Anda di halaman 1dari 59

EVALUASI

KEBIJAKAN PUBLIK
(Applied Science)
Teknik Supervisi
POLITEKNIK NEGERI CILACAP

By. Prih Diantono Abda’u, S.Kom., M.Kom.


TINJAUAN UMUM
PENGAWASAN
• Berfungsi meningkatkan kebertanggungjawaban
(accountability) dan keterbukaan (transparency)
sektor publik.
• Menekankan langkah pembenahan atau koreksi
jika dalam suatu kegiatan terjadi kesalahan atau
perbedaan dari tujuan yang telah ditetapkan.
• Pengawasan bukan merupakan suatu tujuan,
melainkan sarana untuk meningkatkan efisiensi
dalam melaksanakan kegiatan.
• Pengawasan mengandung makna penegakan
hukum dan disiplin.
RENSTRA PEMBANGUNAN
FILOSOFIS/IDE DASAR

VISI

Rasionalitas MISI
Doktrin
TUJUAN

Konsisten TARGET/SASARAN

KEBIJAKSANAAN

PROGRAM
Rasionalitas
Perilaku/ PROYEK • Protap
Pelaksanaan • Juklak
• Juknis
STANDART OPERATING PROCEDURE
TAHAPAN PENYUSUNAN RENSTRA

NOW? HOW? FUTURE?


•Analisis •Visi, Misi •Visi,Misi
SWOT, BSC
•Isu-Isu •Kebijakan •Tujuan (Objektive)
Strategik Dasar
•Program •Sasaran (Target)
•Proyek dan •Capaian Output
Kegiatan (Goals, Achievement)
EXISTING
CONDITION

FUTURE
CONDITION

ISU STRATEGIK

IDENTIFIKASI
MASALAH

AKAR MASALAH

ALTERNATIF
SOLUSI

RENSTRA/RENOP
BY RESEARCH

BY FILING/ INTUITION

PLANNING + PROGRAMMING+PROCEDURE
(SYSTEM)
FORMULASI IMPLEMENTASI EVALUASI KETERANGAN
KEBIJAKAN KEBIJAKAN KEBIJAKAN (TREND)

+ + + Ideal, Logis

+ + - Why?

+ - + Why?

+ - - Why?

- - + Aneh

- + - Aneh

- + + Aneh

- - - Wajar, Logis
JAMAN
ORLA, ORBA = Kebijakan Rezim
ORDE REFORMASI = Kebijakan
Publik/Negara

Jadi, Ilmu Kebijakan Publik di


Indonesia sangat menantang
sebagai sesuatu yang baru dan
langka (Challenging)
TERMINOLOGI
• Policy = kebijakan, bukan kebijaksanaan
• Public Policy = kebijakan publik, bukan
kebijaksanaan publik atau kebijaksanaan negara
• Public = bukan negara, tapi domain state,
society, dan private (governance)
• Public = aliran anglo saxon Amerika
• State, Government = aliran kontinental (eropa,
Belanda, Inggris), tata negara, tata pemerintah,
tata negara, tertib administrasi
ALIRAN
KONTINENTAL
(EROPA, BELANDA, BRITISH)

MAINSTREAM
PUBLIC POLICY
?

ALIRAN
ANGLO SAXON
(AMERIKA)
KEBIJAKAN PUBLIK

1. Kebijakan publik: apa yang diputuskan untuk


dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah
2. Maknanya: hal-hal yang dikerjakan untuk
mencapai tujuan nasional
3. Dilihat sebagai aksi pemerintah dalam
menghadapi masalah, dengan mengarahkan
perhatian terhadap “siapa, mendapatkan apa,
kapan dan bagaimana (who, get what, when,
how)”.
Thomas R. Dye (1972)
“Anything a government chooses to do or not to do.”

