UTS ILMU NEGARA

Succession dan Self Determination

Timor Leste sebagai Negara Merdeka
menurut Ilmu Negara dan Hukum Internasional

FADILA VAIRUZ HARSYAD - 215010100111130

DOSEN PENGAMPU: Dr. Riana Susmayanti, S.H., M.H.
 KONVENSI MONTEVIDEO
PASAL 1 :
1933
suatu negara memiliki eksistensi sebagai negara menurut hukum internasional apabila negara tersebut telah
memiliki dua unsur yang telah ditentukan.

Unsur Konstitutif:
1.Penduduk yang permanen: kumpulan individu yang terikat dalam suatu negara melalui hubunganyuridis dan
politik yang diwujudkan dalam bentuk kewarganegaraan
2.wilayah yang tertentu: Wilayah merupakan hal yang mutlak agar suatu entitas dapat dianggap sebagai negara
3.Pemerintahan yang berdaulat: Negara tersebut memiliki kekuasaan tertinggi, tidak berada di bawah kekuasaan
lain dan tidak dapat dibagi kepada siapapun.

Unsur Deklaratif:
1. Kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain: Agar dapat melakukan hubungan antarnegara,
suatu negara baru harus mendapatkan pengakuan dari masyarakat internasional. Banyak berbagai teori yang
mendefinisikan apa itu pengakuan. Namun, pada umumnya teori pengakuan dibagi menjadi dua; konstitutif dan
deklaratif
 KEDUDUKAN NEGARA
D A LA M H U K U M I N TER N A S I O N A L
I WAYAN PARTHIANA
NEGARA ADALAH SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL
YANG MEMILIKI KEMAMPUANPENUH ( FULL
HAK D A N K E W A J I B A N N E G ARA
CAPACITY) UNTUK MENGADAKAN ATAU DUDUK SEBAGAI PIHAK DALAM HUKUMINTERNASIONAL
DALAM SUATU PERJANJIAN INTERNASIONAL
Hak-hak dasar antara lain;
RICHARD A. FAL
1. Hak atas kemerdekaan dan self
K determination
NEGARA MENJADI PELAKU UTAMA DALAM MASYARAKAT
INTERNASIONAL HAL TERSEBUT BERDASARKAN EMPAT 2. Hak untuk melaksanakan yurisdiksi terhadap
POIN PENTING; wilayahnya, orang dan benda yang berada di
1.. NEGARA MASIH TETAP MEMEGANG MONOPOLI
dalam wilayahnya
KEKUATAN DAN KEKUASAAN TERTINGGI
2.POLA KESETIAAN NASIONAL TAMPAK MENJADI 3. Hak untuk mendapatkan kedudukan hukum
PENTING BAGI NEGARA- NEGARA BARU DALAM IMAJINASI yang sama
POLITIKNYA.
3.. KESADARAN AKAN KEHANCURAN PERANG NUKLIR
Kewajiban-kewajiban dasar negara;
TERNYATA TELAH MAMPU MENETRALISIR KETIDAKADILAN POLITIK 4. Kewajiban untuk tidak melakukan intervensi
DALAM BEBERAPA KONTEKS. terhadap masalah- masalah yang terjadi di
4.. ADANYA KEMAMPUAN UNTUK MENETRALISIR Negara lain.
KETIDAKADILAN ATAU KETIMPANGAN KEKUASAAN MEMBERI ARTI
5. Kewajiban untuk tidak menggerakkan
YANG LEBIH BESAR BAGI NEGARA- NEGARA.
pergolakan sipil di Negara lain.
6. Kewajiban untuk memperlakukan semua
orang yang berada di wilayahnya dengan
 Succession da n Self- Deter m i
P E N G E R T I A N S U C C E S S I OnN a t i o n S E LF - D ETE R M I NATI O N :
SUKSESI NEGARA ATAU SUKSESI OF STATE MERUPAKAN PADA HAKIKATNYA KEMERDEKAAN ADALAH HAK SETIAP
PENGGANTIAN ATAU PENGGANTIAN KEDAULATAN SUATU NEGARA. MANUSIA DAN MENJADI HAL YANG DIPERJUANGKAN OLEH SETIAP
