Anda di halaman 1dari 52

Asuhan Keperawatan Pada

Tn.R Dengan Penyakit Gagal


Jantung Di Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Minggu
Kelompok 6
Rica Regista
Rizkia Nur Aprilia
Swari Rahmi Rindami
Syifa Nur Hidayah
Syifa Rara Ratnaduhita
Kasus
Pasien bernama Tn. R berusia 63 tahun datang pada tanggal 10  juli 2023 dengan keluhan nyeri dada
seperti tertusuk-tusuk skala nyeri 6 kepala pusing dan sesak, serta pasien mengeluhkan lemas tidak bisa
berjalan, gejala tersebut terasa sejak tanggal 10  juli 2023 06.00 WIB. Setelah di bawa ke puskesmas
setempat pasien dirujuk ke poli penyakit dalam RSUD Pasar Minggu. Pada saat pengkajian tanggal 18
Juli 2022 setelah perawatan hari ke 8 pasien masih  mengeluhkan lemas, tidak kuat untuk berdiri sendiri,
nyeri dada skala 6 dibagian dada kiri dan ulu hati, nyeri terus menerus seperti ditusuk–tusuk, sesak, agak
demam dan mengeluh tidak bisa tidur saat nyeri tiba-tiba muncul. Dx medis: Unstable Angina Pectoris
(UAP), DM, Dyspepsia Syndrom. Setelah dilakukan pengukuran tanda-tanda vital, didapatkan hasil TD:
183/48 mmHg N: 85 x/menit S: 36,3 C RR: 28 x/menit pasien terpasang nasal kanul 5lpm dan didapatkan
saturasi oksigen 96% dan 94% room air serta terpasang naCl 0.9% /12 jam di tangan kanan. TB: 175cm
BB: 60kg, kulit keriput, warna pucat, edema (-).
Hari/Tanggal : Selasa 18 Juli 2023
A. PENGKAJIAN Jam : 14.00
Ruang : 612
IDENTITAS PASIEN
PENANGGUNG JAWAB
1. Nama : Tn.R PASIEN
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 63th 1. Nama : Ny. SA
4. Agama : Islam 2. Umur : 53th
5. Status Perkawinan : Menikah 3. Pendidikan : SD
6. Pekerjaan : Tidak bekerja (sudah 4. Pekerjaan : IRT
pensiun) 5. Alamat : Jl. Jeruk Purut
7. Pendidikan Terakhir : SMP Jakarta Selatan
8. Alamat : Jl. Jeruk Purut Jakarta
Selatan
9. No.CM : 057140
10.Diagnosa Medis : Unstable Angina
Pektoris
2. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan Pasien 
● Riwayat Penyakit sekarang
1. Keluhan Utama
Lemas, tidak kuat untuk berdiri sendiri, nyeri dada skala 6 dibagian dada kiri dan ulu hati, nyeri terus
menerus seperti ditusuk–tusuk, sesak, agak demam
2. Kronologi Penyakit Saat Ini
Klien ke puskesmas kemudian dirujuk ke poli PD RSUD Pasar Minggu karena rekam jantung yang
kurang bagus dan kemudian langsung ke IGD
● Riwayat Penyakit Masa Lalu
Tidak ada riwayat penyakit masa kecil, tidak ada alergi terhadap obat dan makanan tertentu, tidak ada
pengalama rawat sebelum sekarang, pengobatan terakhir yang dilakukan hanya konsumsi obat warung
ketika sedang merasakan ada keluhan dibadannya.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien tinggal dengan istri, 4 orang anaknya, dan 8 orang cucu, di keluarga klien belum pernah ada
yang menderita penyakit yang sama seperti klien, klien juga tida ada riwayat penyakit menular dari
keluarga, dan jika ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke fasyankes terdekat.
c. Pengkajian Biologis
RASA AMAN DAN NYAMAN
● Klien mengatakan merasakan nyeri pada saat aktivitas, dan nyeri akan menyebar ketika
klien berjalan, nyeri berlangsung terus menerus seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 6, nyeri
dibagian dada kiri dan ulu hati, rasa nyeri cukup mengganggu sehingga klien sulit
beraktivitas terlalu lama, biasanya klien minum air hangat untuk mengurangi rasa nyerinya.

AKTIVITAS ISTIRAHAT TIDUR 


● AKTIVITAS
● Klien mengatakan aktivitasnya sekarang hanya mengurus cucu dan bermain catur serta
terkadang ikut melakukan kerja bakti dengan masyarakat di tempat tinggalmnya setiap hari
Jum’at.
● ISTIRAHAT
● Klien biasanya tidur 6 jam dalam sehari, kegiatannya sekarang adalah mengurus cucu dan
bermain catur serta terkadang ikut kerja bakti. Kegiatan ini sesuai dengan hobi klien dan
klien selalu menyempatkan waktu untuk istirahat di sela kegiatannya. Pola tidur klien
biasanya bagus dan tidur nyenyak bila nyeri tidak timbul namun akan terganggu ketika nyeri
tiba-tiba muncul.
● TIDUR
● Klien biasanya tidur siang 2 jam dan tidur malam 4 jam, dan kondisi sakitnya saat
ini cukup mengganggu klien. Klien tidak pernah menggunakan obat tidur.
Biasanya klien saat menjelang tidur akan membaca al-qur’an dan berdzikir dahulu.
Klien mengatakan saat ini pola tidurnya cukup terganggu karena nyeri dadanya
sering timbul. Klien mengatakan sering terbangun ketika nyeri dadanya tiba-tiba
timbul.
● CAIRAN 
● Klien biasanya minum sekitar 600ml air hangat, klien cukup menyukai teh manis.
Klien mengatakan saat muda pernah mengonsumsi alkohol namun sudah berhenti
dari usia 28th. Saat ini klien terpasang infus NaCl 0,9% per 12jam.
● NUTRISI
●   Klien mengatakan biasanya dirumah makan seperti biasa (nasi putih, lauk, dan
sayur), makan 3x/hari dan tidak ada pantangan dalam makan. Keadaan gigi klien
sudah banyak yang tanggal dan tersisa sekitar 10 buah gigi dan keadaannya
● ELIMINASI : URINE DAN FESES

