2.3.2Breathing
Pasien mengalamai sesak napas, RR = 32 x/menit, napas dangkal , irama tidak
teratur, suara nafas tambahan wheezing, tidak terdapat penggunaan otot bantu
napas, tipe pernapasan dada dan perut
2.3.3Circulation
Frekuensi Nadi: 95 x/menit, TD: 160/100 mmHg, denyut nadi teraba lemah , akral
teraba dingin , CRT
>3 detik, warna kulit pucat, Suhu: 36,5oC, RR: 32 x/menit, SpO2: 98% dan GDS
320 mg/dl
2.3.4Disability
Penilaian GCS pasien untuk E: 4 (spontan), V: 5 (orientasi baik), M: 6 (Sesuai
Perintah), tingkat kesadaran pasien compos mentis dengan jumlah GCS = 15,
pupil isokor, reflek cahaya (-)
2.3.5Exposure
Tidak terdapat perlukaan pada bagian tubuh lainnya dan terdapat edema dibagian
kaki kiri.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
2.4.1Kepala
Kulit kepala tampak bersih, mata tampak simetris, konjungtiva anemis, tidak
ditemukan massa pada leher, tidak ada jaringan parut, kelenjar limfe tidak teraba,
kelenjar tiroid tidak teraba, mobilitas leher bebas.
2.4.2Thorax/ jantung
Bentuk dada simetris. Bunyi jantung normal S1-S2 tunggal (lub-dub), bunyi
rongga dada sonor (suara perkusi jaringan yang normal).
2.4.3Punggung
Tidak terdapat pembengkakan, jejas atau luka pada punggung. Tulang
belakang normal tidak ada kelainan.
2.4.4Abdomen
Tidak terjadi distensi pada abdomen, tidak terdapat nyeri tekan, bising usus 6
kali/menit.
2.4.5Genitaurinary
Tidak terdapat kemerahan, tidak terdapat gatal-gatal, tidak terdapat kelainan pada
organ reproduksi.
2.4.6Ektremitas
Kemampuan pergerakan sendi bebas, tidak terdapat nyeri. Uji kekuatan otot
ektrimitas atas 5|5, ekstremitas bawah 5|5.
2.4 Data Sekunder
2.3.1 Kepala
Kulit kepala tampak bersih, mata tampak simetris, konjungtiva anemis,
tidak ditemukan massa pada leher, tidak ada jaringan parut, kelenjar limfe tidak
teraba, kelenjar tiroid tidak teraba, mobilitas leher terbatas.
2.4.1 Thorax/ jantung
Bentuk dada simetris. Bunyi jantung normal S1-S2 tunggal (lub-dub), tidak
ada suara tambahan, bunyi rongga dada sonor (suara perkusi jaringan yang
normal).
2.5.1 Punggung
Tidak terdapat pembengkakan, jejas atau luka pada punggung. Tulang
belakang normal tidak ada kelainan.
2.6.1 Abdomen
Tidak terjadi distensi pada abdomen, tidak terdapat nyeri tekan, bising usus
6 kali/menit, tampak adanya ascites.
2.7.1 Genitaurinary
Tidak terdapat kemerahan, tidak terdapat gatal-gatal, tidak terdapat kelainan
pada organ reproduksi.
SaO2 88 % 94-100%
2) EKG
Tidak ada dilakukan pemeriksaan EKG.
ANALISIS DATA
PRIORITAS MASALAH
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. B
Ruang Rawat : IGD
DiagnosaKeperawatan Tujuan (KriteriaHasil) Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji ttv pasien 1. Untuk mengetahui keadaan umum
dengan aliran darah keperawatan selama 1x2 jam 2. Kaji riwayat nyeri pasien
coroner menurun diharapkan nyeri dapat teratasi 3. Atur posisi klien senyaman 2. Untuk mengetahui skala nyeri Agar
dengan Kriteria Hasil : mungkin pasien dapat mengetahui posisi
1. Pasien mengatakan tidak 4. Ajarkan Teknik relaksasi nyaman dan mengurangi nyeri
nyeri lagi (nyeri skala 2) pengendalian nyeri 3. Untuk membantu dalam mengatasi
2. Klien tampak tidak lemas 5. Kolaborasi dengan dokter nyeri Untuk mengurangi rasa nyeri
3. Ttv dalam batas normal dalam pemberian obat terapi yang dirasakan pasien
4. Mempercepat pemulihan klien
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. B
Ruang Rawat : IGD
DiagnosaKeperawatan Tujuan (KriteriaHasil) Intervensi Rasional
Resiko hipervolemia Setelah dilakukan 1. Observasi tanda dan gejala 1. menemukan ada tidaknya gejala
tindakan keperawatan 2. batasi asupan cairan dan 2. agar cairan dan garam alam tubuh
selama 1x2 jam garam menjadi stabil
diharapkan pasien dapat 3. ajarkan cara membatasi 3. supaya klien maupun klien
teratasi dengan Kriteria cairan mampumembatasi cairan secara
Hasil: 4. berkolaborasi dengan dokter mandiri
dalam pemberian obat 4. meningkatkan kesehatan klien
1. Keseimbangan cairan
dalam tubuh menjadi
teratur
2. supaya tidak terjadi
pembengkakan pada area
tertentu
Tanda tangan
Hari/Tanggal,
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Senin, 04 1. Mengobservasi tanda – tanda vital 04 DESEMBER 2020 (09.00 Wib)
Januari 2021 (Ttv : TD : 150/100 mmHg, N : 86x/m, S S : Pasien mengatakan masih lemah
09.00 Wib : 36,50C, Rr : 30x/m, Spo2 : 98%) O : - K/u pasien tampak lemah
2. Memberikan posisi nyaman yaitu posisi - Ttv : TD : 150/100 mmHg
semifowler (Memberikan posisi N : 86x/m
AGUS
semifowler untuk pasien) S : 36,50C
3. Memonitor output cairan (Menghitung Rr : 30x/m SUHARDI
produksi urine : 400 cc) - Akral (+)
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam - CRT 2 Detik
pemberian obat terapi (-Inj. Lovenox 2x0,4 - Sering keluar keringat (+) A :
Sc, Sp. masalah belum teratasi
5. Nitrogliserin 10 cc syringe pump, : Lanjutkan intervensi 1, 2, 4
aspilet 80g 0-1-0 PO, CPG 75g 1-0-0 PO,
bisoprol 2,5g 0-1-0 PO, atorvastatin 20g 0-
0-1 PO)
Diagnosa 2
Tanda tangan
Hari/Tanggal,
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Senin, 04 1. Mengkaji ttv pasien (Ttv : TD : 150/100 Jam 12.10 WIB
Januari 2021 mmHg,
12.00 Wib N : 86x/m, S : 36,50C, Rr : 30x/m, Spo2 S : :pasien mengatakan nyeri timbul secara tiba AGUS
98%) – tiba dan berkurang saat beristirahat, Nyeri SUHARDI
2. Mengkaji riwayat nyeri (nyeri timbul seperti ditusuk – tusuk, Nyeri pada area dada,
secara tiba – tiba dan berkurang saat skala nyeri
beristirahat, Nyeri seperti ditusuk – tusuk, 6 (sedang), nyeri hilang timbul
Nyeri pada area dada, skala nyeri O : pasien tampak meringis saat nyeri timbul
6 (sedang), nyeri hilang timbul) -Pasien tampak gelisah
3. Mengatur posisi klien senyaman mungkin - Ttv :
(memberikan pasien Semifowler) TD :150/100
4. Mengajarkan Teknik relaksasi N : 86x/m
pengendalian nyeri S : 36,5
(mengajarkan pasien Teknik nafas dalam) Rr : 30x/m
Berkolaborasi dengan dokter dalam A : masalah nyeri belum teratasi
pemberian obat terapi (Sp. Nitrogliserin 10cc P : lanjutkan intervensi 1, 2, 4, 5
Syringe Pump)
Diagnosa 3
Tanda tangan
Hari/Tanggal,
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Senin, 04 1. mengobservasi tanda dan gejala Jam 14.25 WIB
Januari 2021 2.membatasi asupan cairan dan garam AGUS
14.00 Wib 3.mengajarkan cara membatasi cairan S : Pasien mengatakan masih lemah SUHARDI
4.berkolaborasi dengan dokter dalam O : - terdapat edema pada kaki kiri
pemberian obat - Asupan cairan dan garam sudah
dibatasi
- Keluarga klien sudah memahami cara
membatasi cairan
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 4
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung
secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif
maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada,
peningkatan enzim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG. Infark
miokardium menunjukan suatu daerah nekrosis miokardium akibat iskemia total.
MI akut yang terkenal sebagai “Serangan jantung”, merupakan penyebab tunggal
tersering kematian diindstri dan merupakan salah satu diagnosis rawat inap
tersering di Negara maju (Kumar, 2007) Infark miokard Akut adalah iskemia atau
nekrosis pada oto jantung yang diakibatkan karena penurunan aliran darah melalui
satu atau lebih arteri koroner (Doengos, 2003).
3.2 Saran
Irmalita, 1996. Infark Miokard. Dalam: Rilantono, L.I., Baraas, F., Karo Karo, S.,
Roebiono, P.S., ed., Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FK UI, 173-174.
Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J. L., eds. Harrison’s
Principles of Internal Medicine. 16 th ed. USA: McGraw-Hill 1449-1450
Alwi Idrus, 2006. Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST. Dalam: Sudoyo AW,
Setiohadi Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata MK, Setiati Siti, 2006. Ilmu
penyakit dalam: Edisi ke 4. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1615-1625.