Jurnal Kebersihan Dan Perawatan Diri 1
Jurnal Kebersihan Dan Perawatan Diri 1
● Eliminasi Feses
● Klien biasanya BAB 1X/ hari dengan karakteristik feses padat,
berwarna coklat, dan tidak ada bau khas, klien tidak menggunakan
alat bantu dalam BAB dan tidak mendapat terapi medikasi khusus
terkait eliminasi feses.
● Eliminasi Urine
● Klien biasanya BAK 4x/hari, dengan karakteristik urine kuning
keruh, dan urine berbau amoniak. Klien tidak menggunakan alat
bantu dalam BAK dan tidak mendapat terapi medikasi khusus terkait
eliminasi urine
Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DO :
- Pasien tampak meringis Penyempitan arteri
- Pasien tampak memegang
dada
- Pasien mengeluh nyeri Aliran O2 arteri koroner menurun
- TTV :
Penurunan curah jantung
(D.0008)
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS : Atreosklerosis Gangguan pertukaran gas
- Pasien mengatakan sesak
DO : Penimbunan plak
- Perubahan pola EKG (sinus
takikardi)
- Terdapat suara ronkhi Penyempitan arteri
- TTV :
TD : 183/48 mmhg N : 85 x/menit Aliran O2 arteri koroner menurun
RR : 28x/menit
- Penurunan PCO2: 32,7 mmHg
(normal 33-44 mmHg ) Iskemia
- pH tinggi : 7,54 (normal 7,37-
7,45) Infark miokard
- Ekstremitas sianosis
Kelemahan miokard
DO : Resistensi insulin
- Perubahan pola EKG (sinus takikardi)
- TTV :
Defisiensi insulin
TD : 183/48 mmhg N : 85 x/menit
RR : 28x/menit
Ketidakstabilan glukosa darah
- Penurunan PCO2: 32,7 mmHg
(normal 33-44 (D.0027)
mmHg )
- pH tinggi : 7,54 (normal 7,37-7,45)
- Ekstremitas sianosis
- GDS TANGGAL 18/07/2023 :
Jam 12.00 : 175mg/dl
Jam 17.00 : 108mg/dl
Keperawatan
DS : Genetik, gaya hidup, Hipovolemia
obesitas
- Pasien mengatakan lemas
- Minum 2 gelas perhari atau kurang lebih
600cc Resistensi insulin
DO :
- Kulit pasien tampak pucat dan kering Defisiensi insulin
- Membran mukosa pasien tampak kering
- TTV :
Penurunan pemakaian
TD : 183/48 mmhg N : 85 x/menit glukosa oleh sel
RR : 28x/menit
BB 60 kg
Jumlah urin: 300cc/hari hiperglikemia
Hematokrit: 30% (L)
Osmotik diuresis
Hipovolemia
(D.0023)
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS : Atreosklerosis
Intoleransi aktivitas
- Pasien mengatakan lemas Penimbunan plak
- Pasien mengatakan sesak
- Pasien mengatakan tidak Penyempitan arteri
nyaman setelah beraktivitas
DO : Aliran O2 arteri koroner menurun
- Ekstremitas sianosis
Iskemia
- Pasien tampak lemah setelah
beraktivitas Infark miokard
- Pasien terlihat tidak nyaman
Lelah
Intoleransi Aktivitas
(D.0056)
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS : Agen pencedera fisiologis Gangguan pola tidur
- Pasien mengatakan sulit tidur jika nyeri (iskemia)
- Pasien mengatakan sering terbangun jika nyeri
- Pasien mengeluh istiahatnya tidak cukup
Gangguan rasa nyaman
(nyeri)
DO :
- Pasien tampak lemah
Merangsang korteks
serebral untuk meningkatkan
pengeluarkan seroton
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung b.d perubahan irama jantung d.d
gambaran EKG synus takikardi
4. Ketidakstabilan glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kadar glukosa darah meningkat
5. Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan d.d volume urin menurun
6. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
METODE Metode dalam penelitian ini menggunakan kuantitafif dengan desain penelitian eksperimen semu.
Jenis desain yang digunakan adalah kelompok pra perlakuan dan kelompok pasca perlakuan tanpa
kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien gagal jantung di unit rawat jalan
penyakit jantung RS UNS sebanyak 68 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Self Care Heart Failure Index
(SCHFI).
HASIL Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden sebelum diberikan edukasi
sebanyak 57,68% dan setelah diberikan edukasi sebanyak 78,35%, hasil ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perilaku self care setelah diberikan edukasi
mengenai perawatan mandiri melalui e-health. Edukasi melalui e-health ini bertujuan
untuk memberikan informasi kepada responden tentang tiga dimensi dari self care yaitu
self care maintenance (pemeliharaan diri), dimensi self care management (pengelolaan
diri) dan yang terakhir adalah self care confidence (kepercayaan diri). Edukasi melalui e-
health diharapkan dapat meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan perawatan
diri sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien.
JURNAL 3
JUDUL PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI MELALUI E-HEALTH BERBASIS WEBSITE
TERHADAP SELF CARE PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA
METODE Metode dalam penelitian ini menggunakan kuantitafif dengan desain penelitian eksperimen semu.
Jenis desain yang digunakan adalah kelompok pra perlakuan dan kelompok pasca perlakuan tanpa
kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien gagal jantung di unit rawat jalan
penyakit jantung RS UNS sebanyak 68 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Self Care Heart Failure Index
(SCHFI).
HASIL Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden sebelum diberikan edukasi
sebanyak 57,68% dan setelah diberikan edukasi sebanyak 78,35%, hasil ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perilaku self care setelah diberikan edukasi
mengenai perawatan mandiri melalui e-health. Edukasi melalui e-health ini bertujuan
untuk memberikan informasi kepada responden tentang tiga dimensi dari self care yaitu
self care maintenance (pemeliharaan diri), dimensi self care management (pengelolaan
diri) dan yang terakhir adalah self care confidence (kepercayaan diri). Edukasi melalui e-
health diharapkan dapat meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan perawatan
diri sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien.
JURNAL 4
JUDUL E-HEALTH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN SELFEFFICACY TERHADAP
PERAWATAN MANDIRI PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
METODE Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan pre-experimental
dengan one group pre test-post test. Sampel sebanyak 68 orang pengambilan sampel
menggunakan teknik Non-random sampling dengan purposive sampling. Instrumen
pengumpulan data menggunakan instrumen kuisioner demografi dan kuesioner cardiac
self-efficacy scale (CSE Scale) yang terdiri dari 12 pertanyaan.
HASIL Hasil uji hipotesis ini menggunakan uji paired sample t-test pemberian edukasi melalui e-
health terhadap self-efficacy pada pasien gagal jantung didapatkan nilai signifikansi
keputusan uji adalah HO ditolak, yang berarti terdapat pengaruh ehealth terhadap self-
efficacy pada pasien gagal jantung
JURNAL 5
JUDUL Dukungan Keluarga Berhubungan dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien Gagal Jantung di
Surabaya
METODE Penelitian ini menggunakan desain deskripstif korelasional dengan pendekatan cross-
sectional. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 85 pasien gagal jantung di ruang
rawat inap RSU Haji Surabaya melalui consecutive sampling.
HASIL Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih memiliki
dukungan keluarga yang tidak adekuat. Keluarga belum mampu mengidentifikasi
kebutuhan perawatan dari anggota keluarganya yang mengalami gagal jantung.
Dukungan keluarga yang adekuat mengindikasikan bahwa keluarga mampu berfungsi
dengan berbagai peran dan tugasnya, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan
adaptasi pasien gagal jantung dalam menjalankan aktivitasnya kehidupannya.
JURNAL 6
JUDUL UPAYA PNINGKATAN PENGETAHUAN SELF CAREPADA PENDERITA GAGAL
JANTUNG
METODE Metode penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional. Kegiatan yang dilakukan adalah
memberikan edukasi yang melibatkan penderita CHF, keluarga yang mendampingi saat
kontrol serta petugas kesehatan di Poli Klinik Jantung RS UNS. Edukasi yang diberikan berupa
pemberian informasidan tanya jawab.
HASIL Hasil dari kegiatan ini didapatkan peningkatan pengetahuan serta pemahaman
penderita CHF. Harapannya peserta dapat melakukan perawatan mandiri secara
optimal untuk meminimalkan risiko rehospitalisasi
JURNAL 7
JUDUL PENGARUH EDUKASI PERAWATAN DIRI (SELF CARE) TERHADAP
AKTIVITAS SEHARI HARI PASIEN GAGAL
JANTUNG KONGESTIF
METODE Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pre
post test control group design dan post test control group design. Responden
berjumlah 26 orang dibagi dalam dua kelompok yaitu 13 orang kelompok
kontrol dan 13 orang kelompok intervensi
HASIL Didapatkan rata-rata umur pasien PJK pada kelompok kontrol 54,08 tahun dan
rata-rata umur pasien PJK pada kelompok intervensi adalah 54,62 tahun.
Perbedaan rata-rata umur antara kelompok kontrol dan intervensi adalah 0,54
tahun. 95 % diyakini rata-rata umur pada kelompok kontrol dan intervensi
adalah diantara 52,16 sampai dengan 56,53 tahun. Hasil statistik lebih lanjut
menyimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan menurut rata-rata umur
antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
JURNAL 9
JUDUL Pengaruh Supportive-Educative System terhadap Kualitas Hidup pada
Pasien Gagal Jantung
METODE Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode quasi eksperiment. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah pre-post test with control group. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 34 responden yaitu pasien penderita gagal jantung yang dirawat
di ruang rawat inap yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian.
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probably sampling dengan
pendekatan consecutive sampling.
HASIL Dari hasil penelitian diketahui berdasar-kan uji wilcoxon test didapatkan nilai ρ-value
sebe-sar 0,00. Nilai ρ-value 0,000 < α (0,05) menunjuk-kan hubungan bermakna secara
signifikan kualitas hidup antara sebelum dan sesudah pemberian supportive-educative
system pada kelompok intervensi. Kelompok kontrol berdasarkan uji wilcoxon test
didapatkan nilai ρ-value sebesar 0,00. Nilai ρvalue 0,000 < α (0,05) menunjukkan
hubungan bermakna secara signifikan kualitas hidup antara sebelum dan sesudah
pemberian supportive-educative system pada kelompok kontrol.