● Eliminasi Feses
● Klien biasanya BAB 1X/ hari dengan karakteristik feses padat,
berwarna coklat, dan tidak ada bau khas, klien tidak menggunakan
alat bantu dalam BAB dan tidak mendapat terapi medikasi khusus
terkait eliminasi feses.
● Eliminasi Urine
● Klien biasanya BAK 4x/hari, dengan karakteristik urine kuning
keruh, dan urine berbau amoniak. Klien tidak menggunakan alat
bantu dalam BAK dan tidak mendapat terapi medikasi khusus terkait
eliminasi urine
Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS : Atreosklerosis (faktor pencetus: diabetes) Nyeri Akut


-          Pasien mengatakan nyeri
pada saat beraktivitas
-          muncul jam 6 pagi Penimbunan plak

DO :
-          Pasien tampak meringis Penyempitan arteri
-          Pasien tampak memegang
dada
-          Pasien mengeluh nyeri  Aliran O2 arteri koroner menurun
-          TTV :

TD : 183/48 mmhg  N : 85 Agen pencedera fisiologis (iskemia) 


x/menit

RR : 28 x/menit     S : 36,3 Kerusakan otot miokardium 

SPO2 : 96% (Nasal kanul 5lpm)  EKG abnormal (synus takikardi)


RA : 94%

P : Nyeri dada sebelah kiri Syndrom koroner akut

Q : Nyeri terasa seperti ditusuk-


tusuk UAP

R : Nyeri dibagian dada        


Nyeri dada
S : Skala nyeri 6
Nyeri Akut(D.0077)
T : Terus-menerus
Etiologi Masalah
Data
Keperawatan
Atreosklerosis Penurunan curah jantung
DO :
-          Perubahan pola EKG (sinus  
Penimbunan plak
takikardi)
-          TTV :
Penyempitan arteri
    TD : 183/48 mmhg  N : 85
x/menit
Aliran O2 arteri koroner menurun
    RR : 28x/menit
-          Penurunan hematokrit : 30%
Iskemia
(normal 40-52%)
-          Penurunan Hemoglobin :
Infark miokard
12,5gr/dl (normal 13,2-17,3gr/dl)
-          Ekstremitas sianosis
Cardiac Output menurun

Perubahan irama jantung

 
Penurunan curah jantung
(D.0008)
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS : Atreosklerosis Gangguan pertukaran gas
-          Pasien mengatakan sesak  
DO : Penimbunan plak
-          Perubahan pola EKG (sinus
takikardi)
-          Terdapat suara ronkhi Penyempitan arteri
-          TTV :
    TD : 183/48 mmhg  N : 85 x/menit Aliran O2 arteri koroner menurun
    RR : 28x/menit
-          Penurunan PCO2: 32,7 mmHg
(normal 33-44 mmHg ) Iskemia
-          pH tinggi : 7,54 (normal 7,37-
7,45) Infark miokard
-          Ekstremitas sianosis
 
Kelemahan miokard

Volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat

Tekanan atrium dan vena pulmonalis meningkat

Hipertensi kapiler paru

Gangguan pertukaran gas 


(D.0003)
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS : Genetik, gaya hidup, obesitas Ketidakstabilan kadar
-          Pasien mengatakan sesak glukosa darah

DO : Resistensi insulin
-          Perubahan pola EKG (sinus takikardi)
-          TTV :
Defisiensi insulin
    TD : 183/48 mmhg  N : 85 x/menit

    RR : 28x/menit
Ketidakstabilan glukosa darah
-          Penurunan PCO2: 32,7 mmHg
(normal 33-44 (D.0027)
mmHg )
-          pH tinggi : 7,54 (normal 7,37-7,45)
-          Ekstremitas sianosis
-          GDS TANGGAL 18/07/2023 :
Jam 12.00 : 175mg/dl
Jam 17.00 : 108mg/dl
Keperawatan
DS : Genetik, gaya hidup, Hipovolemia
obesitas
-     Pasien mengatakan lemas
- Minum 2 gelas perhari atau kurang lebih
600cc Resistensi insulin
DO :
-    Kulit pasien tampak pucat dan kering Defisiensi insulin
-     Membran mukosa pasien tampak kering 
-          TTV :
Penurunan pemakaian
    TD : 183/48 mmhg  N : 85 x/menit glukosa oleh sel
    RR : 28x/menit
BB 60 kg
Jumlah urin: 300cc/hari hiperglikemia
Hematokrit: 30% (L)
Osmotik diuresis

Kekurangan volume cairan

Hipovolemia
(D.0023)
Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS : Atreosklerosis
Intoleransi aktivitas
- Pasien mengatakan lemas Penimbunan plak
- Pasien mengatakan sesak
- Pasien mengatakan tidak Penyempitan arteri
nyaman setelah beraktivitas
DO : Aliran O2 arteri koroner menurun

- Ekstremitas sianosis
Iskemia
- Pasien tampak lemah setelah
beraktivitas Infark miokard
- Pasien terlihat tidak nyaman  

setelah beraktivitas Kelemahan miokard

TD dan Nadi Meningkat

Peningkatan Tekanan Jantung

Lelah

Intoleransi Aktivitas
(D.0056)
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS : Agen pencedera fisiologis Gangguan pola tidur
- Pasien mengatakan sulit tidur jika nyeri (iskemia)
- Pasien mengatakan sering terbangun jika nyeri
- Pasien mengeluh istiahatnya tidak cukup
Gangguan rasa nyaman
(nyeri)
DO :
- Pasien tampak lemah
Merangsang korteks
serebral untuk meningkatkan
pengeluarkan seroton

Merangsang sistem aktivitas


retikuler (SAR) untuk
menurunkan pengeluaran
serotonin

Bangun 3x atau lebih, tidak


bisa tidur, insomnia, total
waktu tidur kurang

Gangguan Pola Tidur


(D.0055)
Prioritas Masalah
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (iskemia) d.d TD meningkat meringis, gelisah

2. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung b.d perubahan irama jantung d.d
gambaran EKG synus takikardi

3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d Penurunan PCO2:


32,7 mmHg (normal 33-44 mmHg)

4.  Ketidakstabilan glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kadar glukosa darah meningkat

5.  Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan d.d volume urin menurun 

