Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

Seorang Perempuan Usia 63 Tahun dengan Diagnosis


Hematochezia + Moderate Anemia NN + Efusi
Pleura Massive Sinistra + Tumor Padat Ovarium

Oleh:
Muhamad Adi Ma’ruf, S.Ked
NIM 2230912310063

Pembimbing:
dr. Rizqi Rifani, Sp. PD

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN ULM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
Mei, 2023
2
Pendahuluan
Hematochezia: perdarahan melalui anus yang ditandai dengan feses
berwarna merah terang atau merah marun, terutama dari perdarahan
saluran cerna bagian bawah. Perdarahan saluran cerna bawah terjadi bila
sumber perdarahan terletak di bawah Ligamentum Treitz

Anemia: keadaan jumlah eritrosit dan/atau jumlah hemoglobin (Hb) yang


beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan tubuh. Secara laboratorik, anemia didefinisikan sebagai kejadian
penurunan di bawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit dan
hematokrit.

Efusi Pleura: suatu akumulasi cairan yang abnormal di dalam kavum pleura
yang disebabkan karena adanya gangguan homeostatik berupa adanya
produksi cairan yang berlebihan atau karena adanya penurunan absorpsi
cairan. Efusi pleura biasanya merupakan efek sekunder dari suatu penyakit
primer.
3
Pendahuluan

Tumor padat ovarium: benjolan (pembesaran) abnormal yang terjadi di


ovarium, yang dapat terbentuk dari kelainan neoplasma maupun bukan
neoplasma. Kelainan non-neoplasma ovarium yang bisa memberikan
gambaran pembesaran ovarium antara lain: kista endometriosis, kista folikel
dan proses infeksi.
LAPORAN KASUS
5

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. R
Umur : 63 Tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status : Sudah Menikah
Alamat : Jl. Seberang Masjid, Banjarmasin Tengah
MRS : 12 Mei 2023
RMK : 01-51-XX-XX
Anamnesis 6

Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan Utama : BAB berdarah

Pasien mengeluh BAB berdarah sejak 1 hari SMRS dengan frekuensi >6 kali sehari
dengan warna darah segar dan keluar banyak seperti menstruasi, darah yang keluar sekitar 3
sendok makan tiap kali BAB berdarah. Pasien ganti pampers 4-5 kali sehari. Pasien juga
mengeluh lemas seluruh badan sehingga tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dalam
kondisi BAB berdarah seperti ini dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. BAB berdarah
tidak dipengaruhi perubahan posisi atau makanan. BAB berdarah tidak dipengaruhi oleh
obat.
Pasien juga mengeluhkan perut membesar dan nyeri perut sebelah kanan sejak 4 bulan
SMRS. Nyeri perut muncul hilang timbul. Nyeri dirasakan seperti ditusuk benda tajam,
memberat bila beraktivitas dan sedikit membaik bila istirahat. Nyeri tidak menjalar ke
seluruh area perut. Keluhan nyeri perut memberat bila pasien beraktivitas. Keluhan
berkurang dan membaik setelah diberikan obat dan dilakukan sedot cairan perut untuk
mengurangi cairan perut.
Anamnesis 7

Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan Utama : BAB berdarah

Pasien juga mengeluhkan sesak nafas hilang timbul sejak 4 bulan SMRS. Keluhan
bertambah bila beraktivitas dan lebih nyaman bila tidur posisi miring ke kiri. Riwayat diambil
cairan di paru-paru kiri sebanyak 1 kali di poli paru 1 bulan yang lalu, didapatkan cairan 700cc
berwarna kuning jernih dari paru-paru kiri. Sesak berkurang setelah dilakukan sedot cairan di
paru di IGD sebanyak 1000 cc.
Nafsu makan pasien menurun sejak 4 bulan SMRS. Awalnya pasien bisa makan 1 porsi
penuh, namun saat ini hanya bisa makan 4-5 sendok. Berat badan menurun namun pasien tidak
pernah mengukur berat badan. Pasien hanya merasakan pakaian yang dipakai terasa lebih
longgar.
Pasien pernah dilakukan USG oleh Obsgyn dan didiagnosis Tumor Padat Ovarium sejak 4
bulan yang lalu. Pasien direncanakan untuk operasi dengan terlebih dahulu kemoterapi regimen
Paclitaxel dan Carboplatin oleh TS Obsgyn, tetapi pasien menolak.
Keluhan lain seperti demam, batuk, nyeri dada, nyeri ulu hati, mual dan muntah disangkal.
Riwayat BAB hitam, benjolan di luar dubur, nyeri di area dubur, dan riwayat wasir disangkal.
Anamnesis 8

RPD: Riwayat operasi sebelumnya (-)

RPK: HT (-), DM (-), asma (-), penyakit kuning (-) dan penyakit jantung (-)

Riwayat Psikososial: Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol, tidak ada
alergi makanan dan minuman, riwayat menikah 1 kali namun tidak mempunyai anak,
tidak ada riwayat KB, riwayat hamil 1 kali namun dikatakan keguguran, riwayat
kuretase disangkal. Biaya pengobatan BPJS, status ekonomi kurang.

RPO: Pasien tidak ada konsumsi obat rutin.


Pemeriksaan Fisik
16 Mei 2023
STATUS Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
GENERALIS Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6
Antropometri : BB = 33 kg, TB = 150 cm
Status Gizi : BMI = 14.2 kg/m2, (severe malnutrition)

TANDA Bangsal : RR: 34 x/menit


VITAL TD: 130/70 mmHg T: 37,8 ºC
N: 92 x/menit, reguler, kuat SpO2: 95% on RA
angkat

MATA DAN Ptosis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Konjungtiva pucat (+), Eksoftalmus (-), Sekret (-), Perdarahan (-), Visus (tidak
KULIT diperiksa). Warna kulit sawo matang, Hipo/hiperpigmentasi(-), Turgor normal, Ruam (-), Petekie (-), Hematom
(-), Ikterik (-), Nodul (-), atrofi (-)

KEPALA Inspeksi: Bentuk kepala normocephali, rambut hitam, rambut tipis, terdistribusi merata, alopesia (-), wajah
DAN LEHER simetris, edema (-), tumor/benjolan (-), trauma (-).
Palpasi: Nyeri tekan sinus frontalis dan maxillaris (-), pembesaran KGB preauricular, postauricular, occipital,
cervical (-). Pembesaran tiroid (-), nyeri tekan pada tiroid dan KGB (-)
Auskultasi: Bruit (-). Pemeriksaan JVP: 5+0 cm H2O

THORAX Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat.


COR Palpasi: Iktus kortis teraba di ICS V linea midclavicularis sinitra, thrill (-).
Perkusi: Batas jantung kanan di parasternalis kanan.
Batas jantung kiri, dan pinggang jantung sulit dievaluasi.
Auskultasi: S1 dan S2 normal, reguler, murmur (-), gallop (-).
THORAX Inspeksi: Bentuk dada normal, saat bernapas dada bagian kiri tertinggal
PULMO Palpasi: Pergerakan dinding dada tertinggal di bagian kiri, fremitus vokal menurun di dada
kiri, tidak teraba massa
Perkusi: Sonor di lapang paru kanan, redup di lapang paru kiri, batas paru-hepar di ICS V
linea midclavicularis dextra.
Auskultasi: Suara napas post pungsi (vvv/v<<), ronkhi (---/---), wheezing (---/---)
ABDOMEN Inspeksi: Perut cembung, herniasi (-), caput medusa (-), striae (-)
Auskultasi: Bising usus (+) 10 x/menit
Perkusi: Timpani seluruh lapang abdomen, shifting dullness (-), undulasi (+)
Palpasi: tidak teraba pembesaran hepar dan lien, liver span = 10 cm, defans muscular (-),
murphy sign (-), mc burney sign (-),
pemeriksaan post pungsi ascites : teraba massa pada area suprapubik ukuran 10x6 cm,
konsistensi keras, berdungkul-dungkul, tepi ireguler, imobile, nyeri tekan (+) VAS 3
EKSTREMITAS CRT < 2 detik, akral hangat
Spincter ani menjepit kuat, ampula recti tidak kolaps, massa padat (+) arah jam 12 sampai
RECTAL jam 6, darah (+), feses (-), melena (-)
TOUCHER
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan 12/05/2023 13/05/23 15/05/23
Hemoglobin -
13
8.2 13.5
Lekosit 9.0 - 7.5
Eritrosit 2.93 - 4.94
Hematokrit 25.4 - 41.7
Trombosit 347 225
RDW-CV 14.9 - 14.4
MCV 86.7 - 84.4
MCH 28.0 - 27.3

Pemeriksaan Lab
MCHC 32.3 - 32.4
Basofil% 0.6 - 0.7
Eosinofil% 1.3 - 2.5
Hematologi
Netrofil% 76.0 - 81.4 RSUD Ulin Banjarmasin
Limfosit% 17.8 - 11.5
Monosit% 4.3 - 3.9
Basofil# 0.05 - 0.05
Eosinofil# 0.12 - 0.19
Netrofil # 6.85 - 6.09
Limfosit# 1.61 - 0.86
Monosit# 0.39 - 0.29
GDS 93 - -
14

Pemeriksaan 12/05/23 13/05/23 15/05/23


Albumin 3.4 2.6 -
SGOT 25 - -
SGPT 10 - -
Ureum 29 - -
Kreatinin 0.69 - -
Natrium 138 - 138
Kalium 2.8 - 2.9
15

Kesan : Moderate Anemia normositik normokromik + Moderate


Hypokalemia
16
Pemeriksaan EKG (12 Mei 2023)
RSUD Ulin Banjarmasin

Interpretasi:
• Irama: Sinus rhythm
• Frekuensi: 98 x/menit
• Axis: normoaxis (lead I (+), II (+), AVF (+))
• Gel. P: P mitral (-), P pulmonal (-)
• Interval PR: Prolonged PR (-)
• Kompleks QRS: 0,04s (normal) LVH (-), RVH (-), q
patologis (-), LBBB
• (-), RBBB (-)
• Segmen ST: ST elevasi (-), ST depresi (-)
• Gel. T: T inversi (-), T tall (-)
• Interval QT: Prolonged QT (-)
• Gel. U: Tidak ada
 
Kesimpulan: Sinus rhythm, frekuensi 98 x/menit
regular, normoaxis
Pemeriksaan Foto Thorax 17
(12 Mei 2023)

Interpretasi:
 Penetrasi cukup
 Marker L, tidak ada artefak
 Soft tissue: normal, swelling (-), tidak ada massa dan udara
 Skeletal: normal, clavicula simetris, costae simetris, tidak ada
deformitas, tidak ada fraktur
 Trakea: lusen, berada di tengah, tidak ada deviasi
 Cor tidak membesar
 Sinus dan diafragma kanan normal. Sinus dan diafragma kiri tertutup
perselubungan
 Pulmo: tampak perselubungan opak homogeny di hemitoraks atas
sampai bawah kiri

Kesimpulan: cor sulit dinilai, efusi pleura massive sinistra.


Pemeriksaan USG Abdomen 18
(8 November 2022)

Kesimpulan: tumor padat ovarium


Resume Data Dasar 19
Anamnesis

KU: BAB berdarah


RPS:
• BAB berdarah sejak 1 hari SMRS dengan frekuensi >6 kali sehari dengan warna darah segar dan keluar banyak seperti
menstruasi, darah yang keluar sekitar 3 sendok makan. Pasien ganti pampers 4-5 kali sehari. Pasien tidak bisa melakukan
aktivitas sehari-hari dalam kondisi hematochezia seperti ini dan hanya bisa berbaring di tempat tidur.
• Perut membesar dan nyeri perut sebelah kanan sejak 4 bulan SMRS. Nyeri perut muncul hilang timbul. Nyeri dirasakan seperti
ditusuk benda tajam, memberat bila beraktivitas dan sedikit membaik bila istirahat. Tidak ada riwayat disedot cairan perut, tapi
hanya diberikan obat untuk mengurangi cairan perut.
• Nafsu makan pasien menurun sejak 4 bulan SMRS, awalnya pasien bisa makan 1 porsi penuh namun saat ini hanya bisa makan
4-5 sendok. Berat badan menurun namun tidak pernah mengukur berat badan, pasien merasakan pakaian yang dipakai terasa
lebih longgar. Riwayat melena, benjolan di luar dubur, nyeri di area dubur, dan riwayat hemoroid disangkal.
• Dispneu hilang timbul sejak 4 bulan SMRS, bertambah bila beraktivitas dan lebih nyaman bila tidur posisi miring ke kiri.
Riwayat pleurocentesis di paru-paru kiri sebanyak 1 kali di poli paru 1 bulan yang lalu, didapatkan cairan 700cc dari paru-paru
kiri.
• Pasien pernah dilakukan USG oleh Obsgyn dan didiagnosis Tumor Padat Ovarium sejak 4 bulan yang lalu, direncanakan untuk
operasi dengan terlebih dahulu kemoterapi regimen Paclitaxel dan Carboplatin oleh TS Obsgyn, tetapi pasien menolak.

RPD: Riwayat operasi sebelumnya (-)


RPK: HT (-), DM (-), asma (-), penyakit kuning (-) dan penyakit jantung (-)
Riwayat Psikososial: Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol, tidak ada alergi makanan dan minuman, riwayat menikah 1
kali namun tidak mempunyai anak, tidak ada riwayat KB, riwayat hamil 1 kali namun dikatakan keguguran, riwayat kuretase
disangkal. Biaya pengobatan BPJS, status ekonomi kurang.
RPO: Pasien tidak ada konsumsi obat rutin.
Resume Data Dasar 20
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Keadaan umum: Tampak Sakit sedang Px. Laboratorium RSUD Ulin (12/05/23)
GCS: E4V5M6 (compos mentis) Hb 8.2, MCV 86.7, MCH 28.0, MCHC 32.3,
TD: 130/70 mmHg eritrosit 2.93, hematokrit 25.4, RDW-CV 14.9,
N: 92 x/menit, reguler, kuat angkat limfosit 17.8%, kalium 2.8, dan albumin 2.6
RR: 34 x/menit
T: 37,8 ºC Ro. Thorax (12/05/23)
SpO2: 95% on RA Efusi pleura sinistra massive

USG (8/11/22)
K/L: konjungtiva pucat (+), JVP: 5+0 cm H2O Tumor padat ovarium
Toraks cor: Batas jantung kiri, dan pinggang jantung sulit
dievaluasi
Toraks pulmo: saat bernapas dada bagian kiri tertinggal,
pergerakan dinding dada tertinggal di bagian kiri, fremitus vokal
menurun di dada kiri, tidak teraba massa. Perkusi redup di lapang
paru kiri. Auskultasi suara napas post pungsi (vvv/v<<)
Ekstremitas: CRT < 2 detik, akral hangat
Rectal Toucher: Masssa padat (+) arah jam 12 sampai jam 6, darah
(+), feses (-), melena (-)
Problem List
22
Initial Rencana
Cue and Clue Problem List Diagnosis Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi

Subjektif: 1. Hematochezia Colonoscopy Non-farmakologi: Monitor tanda KIE pasien dan keluarga
1.1. Related to - Tirah baring mengenai:
- Hematochezia sejak 1 hari SMRS dengan vital & tanda
malignancy – - Kondisi pasien saat ini
frekuensi >6 kali sehari dengan warna darah perdarahan
segar dan keluar banyak seperti menstruasi, metastasis Farmakologi: - Penyebab munculnya
darah yang keluar sekitar 3 sendok makan process from - Konfirmasi diagnosis keluhan pada pasien
tiap kali BAB. Pasien ganti pampers 4-5 kali - Asam traneksamat 250 - Tujuan dari
ovarium mass mg/8jam pemeriksaan yang akan
sehari. Pasien tidak bisa melakukan aktivitas 1.2. Hemorrhoid
sehari-hari dalam kondisi hematochezia dilakukan
seperti ini dan hanya bisa berbaring di tempat interna gr III - Tujuan pengobatan
tidur. yang dilakukan pada
- Pasien pernah dilakukan USG oleh Obsgyn pasien
dan didiagnosis Tumor Padat Ovarium sejak 4 - Komplikasi dari
bulan yang lalu penyakit yang pasien
alami
Objektif:
- Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
perut cembung, teraba massa pada area
suprapubik ukuran 10x6 cm, konsistensi keras,
berdungkul-dungkul, tepi ireguler, imobile,
nyeri tekan (+) VAS 3
- Pada rectal toucher didapatkan massa padat
(+) arah jam 12 sampai jam 6, darah (+)
- USG Abdomen: tumor padat ovarium
23
Initial Rencana
Cue and Clue Problem List Diagnosis Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi

Subjektif: 2. Moderate 2.1. Blood loss MDT Non farmakologi: Monitor tanda KIE pasien untuk
- Hematochezia sejak 1 hari SMRS dengan anemia NN 2.2. Chronic retikulosit - O2 NK 2 lpm (kp) vital & Hb mengonsumsi makanan
frekuensi >6 kali sehari dengan warna darah disease yang mengandung zat
segar dan keluar banyak seperti menstruasi, Farmakologi: besi
- Transfusi PRC: Monitor tanda
darah yang keluar sekitar 3 sendok makan oxygen hunger
- Pasien pernah dilakukan USG oleh Obsgyn (10-8,2) x 32 x 4 = 230 cc
dan didiagnosis Tumor Padat Ovarium sejak 4 => transfusi PRC 2 kolf, 1
bulan yang lalu kolf/hari

Objektif:
- Konjungtiva pucat (+)
- Hb 8.2, MCV 86.7, MCH 28.0
24
Initial Rencana
Cue and Clue Problem List Diagnosis Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi

Subjektif: 3. Efusi pleura 3.1 Metastasis Analisis dan Non Farmakologi Monitoring tanda KIE pasien dan keluarga
- Dispneu hilang timbul sejak 4 bulan SMRS, masive sinistra process related sitologi cairan - Pungsi cairan pleura vital mengenai:
bertambah bila beraktivitas dan lebih nyaman post pungsi no 4 pleura - Head up 45-90º - Kondisi pasien saat ini
bila tidur posisi miring ke kiri. Riwayat - Pungsi cairan pleura  - Penyebab munculnya
Evaluasi keluhan keluhan pada pasien
pleurocentesis di paru-paru kiri sebanyak 1 3.2 Infection - 1000cc di IGD, didapatkan
warna merah post pungsi - Tujuan dari
kali di poli paru 1 bulan yang lalu, didapatkan pleuropneumoni
cairan 700cc dari paru-paru kiri a pemeriksaan yang akan
Farmakologi: dilakukan
Objektif: - - Tujuan pengobatan
- Pemeriksaan fisik toraks pulmo: saat yang dilakukan pada
bernapas dada bagian kiri tertinggal, pasien
pergerakan dinding dada tertinggal di bagian - Komplikasi dari
kiri, fremitus vokal menurun di dada kiri, tidak penyakit yang pasien
ada massa. Sonor di lapang paru kanan, redup alami
di lapang paru kiri. Suara napas post pungsi
(vvv/v<<)
- Foto toraks AP: efusi pleura massive sinistra
25
Initial Rencana
Cue and Clue Problem List Diagnosis Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi

Subjektif: 4. Tumor padat 4.1 Malignant – USG guiding – Non Farmakologi : Monitoring tanda KIE pasien dan keluarga
- Perut membesar dan nyeri perut sebelah ovarium ca ovarium biopsy tumor - vital, keluhan mengenai:
kanan sejak 4 bulan SMRS. Nyeri perut 4.2 Benign - Kondisi pasien saat ini
muncul hilang timbul. Nyeri dirasakan seperti Farmakologi: - Penyebab munculnya
CT scan - Konfirmasi diagnosis keluhan pada pasien
ditusuk benda tajam, memberat bila abdomen +
beraktivitas dan sedikit membaik bila istirahat - Konsul obgyn - Tujuan dari
kontras pertimbangan biopsi pemeriksaan yang akan
- Pasien pernah dilakukan USG oleh Obsgyn
dan didiagnosis Tumor Padat Ovarium sejak 4 - PO. Ketorolac 3x30 mg dilakukan
bulan yang lalu, direncanakan untuk operasi Ca 125 (kp nyeri) - Tujuan pengobatan
dengan terlebih dahulu kemoterapi regimen yang dilakukan pada
Paclitaxel dan Carboplatin oleh TS Obsgyn, pasien
tetapi pasien menolak - Komplikasi dari
penyakit yang pasien
Objektif: alami
- Pemeriksaan palpasi abdomen: teraba
massa, nyeri tekan (+) VAS 3
- USG abdomen: tumor padat ovarium
26
Initial Rencana
Cue and Clue Problem List Diagnosis Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi

Subjektif: 5. Ascites grade 5.1 related to Sitologi cairan Non farmakologi: Monitoring tanda KIE pasien dan keluarga
- Perut membesar sejak 4 bulan SMRS II no. 4 (meigs ascites - Diet rendah garam vital dan balance mengenai:
- Tidak ada riwayat disedot cairan perut, tapi syndrome) dan ekstrak putih cairan - Kondisi pasien saat ini
hanya diberikan obat untuk mengurangi - Penyebab munculnya
telur keluhan pada pasien
cairan perut 5.2 related to - Pungsi cairan ascites
hipoalbumin - Tujuan dari
Objektif:  3000cc di pemeriksaan yang akan
- Pemeriksaan abdomen: perut cembung, bangsal, didapatkan dilakukan
undulasi (+) warna merah - Tujuan pengobatan
yang dilakukan pada
- Albumin : 2.6 pasien
- USG abdomen : tumor padat ovarium
Farmakologi:
- Konfirmasi diagnosis
27
Initial Rencana
Cue and Clue Problem List Diagnosis Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi

Subjektif: 6. Moderate 6.1 GI loss Urine kalium Non farmakologi: Monitoring EKG KIE pasien untuk
- Nafsu makan menurun sejak 4 bulan SMRS, hipokalemia 6.2 Low intake - Diet tinggi kalium mengonsumsi makanan
awalnya bisa makan 1 porsi penuh namun 6.3 Renal loss tinggi kalium
saat ini hanya bisa makan 4-5 sendok Farmakologi:
- KSR 2x600mg
Objektif:
- Pemeriksaan laboratorium: Kalium 2.8
28
Initial Rencana
Cue and Clue Problem List Diagnosis Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi

Subjektif: 7. Severe Non farmakologi: Monitoring tanda KIE pasien untuk


- Nafsu makan menurun sejak 4 bulan SMRS, malnutrition Konsul ke bagian gizi: vital dan asupan mengonsumsi makanan
awalnya bisa makan 1 porsi penuh namun Advice: nutrisi sesuai kebutuhan kalori
saat ini hanya bisa makan 4-5 sendok. Berat - Diet 1300kkal/hari harian
badan menurun namun tidak pernah - Peptimun 2x100mg
mengukur berat badan, pasien merasakan - Jus buah 2x100cc
pakaian yang dipakai terasa lebih longgar
Objektif:
- Berat badan 33 kg, tinggi badan 150 cm, IMT
14,2 (malnutrition)
Follow Up
FOLLOW UP 30
FOLLOW UP 31
PEMBAHASAN
33

Kasus Teori
Pada anamnesis didapatkan hematochezia sejak 1 Hematochezia umumnya disebabkan oleh perdarahan
hari SMRS dengan frekuensi >6 kali sehari dengan di saluran pencernaan bagian bawah, seperti usus besar dan
warna darah segar dan keluar banyak seperti menstruasi,
rektum. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan
darah yang keluar sekitar 3 sendok makan. Pasien ganti
pampers 4-5 kali sehari. Pasien tidak bisa melakukan terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan yaitu:
aktivitas sehari-hari dalam kondisi hematochezia seperti hemorrhoid, fisura ani, karsinoma kolon, kolitis ulseratif,
ini dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. Polip kolon, Tumor jinak di usus besar atau rektum, Crohn
disease, proctitis, dan diverkulitis.
Pada pasien, kemungkinan penyebab
hematochezianya adalah akibat proses metastasis dari
tumor padat ovarium yang dicurigai sudah terjadi
malignansi.

Percac-Lima S, Pace LE, Nguyen KH, Crofton CN, Normandin KA, Singer SJ, et al. Diagnostic Evaluation of Patients Presenting to Primary Care with Rectal Bleeding. J Gen Intern Med. 2018;33(4):415–22.
34

Kasus Teori
Pada anamnesis didapatkan hematochezia sejak 1 Diagnosis hematochezia dapat tegak dengan
hari SMRS dengan frekuensi >6 kali sehari dengan mendeteksi secara visual bahwa ada darah dalam feses. Jika
warna darah segar dan keluar banyak seperti menstruasi, hasil pemeriksaan mendeteksi darah dalam feses, maka
darah yang keluar sekitar 3 sendok makan. Pasien ganti dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui
pampers 4-5 kali sehari. Pasien tidak bisa melakukan penyebabnya, seperti: Tes darah, Kolonoskopi, Foto
aktivitas sehari-hari dalam kondisi hematochezia seperti Rontgen, Angiografi, Radionuclide scan, ataupun
ini dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. laparotomi.

