Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003)
Cont...

Oksidase glukosa atau konversi karbohidrat menjadi lemak dan protein


dapat melalui proses konversi Glukosa 6- fosfat, triosa fosfat, dan fosfoenol
piruvat kemudian diubah menjadi piruvat pada jalur glikolitik Embden-
Mayerhof untuk fosforilasi oksidatif. Selain itu, jalur metabolisme oksidasi
glukosa melalui jalur heksosa monofosfat yang membentuk NADPH2 dan
bukan NADH2.

Fruktosa dan galaktosa setelah mengalami fosforilasi oleh fruktokinase


dan galaktokinase akan memasuki jalur metabolisme karbohidrat yang
umum dengan pangkalan metabolisme umum pada siklus krebs dimana
residu karbon, protein, karbohidrat, atau lemak dapat dioksidasi dengan
melepaskan energi atau dikonversi dari bentuk yang satu ke bentuk
lainnya
Glukosa 6- Fosfat diproduksi dari glukosa dan dapat dikonversi
menjadi glikogen atau dimetabolisme melalui pentosephosphate
pathway. Gliserol fosfat digunakan untuk sintesis trigriserol dan
fosfolipid . Asetil ko-A dioksidasi melalui siklus krebs. Prekursor
untuk sintesis asam lemak berupa glutamin dan aspartat diperoleh
dari siklus ini

1.heksokinase/glukokinase; 2.jalur pentosa fosfat; 3.


Sintesis glikogen; 4.laktat dehydrogenase;5.alanine
aminotransferase; 6.piruvat dehydrogenase; 7.ATP-sitrat
lyase; 8. Sintesis asam lemak; 9.sintesis glutamat;
10.aspartate aminotransferase; 11. Sintesis sitrat.
(Sumber : Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003)
Saran Untuk Penderita Obesitas
Berat badan ideal bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Sehingga tidak terjadi
penimbunan energi dalam tubuh dalam bentuk lemak, atau sebaliknya
penggunaan lemak tubuh sebagai sumber energi kurang.

Penanganan masalah obestitas tidak dapat dilakukan dalam


waktu yang relative singkat, tetapi harus dilakukan secara bertahap.
Masalah obesitas dapat dilakukan secara sederhana, yaitu
dengan mengonsumsi makanan secara teratur dengan gizi
seimbang tetapi jumlahnya kurang dari biasanya. Disamping itu
kegemukan juga dapat diatasi dengan banyak melakukan aktivitas
olah raga yang teratur sehingga lemak tubuh dapat terbakar.
(Arnelia,M.Sc.)
1. Rutin olahraga
Cara sederhana yang bisa Anda lakukan adalah dengan
berolahraga. Pisahkan 30 menit waktumu setiap harinya untuk
berolahraga. Tidak perlu harus ke gym, Anda bisa melakukannya di
rumah atau sekeliling rumah seperti jogging, sit up, push up,
bersepeda, berenang, dan lain sebagainya.

2. Perbanyak konsumsi buah dan sayur


Mulai saat ini perbanyaklah konsumsi sayur dan gantilah
camilan Anda dengan buah-buahan yang segar. Selain
menyehatkan tubuh, buah dan sayur juga memiliki serat yang
dapat melapisi dinding-dinding usus sehingga akan mudah
merasa kenyang.

3. Perbanyak minum air putih


Usahakan untuk minum 8 gelas air putih setiap harinya. Selain
menghindari penuaan dini, banyak minum air putih juga mampu
melunturkan racun dan lemak yang ada dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai