Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN OPERASI

Modul 8
Manajemen Rantai Pasokan

Nama Kelompok :
1. Tegar Windarto (044336627)
2. Sri Wahyuningsih (044336634)
3. Ida Silviana Zulfa (044338763)

www.ut.ac.id
Kegiatan Belajar 1
Manajemen Rantai Pasokan

A. Pengertian manajemen rantai pasokan


Manajemen rantai pasokan didefinisikan sebagai integrasi proses bisnis
dari pelanggan akhir melalui pemasokan yang menyediakan produk, pelayanan, dan
informasi yang menambah nilai bagi pelanggan (Cooper, el,al., 1997)
Menurut Heizer dan Render (2014), manajemen rantai pasokan merupakan
kegiatan yang terintegrasi dalam pengadaan bahan baku dan pelayanan,
mentransformasikannya menjadi produk dalam proses atau barang setengah jadi dan
produk akhir atau barang jadi, serta menyerahkannya kepada pelanggan.

www.ut.ac.id
B. Strategi perusahaan dan rantai pasokan
Dalam menghadapi lingkungan persaingan global , kegiatan
rantai pasokan tersebut harus terkoordinasi dengan baik. Rantai
pasokan menghendaki kolaborasi, kerjasama, dan komunikasi yang
baik serta dekat diantara anggota rantai pasokan tersebut secara
efektif.
Salah satu tujuan pengelolaan rantai pasokan adalah
mewujudkan sinkronisasi dari aliran hulu, yaitu penyediaan bahan
baku, komponen, serta jasa dengan produksi dan distribusi hilir
sehingga dapat mengantisipasi ketidakpastian.

www.ut.ac.id
C. Rantai pasokan pada penyedia layanan
Rantai pasokan untuk jasa atau layanan lebih sulit
didefinisikan daripada dalam operasi manufakturan. Rantai pasokan
penyedia layanan atau jasa tidak selalu memberikan produk fisik bagi
pelanggan dan tidak terfokus pada aliran produk fisik (bahan baku
atau material, komponen, dan subrakitan) melalui rantai pasokan.
Dalan perusahaan jasa atau layanan, fokus utamanya lebih pada
sumber daya manusia dan pentingnya layanan pendukung untuk
menyediakan layanan.

www.ut.ac.id
D. Pengelolaan rantai pasokan
Pengelolaan rantai pasokan memfokuskan pada
pengintegrasian dan pengelolaan aliran produk, jasa atau layanan,
serta informasi melalui rantai pasokan untuk membuatnya tanggap
terhadap kebutuhan pelanggan dengan biaya total yang lebih rendah
Rantai pasokan memerlukan kolaborasi, kerja sama, dan
komunikasi di antara anggota secara efektif.
Salah satu tujuan pengelola rantai pasokan adalah tercapainya
sinkronisasi aliran hulu dalam kedatangan bahan baku atau material,
komponen, subrakitan, serta layanan dengan produksi dan distribusi
yang berada di hilir sehingga dapat menanggapi ketidakpastian dalam
permintaan pelanggan tanpa adanya biaya yang tinggi karena
kelebihan persediaan www.ut.ac.id
E. STRATEGI RANTAI PASOKAN

1. Menggunakan banyak pemasok


2. Menggunakan Sedikit Pemasok
3. Integrasi Vertikal
4. Kerja Sama (Joint Ventures).
5. Jaringan Kerja Keiretsu,
6. Perusahaan Maya (Virtual Company)

www.ut.ac.id
F. TEKNOLOGI INFORMASI DALAM RANTAI
PASOKAN
1. E-Procurement
2. Electronic ordering and funds transfer (EDI)
3. Katalog Online (Online Catalog)
4. Lelang Online
5. Barcode
6. Identifikasi Frekuensi Radio
www.ut.ac.id
G. MENGUKUR KINERJA RANTAI PASOKAN
Perusahaan harus menetapkan target yang berupa indicator kinerja kunci
(KPI). Ada tiga indicator kunci yaitu Perputaran Persediaan, banyaknya
hari pasokan persediaan dan tingkat pengisian.
Perputaran persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan
dengan rata-rata nilai agregat persediaan.
Rata-rata nilai agregat persediaan adalah nilai total semua item
persediaan, termasuk persediaan bahan baku, persediaan produk dalam
proses atau produk setengah jadi dan persediaan produk akhir.

www.ut.ac.id
Kegiatan Belajar 2
Outsourcing Dan Sistem Operasional Yang Ramping

A. Pengertian Outsourcing

Outsourcing didefinisikan sebagai kesepakatan kontraktual


antara pelanggan satu atau lebih pemasok untuk menyediakan
pelayanan atau melaksanakan proses yang sekarang ini
dihasilkan secara internal (Seuring,2003). Hal ini memungkinkan
perusahaan berkonsentrasi pada kegiatan yang unik untuk
dicapai.
www.ut.ac.id
B. PENTINGNYA MELAKUKAN ALIH DAYA
ada tiga faktor kunci yang berkaitan dengan kegiatan yang
dapat dialihkan.
faktor pertama dijelaskan sebagai potensi bagi keunggulan
bersaing dalam kegiatan. faktor kedua adalah analisis derajat
kemudahan diserang dalam alih daya kegiatan. faktor ketiga
adalah faktor penentu yang meliputi penilaian ukuran
pengendalian yang dibutuhkan untuk mengurangi kemudahan
diserang dengan menyerahkannya pada pemasok pemasak.

www.ut.ac.id
ada 4 tahapan yang harus diidentifikasi untuk menentukan
mana proses yang dapat dialih daya, yaitu
(1) menentukan kegiatan bisnis
(2) mengevaluasi kegiatan rantai nilai yang relevan
(3) menyelenggarakan analisis biaya total dari kegiatan-kegiatan
inti
(4) menganalisis hubungan (Mclvor, 2000).

www.ut.ac.id
C. PERENCANAAN STRATEGIS DAN KOMPETENSI INTI
Motivasi untuk melakukan alih daya berasal dari teori keunggulan komparatif
(Theory of comparative advantage). Teori keunggulan komparatif adalah teori
Ketika suatu negara akan mendapatkan keuntungan atau manfaat dari
Spesialisasi (dan ekspor) produk dan layanan. Berdasarkan teori tersebut,
Penyedia eksternal di manapun lokasi geografisnya dapat melakukan kegiatan
Secara lebih produktif daripada perusahaan pembeli.
Menurut heizer dan render (2014), ada beberapa keunggulan dan kelemahan
Dalam alih daya. Keunggulan alih daya antara lain menghemat biaya,
Mendapatkan orang ahli dari luar, memperbaiki operasi dan layanan,
Memfokuskan pada kompetensi inti, mendapatkan teknologi dari luar, dan
Meningkatkan kinerja dan citra perusahaan dengan cara bekerja sama dengan
Pemasok dari luar.

www.ut.ac.id
sementara itu, kelemahan alih daya antara lain meningkatnya biaya transportasi
dari dan ke pemasok luar dan hilangnya pengendalian karena manajer
perusahaan tidak dapat mengendalikan proses di dalam perusahaan pemasok.

D. SISTEM OPERASIONAL YANG RAMPING


Perusahaan yang menggunakan sistem operasional yang ramping
Selalu berusaha menghilangkan pemborosan dan variabilitas serta
Meningkatkan waktu untuk memindahkan pesanan melalui proses
Produksi dari pengirim ke penerima ke penerima.

Ada beberapa cara untuk menghilangkan pemborosan. Cara yang digunakan


oleh
Perusahaan-perusahaan di jepang adalah disiplin 5S sebagai berikut.

www.ut.ac.id
1. Sort/segregate, yaitu menghilangkan segala sesuatu yang tidak terkait
dengan pekerjaan dari tempat kerjanya dan menjaga semua yang
diperlukan dalam bekerja di tempat kerjanya
2. Simplify/straighten, yaitu mengatur dan menggunakan metode dan alat
analisis untuk memperbaiki pekerjaannya
3. Shine/sweep, yaitu menjaga kebersihan setiap hari di tempat kerjanya
4. Standardize, yaitu menghilangkan variasi proses di tempat kerja dengan
menciptakan prosedur dan cara kerja yang standar
5. Sustain/self-discipline, yaitu melakukan peninjauan secara periodik untuk
mengetahui usaha dan kemajuannya.
Manajer amerika menambahkan dengan 2s lagi, yaitu safety dan
support. Safety adalah menciptakan praktis yang aman dalam kegiatan.
Support/maintenance adalah mengurangi variabilitas, waktu, dan biaya yang
tidak direncanakan serta melakukan pencegahan.

www.ut.ac.id
Beberapa cara yang sering dilakukan dalam sistem operasional yang
Ramping sebagai berikut.
1. Menggunakan teknik JIT untuk menghilangkan semua persediaan.
2. Membangun sistem yang membantu karyawan menghasilkan produk yang
Sempurna setiap harinya.
3. Mengurangi kebutuhan ruangan untuk meminimalkan jarang pengiriman
atau
Pengangkutan.
4. Mengembangkan kemitraan dengan pemasok untuk membantu memahami
Kebutuhan pelanggan.
5. Memberi pengetahuan kepada pemasok untuk memuaskan kebutuhan
Pelanggan.
6. Menghilangkan semua yang tidak menghasilkan nilai tambah.
7. Mengembangkan karyawan dengan secara rutin mendesain pekerjaan,
Memberikan pelatihan dan pemberdayaan, memperbaiki tim kerja,
Meningkatkan komitmen karyawan. www.ut.ac.id
8. membuat pekerjaan lebih menantang dengan meningkatkan tanggung jawab
karyawan pada tingkat yang lebih rendah.
9. membangun fleksibilitas karyawan melalui pelatihan dan mengurangi
klasifikasi pekerjaan.

Sistem operasional yang ramping juga dapat diterapkan pada perusahaan


Jasa atau layanan.
Beberapa penerapan sistem operasional yang ramping pada
Perusahaan layanan sebagai berikut.
1. Pemasok
2. Tata letak
3. Persediaan
4. Penjadwalan

www.ut.ac.id
Sistem operasional yang ramping memiliki 10 elemen, yaitu sumber daya yang
Fleksibel, tata letak sel, sistem produksi tarik, kanban, persediaan sedikit,
Persiapan cepat, tingkat produksi seragam, kualitas yang berasal dari
Sumbernya, perawatan total, dan jaringan kerja dengan pemasok.
Oleh karena itu, pasokan yang ramping juga melibatkan hal berikut.
1. Kontrak jangka panjang dengan pemasok
2. Sinkronisasi produksi
3. Sertifikasi pemasok
4. Muatan dan penyampaian yang sering
5. Ketetapan jadwal penyampaian atau pengiriman
6. Urutan pengiriman yang standar
7. Berlokasi dekat dengan pelanggan

www.ut.ac.id
untuk dapat menerapkan sistem operasional yang ramping, perusahaan harus
mengetahui keluasan dan hubungan berbagai konsep sistem operasional
tersebut dan mampu mengadaptasikannya ke dalam lingkungan yang
dimaksudkan. untuk itulah, diperlukan peramalan permintaan, perencanaan
produksi, dan pengisian persediaan dengan para pemasok melalui rantai
pasokan. waktu dan biaya dapat dihemat dengan perampingan rantai pasokan
tersebut.

www.ut.ac.id
Terima Kasih

www.ut.ac.id

Anda mungkin juga menyukai