1.Kebijakan publik melihat berbagai aspek dari perilaku


atau tindakan yang dilakukan Pemerintah.
Lembaga/institusi pembuat kebijakan publik adalah
Pemerintah, artinya stakeholders lainnya bukan
merupakan pembuat kebijakan publik.
2.Kebijakan publik mengacu pada apa langkah yang
dilakukan oleh Pemerintah. How if government to do
nothing or status quo?
- EKSEKUTIF
- Swasta
- Masyarakat

IMPLEMENTASI

FORMULASI EVALUASI
- EKSEKUTIF
- LEGISLATIF
- Swasta
- Masyarakat - LEGISLATIF
- EKSEKUTIF (Atasan Langsung)
- Swasta
- Masyarakat
- Yudikatif
BENTUK KEBIJAKAN PUBLIK

• Regulatory: mengatur perilaku orang dan masyarakat


• Ekstraktif : bagaimana menarik sumber-sumber
material dan non-material untuk kepentingan negara
(menyedot dan mengelola yang menguntungkan
negara)
• Distributive: melakukan distribusi atau memberikan
akses terhadap sumberdaya tertentu
• Redistributive: mendistribusikan kembali kekayaan
yang ada
• Constituent: ditujukan untuk melindungi negara
PERUMUSAN MASALAH
SEBAGAI INTI KEBIJAKAN PUBLIK

• Inti kebijakan publik terletak pada


pengenalan atau kemampuan dalam
mengidentifikasi permasalahan dan
masalah kebijakan
• Apa yang dipertimbangkan sebagai
masalah dan bagaimana suatu masalah
didefinisikan tergantung pada bagaimana
para pembuat kebijakan berusaha
menunjukkan suatu isue atau peristiwa
CONTOH :
• MENGENAL PERISTIWA/FENOMENA (tentang
kehidupan/kemiskinan di jalanan)
• ISU : adanya dampak dari peristiwa/fenomena (banyak
orang yang tidur dijalanan sebagai akibat bencana alam,
gepeng, anak jalanan)
• MASALAH : Mereka tidak memiliki rumah/ tempat
tinggal/ rumah singgah
• AGENDA KEBIJAKAN: Bangun rumah susun/ tempat
tinggal/ rumah singgah sebanyak mungkin
• Sayangnya, banyak orang setuju dengan isu-nya, tetapi
sejauhmana ketepatan azas efektif, efesien, dan
kemanfaatan kedepan (sustainable development) --- Ini
juga masalah kebijakan publik
Peristiwa/Fenomena

Problem khusus Problem umum

Isu sebagai Opini Publik

Agenda Pemerintah (Umum, Khusus)

Perumusan Usulan/Rancangan Kebijaksanaan Publik

Pengesahan Kebijaksanaan Publik

Pelaksanaan Kebijaksanaan Publik

Monitoring dan Evaluasi Kebijaksanaan Publik

Efek/Dampak Kebijaksanaan Publik --------Umpan Balik


KONSEP KEBIJAKAN (POLICY)
MENGANDUNG PENGERTIAN SBB:

1. SUATU PEDOMAN UNTUK BERTINDAK


Suatu deklarasi mengenai suatu pedoman untuk bertindak, suatu
arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktivitas-
aktivitas tertentu atau suatu rencana (UN,1975))
2. SERANGKAIAN TINDAKAN SEJUMLAH AKTOR (A COURSE OF
ACTION)
Perilaku dari sejumlah aktor atau serangkaian aktor dalam suatu
bidang kegiatan tertentu (Anderson, 1978)
3. MENGARAH PADA TUJUAN TERTENTU (TO ACCOMPLISH SOME
ENDS)
Suatu tindakan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu dan
bukan sekedar keputusan untuk melakukan sesuatu (Irfan Islamy,
1997)
4. MERUPAKAN ASPIRASI MASYARAKAT
Perpaduan dan kristalisasi pendapat dan keinginan dari banyak
orang atau beberapa kelompok / golongan dalam masyarakat
(Dimock, 1960)
5. MERUPAKAN SERANGKAIAN / SEJUMLAH KEPUTUSAN
“… istilah policy biasanya cenderung digunakan untuk hal yang
“lebih besar” dari pada keputusan-keputusan tertentu dan “lebih
kecil” dari gerakan sosial umum (Heclo, 1972)
6. SEBAGAI PENGETAHUAN YANG SISTEMATIS
Suatu usaha untuk mensistematisasikan pengetahuan berkenaan
dengan administrasi dan kesejahteraan sosial (Heidenheimer, 1986)
7. MENJADI DASAR RASIONAL UNTUK BERTINDAK ATAU TIDAK
Sebagai suatu ikhtiar untuk mendefinisikan dan menyusun suatu
dasar rasional untuk bertindak atau tidak bertindak (Parsons, 1995)
HOGWOOD DAN GUNN (1984) MEMERINCI 10 PENGUNAAN ISTILAH
“POLICY” DALAM KONTEKS PEMAKNAAN MODERN, YAITU
SEBAGAI :

1. SUATU LABEL UNTUK SUATU BIDANG KEGIATAN


2. PERNYATAAN TUJUAN UMUM ATAU KEADAAN YANG DIINGINKAN
BERKENAAN DENGAN URUSAN-URUSAN
3. USULAN-USULAN SPESIFIK
4. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN PEMERINTAH
5. PEMBERIAN KEWENANGAN FORMAL (A FORMAL OUTHORIZATION)
6. SUATU PROGRAM
7. OUTPUT (HASIL)
8. OUTCOME (GUNA / MANFAAT)
9. SUATU TEORI ATAU MODEL
10. SUATU PROSES
KONSEP PUBLIK (PUBLIC)
MENGANDUNG PENGERTIAN SBB:

• PUBLIC sering digunakan dalam konteks kata berikut:


Public interest Public education
Public opinion Public service broadcasting
Public goods Public accountability
Public law Public toilets
Public sector Public order
Public transport Public debt

• Pengertian public dalam “public policy” dapat dipahami dalam


konteks pengertian serangkaian kata publik dalam peristilahan di
atas. Sejalan dengan penalaran ini, kata “public” dapat dipahami
dalam kontek lawan katanya, yaitu “private” seperti lawan kata sbb:
polis household
freedom necessity
male famale
equility inequility etc.
W.F. FABER (1993) mengemukakan 10 kunci perbedaan sektor
publik dengan sektor swasta, yaitu bahwa sektor publik :

1. Menghadapi tugas-tugas yang kurang jelas dan lebih kompleks


2. Memiliki permasalahan lebih banyak dalam mengimplementasikan
keputusan- keputusannya
3. Mempekerjakan lebih banyak orang dengan lebih banyak ragam
motivasinya
4. Lebih banyak menaruh perhatian pada pengamanan peluang atau
kapasitas
5. Lebih banyak menaruh perhatian pada kompensasi kegagalan pasar
6. Aktivitas-aktivitasnya berhubungan dengan kepentingan-kepentingan
simbolik yang lebih besar
7. Memerlukan standar komitmen dan legalitas yang lebih ketat
8. Memiliki peluang yang lebih besar untuk merespon isue-isue kejujuran
9. Harus bekerja atau tampil bekerja untuk memenuhi kepentingan publik
10. Harus memperoleh tingkat minimal dukungan publik diatas yang
diperlukan bagi industri swasta
 Public Policy sesungguhnya berkenaan dengan definisi tentang
• Apa yang dipertimbangkan sebagai publik,
• Siapa yang menyediakan,
• Siapa yang membayar,
• Bagaimana mereka membayar, dan
• Kepada siapa mereka membayar.
 Dalam Public policy, semua komponen di atas ditentukan dan
dihasilkan oleh kebijakan publik (KP). KP bisa saja menyatakan
pure publik goods disediakan oleh swasta, harga ditentukan oleh
pemerintah, dibayarkan kepada swasta. Atau barang swasta dapat
saja diatur distribusinya, disubsidi harganya untuk menjamin
terpenuhinya kebutuhan kelompok tertentu, misalnya garam
beryodium.
 Kenyataan menunjukkan bahwa baik barang publik maupun privat
akan mengikuti siklus permintaan sbb:
SIKLUS PERMINTAAN TERHADAP
BARANG PUBLIK DAN PRIVAT

TIMBULNYA KETIDAKSEIMBANGAN
KETIDAKPUASAN DENGAN PENGADAAN
BARANG PUBLIK/PRIVAT

ARTIKULASI TUNTUTAN
PENYEDIAAN BARANG
TUNTUTAN ATAS DISTRIBUSI
KOMPOSISI BARU PENGADAAN
BARU
BRG

REAKSI THD TUNTUTAN


PEMERINTAH MENANGGAPI
TUNTUTAN TSB
• POLICY STATEMENT, yaitu pernyataan resmi atau penjelasan (artikulasi)
mengenai kebijaksanaan negara tertentu.
• POLICY OUTPUTS, yaitu merupakan wujud dari kebijaksanaan negara
yang paling dapat dilihat dan dirasakan karena menyangkut hal-hal yang
senyatanya dilakukan guna merealisasikan apa yang telah digariskan
dalam keputusan-keputusan dan pernyataan pernyataan kebijaksanaan.
• POLICY OUTCOME, yakni akibat-akibat atau dampak yang benar-benar
dirasakan oleh masyarakat, baik yang diharapkan maupun yang tidak
diharapkan sebagai konsekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya
tindakan pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu
yang ada dalam masyarakat.
 Bintoro (1987) menegaskan bahwa “apabila pemilihan alternatif itu
sekali dilakukan dan selesai, maka maka kegiatan tersebut disebut
pengambilan keputusan; sebaliknya bila pemilihan alternatif itu
terus-menerus dilakukan dan tidak pernah selesai, maka kegiatan
tersebut dinamakan perumusan kebijakan.
 Dengan demikian, pengertian perumusan kebijakan menyangkut
suatu proses yang terdiri dari sejumlah langkah-langkah. Ripley
(1985) menjelaskan tujuh langkah dalam kebijakan publik, yaitu :
• Agenda setting
• Formulation dan legitimination
• Program Implementations
• Evaluation of implementation, performance, and impacts
• Decisions about the future of the policy and program
Rincian dari setiap langkah tersebut dapat dilihat dalam Gambar
berikut :
GAMBAR 01
LANGKAH2 PENGAMBILAN KEBIJAKAN
(Rendal R. Ripley, 1985)

Agenda setting
• Perception of problem
• Definition of problem

Agenda of government
Mobilization of support for including
problem on agenda

Formulation dan legitimination


• Infromation collection, analysis, and
dissemination Policy statements, including
• Alternatove development goals for achievement and design of
• Advocacy and coalition building program(s) for achieving them, often
Compromise, negotiation decision in the form of a statuta

Program Implementation
• Resources Acquation
• Interpretation
• Planning
• Organizing Policy actions
• Providing benefits, services, and coercion

Evaluation of implementation, Policy and program performance


performance, and impacts and impacts

Decision about the future of the policy


and program
 Dengan demikian, berdasarkan pendapat Ripley tersebut,
ruang-lingkup kuliah Formulasi Kebijakan Publik lebih
menekankan pada tahapan :
– Agenda Setting,
– Agenda Pemerintah,
– Formulasi dan legitimasi, dan
– Deklarasi kebijakan.
 Sedangkan tahapan-tahapan yang lain hanya disinggung
sekilas, karena telah menjadi kavling materi mata kuliah
Implementasi Kebijakan dan Evaluasi Kebijakan.
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
SEBAGAI KEGIATAN
FUNGSI MANAJEMEN
PENGERTIAN EVALUASI
• Sebagai metode verifikasi bahwa suatu teori/ide
tidak bebas nilai, tetapi masih mengandung
asumsi-asumsi yang perlu pembuktian (fakta
dan data) dilapangan
• Berusaha menilai apakah realisasi tujuan
(objectives) memberikan konstribusi terhadap
tujuan yang lebih luas (goals)
• Menunjuk pada relevansi atau signifikansi dari
sebuah program atau proyek, apakah
membuahkan akibat yang dikehendaki atau
yang tidak di kehendaki
• Dampak hanya dapat di ukur melalui
evaluasi akhir yang dilaksanakan
beberapa tahun sesudah proyek tersebut
dinyatakan selesai (multi years program)
• Evaluasi dampak pada umumnya bersifat
model ex-post yaitu dilaksanakan melalui
evaluasi eksternal (kecuali pada proyek-
proyek yang berdurasi jangka panjang,
maka harus tersedia proses implementasi
yang panjang pula)
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
• Adalah suatu proses untuk menilai
seberapa jauh suatu kebijakan
membuahkan hasil yaitu dengan
membandingkan antara hasil yang
diperoleh dengan tujuan atau target
(aspek efektifitas kebijakan= hasil : tujuan)
atau perbandingan input : output sebagai
aspek efesiensi dari kebijakan yang telah
ditentukan
ASPEK-ASPEK EVALUASI
KEBIJAKAN PUBLIK
(Wibawa, 1994)

1. Proses pembuatan kebijakan


2. Proses Implementasi Kebijakan
3. Konsekuensi Kebijakan
4. Efektivitas Dampak Kebijakan
STUDI EVALUASI PADA UMUMNYA
MEMPERTANYAKAN TENTANG DUA HAL :

PERTAMA: Siapa yang melaksanakan


evaluasi?
KEDUA: Pada tahap perencanaan
pembangunan atau bentuk kebijakan yang
manakah evaluasi tersebut dilaksanakan?
BENTUK KEGIATAN EVALUASI

• EVALUASI INTERNAL
• EVALUASI EKSTERNAL
EVALUASI INTERNAL
Dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat
langsung dalam persiapan atau implementasi
sebuah proyek
EVALUASI EKSTERNAL
Dilaksanakan oleh pihak-pihak yang tidak
terlibat langsung dalam persiapan desain
proyek atau implementasinya
MODEL EVALUASI BERDASAR
SIAPA DAN KAPAN ?

• MODEL EVALUASI EX-ANTE atau ASSESMENT


• MODEL EVALUASI EX-POST
• EVALUASI AKHIR (TOTAL/ KOMPREHENSIF)
MODEL EVALUASI EX-ANTE/ ASSESMENT:
• Dilakukan sebelum persiapan dan
implementasi proyek dimulai
• Evaluasi internal berlangsung sebelum
persiapan dan implementasi proyek
(identifikasi)
• Evaluasi eksternal berlangsung sebelum
persiapan dan implementasi proyek
MODEL EVALUASI EX-POST:
• Dilakukan ketika proyek sedang berjalan
(selama persiapan dan implementasi
proyek)
• Dilakukan pada evaluasi akhir (sesudah
persiapan rencana berlangsung dan
sesudah implementasi rencana
berlangsung)
• Evaluasi internal dilakukan terhadap
persiapan dan implementasi proyek
(termasuk monitoring)
• Evaluasi eksternal dilakukan atas
implementasi proyek
• Evaluasi akhir internal dilakukan setelah
persiapan rencana dan implementasi
rencana
• Evaluasi akhir eksternal dilakukan setelah
persiapan rencana (appraisal) dan
implementasi rencana
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM EVALUASI DAMPAK PROGRAM DAN
PROYEK

• Masalah biaya, waktu, dan prospek


keberhasilan sebagai perbaikan
keseluruhan (comprehensive strategy)
• Masalah pengembangan kelembagaan
(institution building) sebagai perbaikan
instrumen bagian-2 (incremental
strategy)
• Adanya ukuran atau standar
pelaksanaan administrasi publik (public
administration performance) dalam
konteks masukan (input), pengelolaan
(conversion), dan keluaran (output)
dengan memperhatikan aspek
produktivitas, efesiensi, efektivitas, dan
keuntungan ekonomi (profitabilitas)
PERSYARATAN PERBAIKAN STRATEGI
KOMPREHENSIF DAN INKREMENTAL
TIME