6.  Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen 

7.  Gangguan pola tidur d.d nyeri, mengeluh sulit tidur 


INTERVENSI
KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri Akut b.d Agen Setelah dilakukan Intervensi Manajemen Nyeri (I.08238)
Pencedera Fisiologis keperawatan selama 3x24 1.Identifikasi lokasi,
jam, diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
menurun dengan kriteria 2. Identifikasi skala nyeri
hasil: L.08066 3. Identifikasi faktor yang
a. Keluhan nyeri menurun memperberat dan memperingan
b. Meringis menurun nyeri
c. Gelisah menurun 4. Monitor keberhasilan terapi
d. Pola Napas membaik akupresur yang sudah diberikan
e. Pola Tidur membaik 5. Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
(pemberian terapi akupresur)
6. Berikan terapi akupresur untuk
mengurangi rasa nyeri
7. Ajarkan keluarga atau orang
terdekat melakukan akupresur
secara mandiri.
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
2. Penurunan curah jantung b.d Setelah dilakukan intervensi Perawatan Jantung (I.02075) :
perubahan irama jantung keperawatan selama 3 x 24 jam a. Identifikasi tanda/gejala primer
penurunan curah jantung (mis.
diharapkan curah jantung
Dipsnea, kelelahan, edema,
meningkat dengan kriteria hasil: ortopnea, proxysmal nocturnal
L.02008 dypsnea, peningkatan CVP)
a. Kekuatan nadi perifer b. Identifikasi tanda/gejala skunder
meningkat penurunan curah jantung (mis.
b. Palpitasi menurun Peningkatan berat badan,
c. Lelah menurun hepatomegali, distensi vena
jugularis, palpitasi, ronkhi basah,
d. Edema menurun oligurua, batuk, kulit pucat)
e. Dipsnea menurun c. Monitor tekanan darah
f. Oligurua menurun d. Monitor intake dan output cairan
g. Pucat/sianosis menurun e. Monitor berat badan setiap hari
h. Ortopnea menurun pada waktu yang sama
i. Batuk menurun f. Monitor saturasi oksigen
g. Periksa tekanan darah dan
j. Tekanan darah membaik frekuensi nadi sebelum dan
sesudah pemberian obat
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
3. Gangguan pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi : 1.01014
ketidakseimbangan ventilasi- keperawatan selama 3 x24 jam a) Monitor frekuensi, irama,
perfusi diharapkan pertukaran gas kedalaman dan upaya
meningkat dengan, Kriteria hasil: nafas
L.01003 b) Monitor pola nafas (seperti
a) Dispnea menurun bradipnea, takipnea,
b) Bunyi nafas tambahan hiperventilas)
menurun c) Monitor kemampuan batuk
c) Pusing menurun efektif
d) Penglihatan kabur menurun d) Monitor adanya produksi
e) Nafas cuping hidung menurun sputum
e) Monitor adanya sumbatan
jalan nafas
f) Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
g) Auskultasi bunyi nafas
h) Monitor saturasi oksigen
i) Monitor AGD
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
4. Ketidakstabilan glukosa Setelah dilakukan asuhan Manajemen Hiperglikemia
darah keperawatan 3x24 jam 1. Identifikasi situasi yang
diharapkan Kestabilan Kadar menyebabkan kebutuhan
Glukosa Darah membaik insulin meningkat
dengan kriteria hasil : L.03022 2. Monitor kadar glukosa
1. Lelah/lesu menurun darah
2. Mulut kering menurun 3. Monitor tanda dan gejala
3. Rasa haus menurun hiperglikemia (mis.
4. Kadar glukosa dalam poliuria, polidipsia,
darah membaik polifagia, kelemahan,
malaise, pandangan
kabur, sakit kepala)
4. Monitor intake dan output
cairan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
5. Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipovolemia
keperawatan selama 3x24 jam a. Observasi tanda-tanda vital
diharapkan status cairan membaik dan gelaja hipovolemia
dengan, Kriteria hasil: L.03028 b. Monitor intake dan output
a) Frekuensi nadi membaik cairan
b) Membran Mukosa membaik c. Hitung kebutuhan cairan
c) Intake cairan membaik d. Berikan asupan cairan oral
d) Dispnea menurun e. Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis.
NaCl, RL)
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
6. Intoleransi aktivitas b.d Setelah di lakukan tindakan 1. Kaji kemampuan klien
ketidakseimbangan antara keperawatan 3x24 jam di harapkan dalam beraktivitas
suplai dan kebutuhan oksigen klien dapat melakukan aktivitas 2. Kaji respon pasien
bertahap secara mandiri, dengan terhadap aktivitas
kriteria hasil : 3. Ajarkan tehnik
a. Klien tidak mengalami penghematan energi
kelemahan 4. Berikan dorongan untuk
b. Klien dapat melaksanakan melakukan aktivitas
ADL dengan mandiri bertahap jika dapat
ditoleransi dan berikan
bantuan sesuai kebutuhan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
7. Gangguan Pola Tidur b.d Setelah dilakukan Tindakan Dukungan Tidur :
Nyeri keperawatan selama 3x 24 jam a. Identifikasi pola aktivitas
diharapkan gangguan pola dan tidur
tidur berkurang, dengan kriteria b. Identifikasi faktor
hasil : pengganggu tidur (fisik
1) Kecepatan nadi dari dan/atau psikologis)
90x/menit menjadi c. Identifikasi makanan dan
83x/menit minuman yang
2) Tekanan darah dari 90/80 mengganggu tidur
mmHg menjadi 100/90 d. Modifikasi lingkungan
mmHg e. Fasilitasi menghilangkan
3) Respiration Rate dari stress sebelum tidur
24x/menit menjadi
20x/menit
Implementasi
Keperawatan
No. Tanggal Implementasi Keperawatan Respon/Hasil
Dx
1 18 Juli 1.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, P:
2023 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Pasien mengatakan nyeri timbul
2. Identifikasi skala nyeri saat beraktivitas dan mengganggu
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan tidurnya
memperingan nyeri Q:
4. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk - Pasien mengatakan nyeri seperti
mengurangi rasa nyeri ditusuk-tusuk
R:
- Pasien mengatakan nyeri berasa di
dada sebelah kiri, kadang menjalar
kepunggung
S :
- Pasien mengatakan skala nyeri 6
T :
- Pasien mengatakan nyeri terjadi
terus menerus
No Tanggal Implementasi Keperawatan Respon/ Hasil
.
Dx
2 18 Juli 2023 a. Monitor tekanan darah DO :
b. Monitor intake dan output cairan TD : 183/48 mmhg 
c. Monitor saturasi oksigen N : 85 x/menit
d. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum RR : 28x/menit
dan sesudah pemberian obat Saturasi Oksigen
(RA) 94%
SPO2 96% dengan NRM 15 lpm
Suhu : 36,4

3 18 Juli 2023 a) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan DS :


upaya nafas - Pasien mengatakan sesak
b) Monitor pola nafas (seperti bradipnea, napas dan merasa berat untuk
takipnea, hiperventilas) bernapas
c) Monitor kemampuan batuk efektif - Pasien mengatakan tidak ada
d) Monitor adanya produksi sputum dahak yang berlebihan
e) Monitor adanya sumbatan jalan nafas DO :
f) Auskultasi bunyi nafas Analisa Gas Darah
g) Monitor saturasi oksigen Ph 7,54
h) Monitor AGD PCO2 32,7 mmHg
PO2 187,2 mmHg
HCO3 28,4 mmol/L
No Dx Tanggal Implementasi Keperawatan Respon/Hasil

4. 18 Juli 2023 1. Monitor kadar glukosa darah DS :


2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia - Pasien mengatakan
(mis. poliuria, polidipsia, polifagia, lemah dan lesu
kelemahan, malaise, pandangan kabur,
sakit kepala) DO :
3. Monitor intake dan output cairan - Hasil dari GDS : 175
mmhg jam 12.00

5. 18 Juli 2023 a. Observasi tanda-tanda vital dan gelaja DS :


hipovolemia - Pasien mengatakan
b. Monitor intake dan output cairan lemas
c. Hitung kebutuhan cairan DO :
d. Berikan asupan cairan oral - Membran mukosa
e. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis kering
(mis. NaCl, RL) - Pasien tampak pucat
No Tanggal Implementasi Keperawatan Respon/Hasil

6. 18 Juli 2023 1. Kaji kemampuan klien dalam DS :


beraktivitas Pasien mengatakan jika
2. Kaji respon pasien terhadap bergerak ke kamar mandi saja
aktivitas sesudahnya sesak napas
3. Berikan dorongan untuk melakukan DO :
aktivitas bertahap jika dapat Pasien tampak lemah, pasien
ditoleransi dan berikan bantuan tampak hanya berbaring lemas
sesuai kebutuhan
7. 18 Juli 2023 Dukungan Tidur : DS :
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur Pasien mengatakan tidak bisa
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur tidur karena nyeri yang
(fisik dan/atau psikologis) dirasakan nya.
c. Modifikasi lingkungan DO :
d. Fasilitasi menghilangkan stress Kantung mata pasien kehitaman
sebelum tidur Pasien tampak Lelah dan lemas
No. Tanggal Implementasi Keperawatan Respon/Hasil
Dx
1 19 Juli 1.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, P:
2023 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Pasien mengatakan nyeri hilang
2. Identifikasi skala nyeri saat beraktivitas dan mengganggu
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan tidurnya.
memperingan nyeri Q:
4. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk - Pasien mengatakan nyeri seperti
mengurangi rasa nyeri ditusuk-tusuk
R:
- Pasien mengatakan nyeri berasa di
dada sebelah kiri, kadang menjalar
kepunggung
S :
- Pasien mengatakan skala nyeri 3
T :
- Pasien mengatakan nyeri sudah
tidak terasa
No. Tanggal Implementasi Keperawatan Respon/ Hasil
Dx
2 19 Juli 2023 a. Monitor tekanan darah - Perubahan pola EKG (sinus
b. Monitor intake dan output cairan takikardi)
c. Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang - TTV :
sama TD : 143/84 mmhg 
d. Monitor saturasi oksigen N : 84 x/menit
e. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum RR : 28x/menit
dan sesudah pemberian obat - Penurunan hematokrit : 30%
(normal 40-52%)
- Penurunan Hemoglobin : 12,5gr/dl
(normal 13,2-17,3gr/dl)
- Ekstremitas sianosis

3 19 Juli 2023 a) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya DS :


nafas - Pasien mengatakan sesak napas
b) Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, berkurang dan tidak nyeri saat
hiperventilas) bernapas
c) Monitor kemampuan batuk efektif - Pasien mengatakan tidak ada
d) Monitor adanya produksi sputum dahak yang berlebihan
e) Monitor adanya sumbatan jalan nafas DO :
f) Auskultasi bunyi nafas Analisa Gas Darah tgl 18/07.23
g) Monitor saturasi oksigen Ph 7,54
h) Monitor AGD PCO2 32,7 mmHg
PO2 187,2 mmHg
HCO3 28,4 mmol/L
No Dx Tanggal Implementasi Keperawatan Respon/Hasil

4. 18 Juli 2023 1. Monitor kadar glukosa darah DS :


2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia - Pasien mengatakan
(mis. poliuria, polidipsia, polifagia, lemah dan lesu
kelemahan, malaise, pandangan kabur,
sakit kepala) DO :
3. Monitor intake dan output cairan - Hasil dari GDS : 175 mg/dl
jam 12.00

5. 18 Juli 2023 a. Observasi tanda-tanda vital dan gelaja DS :


hipovolemia - Pasien mengatakan
b. Monitor intake dan output cairan lemas
c. Hitung kebutuhan cairan DO :
d. Berikan asupan cairan oral - Membran mukosa
e. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis kering
(mis. NaCl, RL) - Pasien tampak pucat
No Tanggal Implementasi Keperawatan Respon/Hasil

6. 18 Juli 2023 1. Kaji kemampuan klien dalam DS :


beraktivitas Pasien mengatakan jika
2. Kaji respon pasien terhadap bergerak ke kamar mandi saja
aktivitas sesudahnya sesak napas
3. Berikan dorongan untuk melakukan DO :
aktivitas bertahap jika dapat Pasien tampak lemah, pasien
ditoleransi dan berikan bantuan tampak hanya berbaring lemas
sesuai kebutuhan
No. Tanggal Implementasi Keperawatan Respon/Hasil
Dx
1 20 Juli 1.Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, P:
2023 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Pasien mengatakan nyeri hilang
2. Identifikasi skala nyeri saat beraktivitas dan mengganggu
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan tidurnya.
memperingan nyeri Q:
4. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk - Pasien mengatakan nyeri seperti
mengurangi rasa nyeri ditusuk-tusuk
R:
- Pasien mengatakan nyeri berasa di
dada sebelah kiri, kadang menjalar
kepunggung
S :
- Pasien mengatakan skala nyeri 3
T :
- Pasien mengatakan nyeri sudah
tidak terasa
No Tanggal Implementasi Keperawatan Respon/ Hasil
Dx
2 20 Juli 2023 a. Monitor tekanan darah - Perubahan pola EKG (sinus
b. Monitor intake dan output cairan takikardi)
c. Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang - TTV :
sama TD : 138/78 mmhg 
d. Monitor saturasi oksigen N : 84 x/menit
e. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum RR : 28x/menit
dan sesudah pemberian obat - Penurunan hematokrit : 30%
(normal 40-52%)
- Penurunan Hemoglobin : 12,5gr/dl
(normal 13,2-17,3gr/dl)
- Ekstremitas sianosis

3 20 Juli 2023 a) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya DS :


nafas - Pasien mengatakan sesak napas
b) Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, dan merasa berat untuk bernapas
hiperventilas) - Pasien mengatakan tidak ada
c) Monitor kemampuan batuk efektif dahak yang berlebihan
d) Monitor adanya produksi sputum DO :
e) Monitor adanya sumbatan jalan nafas Analisa Gas Darah tgl 18/07.23
f) Auskultasi bunyi nafas Ph 7,54
g) Monitor saturasi oksigen PCO2 32,7 mmHg
h) Monitor AGD PO2 187,2 mmHg
HCO3 28,4 mmol/L
Pasien terpasang Nrm 15 lpm
No Tanggal Implementasi Keperawatan Respon/Hasil
Dx
4. 20 Juli 2023 1. Identifikasi situasi yang menyebabkan DS :
kebutuhan insulin meningkat - Pasieen mengatakan
2. Monitor kadar glukosa darah merasa lebih baik dari
3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia seblumnya
(mis. poliuria, polidipsia, polifagia, DO :
kelemahan, malaise, pandangan kabur, - Hasil dari GDS : 135
sakit kepala) mg/dl jam 12.00
4. Monitor intake dan output cairan

5. 20 Juli 2023 a. Observasi tanda-tanda vital dan gelaja DS :


hipovolemia - Pasien mengatakan
b. Monitor intake dan output cairan lemas
c. Hitung kebutuhan cairan DO :
d. Berikan asupan cairan oral - Membran mukosa
e. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis kering
(mis. NaCl, RL) - Pasien tampak pucat
- Pasien terpasang IVFD
500ml/12 jam
Evaluasi Keperawatan
Tanggal Diagnosa Evaluasi
18 Juli S:
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
2023 - Pasien mengatakan nyeri di dada sedikit
(iskemia) berkurang
- Pasien mengatakan masih sulit untuk
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan
bernapas dan sesak
irama jantung - Pasien mengatakan lemas dan pusing
- Pasien mengatakan hari ini ia sudah minum
3. Gangguan pertukaran gas b.d
sebanyak 2 gelas
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi - Pasien mengatakan sudah dapat tidur
nyenyak tadi malam
4. Ketidakstabilan glukosa darah b.d
O:
toleransi glukosa darah - Pasien terpasang oksigen nrm 15 lpm
- Pasien terpasang IVFD RL 500ml/12 jam
5. Hipovolemia b.d kekurangan intake
- GDS pada pukul 14.00 : 137mg/dl
cairan d.d volume urin menurun  - Pasien tampak lemah dan hanya berbaring
- Kantung mata pasien sudah tidak kehitaman
6. Intoleransi aktivitas b.d
- Tekanan Darah : 136/87 mmhg
ketidakseimbangan antara suplai dan - Nadi 87x/menit
kebutuhan oksigen
A : Masalah teratasi sebagian
7. Gangguan pola tidur b.d nyeri P : Intervensi dilanjutkan
Tanggal Diagnosa Evaluasi
19 Juli S:
1. Nyeri akut b.d agen pencedera
2023 - Pasien mengatakan nyeri berkurang
fisiologis (iskemia) - Pasien mengatakan sesak napas berkurang
- Pasien mengatakan lemah dan merasa Lelah
2. Penurunan curah jantung b.d
- Pasien sulit untuk beraktivitas, karena setelahnya
perubahan irama jantung akan sesak atau merasa jantung berdebar
3. Gangguan pertukaran gas b.d
O:
ketidakseimbangan ventilasi- - Pasien terpasang oksigen nrm 15 lpm
- Pasien terpasang IVFD RL 500ml/12 jam
perfusi
- GDS pada pukul 14.00 : 137mg/dl
4. Ketidakstabilan glukosa darah b.d - Pasien tampak lemah dan hanya berbaring
- Kantung mata pasien sudah tidak kehitaman
toleransi glukosa darah
- Tekanan Darah : 136/87 mmhg
5. Hipovolemia b.d kekurangan - Nadi 87x/menit
intake cairan d.d volume urin
A : Masalah teratasi Sebagian
menurun 
P : Intervensi dilanjutkan
6. Intoleransi aktivitas b.d
ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
Tanggal Diagnosa Evaluasi
20 Juli S:
1. Nyeri akut b.d agen pencedera
2023 - Pasien mengatakan sudah tidak merasa nyeri di
fisiologis (iskemia) bagian dada nya
- Pasien mengatakan sudah tidak merasa berdebar
2. Penurunan curah jantung b.d
lagi
perubahan irama jantung - Pasien mengatakan sudah tidak sesak napas jika
berbaring
3. Gangguan pertukaran gas b.d
- Pasien mengatakan sudah tidak lemas dan pusing
ketidakseimbangan ventilasi- O:
- Tekanan darah : 134/89
perfusi
- Nadi 87x/menit
4. Ketidakstabilan glukosa darah - Suhu 36,5 C
- Saturasi Room Air 96%
b.d toleransi glukosa darah
- GDS : 107 mg/dl
- Pasien tampak tidak sesak
- Pasien tampak tenang
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi dihentikan
Analisis Jurnal
Kebersihan dan Perwatan diri
pada Pasien Gagal Jantung
JURNAL 1
JUDUL PENGARUH MEMANDIKAN DENGAN METODE TRADISIONAL YANG DIBERI
CHLOROXYLENOL TERHADAP TINGKAT KENYAMANAN PASIEN DI RUANG
HCCU RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
METODE Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode quasi experimental
dengan pretest-posttest design without control group. Pemilihan sampel dengan
metode consecutive sampling berjumlah 11 pasien dengan perlakuan intervensi
memandikan metode tradisional yang diberi chloroxylenol. Pengambilan data
dilakukan sebelum dan sesudah intervensi terhadap tingkat kenyamanan pasien.
HASIL Perilaku perawatan individu pada pasien gagal jantung yang mendapatkan
tindakan keperawatan personal hygiene yaitu memandikan pasien secara
tradisional yang diberi chloroxylenol mengalami peningkatan dalam segi
kenyamanan, yang berarti pasien merasa lebih segar dan bersih. Memandikan
merupakan bagian dari hygiene yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien,
sehingga akan memberikan rasa nyaman, aman, sehingga pasien akan merasa
lebih baik secara individual. Selain itu, dengan adanya pemenuhan rasa nyaman
yang dirasakan pasien, juga akan berpengaruh terhadap kenyamanan baik secara
fisik maupun emosional, serta peningkatan perbaikan kondisi pasien.
JUDUL
JURNAL 2
E-HEALTH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAWATAN MANDIRI PADA
PASIEN GAGAL JANTUNG DI RSU UNS SURAKARTA
METODE Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuantitatif dengan desain penelitian
pre eksperimental. Jenis rancangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pre-test
dan post-test tanpa control group design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 68
responden yang merupakan pasien rawat jalan di Poli Jantung RSU UNS Surakarta.
Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian
yang digunakan yaitu kuesioner Self Care Heart Failure Index (SCHFI).
HASIL Sebelum diberikan edukasi perawatan mandiri melalui e-health, nilai rata-rata self
care responden sebesar 57,68. Setelah diberikan edukasi perawatan mandiri melalui
e-health, nilai rata-rata self care responden sebesar 78,35. Terdapat pengaruh
sebelum dan setelah dilakukan pemberian edukasi melalui E-health sebagai upaya
peningkatan perawatan mandiri pada pasien gagal jantung. Perawatan diri yang
terbentuk mengarah pada komitmen untuk melaksanakan rencana tindakan
perawatan mandiri bagi pasien gagal jantung dan pada akhirnya memperluas
pengetahuan mereka untuk mengetahui bagaimana pasien gagal jantung dapat
mengubah perilaku dan perawatan diri mereka secara mandiri. Perilaku perawatan
diri yang terbentuk pada pasien gagal jantung pada akhirnya dapat
mempertahankan kualitas hidup mereka, mencegah komplikasi dan kekambuhan,
serta menurunkan angka rawat inap kembali.
JURNAL 3
JUDUL PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI MELALUI E-HEALTH BERBASIS WEBSITE
TERHADAP SELF CARE PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA

METODE Metode dalam penelitian ini menggunakan kuantitafif dengan desain penelitian eksperimen semu.
Jenis desain yang digunakan adalah kelompok pra perlakuan dan kelompok pasca perlakuan tanpa
kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien gagal jantung di unit rawat jalan
penyakit jantung RS UNS sebanyak 68 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Self Care Heart Failure Index
(SCHFI).
HASIL Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden sebelum diberikan edukasi
sebanyak 57,68% dan setelah diberikan edukasi sebanyak 78,35%, hasil ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perilaku self care setelah diberikan edukasi
mengenai perawatan mandiri melalui e-health. Edukasi melalui e-health ini bertujuan
untuk memberikan informasi kepada responden tentang tiga dimensi dari self care yaitu
self care maintenance (pemeliharaan diri), dimensi self care management (pengelolaan
diri) dan yang terakhir adalah self care confidence (kepercayaan diri). Edukasi melalui e-
health diharapkan dapat meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan perawatan
diri sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien.
JURNAL 3
JUDUL PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI MELALUI E-HEALTH BERBASIS WEBSITE
TERHADAP SELF CARE PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA

METODE Metode dalam penelitian ini menggunakan kuantitafif dengan desain penelitian eksperimen semu.
Jenis desain yang digunakan adalah kelompok pra perlakuan dan kelompok pasca perlakuan tanpa
kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien gagal jantung di unit rawat jalan
penyakit jantung RS UNS sebanyak 68 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Self Care Heart Failure Index
(SCHFI).
HASIL Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden sebelum diberikan edukasi
sebanyak 57,68% dan setelah diberikan edukasi sebanyak 78,35%, hasil ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perilaku self care setelah diberikan edukasi
mengenai perawatan mandiri melalui e-health. Edukasi melalui e-health ini bertujuan
untuk memberikan informasi kepada responden tentang tiga dimensi dari self care yaitu
self care maintenance (pemeliharaan diri), dimensi self care management (pengelolaan
diri) dan yang terakhir adalah self care confidence (kepercayaan diri). Edukasi melalui e-
health diharapkan dapat meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan perawatan
diri sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien.
JURNAL 4
JUDUL E-HEALTH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN SELFEFFICACY TERHADAP
PERAWATAN MANDIRI PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
METODE Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan pre-experimental
dengan one group pre test-post test. Sampel sebanyak 68 orang pengambilan sampel
menggunakan teknik Non-random sampling dengan purposive sampling. Instrumen
pengumpulan data menggunakan instrumen kuisioner demografi dan kuesioner cardiac
self-efficacy scale (CSE Scale) yang terdiri dari 12 pertanyaan.

HASIL Hasil uji hipotesis ini menggunakan uji paired sample t-test pemberian edukasi melalui e-
health terhadap self-efficacy pada pasien gagal jantung didapatkan nilai signifikansi
keputusan uji adalah HO ditolak, yang berarti terdapat pengaruh ehealth terhadap self-
efficacy pada pasien gagal jantung
JURNAL 5
JUDUL Dukungan Keluarga Berhubungan dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien Gagal Jantung di
Surabaya

METODE Penelitian ini menggunakan desain deskripstif korelasional dengan pendekatan cross-
sectional. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 85 pasien gagal jantung di ruang
rawat inap RSU Haji Surabaya melalui consecutive sampling.

HASIL Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih memiliki
dukungan keluarga yang tidak adekuat. Keluarga belum mampu mengidentifikasi
kebutuhan perawatan dari anggota keluarganya yang mengalami gagal jantung.
Dukungan keluarga yang adekuat mengindikasikan bahwa keluarga mampu berfungsi
dengan berbagai peran dan tugasnya, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan
adaptasi pasien gagal jantung dalam menjalankan aktivitasnya kehidupannya.
JURNAL 6
JUDUL UPAYA PNINGKATAN PENGETAHUAN SELF CAREPADA PENDERITA GAGAL
JANTUNG

METODE Metode penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional. Kegiatan yang dilakukan adalah
memberikan edukasi yang melibatkan penderita CHF, keluarga yang mendampingi saat
kontrol serta petugas kesehatan di Poli Klinik Jantung RS UNS. Edukasi yang diberikan berupa
pemberian informasidan tanya jawab.

HASIL Hasil dari kegiatan ini didapatkan peningkatan pengetahuan serta pemahaman
penderita CHF. Harapannya peserta dapat melakukan perawatan mandiri secara
optimal untuk meminimalkan risiko rehospitalisasi
JURNAL 7
JUDUL PENGARUH EDUKASI PERAWATAN DIRI (SELF CARE) TERHADAP
AKTIVITAS SEHARI HARI PASIEN GAGAL
JANTUNG KONGESTIF

METODE Jenis penelitian ini adalah Quasi


Eksperimen dengan rancangan Pretest-Posttest Design With Control Group, pengambilan sampel
dengan tehnik
consecutive sampling, dengan 66 responden yang terdiri dari 33 orang kelompok intervensi dan 33
orang kelompok
control. Data dianalisa menggunakan uji paired t test dan independent t test
HASIL Dari hasil penelitian didapatkan ada
perbedaan aktivitas sehari – hari pasien gagal jantung sebelum dan sesudah intervensi
edukasi self care pada
kelompok intervensi (p<0,001). Sedangkan pada kelompok control tidak ada perbedaan
aktivitas sehari – hari pasien
gagal jantung pada sebelum dan sesudah periode intervensi (p=0,13). Ada perbedaan
aktivitas sehari – hari pasien
gagal jantung pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p<0,001). Berdasarkan
hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa edukasi self care dapat meningkatkan aktivitas sehari – hari pasien
gagal jantung kongestif.
JURNAL 8
JUDUL PEMBERDAYAAN DAN EFIKASI DIRI PASIEN PENYAKIT JANTUNG
KORONER MELALUI EDUKASI KESEHATAN TERSTRUKTUR

METODE Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pre
post test control group design dan post test control group design. Responden
berjumlah 26 orang dibagi dalam dua kelompok yaitu 13 orang kelompok
kontrol dan 13 orang kelompok intervensi
HASIL Didapatkan rata-rata umur pasien PJK pada kelompok kontrol 54,08 tahun dan
rata-rata umur pasien PJK pada kelompok intervensi adalah 54,62 tahun.
Perbedaan rata-rata umur antara kelompok kontrol dan intervensi adalah 0,54
tahun. 95 % diyakini rata-rata umur pada kelompok kontrol dan intervensi
adalah diantara 52,16 sampai dengan 56,53 tahun. Hasil statistik lebih lanjut
menyimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan menurut rata-rata umur
antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
JURNAL 9
JUDUL Pengaruh Supportive-Educative System terhadap Kualitas Hidup pada
Pasien Gagal Jantung

METODE Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode quasi eksperiment. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah pre-post test with control group. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 34 responden yaitu pasien penderita gagal jantung yang dirawat
di ruang rawat inap yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian.
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probably sampling dengan
pendekatan consecutive sampling.
HASIL Dari hasil penelitian diketahui berdasar-kan uji wilcoxon test didapatkan nilai ρ-value
sebe-sar 0,00. Nilai ρ-value 0,000 < α (0,05) menunjuk-kan hubungan bermakna secara
signifikan kualitas hidup antara sebelum dan sesudah pemberian supportive-educative
system pada kelompok intervensi. Kelompok kontrol berdasarkan uji wilcoxon test
didapatkan nilai ρ-value sebesar 0,00. Nilai ρvalue 0,000 < α (0,05) menunjukkan
hubungan bermakna secara signifikan kualitas hidup antara sebelum dan sesudah
pemberian supportive-educative system pada kelompok kontrol.

Anda mungkin juga menyukai