PENDIDIKAN PANCASILA DI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA I
A. Korupsi
Tahun 2020, skor Corruption Perception Index (CPI)
Indonesia berada di posisi 85 dari 180 negara.
Indonesia berada di peringkat ke-4 di antara negara
ASEAN, setelah Singapura, Brunei Darussalam, dan
Malaysia. Di tahun 2019, Denmark dan New Zealand
berada di tingkat pertama dengan perolehan skor 87,
disusul dengan Finlandia di peringkat kedua yang
berhasil memperoleh skor 86. Sementara itu, Somalia
masih berada di posisi terendah dengan perolehan skor
9 (KPK, 2020).
Terdapat 2 definisi korupsi yaitu tindak pidana korupsi
dan perilaku koruptif. Menurut Undang-Undang No.31
Tahun 1999 jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang
termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah:
Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum,
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri,
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.
Sedangkan perilaku koruptif tidak terdapat definisinya
di dalam peraturan perundang-undangan. Perilaku
koruptif adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
sikap dan tindakan seseorang yang menampilkan hal-
hal yang tidak terpuji yang akan menggiring kepada
tindakan korupsi. Contohnya mencontek, tidak jujur,
tidak bertanggungjawab, titip absen, berbohong, dll.
Perilaku tersebut lambat laun bila dilakukan terus
menerus akan membuat seseorang terbiasa (jadi
budaya) dan dapat mendorong melakukan perilaku
tidak terpuji yang lebih fatal, dan ujungnya adalah
tindakan korupsi.
B. Kesenjangan Sosial
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa
gini ratio berada di kisaran 0,4 persen, dan ini
didorong oleh konsumsi. Akan tetapi, ketimpangan
pendapatan lebih tinggi yakni mencapai 0,7 persen.
Berbagai macam konflik yang terjadi di Indonesia,
menurut Jusuf Kalla, bukan dilatarbelakangi oleh
agama namun disebabkan adanya ketidakadilan dari
berbagai sisi misalnya ketidakadilan politik maupun
ekonomi. Kalla mencatat, selama Indonesia merdeka
ada 15 kali konflik besar yang disebabkan oleh
ketidakadilan terutama konflik antar daerah
C. Degradasi Moral
Degradasi moral telah mencapai taraf yang
mengkhawatirkan. degradasi moral dapat diartikan
sebagai kemunduran, kemerosotan, penurunan.
Sehingga dapat diartikan degradasi moral adalah
kemerosotan atau lunturnya nilai dan moral yang
berlaku di dalam masyarakat. Agar degradasi moral
dapat diminimalisir, sebaiknya diadakan suatu
program yang mampu menginternalisasikan
pentingnya pendidikan nilai di dalam keluarga kepada
seluruh keluarga di Indonesia, serta dibentuknya
aturan pidana yang lebih ketat kepada pelaku tindakan
penyimpangan berat dalam lingkungan keluarga
D. Perilaku yang merusak lingkungan
Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang
menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap
sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga
melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup (Undang-
Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasal 1 Ayat 16). Populasi manusia semakin
bertambah dan mempengaruhi keadaan alam. Dengan
bertambahnya manusia maka semakin meningkatnya produksi
produk untuk dikonsumsi dan salah satunya dengan cara
merusak alam yang ada disekitarnya. Demikian juga hasil dari
kegiatan produksi mengeluarkan limbah yang dibuang ke
lingkungan. Limbah inilah yang mengakibatkan kerusakan
lingkungan hidup.
II. SEJARAH PERJALANAN PANCASILA
A. Landasan dan konsep pendidikan pancasila
1. Landasan Historis (dugaan sementara
yang dianggap benar)
2. Landasan Kultural (mengenai
kebudayaan)
3. Landasan Yuridis (Kekuasaan)
4. Landaan Filosofis (ilmu tentang
kebijaksanaan)
2
HISTORIS
BUDAYA KUASAAN
1 PANCASILA 1
2 3 2
4. HEWAN/ TUHAN
TUMBUHAN 2. ATURAN
3. ALAM/BUMI
LANDASAN
HISTORIS (DUGAAN
YG BENARA DLM
SEJARAH)
LANDASAN LANDASAN
YURIDIS
(KEKUASAAN) NKRI KULTURAL
(BUDAYA)
LANDASAN
FILOSOFIS (ILMU
KEBIJAKAN)
F. Tujuan Pancasila (pendidikan Pancasila)
- Memahami arti Pancasila & UUD 45 dlm kehidupan
sehari-hari dan mampu melaksanakan sebagai
warganegara Indo.
- Mengetahui & memahami tentang beranekaragamnya
dasar kehidupan masyarakat Indonesia yg berdasarkan
Pancasila & UUD 45
- Mempunyai sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai dan norma-norma Pancasila
- Membantu Mahasiswa dalam proses belajar
memecahkan masalah terhadap nilai-nilai Pancasila.
III. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
a. Perjanjian Bangsa Indonesia dengan Bangsa Jepan
Setelah Bangsa Jepang mendapat tekanan dari sekutu
maka negara negara jajahannya mulai dibujuk untuk
membantunya mempertahankan kekuasaannya di Asia
Timur raya dengan cara menjajikan kemerdekaan
termasuk Indonesia. Pada tanggal 17 September 1944,
Perdana Menteri Jepang Koiso mengemukakan bahwa
Japang akan memberikan kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia, pada tanggal 27 September 1945.
b. Susunan Panitia Perumus Dasar Negara:
Ketua : Dr.K.R.T. Radjiman
Wediodiningrat
Ketua muda I : Ichibanggase
Ketua muda II : R. Pandji Soeroso
Anggota : 60 org trdr dr 47 org dr Jawa,
Sumatra, Kalimantan, Maluku dan Sulawesi
4 org keturunang Cina
1 org keturunang Eropa
1 org keturunang Arab.
Anggota Istimewa: 7 org dari Bangsa Jepang. Pada
tanggal 29 Mei 1945 pelantikan Panitia BPUPKI yg
dihadiri oleh pejabat Militer Bangsa Jepang yg
bermarkas di Singapura dan Jawa.
c. Sidang (Rapat) I Perumus Dasar Negara
Sidang I BPUPKI mulai tanggal 29 Mei S/D 1Juni 1945
menghasilkan:
1. Konsep Mr. Muhammad Yamin
mengusulkan:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusian yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyarawatan / perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
2. Konsep Toko-toko Islam mengusulkan Dasar
Negara Islam
3. Konsep Prof. Dr. Mr. R. Suepomo mengusulkan
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Berkesinambungan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
JEPANG (1942-
1945)
REPORMASI
REPOLUSI VISIK ORLA ORBA 1988 SAMAPA I
(1945-1950) 1950-1965 1965-1997 SEKARANG
A. MASA KEJAYAAN NUSANTARA
a.Masa kerajaan Sriwijaya adalah merupakan
zaman kejayaan Nasional pertama (I)
Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya sangat
penting dikawasan Asia selatan, Asia
tenggara dan Asia timur. Dimana kerajaan
Sriwijaya:
1. Letaknya sangat stategis jalur
perdagangan yg menghubungkan antar
India, Cina dan Negara-negara Arab.
2. Semua pedagang dari India, Cina, Arab dan Negara-
negara lain berlabu dipelabuhan Sriwijaya
mengambil bahan makanan dan air sambil
berdagang dan menyebarkan Agama.
3. Memiliki Armada laut yg kuat untuk melindungi
pedagang-pedagang yg lewat dalam wilayah
kekuasaannya
4. Sebagai pusat penyebaran agama Budha dikawasan
asia tenggara
5. Sebagai pusat perkembangan bahasa sansekerta
dan Bahasa Melayu Asia tenggara
6. Sebagai pusat pendidikan
7. Sebagai pusat perdagangan
b. Masa kerajaan Majapahit
Merupakan zaman kejayaan Nasional ke II
Pediri kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya (Sri
kartarajasa Jayawardana) tahun 1293.
Wilayah kekuasaannya meliputi seluruh Nusantara tambah
Malaysia, Tailan selatan, Pilipina selatan, Singapur, Burunai,
timur lestei dan Tailan selatan serta batas wilayahnya:
disebelah barat samudra Hindia, sebelah timur Papua Nugini
dan samudra pasifik, sebelah selatan sumudra Hindia dan
Autralia dan sebelah utara samudra Pasifik dan laut Cina
selatan dan pilipina. Raja yg paling terkenal Hayam Wuruk
(Sri Rajasanegara) dan palima perangnya Pati Gajamada
tahun 1350
Gajamada bersumpah akan mempersatukan wilayah
nusantara (Sumpah Pelapa)
Istilah Pancasila dilukiskan dlm tulisan Empu Prapanca dan
Empu Tantular dalam buku Sutasoma (Pancasila Krama
artinya lima dasar tingka laku).
1. Tidak boleh melakukan kekerasan (ahima)
2. Tidak boleh mencuri (Asteya)
3. Tidak boleh berjiwa dengki (indriya nigraha)
4. Tidak boleh berbohon (amsawada)
5. Tidak boleh mabuk minum minuman keras (mada)
B. Zaman perjuangan Raja-Raja
1.Pada abad ke XIV kerajaan majapahit mulai
mengalami kemunduran kekuasaannya. Bersamaan
dengan itu kerajaan kecil mulai melepaskan diri dari
kerajaan majapahit seperti kerajaan Demak, kerajaan
Melayu, kerajaan-kerajaan pantai disumatera,Gowa,
Ternate, kerajaan-kerajaan yang ada, Jawa, Malaka,
Kalimantan, Nusatenggara, Pilipina selatan, Tailan,
kamboja dan Vietnam yang penduduknya sebagian
besar menganut Agama Islam. Perdagangan antara
negara-negara Asia barat, Asia selatan dan Asia timur
langsung ke kerajaan-kerajaan tersebut diatas tidak
lagi terpusat dikerajaan Majapahit
2. Pada akhir abad ke XIV muncul pedagang-pedagang
dari Eropah seperti pedagang dari pertugis,spayol,
belanda, inggris mulai berdatangan dan daya tariknya
sayat menarik kepada penduduk yang di datangi,
dengan harga yang murah dan barang belum perna
diperdagangkan oleh orang-orang asia akhirnya
mengadakan perjanjian dagang antara raja-raja yang
ada di nusantara (Penjajahan). Tindakan sewenang-
wenang, penindasan serta pemerasan oleh pernjajah
sehingga raja-raja melawan dan mengangkat senjata
melawan penjajah.
3. Perjuangan raja-raja d Nusantara
1) Perang Kerajaan Malaka tahun 1509-1513
2) Perang Kerajaan Ternate tahun 1533 (Moluccan)
3) Perang rakyat Banten pada tahun 1596
4) Perang Kerajaan Makassar (Gowa) tahun 1666-1669
5) Perang Paderi pada tahun 1821-1837 (Imam Bojol)
6) Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830
7) Perang Aceh tahun 1873-1904 (Teuku Cik Di Tiro, Teuku
Umar dan Cu Nya’ Dhien istri Teuku Umar)
8) Nusantara dijajah mulai tahun 1509-1945 oleh bangsa:
Portugis,Spanyol,Inggris,Belanda dan Jepang
9) Belanda dan Jepang penjajah yg peling menyengsarakan
rakyat
C. Zaman Penjajahan
1. Zaman penjajahan Belanda
Bangsa Indonesia kurang lebih 350 tahun di
jajah oleh bangsa Belanda
2. Zaman penjajahan Japang
Bangsa Indonesia dijajah oleh
Japang selama kurang lebih 3 ½ tahun tetapi
bangsa kita jauh lebih menderita
jikadibandangkan penjajahan Belanda
D. Perjuangan (Kengakitan Nasional
a. Budi Utomo 1908
b. Serika Dagang Islam 1911
c. Muammadiyah 1912
d. Serikat Islam 1912
e. Perkumpulan politik Katolik Indonesia 1925
f. N.U 1925
g. Sumpah Pemuda 1928
h. Perserikatan Kaum Keristen 1929
Zaman Repolusi Visik 1945 - 1950
1.Belanda masih ingin menjajah kembali bangsa
Indonesia
2.Serangan Belanda ke ibu kota negara RI
3.Perang gerliah
4.Perjanjian (1) Linggar Jati 1947,(2) Reppille di atas
Kapal perang AS 1948 dan (3)Meja
bundar Denghak 1949
F. Zaman Orde Lama 1950 – 1966
1. Terjadinya pemberontakan di Daerah seperti
pemberontakan di Sumatra, Jawa, Sulawesi dan
daerah lainnya
2. Pengangkatan presiden seumur hidup
3. Kabinet perlementer
4. Terpusatnya pembangunan ibu kota negara
5. Adanya pengaruh PKI masuk ke Indonesia seperti
peristiwa Madiun, G 30 S PKI dan lain lain
G. Masa Orde baru (1966-1997)
Kekurangan
1. Sistem Pemerintahan otoriter
2. Tida ada pemerataan pembangunan
3. Banyaknya utang di luar negeri
4. Kebabasan berpolitik tidak ada
5. Terjadinya KKN
Kebaikan
1. Keamanan stabil
2. Ekonomi dan moneter stabil
H. Masa Repormasi 1997 sampai sekarang
Kekurangan
1. Kebebasan tidak terkendali
2. Ekonomi dan moneter tidak stabil
3. Pemerintah ragu-ragu mengambil
keputusan/kebijakan khususnya aparat keamanan
Kebaikan
1. Kebebasan berpolitik
2. Pemerataan pembangunan
3. Mengurangi korupsi dan KKN
4. Masyarakat langsung mengawasi
pelaksanaan pembangunan
Penjajahan modern bukan lagi dalam bentuk
militerisme tetapi lebih terselubung dan halus
dalam kemasan bahasa teknologi, ekonomi dan
budaya. Semuanya ini begitu mudah
menguasai kita jika masyarakat kita lemah
secara ekonomi.
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN VI
Mempelajari Pancasila dalam kontek ketatanegaraan secara
mendalam perlu diawali dengan memahami sejumlah konsep
dasar tentang tatanan hukum di Indonesia. Konsep dasar ini
merupakan pengantar bagi rekan mahasiswa untuk
mempelajari pokok bahasan Pancasila dalam kontek
ketatanegaraan. Dalam modul ini rekan mahasiswa akan
mempelajari sejumlah aturan dasar tentang dasar dasar
pembentukan hukum di Indonesia. Setelah rekan mahasiswa
mempelajari materi dalam modul ini diharapkan dapat
memiliki kemampuan sebagai berikut.
A. Ketentuan Indonesia sebagai negara hukum
Coba kita mengingat Kembali tentang keberadaan
negara kita sebagai negara hukum (rechstaat) bukan
merupakan negara kekuasaan (maachstaat). Indonesia
adalah negara yang berdasar atas negara hukum.
bunyi pada pasal 1 ayat (3) UUD 1945 sebelum
diamandemen. Adapun setelah dilakukan
amandemen, dalam amandemen ketiga yang disahkan
tanggal 10 November 2001 dalam pasal 1 ayat (2)
berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum”
Disamping ketentuan tersebut di atas, juga terdapat
pengaturan yang terdapat dalam pasal yang lain yang
menegaskan bahwa Indonesia adalah merupakan
negara hukum yaitu:
Bab X pasal 27 ayat (1) yang menyatakan
bahwa segala warga Negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintah wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
Dalam pasal 28 ayat (5) yang berbunyi bahwa
untuk menegakkan dan melindungi hak asasi
manusia sesuai dengan prinsip negara hukum
yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan
B. Pancasila sebagai paradigma pembangunan hukum
Pancasila dalam tatanan hukum di Indonesia
Pancasila adalah merupakan paradigma Pembangunan Bidang
Hukum yang berkeadilan. Hal ini dimaksudkan untuk
menumbuhkan kesadaran bahwa tertib social, ketenangan dan
keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan
ketaatan terhadap hukum yang berpihak kepada keadilan.
Konsep negara hukum Pancasila artinya suatu sistem hukum
yang didirikan berdasarkan asas-asas dan kaidah atau norma-
norma yang terkandung/tercermin dari nilai yang ada dalam
Pancasila sebagai dasar kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai
luhur Pancasila dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 dan
secara tegas dinyatakan sebagai dasar Ideologi Negara Republik
Indonesia. Artinya Pancasila dipakai sebagai dasar untuk
mengatur dan menyelenggarakan tata pemerintahan negara
Indonesia.
C.Peran masyarakat dalam penegakkan
hukum/penyelenggaraan negara
Masyarakat memegang peran penting dalam
upaya penegakan hukum yang ada di tanah
air. Dengan tingkat kesadaran hukum yang
tinggi, penerapan hukum akan lebih bisa
dirasakan oleh seluruh khalayak masyarakat.
Penegakkan itu juga dapat dimulai dari
pengawasan terhadap kebijakan pemerintah
dalam penyelenggaran pemerintahan.
Sebagai contoh, partisipasi publik dapat pula
kita temukan dalam Undang-Undang No. 28
tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme pada bab VI Pasal 8 dan Pasal 9.
yang mengatur tentang pengertian dan wujud
peran serta masyarakat.
Materi muatan Peraturan Perundang undangan harus
mencerminkan asas :
1. Pengayoman
2. Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kekeluargaan
5. Kenusantaraan
6. Bhineka tunggal ika
7. Keadilan
8. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan
9. Ketertiban dan kepastian hukum dan/atau
10. Keseimbangan, keserasian dan keselarasan.
VII. PROSES PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 (AMANDEMEN)
Latar Belakang Tujuan Perubahan
Tuntutan Reformasi Sebelum Perubahan
Perubahan
• Pembukaan Menyempurnakan aturan
Antara lain: • Kekuasaan tertinggi di
dasar, mengenai:
• Amandemen UUD • Batang Tubuh tangan MPR
• Tatanan negara
• Kekuasaan yang sangat
1945 - 16 bab besar pada Presiden • Kedaulatan Rakyat
• Penghapusan doktrin - 37 pasal • Pasal-pasal yang terlalu • HAM
“luwes” sehingga dapat • Pembagian kekuasaan
Dwi Fungsi ABRI - 49 ayat
menimbulkan multitafsir • Kesejahteraan Sosial
• Penegakan hukum, - 4 pasal Aturan • Kewenangan pada • Eksistensi negara
HAM, dan Peralihan Presiden untuk mengatur demokrasi dan negara
hal-hal penting dengan
pemberantasan KKN - 2 ayat Aturan undang-undang
hukum
• Otonomi Daerah Tambahan • Hal-hal lain sesuai dengan
• Rumusan UUD 1945
perkembangan aspirasi
• Kebebasan Pers • Penjelasan tentang semangat
dan kebutuhan bangsa
penyelenggara negara
• Mewujudkan belum cukup didukung
kehidupan demokrasi ketentuan konstitusi
• Pembukaan • Sidang Umum MPR 1999 • Tidak mengubah • Pasal 3 UUD 1945
• Pasal-pasal: Tanggal 14-21 Okt 1999 Pembukaan UUD 1945
• Pasal 37 UUD 1945
• Sidang Tahunan MPR • Tetap mempertahankan
- 21 bab Negara Kesatuan • TAP MPR
2000
- 73 pasal Tanggal 7-18 Agt 2000 Republik Indonesia No.IX/MPR/1999
- 170 ayat • Sidang Tahunan MPR • Mempertegas sistem • TAP MPR
- 3 pasal Aturan 2001 presidensiil No.IX/MPR/2000
Peralihan Tanggal 1-9 Nov 2001 • Penjelasan UUD 1945 • TAP MPR
• Sidang Tahunan MPR yang memuat hal-hal
- 2 pasal Aturan No.XI/MPR/2001
2002 normatif akan dimasukan
Tambahan ke dalam pasal-pasal
Tanggal 1-11 Agt 2002
• Perubahan dilakukan
dengan cara “adendum”
2. CARTER JAKARTA (PIAGAM JAKARTA)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-
kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ke-Tuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. PEMBUKAAN
(Preambule)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentiasa mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
VIII. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Pancasila Sebagai Filsafat adalah suatu kesatuan yang saling
berhubungan dengan satu tujuan tertentu, dan saling berkualifikasi
yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi, pada
hakikatnya, merupakan satu bagian yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, dan fungsi serta tugas masing-masing.
1. Pengertian Filsafat
1.Filsafat adalah upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup
yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli pikir disebut
dengan filosof, yang pertama kali digunakan oleh Herakleitos. Banyak
dari tokoh filosof yang menemukan dan merumuskan sistem filsafat
sebagai ajaran terbaik dari aliran filsafat seperti: materialisme,
idealisme, spritualisme, realisme, dan berbagai aliran modern:
rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme;
marxisme-komunisme;sosialisme.dll.
Ilmu filsafat:ilmu pasti Filsafat induknya
&sosial pengetahuan
2. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah lima sila dengan satu kesatuan
yang berasal dari nilai-nilai luhur dan bersumber
dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang
majemuk dan beragam dalam artian Bhinneka
Tunggal Ika. Objek materi filsafat adalah
mempelajari segala hakikat sesuatu yang baik
material konkrit (manusia, binatang, alam, dll).
dan abstrak (nilai, ide, moral dan pandangan
hidup).
3. Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Bangsa dan Negara:
Artinya adalah semua aturan kehidupan hukum
kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berpedoman pada Pancasila. Karena pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum bangsa
dan negara republik Indonesia.
Orang yang berfikir filsafatan adalah orang yang tidak
meremehkan terhadap orang yang lebih rendah
derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang
kecil, selalu berpikiran positif, kritis, bersifat arif
bijaksana, universal, dan selalu optimis.
4. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan
MENGAPA
BAGAIMANA
SELESAI
X. PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
a. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Etika
Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan, antara lain
sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa
dan kepribadian bangsa. Pancasila juga sangat sarat akan nilai, yaitu nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Oleh
karena itu, Pancasila secara normatif dapat dijadikan sebagai suatu acuan
atas tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan perspektif kajian
atas nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat. Sebagai suatu
nilai yang tidak terpisah satu sama lain, nilai-nilai tersebut bersifat
universal, dapat ditemukan di manapun dan kapanpun. Namun, sebagai
suatu kesatuan nilai yang utuh, nilai-nilai tersebut memberikan ciri khusus
pada ke-Indonesia-an karena merupakan komponen utuh yang
terkristalisasi dalam Pancasila. Sistem Etika Pancasila digali dan
bersumber dari agama, adat dan kebudayaan yang hidup di
Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila yang pada awalnya merupakan
konsensus politik yang memberi dasar bagi berdirinya negara
Indonesia,.
1. Pengertian Etika
Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan
bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral. Kedua kelompok
etika itu adalah sebagai berikut :
1) Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia.
2) Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam
hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai
individu (etika individual) maupun makhluk sosial (etika sosial)
Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos,
yang artinya watak kesusilaan atau adat. Istilah ini identik dengan moral
yang berasal dari bahasa Latin, mos yang jamaknya mores, yang juga
berarti adat atau cara hidup. Meskipun kata etika dan moral memiliki
kesamaan arti, dalam pemakaian sehari-hari dua kata ini digunakan secara
berbeda. Moral atau moralitas digunakan untuk perbuatan yang
sedang dinilai, sedangkan etika digunakan untuk mengkaji sistem
nilai yang ada (Zubair, 1987: 13).
2. Pengertian Moral
Moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan
kesusilaan, tabiat atau kelakuan. Moral adalah ajaran
tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku dan perbuatan manusia.Seorang pribadi yang
taat kepada aturan-aturan, kaedah-kaedah dan norma yang
berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak
benar secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi maka pribadi
itu dianggap tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau
prinsip-prinsip yang benar, baik terpuji dan mulia. Moral dapat
berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang
mengikat kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
3.Pengertian Norma
Kesadaran manusia yang membutuhkan hubungan yang
UUD 1945
DPR Presiden MA MK
Pasal 24 (1)***
Pasal 4 (1) Kekuasaan kehakiman
Pasal 20 (1)*
Memegang merupakan kekuasaan
Memegang
kekuasaan yang merdeka untuk
kekuasaan
pemerintahan menyelenggarakan
membentuk UU
peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
B. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
ANGGOTA ANGGOTA
DPR
dipilih
MPR DPD
dipilih
melalui Pasal 2 (1)****
melalui
pemilu pemilu
Wewenang
Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang
Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ]; diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi
Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];
[Pasal 3 ayat (2)***/**** ]; Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua
Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
Presiden dalam masa jabatannya menurut yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
Undang-Undang Dasar partai politik yang pasangan calon Presiden dan
[Pasal 3 ayat (3)***/****]; Wakil Presidennya meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan umum
sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya,
jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya
secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****].
C. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden
Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih
MPR
selambat-lambatnya
mengajukan dalam waktu 60 hari
Wapres
Presiden dua calon menyelenggarakan
terpilih
Wapres sidang MPR untuk
memilih Wapres
G. PEMERINTAHAN DAERAH
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten,
dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang
[Pasal 18 (1)**]
Gubernur,
PEMERINTAHAN DAERAH anggota
Bupati,
DPRD dipilih
Walikota dipilih KEPALA PEMERINTAH
melalui
DPRD
secara DAERAH
pemilu
demokratis mengatur dan mengurus sendiri urusan [Pasal 18 (3) **]
[Pasal 18 (4)**] pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**]
menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU
ditentukan sebagai urusan Pemerintah
Pusat [Pasal 18 (5) **]
berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]
H. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya Berhalangan Tetap
Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****]
Presiden
dan
Wapres
parpol atau gabungan
parpol yang pasangan
mengusulkan
calon Presiden dan
pasangan calon
Wapresnya meraih suara
Presiden dan MPR
terbanyak pertama
Wapres selambat-lambatnya
dalam pemilu
sebelumnya dalam waktu 30 hari
menyelenggarakan
parpol atau gabungan sidang MPR untuk
parpol yang pasangan memilih
mengusulkan
calon Presiden dan
pasangan calon
Wapresnya meraih suara
Presiden dan
terbanyak
Wapres
kedua dalam pemilu
sebelumnya
I. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
DPR Presiden MA
Presiden
dibantu
menteri-menteri negara Pembentukan,
membentuk suatu dewan [Pasal 17 (1)]
pertimbangan pengubahan, dan
yang bertugas yang diangkat dan pembubaran
diberhentikan oleh Presiden kementerian negara
memberikan nasihat dan
[Pasal 17 (2)*] diatur dalam undang-
pertimbangan kepada
Presiden membidangi urusan tertentu undang
(Pasal 16) **** dalam pemerintahan [Pasal 17 (4) ***]
[Pasal 17 (3)*]
K. HAL KEUANGAN
mengajukan Penyusunan APBN
[Pasal 23
(2)***]
RAPBN
memberi
Presiden DPR pertimbangan
[Pasal 23 (2)***]
DPD
TIDAK
tahun lalu
[Pasal 23 (3)***]
L. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang
Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan
Negara Indonesia dilaksanakan menurut
adalah negara hukum Undang-Undang Dasar
[Pasal 1 (3)***] [Pasal 1 (2)***]
N. Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
Pasal 4