Percac-Lima S, Pace LE, Nguyen KH, Crofton CN, Normandin KA, Singer SJ, et al. Diagnostic Evaluation of Patients Presenting to Primary Care with Rectal Bleeding. J Gen Intern Med. 2018;33(4):415–22.
35

Kasus Teori
Pada pasien didapatkan konjungtiva pucat (+/+) Anemia adalah menurunnya massa eritrosit yang
dengan Hb 8.2, MCV 86.7, MCH 28.0. Setelah menyebabkan ketidakmampuan untuk memenuhi
dilakukan transfusi PRC 2 kolf, Moderate Anemia kebutuhan oksigen ke jaringan perifer. Secara klinis,
Normositik Normokromik yang dialami pasien dapat anemia dapat diukur dengan penurunan kadar hemoglobin,
teratasi, dengan Hb terakhir 13.5. hematokrit, atau hitung eritrosit, namun yang paling sering
digunakan adalah pengujian kadar hemoglobin.
Pada kasus, didapatkan kadar MCV 86.7 dan MCH
28.0 sehingga kondisi anemia pada kasus ini dapat
digolongkan sebagai anemia normositik normokromik.
Penyebab yang paling mungkin dari anemia yang
dialami pasien adalah blood loss dari kondisi Hematochezia
sehingga pasien banyak kehilangan darah.

Bakta IM. Pendekatan Diagnosis dan Terapi terhadap Penderita Anemia. Bali Health Journal. 2017;1(1):36–48.
36

Kasus Teori
Pada pasien didapatkan konjungtiva pucat (+/+) Tatalaksana anemia pada penyakit kronik yang paling
dengan Hb 8.2, MCV 86.7, MCH 28.0. Setelah baik adalah mengobati penyakit yang mendasarinya.
dilakukan transfusi PRC 2 kolf, Moderate Anemia Pemberian transfusi darah harus dipertimbangkan dengan
Normositik Normokromik yang dialami pasien dapat cermat mengingat transfusi memiliki efek samping yang
teratasi, dengan Hb terakhir 13.5. tidak menguntungkan.
Transfusi diindikasikan untuk anemia yang berat dan
telah membahayakan pasien juga bila terjadi komplikasi
pada pasien seperti perdarahan. Pada pasien, diberikan
tatalaksana transfusi PRC:
Transfusi PRC:
(10-8,2) x 32 x 4 = 230 cc => transfusi PRC 2 kolf, 1
kolf/hari

Bakta IM. Pendekatan Diagnosis dan Terapi terhadap Penderita Anemia. Bali Health Journal. 2017;1(1):36–48.
37

Kasus Teori
Pasien mengeluh dispneu hilang timbul sejak 4 bulan Manifestasi klinik yang ditimbulkan dari efusi pleura
SMRS, bertambah bila beraktivitas dan lebih nyaman bila yaitu sesak napas/dispneu, nyeri pleuritis, rasa berat pada
tidur posisi miring ke kiri. Riwayat pleurocentesis di paru- dada, batuk, ataupun berat badan menurun. Dapat terjadi
paru kiri sebanyak 1 kali di poli paru 1 bulan yang lalu, deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit jika terjadi
didapatkan cairan 700cc dari paru-paru kiri. Berat badan penumpukan cairan pleural yang signifikan.
pasien menurun namun tidak pernah mengukur berat badan, Pada pemeriksaan fisik: inflamasi dapat terjadi
pasien merasakan pakaian yang dipakai terasa lebih longgar.
friction rub; Atelektaksis kompresif (kolaps paru parsial)
Pada pemeriksaan fisik toraks pulmo, saat bernapas dada
dapat menyebabkan bunyi napas bronkus; Pemeriksaan
bagian kiri tertinggal, pergerakan dinding dada tertinggal di
fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan
bagian kiri, fremitus vokal menurun di dada kiri, tidak ada
massa. Sonor di lapang paru kanan, redup di lapang paru karena cairan akan berpindah tempat; Bagian yang sakit
kiri. Suara napas post pungsi (vvv/v<<). Foto toraks AP: akan kurang bergerak dalam pernapasan; Focal fremitus
efusi pleura massive sinistra. Berdasarkan data tersebut melemah dan pada perkusi didapati pekak, dan pada foto
dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami efusi pleura toraks dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk
massive sinistra. garis melengkung (garis ellis damoiseu)

Hasdianah, Suprapto SI. Patologi & Patofisiologi Penyakit. 2nd ed. Yogyakarta: Nuhamedika; 2016.
38
Kasus Teori
Keluhan lain yang dirasakan pasien yaitu perut Pasien dicurigai mengalami Meigs Syndrome, yaitu
membesar dan nyeri perut sebelah kanan sejak 4 bulan sekumpulan gejala yang terdiri dari tumor ovarium benigna
SMRS. Nyeri perut muncul hilang timbul. Nyeri dengan ascites dan efusi pleura yang menghilang setelah
dirasakan seperti ditusuk benda tajam, memberat bila reaksi tumor. Tumor ovarium pada Meigs Syndrome adalah
beraktivitas dan sedikit membaik bila istirahat. jenis fibroma. Gejala klinis Meigs Syndrome adalah
Pada pasien juga didapatkan sesak napas hilang kelelahan, napas yang pendek, peningkatan lingkar perut,
timbul sejak 4 bulan SMRS, bertambah bila beraktivitas penurunan berat badan, batuk yang tidak produktif,
dan lebih nyaman bila tidur posisi miring ke kiri. bengkak, amenorea pada wanita premenopause, dan
Pasien pernah dilakukan USG oleh Obsgyn dan menstruasi yang tidak teratur. Namun, pada pasien masih
didiagnosis Tumor Padat Ovarium sejak 4 bulan yang belum diketahui jenis tumor padat ovarium yang dialami,
lalu, direncanakan untuk operasi dengan terlebih dahulu sehingga masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut
kemoterapi regimen Paclitaxel dan Carboplatin oleh TS dengan konsultasi bersama sejawat Obsgyn untuk tindakan
Obsgyn, tetapi pasien menolak. Pada pemeriksaan biopsi
palpasi abdomen: teraba massa, nyeri tekan (+) VAS 3,
dan pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan tumor
padat ovarium.

BUDIANA ING. Tumor Ovarium Prediksi Keganasan Prabedah. MEDICINA. 2013;44(3):179–85.


Hasdianah, Suprapto SI. Patologi & Patofisiologi Penyakit. 2nd ed. Yogyakarta: Nuhamedika; 2016.
39

Kasus Teori
Keluhan lain yang dirasakan pasien yaitu perut Manifestasi klinis tumor padat ovarium dapat
membesar dan nyeri perut sebelah kanan sejak 4 bulan bervariasi tergantung pada ukuran, jenis, dan lokasi tumor
SMRS. Nyeri perut muncul hilang timbul. Nyeri tersebut. Beberapa gejala yang mungkin muncul termasuk:
dirasakan seperti ditusuk benda tajam, memberat bila perubahan siklus menstruasi, nyeri panggul, pembengkakan
beraktivitas dan sedikit membaik bila istirahat. Pasien abdomen, perubahan berat badan, perubahan saluran
pernah dilakukan USG oleh Obsgyn dan didiagnosis pencernaan (seperti diare dan konstipasi), mual muntah,
Tumor Padat Ovarium sejak 4 bulan yang lalu, gangguan berkemih, maupun kelelahan dan kelemahan.
direncanakan untuk operasi dengan terlebih dahulu
kemoterapi regimen Paclitaxel dan Carboplatin oleh TS
Obsgyn, tetapi pasien menolak. Pada pemeriksaan
palpasi abdomen: teraba massa, nyeri tekan (+) VAS 3,
dan pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan tumor
padat ovarium.

BUDIANA ING. Tumor Ovarium Prediksi Keganasan Prabedah. MEDICINA. 2013;44(3):179–85.


Hasdianah, Suprapto SI. Patologi & Patofisiologi Penyakit. 2nd ed. Yogyakarta: Nuhamedika; 2016.
40

Kasus Teori
Pasien mengeluhkan perut membesar sejak 4 Asites adalah peningkatan tekanan hidrostatik pada
bulan SMRS, tidak ada riwayat disedot cairan perut, kapiler usus (hipertensi porta) dan penurunan tekanan
tapi hanya diberikan obat untuk mengurangi cairan osmotic koloid akibat hipoalbuminemia, manifestasi
perut. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan perut cardinal sirosis, ataupun bentuk berat lain dari penyakit
cembung, undulasi (+) hati. Pada pasien dapat terjadi asites akibat dari sekuestrasi
cairan yang tidak memadai pada pembuluh darah splanknik
akibat peningkatan tekanan portal dan penurunan Effective
Arterial Blood Volume (EABV). Selain itu, asites pada
pasien disebabkan karena gangguan organ lain, dalam hal
ini adalah iritasi peritoneum akibat tumor padat ovarium,
dan gangguan pada ovarium.

Hasdianah, Suprapto SI. Patologi & Patofisiologi Penyakit. 2nd ed. Yogyakarta: Nuhamedika; 2016.
Saif MW, Siddiqui IAP, Sohail MA. Management of Ascites due to Gastrointestinal Malignancy. Ann Saudi Med. 2009;29(5):369–77.
41

Kasus Teori
Nafsu makan menurun sejak 4 bulan SMRS, Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
awalnya pasien bisa makan 1 porsi penuh namun saat pasien mengalami Moderate Hipokalemia dan Severe
ini hanya bisa makan 4-5 sendok. Berat badan menurun Malnutrition. Hipokalemia adalah kondisi ketika tubuh
namun tidak pernah mengukur berat badan, pasien kekurangan kalium dengan hasil pemeriksaan kalium <3.5
merasakan pakaian yang dipakai terasa lebih longgar. mmol/L. Klasifikasi hipokalemia berdasarkan kadar kalium
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Kalium 2.8. serum dibagi menjadi: Mild/ringan yaitu 3-3.4 mmol/L,
moderate yaitu 2.5-3 mmol/L, dan severe/berat yaitu <2.5
mmol/L.15 Pada pasien, kadar kalium serum sebesar 2.8
mmol/L sehingga diklasifikasikan sebagai Moderate
Hipokalemia.

Vanholder R, Biesen W Van, Nagler E V. Treating Potassium Disturbances: Kill the Killers but Avoid Overkill. Acta Clin Belg. 2019;74(4):215–28.
42

Kasus Teori
Nafsu makan menurun sejak 4 bulan SMRS, Pasien dengan kadar kalium 2,5-3,5 mEq/L
awalnya pasien bisa makan 1 porsi penuh namun saat (hipokalemia ringan sedang) cukup diberikan penggantian
ini hanya bisa makan 4-5 sendok. Berat badan menurun kalium secara oral. Garam kalium klorida mengandung
namun tidak pernah mengukur berat badan, pasien sekitar 13,6 mEq/gram. Pemberian kalium secara oral
merasakan pakaian yang dipakai terasa lebih longgar. sebaiknya diikuti dengan pemberian 100-250 mL air dan
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Kalium 2.8. diberikan setelah makan. Pasien dengan kadar kalium
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 33 kg, serum <3 mEq/ L yang menunjukkan tanda
tinggi badan 150 cm, IMT 14,2 (underweight). kegawatdaruratan seperti aritmia, rabdomiolisis dan gagal
nafas memerlukan koreksi kalium secara intravena. Pasien
dengan kadar kalium <2,5 mEq/L memerlukan penggantian
kalium secara intravena dengan evaluasi berkala termasuk
EKG dan pengukuran kalium serum secara serial

Vanholder R, Biesen W Van, Nagler E V. Treating Potassium Disturbances: Kill the Killers but Avoid Overkill. Acta Clin Belg. 2019;74(4):215–28.
43

Kasus Teori
Nafsu makan menurun sejak 4 bulan SMRS, Malnutrisi adalah kondisi ketika asupan nutrisi tidak
awalnya pasien bisa makan 1 porsi penuh namun saat sesuai dengan kebutuhan harian tubuh baik kekurangan
ini hanya bisa makan 4-5 sendok. Berat badan menurun ataupun kelebihan makronutrien (karbohidrat, protein, dan
namun tidak pernah mengukur berat badan, pasien lemak) atau mikronutrien (vitamin dan mineral). Klasifikasi
merasakan pakaian yang dipakai terasa lebih longgar. malnutrisi berdasarkan IMT dibagi menjadi: Mild/ringan
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Kalium 2.8. yaitu 17-18.5, moderate yaitu 16-17, dan severe/berat yaitu
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 33 kg, <16.17 Pada pasien didapatkan IMT sebesar 14.2 sehingga
tinggi badan 150 cm, IMT 14,2 (underweight). masuk kriteria Severe Malnutrition/Malnutrisi berat.

Friedli N, Odermatt J, Reber E, Schuetz P, Stanga Z. Refeeding Syndrome: Update and Clinical Advice for Prevention, Diagnosis and Treatment. Curr Opin Gastroenterol. 2020;36(2):136–40.
44

Kasus Teori
Nafsu makan menurun sejak 4 bulan SMRS, Penatalaksanaan malnutrisi yang paling penting
awalnya pasien bisa makan 1 porsi penuh namun saat adalah modifikasi diet dan pemberian suplemen. Tujuan
ini hanya bisa makan 4-5 sendok. Berat badan menurun terapi pada malnutrisi adalah agar pasien dapat memiliki
namun tidak pernah mengukur berat badan, pasien tingkat kesehatan optimal, mencegah perburukan status gizi
merasakan pakaian yang dipakai terasa lebih longgar. dan metabolik, serta untuk memastikan asupan yang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Kalium 2.8. memadai. Pasien yang memiliki nafsu makan dan tingkat
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 33 kg, kesadaran baik dapat dirawat jalan. Pasien yang memiliki
tinggi badan 150 cm, IMT 14,2 (underweight). komplikasi medis, edema berat, atau nafsu makan yang
buruk akan memerlukan rawat inap.

Friedli N, Odermatt J, Reber E, Schuetz P, Stanga Z. Refeeding Syndrome: Update and Clinical Advice for Prevention, Diagnosis and Treatment. Curr Opin Gastroenterol. 2020;36(2):136–40.
45

PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus seorang perempuan usia 63 tahun dengan diagnosis Hematochezia + Moderate Anemia NN +

Efusi Pleura Massive Sinistra + Tumor Padat Ovarium. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang. Selama perawatan pasien mendapatkan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) 1300 kkal; oksigenasi O2

NK 2 lpm; IV: Asam traneksamat 250 mg/8jam, Omeprazole 40 mg/24jam, Ketorolac 30 mg/8jam (k/p) nyeri, Drip tramadol 50 mg

dalam NS 100 cc/8jam; IVFD: intrafluid 500 cc/24jam; PO: KSR 2x600 mg; Peptimun 2x100mg; dan Jus buah 2x100cc. Pasien BLPL

pada tanggal 17 Mei 2023.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai