Anda di halaman 1dari 39

MEDIA MENGAJAR

Matematika
UNTUK SMP/MTs KELAS X
BILANGAN
Sumber:
PETA KONSEP
Bilangan Bulat
Berdasarkan Konsep Muatan
Bilangan Bulat
dan Operasinya
Bilangan Bulat pada
Garis Bilangan
Bilangan
Bilangan Berpangkat Bulat
Konsep Pecahan
Pecahan dan
Operasinya
Operasi pada Pecahan
Observasi
Pernahkah kalian melihat alat seperti bilangan yang dapat bernilai positif,
gambar di samping? nol, atau negatif. Jika bilangan bulat
Alat pengukur suhu atau termometer positif terletak di
digunakan untuk mengukur suhu sebelah kanan atau sebelah atas
(temperatur). Ada termometer untuk bilangan nol, maka bilangan bulat
mengukur suhu tubuh negatif adalah bilangan yang terletak
dan ada termometer yang digunakan di sebelah kiri atau di bawah
untuk mengukur suhu udara. bilangan nol pada garis bilangan.
Termometer pada gambar sebelah Dengan demikian, termometer pada
kiri menunjuk pada bilangan 22°C. gambar sebelah kanan menunjukkan
Artinya, suhu udara di daerah bilangan
tersebut adalah 22°C atau 22 derajat –17°C yang artinya suhu udara di
di atas 0 (nol). lingkungan tersebut adalah minus 17
Pada termometer, bilangan yang derajat Celcius atau 17 derajat di
biasa digunakan adalah bilangan bawah 0 (nol).
bulat. Bilangan bulat merupakan
1.1 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA
A. Bilangan Bulat Berdasarkan Konsep Muatan
Menurut Ilmu Pengetahuan Alam, ada sebuah benda kecil Perhatikan bahwa 0 (nol) diperagakan
yang bermuatan positif dan ada yang bermuatan negatif. sebagai kumpulan kosong (tanpa muatan)
Benda kecil yang bermuatan positif disebut proton dan atau muatan positif dan negatif yang
yang bermuatan negatif disebut elektron. Jika sebuah sama banyak. Sementara 2 (dua)
proton dan sebuah elektron bertemu, maka kedua benda diperagakan sebagai kumpulan muatan
tersebut akan menjadi netral (tanpa muatan). Kenetralan positif sebanyak 2 (dua) satuan, atau
juga terjadi jika muatan positif dan negatifnya sama banyak. kumpulan muatan positif 2 (dua) satuan
Perhatikan peragaan berikut. lebih banyak dari muatan negatifnya.
Berikutnya, negatif 2 (dua)
diperagakan sebagai kumpulan muatan
negatif sebanyak 2 (dua) satuan atau
kumpulan muatan negatif 2 (dua) satuan
lebih banyak dari muatan positifnya.
1. Penjumlahan dan Pengurangan pada Bilangan Bulat

Ada tiga tipe soal penjumlahan dan pengurangan serta permasalahan yang mungkin
muncul dalam proses pemecahan tersebut. Ketiga tipe soal tersebut, yaitu:

(1) digabung

(2) diambil tetapi barangnya tidak ada

(3) diambil tetapi barangnya kurang


Contoh Soal
(–5) + 3 = . . . .

Jawab:
Perhatikan bahwa (–5) + 3 dibaca ”negatif 5 digabung dengan positif 3”. Peragaan
yang sesuai adalah seperti berikut.

Berdasarkan peragaan gambar di atas, maka –5 + 3 = –2.


2. Perkalian pada Bilangan Bulat
positif × negatif = negatif

negatif × positif = negatif


negatif × negatif = positif

3. Pembagian pada Bilangan Bulat


negatif : positif = negatif

positif : positif = positif

negatif : negatif = positif


Contoh Soal
6 : (–2) = . . . .

Jawab:
Perhatikan bahwa (–5) + 3 dibaca ”negatif 5 digabung dengan positif 3”. Peragaan
yang sesuai adalah seperti berikut.
6 : (–2) = = n ⇔ 6 = n × (–2)
maka n yang memenuhi adalah:
n = –3
sehingga, 6 : (–2) = = n ⇔ n = –3

Kerjakan Latihan 1 halaman 11 – 12


1.1 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA
B. Bilangan Bulat pada Garis Bilangan
1. Penjumlahan dan Pengurangan pada Bilangan Bulat

Untuk bilangan bulat yang disajikan melalui garis bilangan, berikut definisi untuk operasi
penjumlahan dan pengurangan.
2. Perkalian

Untuk perkalian antara dua


bilangan bulat a dan b, dengan
a bilangan pengali dan b
bilangan yang dikalikan
diberikan definisi berikut.

3. Pembagian
Pada pembagian antara dua bilangan
bulat a dan b, bilangan a disebut
bilangan yang dibagi dan b disebut
bilangan pembagi. Karena pembagian
merupakan kebalikan dari perkalian,
maka pada pembagian diberikan
definisi berikut.
Contoh Soal
Hitunglah –2 + 5.
Jawab:
Berangkat dari titik asal (pangkal) nol dan menghadap ke kanan, maka: –2 + 5
Jika diperagakan, maka: Pertama, mundur 2 langkah. Selanjutnya, ditambah
5 berarti maju 5 langkah. Hasilnya 3.

Karena hasil akhirnya 3, maka –2 + 5 = 3.

Kerjakan Latihan 2 halaman 19 – 20


1.2 BILANGAN BERPANGKAT BULAT
A. Menggunakan Pola dan Membuat Generalisasi (Kesimpulan)
1. Pangkat Bulat Positif
Perhatikan definisi berikut.

Dari bentuk tersebut, a disebut bilangan pokok perpangkatan, dan n disebut pangkat (eksponen)
dari a.
2. Pangkat Bulat Negatif
Perhatikan definisi berikut.
Contoh Soal
Hitunglah .
Jawab:

Kerjakan Latihan 3 halaman 22 – 23


1.2 BILANGAN BERPANGKAT BULAT
B. Sifat-Sifat Perpangkatan Bilangan Bulat
1. Hasil Kali Dua Bilangan Berpangkat
Secara umum diperoleh rumus:

2. Hasil Bagi Dua Bilangan Berpangkat


Secara umum berlaku:
1.2 BILANGAN BERPANGKAT BULAT
B. Sifat-Sifat Perpangkatan Bilangan Bulat
3. Perpangkatan dari Hasil Kali Dua Bilangan
Secara umum berlaku:

4. Perpangkatan dari Bilangan Berpangkat


Secara umum (generalisasi) akan diperoleh rumus:
Contoh Soal
Hitunglah
a. b.

Jawab:
a.

b.

Kerjakan Latihan 4 halaman 26 – 27


1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
A. Konsep Pecahan
1. Pecahan Biasa
Perhatikan tabel berikut.
1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
A. Konsep Pecahan
2. Pecahan Senilai (Mengubah Bentuk Pecahan ke Pecahan
Lain yang Berbeda Penyebut)

Secara umum diperoleh rumus berikut.


Contoh Soal
Tentukan pecahan yang senilai dengan pecahan-pecahan berikut.
a. 23, jika penyebutnya 24 b. 34, jika penyebutnya 400
Jawab:

Kerjakan Latihan 5 halaman 30 – 31


1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
A. Konsep Pecahan
3. Menyederhanakan Pecahan ke Bentuk Pecahan yang Paling
Sederhana

Menyederhanakan pecahan ke bentuk pecahan yang paling sederhana


dengan cara sebagai berikut.
Contoh Soal
Sederhanakan pecahan-pecahan berikut dalam bentuk pecahan yang
paling sederhana. .

Jawab:
Karena kita mudah membayangkan FPB dari 100 dan 150, yakni FPB (100, 150) = 50,
maka:

Kerjakan Latihan 6 halaman 35


1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
A. Konsep Pecahan

4. Pecahan Campuran
Berbicara mengenai pecahan, kita akan temukan istilah
seperti pecahan sejati dan pecahan tak sejati. Pecahan
sejati ialah pecahan yang nilainya kurang dari 1 (satu),
sedangkan pecahan tak sejati ialah pecahan yang
nilainya lebih dari 1. Sementara itu, pecahan campuran
ialah pecahan tak sejati yang ditulis dalam bentuk
campuran antara utuh dan tidak utuh, sedangkan
pecahan biasa ialah pecahan sembarang yang ditulis
dalam bentuk pembilang per penyebut. Perhatikan
tabel berikut.
1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
A. Konsep Pecahan
5. Mengubah Pecahan Campuran ke Pecahan Biasa dan
Sebaliknya
Untuk memahami
permasalahan tentang
mengubah pecahan
campuran ke pecahan
biasa dan sebaliknya,
perhatikan tabel berikut.
Dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pecahan campuran ialah pecahan yang berbentuk . Artinya, menyatakan banyak bagian yang utuh, b
menyatakan banyak kepingan pada seluruh bagian pecahannya, dan c menyatakan banyak kepingan
pecahan yang terdapat pada
setiap bagian utuhnya.

Dengan demikian, maka secara umum mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa dapat
dilakukan dengan cara berikut.
Contoh Soal
1. Nyatakan pecahan dalam bentuk pecahan biasa.
Jawab:

2. Nyatakan pecahan dalam bentuk pecahan campuran.


Jawab:
Karena pembilang pecahannya 124 dan penyebut pecahannya 7, maka untuk menjadikan
pecahan biasa kita perlu mencari hasil bagi dan sisa dari 124 : 7.

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil baginya 17 dan sisanya 5, maka .

Kerjakan Latihan 7 halaman 38 – 39


1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
A. Konsep Pecahan
6. Pecahan sebagai Perbandingan
Untuk pecahan sebagai perbandingan, unsur-unsur yang dibandingkan adalah unsur-unsur yang utuh.
Perhatikan tabel berikut.
Contoh Soal
Berdasarkan gambar berikut, nyatakan berapa bagian setiap apel (hijau dan merah)
Dalam bentuk pecahan yang paling sederhana.

Jawab:
Perhatikan bahwa banyak apel adalah 10 buah. Jadi, yang dimaksud dengan 1 bagian = 10.
Tinjauan menurut banyak apel
Jika kita tinjau menurut banyak apel, maka:
Banyak apel merah = 6 buah
Banyak apel hijau = 4 buah
Apel seluruhnya = 10 buah, maka: Apel merah = bagian = bagian, Apel hijau = bagian =
bagian, dan Seluruhnya = 1 bagian.

Kerjakan Latihan 8 halaman 41


1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
A. Konsep Pecahan
7. Pecahan Desimal

Perlu kita ketahui bahwa yang dimaksud Peragaan hingga persepuluhan.


”desimal” adalah ”berbasis 10 (sepuluh)”.
Dengan demikian, pecahan desimal adalah
pecahan yang komponen-komponen
bilangannya dapat dinyatakan sebagai
persepuluhan pangkat 1, 2, 3, dan seterusnya
atau persepuluhan, perseratusan,
perseribuan, dan seterusnya. Perhatikan tabel
berikut.
1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
A. Konsep Pecahan
7. Pecahan Desimal
Peragaan hingga perseratusan.
1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
A. Konsep Pecahan
7. Pecahan Desimal
Berdasarkan tabel, dapat disimpulkan bahwa
penulisan bilangan dalam bentuk desimal hingga
satu angka di belakang koma, artinya angka di
depan koma menyatakan bagian utuhnya
sedangkan angka di belakang koma menyatakan
persepuluhan. Sementara bilangan dalam bentuk
Cara membaca pecahan desimal adalah bilangan yang
desimal hingga dua angka di belakang koma,
ada di depan koma dibaca utuh sedangkan bilangan
artinya angka di depan koma menyatakan bagian
yang ada di belakang tanda koma dibaca angka demi
utuhnya, angka pertama di belakang koma
angka. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi
menyatakan persepuluhan, dan angka kedua di
kerancuan antara cara membaca pecahan yang ditulis
belakang koma menyatakan perseratusan. Jadi, 2,4
dalam bentuk bukan desimal dengan cara membaca
artinya adalah 2 bagian utuh dan 4 persepuluhan.
pecahan yang ditulis dalam bentuk desimal.
Sementara itu, 2,45 artinya adalah 2 bagian utuh, 4
persepuluhan, dan 5 perseratusan.
1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
A. Konsep Pecahan
8. Persen dan Permil
Persen adalah perseratus dan permil Penggambaran persen.
adalah perseribu. Angka yang sering
digunakan untuk menunjukkan persen
umumnya kurang dari 100. Jarang
dijumpai topik yang berkaitan dengan
persen tetapi melibatkan bilangan persen
lebih dari seratus. Jadi, pecahan yang
melibatkan persen adalah pecahan sejati,
yakni yang nilainya kurang dari 1.
1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
A. Konsep Pecahan
8. Persen dan Permil

Dari tabel penggambaran persen, kita dapat mengamati bahwa besaran persen 45%, 8%,
dan 30% masing-masing menyatakan banyak satuan perseratusan dalam peragaan. Jelas
bahwa makna ”persen” adalah ”banyak perseratusan dalam peragaan” atau ”besaran
persen yang ditunjukkan” adalah ”banyak kepingan kecil perseratusan pada peragaan”.
Selanjutnya, permil artinya perseribu dan disimbolkan dengan ”‰”. Dengan demikian,
yang dimaksud dengan:
12 permil = 12‰ = dan
453 permil = 453‰ = .
Contoh Soal
Nyatakan pecahan dalam bentuk desimal, persen, dan permil.

Jawab:
(1) Dalam bentuk desimal
Selidiki bahwa = , maka:
(2) Dalam bentuk persen
Selidiki bahwa = , maka: =
(3) Dalam bentuk permil
Selidiki bahwa = , maka: = ‰.

Kerjakan Latihan 9 halaman 46 – 47


1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
B. Operasi pada Pecahan
1. Penjumlahan
a. Penjumlahan pecahan dengan penyabut sama
1. Untuk pecahan sejati dengan penyebut sama, hasil penjumlahannya adalah pembilangnya saja
yang dijumlahkan sedangkan penyebutnya tetap.
2. Untuk pecahan campuran dengan penyebut sama, hasil penjumlahannya adalah jumlah bagian
utuhnya dan jumlah bagian pecahannya.
b. Penjumlahan pecahan dengan penyebut tak sama
1. Jika penyebutnya tidak sama, maka sebelum melakukan penjumlahan, penyebut-penyebut
pecahannya disamakan terlebih dahulu. Penyebut baru yang telah disamakan = KPK dari penyebut
masing-masing pecahan.
2. Untuk pecahan campuran, hasil penjumlahannya adalah jumlah dari bagian utuhnya digabung
dengan jumlah dari bagian pecahannya, setelah kedua pecahan tersebut disamakan penyebutnya.
1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
B. Operasi pada Pecahan
2. Pengurangan

Pengurangan dua pecahan adalah pengambilan sebagian atau pengambilan seluruhnya dari suatu
pecahan dengan pecahan lainnya. Hasil pengurangannya adalah sisa dari pecahan semula setelah diambil
sebagian dari pecahan semula tersebut. Langkah-langkah pemecahan adalah sebagai berikut.
Contoh Soal
Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh Ali dalam waktu 3 hari. Pekerjaan yang sama dapat
diselesaikan oleh Budi selama 6 hari. Jika Ali dan Budi bekerja sama, berapahari pekerjaan
itu dapat diselesaikan?
Jawab:
Misalkan pekerjaan yang dimaksud adalah mengecat tembok. Untuk memudahkan pemahaman,
misalkan Ali mulai dari sebelah kiri dan Budi mulai dari sebelah kanan.
Maka gambarannya adalah seperti berikut.

Berdasarkan ilustrasi di samping,


Ali = 3 hari → 1 hari = pekerjaan, Budi = 6 hari → 1 hari = pekerjaan
Jika keduanya bekerja sama, maka dalam sehari pekerjaan yang dapat mereka selesaikan adalah: 1
hari = pekerjaan.
Karena 1 hari = pekerjaan, maka 1 pekerjaan = hari = 2 hari.
Jadi, jika mereka bekerja sama, maka pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 2 hari.

Kerjakan Latihan 10 halaman 52 – 53


1.3 PECAHAN DAN OPERASINYA
B. Operasi pada Pecahan
4. Pembagian

Pada pembagian pecahan, secara umum berlaku:


Contoh Soal
Tentukan hasil pembagian dalam bentuk yang paling sederhana.

Jawab:
Cara 1: Mengalikan tiap pembilang dan penyebut

Cara 2: Penyederhanaan

Kerjakan Latihan Ulangan


Kerjakan Latihan 12 halaman 63 – 64
Bab 1 halaman 67 – 70

Anda mungkin juga menyukai