TERBAGI MENJADI DUA: MANUSIA. SALAH SATUNYA ADALAH HAK UNTUK
1.. SUKSESI UNIVERSAL: TIDAK ADA LAGI IDENTITAS INTERNASIONAL MENENTUKAN NASIBNYA SENDIRI YANG TELAH
DARI SUATU NEGARA YANG DITETAPKAN SEBAGAI BAGIAN DARI HAK ASASI MANUSIA
DIGANTIKAN KARENA SELURUH WILAYAHNYA TELAH HILANG.
CONTOH: PADA TAHUN 1832 COLUMBIA D A S A RH U K U M I N T E R N A S I O N A L T E N TA N G
TERPECAH MENJADI TIGA NEGARA MERDEKA BARU: VENEZUELA, HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI
EQUADOR, DAN NEW GRANADA
PASAL 1DEKLARASI TENTANG HAK DAN
2.. SUKSESI PARSIAL: NEGARA YANG DIGANTIKAN MASIH TETAP ADA,
TETAPI SEBAGIAN WILAYAHNYA KEWAJIBAN NEGARA TAHUN1949
MEMISAHKAN DIRI MENJADI NEGARA MERDEKA YANG BARU. PASAL 1 AYAT 2 PIAGAMPBB
CONTOH: TIMOR LESTE PASAL 55 PIAGAMPBB
DEKLARASI PBB MENGENAI PEMBERIAN
DASAR HUKUM INTERNASIONAL KEMERDEKAAN BAGI RAKYAT DAN BANGSA TERJAJAH
TE NTAN G S U C C E S S I O N DECLARATION ON PRINCIPLES OFINTERNATIONA
L LAW CONCERNINGFRIENDLY RELATIONS AND
P A S A L 2 D A N PASAL 2 A N G K A 1 B K O N V E N S I W I N A 1 9 7 8
CO-OPERATIONS AMONG S T A T E ST A H U N 1970
MENGENAI SUKSESI NEGARA DALAM HUBUNGAN
P A S A L 1 K O V A N E N H A K S I P I L D A N P O L I T I K( I C C P R )
DENGAN PERJANJIANINTERNASIONAL
P R O S ES T I M O R LES T E M EN JA D I N EG A R A M ER D EK A
TAHUN 1976
INDONESIA MULAI MELAKUKAN INVASI TIMOR TIMUR
DAN MENJADIKAN TIMOR- TIMUR SEBAGAI PROVINSI KE 27 DI
INDONESIA MELALUI UU NO. 7 TAHUN 1976
TENTANG PENYATUAN TIMOR- TIMUR DENGAN INDONESIA
TAHUN 1999-2002
78 , 5 % DARI JAJAK PENDAPAT MEMAPARKANBAHWA RAKYAT
TIMOR- TIMUR MEMILIH UNTUK MEMISAHKAN DIRI DAN
MEMBENTUK NEGARA SENDIRI
TERJADI KONFLIK LAGI YANG BERASAL DARI KELOMPOK PRO
DENGAN OTONOMI
PBB MEMBERIKAN BERBAGAI BENTUK BANTUAN KEPADA TIMOR
LESTE YANG SEDANG MENGALAMI MASA
TRANSISI SETELAH KEMERDEKAAN. SEPERTI UNAMET, INTERFET,
DAN UNTAET
20 MEI 2002 TIMOR LESTE REMI MENDAPATKAN
PENGAKUAN DARI KOMUNITAS INTERNASIONAL SEBAGAI
NEGARA YANG MERDEKA DAN BERDAULAT YANG DITANDAI DENGAN
PENYERAHAN ADMINISTRASI OLEH UNTAET
KEPADA XANANA GUSMAO. TIMOR LESTE RESMI MENJADI ANGGOTA
PBB PADA TANGGAL 27 SEPTEMBER 2002
TAHUN 1976-1999
TERJADI BEGITU BANYAK KONFLIK ANTARA INTERNAL
TIMOR- TIMUR, TIMOR- TIMUR DENGAN INDONESIA, ATAU PUN
CAMPUR TANGAN NEGARA LAIN SEPERTI
AUSTRALIA DAN PORTUGIS
TERJADI KONFLIK YANG MENYEBABKAN PELANGGARAN-
PELANGGARAN HAM, BAHKAN PELANGGARAN HAM
BERAT YANG BERBENTUK GENOSIDA SEPERTI INSIDEN SANTA
CRUZ
KONFLIK TERSEBUT MENDAPATKAN PERHATIAN DARI
MASYARAKAT INTERNASIONAL SEHINGGA MEMBUAT PBB UNTUK
TURUN TANGAN DEMI MEREDAKAN KONFLIK TSB
TURUNNYA PRESIDEN SOEHARTO MEMBUKA SEBUAH
KONDISI POLITIK YANG BARU. PEMERINTAH INDONESIA MELALUI
B. J . HABIBIEMEMBERIKAN REFERENDUM
KEPADA TIMOR- TIMUR: DIBERIKAN ATAU OTONOMI
LUAS ATAU DIBERIKAN WEWENANG UNTUK MELEPASKAN DIRI