L Menguntungkan Tidak Menguntungkan


E
A Menguntungkan Strategi Strategi
D Komprehensif Inkremental
E
R Tidak Strategi Tidak ada
S Menguntungkan Inkremental strategi
H
I
P
KETERANGAN :
• Strategi komprehensif melibatkan seluruh
organ pemerintah dan komponen
masyarakat secara lintas sektoral
• Strategi inkremental tidak melibatkan
seluruh organ pemerintah dan komponen
masyarakat (pembangunan sektoral)
• Tidak ada strategi atau sulit membuat
strategi, karena :
1. Dapat terjadi sebelum proses komitmen
pembangunan dimulai
2. Merupakan strategi jangka panjang
3. Prakarsa atau inisiasi datangnya dari luar
4. Pendekatannya berupa proyek
percobaan (pilot project) dengan bentuk
proyek-2 kecil yang perubahannya dapat
di identifikasi sebelumnya secara mudah
5. Negara dalam keadaan sakit/krisis
FUNGSI MANAJEMEN
POAC
(George R. Terry)
PLANNING (Perencanaan)
ORGANIZING ( Pengorganisasian)
ACTUATING (Menggerakkan)
CONTROLLING (Pengawasan)
POSDCORB
(Luther Gullick)
PLANNING (Perencanaan)
ORGANIZING (Pengorganisasian)
STAFFING (Susunan Kepegawaian)
DIRECTING (Pengarahan)
COORDINATING (Pengkoordinasian)
REPORTING (Pelaporan)
BUDGETING (Penganggaran)
FPOCCC
(Lyndall Urwick)
FORECASTING (Peramalan Rasional)
PLANNING (Perencanaan)
ORGANIZING (Pengorganisasian)
COMMANDING ( Pengkomandoan)
COORDINATING (Pengkoordinasian)
CONTROLLING ( Pengawasan)
THE POLICY CYCLE AND THE INFORMATION CYCLE
Problem Definition
Forecasting needs,
defining targets
Policy Design
Agenda
Defining nature
Setting size, distributions Decision
of problem analysis

Political
Opinion polls,
feasibility analysis
surveys,
Termination
etc. Policy
Summative
Formative Legitimation
evaluation
evaluation

Impact Implementation
Source : W.Persons, 1997, public policy
ISSUE ATTENTION CYCLES (IACs)
(Anthony Downs : 1972)

2 Alarmed discovery
Euphhoric enthusiasm

1 Pre - problem 3 Realizing cost of


significant progress

5 Post - problem

4 Gradual decline of
public interest
Issue cycles and organizational activity

Initiation/
succession Peak of organization
activity

3
Organization succession/
2 4 termination

Public 5
Attention
1

Time
ANALISIS DAMPAK
PROGRAM DAN PROYEK
KERJA
KERAS
? KERJA
CERDAS

SASARAN MUTU
SASARAN MUTU (SMART)
S = Specific, khusus
M = Measurable, dapat diukur/ dievaluasi
A = Achievable, dapat dicapai
R = Realistic, Relevant, berorientasi pada
pencapaian tujuan dan hasil (ouput,
outcome)
T = Time Frame, Time Lines, Time Bound, Time
Schedule, ada batas waktu yang jelas untuk
pencapaian tujuan (mutu) yang telah
ditentukan (standar-kan) tersebut
MODEL KERANGKA KERJA
PEMBERDAYAAN
(Cook and Macaulay, 1997)

Akronim ACTORS
A = Authority (wewenang)
C = Confidency and Competence (rasa percaya
diri dan kemampuan diri)
T = Trust (keyakinan, saling percaya)
O = Oppurtunities (kesempatan, peluang)
R = Responsibility ( tanggung jawab)
S = Support (dukungan)
REFERENSI
1. Agustino, L. 2006. Dasar - Dasar Kebijakan Publik, Bandung,
Anfabeta.
2. Anderson, James E. 1979. Public Policy Making, Second Edition.
United State pf America: Holt, Rinehart, and Winston.
3. Danim, S. 2000. Pengantar Penelitian Kebijakan. Jakarta : Bumi
aksara
4. Dunn, William,N, 1984, Analisa Kebijaksanaan Publik,
Yogyakarta, Hanindita
5. Dye, Thomas R. 1981. Understanding Public Policy, Fourth
Edition. Prentice Hall. Inc. Englewood Cliffs.
6. Edwards, George C. 1980. Implementing Public Policy.
Washington D.C : Congressional Quarterly Press.
7. Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, 1994, Kebijakan
Publik dan Pembangunan, Malang, IKIP.
8. Ilham, Eko, 2006, Evaluasi Kebijakan Pendidikan Tinggi di
Indonesia, Malang, Agritek - Yayasan Pembangunan Nasional
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai