Anda di halaman 1dari 19

PRA BENCANA PADA

DISABILITAS

ANGGOTA KELOMPOK :
1. AHMAD RIFAI (P07120421002A)
2. BAIQ DINDIN ADE PRANITA (P07120421006A)
3. DENDA VENA ARDA (P07120421012A)
4. DEWA AYU LINDA MAHAYANI (P07120421014A)
5. NIRMALAWATI (P07120421020A)
6. NUR MAULINA (P07120421021A)
7. NURUNNISWATI (P07120421023A)
8. RIZKY DWI KURNIAWAN (P07120421026A)
9. TAUFAN INDRA PANDI (P07120421033A)
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

The United National Disaster Management Training Program, mendefinisikan bencana adalah kejadian yang
datang tiba-tiba dan mengacaukan fungsi normal masyarakat atau komunitas. Dan bencana dapat
diartikan sebagai suatu kejadian atau peristiwa yang tidak dapat diatasi oleh masyarakat dan dapat
menimbulkan korban jiwa, kerusakan maupun kerugian harta benda.

Menurut Badan Penanggulan Bencana Inonesia (2016) telah terjadi 2.384 bencana alam di seluruh
Indonesia.Angka ini meningkat signifikan dibanding tahun 2015 dimana catatan bencana alam berjumlah 1.732
kejadian. Selama 2016 terjadi 766 bencana banjir, 612 longsor, 669 puting beliung, 74 kombinasi banjir dan
longsor, 178 kebakaran hutan dan lahan, 13 gempa, tujuh gunung meletus, dan 23 gelombang pasang
dan abrasi. Dampak yang ditimbulkan bencana telah menyebabkan 522 orang meninggal dunia dan hilang,
3,05 juta jiwa mengungsi dan menderita, 69.287 unit rumah rusak dimana 9.171 rusak berat, 13.077 rusak
sedang, 47.039 rusak ringan, dan 2.311 unit fasilitas umum rusak (BNPB, 2016).
Rumusan Masalah

01 02 03 04
apa definisi pra bagaimana kesiapsiagaan terhadap bagaimana penanggulangan pra bagaimana kebijakan pemerintah dala
bencana? bencana? bencana? penanggulangan bencana?

05 06 07
bagaimana pengurangan risiko bencana
apa definisi Disabilitas? bagaimana tindakan yang sesuai untuk kelompok berisiko inklusif bagi penyandang disabilitas?
pada orang dengan kecacatan/disabilitas pra bencana?

08
bagaimana penanggulangan bencana
berbasis penyandang disabilitas?
Tujuan

02 03 04
01 mengetahui kesiapsiagaan terhadap mengetahui penanggulangan pra mengetahui kebijakan pemerintah dal
mengetahui pengertian bencana penanggulangan bencana
bencana
pra bencana

05 06 07
mengetahui definisi mengetahui pengurangan risiko bencana
Disabilitas mengetahui tindakan yang sesuai untuk kelompok berisiko inklusif bagi penyandang disabilitas
pada orang dengan kecacatan/disabilitas pra bencana

08
mengetahui penanggulangan bencana
berbasis penyandang disabilitas
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Pra Bencana


1. Pengertian Pra Bencana

Prabencana mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan diri.


Pengetahuankebencanaanadalahkemampuandalammengingatperistiwa
yangmengancamdanmengganggukehidupansertapenghidupanmasyarakat yang disebabkan oleh
faktor alam atau faktor non-alam yang dapat
mengakibatkantimbulnyakorbanjiwa,kerusakanlingkungan,kerugianharta benda, dan dampak
psikologis (Pembriati, Santosa, & Sarwono, 2015).

2. Kesiapsiagaan Terhadap Bencana

Kesiapsiagaan menghadapi bencana adalah suatu kondisi suatu masyarakat yang baik secara
individu maupun kelompok yang memiliki kemampuan secara fisik dan psikis dalam
menghadapi bencana. Kesiapsiagaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen
bencana secara terpadu.
Adapun kegiatan kesiapsiagaan secara umum adalah:
a. kemampuan menilai resiko
b. perencanaan siaga
c. mobilisasi sumberdaya
d. pendidikan dan pelatihan
e. koordinasi
f. mekanisme respon Kegiatan kesiap-siagaan lainnya yaitu :
g. manajemen informasi a. Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya.
h. gladi/ simulasi b. Pelatihan siaga / simulasi / gladi / teknis bagi setiap sektor Penanggulangan
bencana (SAR, sosial, kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum).
c. Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan
d. Penyiapan dukungan dan mobilisasi sumberdaya/logistik.
e. Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan terpadu guna
mendukung tugas kebencanaan.
f. Penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini (early warning)
g. Penyusunan rencana kontinjensi (contingency plan)
h. Mobilisasi sumber daya (personil dan prasarana/sarana peralatan)
3. Penanggulangan Pra Bencana

Prosedur dan tahapan penanggulangan pra bencana


a. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Ronda (pemantauan, informasi dan komunikasi).
b. Mengamati perkembangan aktivitas gunung Merapisaling menginformasikan dan
mengkomunikasikan perkembangan.
c. Merencanakan dan Mensosialisasikan Kesepakatan tanda bahaya: Kentongan, sirine, peluit atau
apa yang disepakati.
d. Merencanakan dan Mensosialisasikan Kesepakatan jalur evakuasi : Disepakati jalur mana yang
akan dilewati untuk penyelamatan.
e. Merencanakan dan Mensosialisaasikan Kesepakatan Tujuan/
Tempat Pengungsian : Disepakati tujuan pengungsian ke tempat yang lebih aman.
f. Mensosialisasikan Persiapan Masing Masing Keluarga : Yang diselamatkan : surat-surat
berharga, ternak, pakaian secukupnya.
Tujuan penanggulangan bencana :
1. Memberikan perlindungan kepada masyarakay dari ancaman
bencana
2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah
ada
Prinsip-prinsip penanggulangan bencana : 3. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
1. Cepat dan tepat terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh
2. Prioritas 4. Menghargai budaya local
3. Koordinasi dan keterpaduan 5. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta
4. Berdayaguna dan berhasilguna 6. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan
5. Transparasi dan akuntabilitas kedermawanan
6. Kemitraan 7. Menciptakan perdamain dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
7. Pemberdayaan bernegara
8. nondiskriminatif
Ada 3 aspek mendasar dalam management
bencana, yaitu :
1. Respons terhadap bencana
2. Kesiapsiagaan menghadapi bencana
3. Mitigasi efek bencana
Ada 3 hal yang bisa dijadikan pedoman
dalam management siaga bencana :1.
mempersiapkan bentuk kegiatan yang
akan dilakukan
2. Melakukan tindakan yang telah
direncanakan sebelumnya
3. Evaluasi kegiatan
4. Kebijakan pemerintah dalam penanggulangan bencana
a. Perencanaan Penanggulangan Bencana
Setiap rencana yang dihasilkan dalam perencanaan ini merupakan program/kegiatan yang terkait dengan pencegahan,
mitigasi dan kesiapsiagaan yang dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Jangka
Menengah (RPJM) maupun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahunan.
b. Mekanisme Penanggulangan Bencana
Mekanisme penanggulangan bencana yang akan dianut dalam hal ini adalah mengacu pada UU No
24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
c. Tanggung Jawab Pemerintah
d. Wewenang Pemerintah
5. Peran perawat dalam penanggulangan bencana
Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam keadaan siaga bencana dapat dilakukan oleh
proesi keperawatan. Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seorang perawat bisa
melakukan pertolongan siaga bencana dalam berbagai bentuk.

a. Peran perawat dalam fase pre-impect


b. Peran perawat dalam fase impact
c. Peran perawat dalam fase imfact phase (keadaan darurat)
d. Peran perawat dalam fase post impact
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Disabilitas
1. Definisi Disabilitas
Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental yang
dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan
secara selayaknya, yang terdiri dari: penyandang disabilitas fisik, penyandang disabilitas mental
serta penyandang disabilitas fisik dan mental (Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 10
Tahun 2013 tentang Pelayanan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas).

Permasalahan tersebut terjadi pada setiap tahapan manajemen bencana. Permasalahan tersebut antara
lain: (1) belum maksimalnya program persiapan bencana yang sensitif penyandang disabilitas,
(2) partisipasi penyandang disabilitas masih minim dalam pendidikan pegurangan risiko
bencana (PRB), (3) aksesbilitas penyandang disabilitas terhadap materi ajar/belajar PRB, (4)
penyandang disabilitas tidak bisa sepenuhnya bertindak cepat dalam penyelamatan diri, (5)
kurangnya pendataan spesifik tentang identitas dan kondisi penyandang disabilitas, dan (6)
kurangnya fasilitas dan layanan yang aksesibel di pengungsian (Konsorsium Hak Difabel
(2012, h.23-27).
Beberapa Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Inklusif bagi Penyandang Disabilitas Menurut
Andriani (2014, h.7-11), antara lain :
1. Situasi sebelum bencana
2. Situasi saat bencana
3. Early Recovery dalam PRB inklusif bagi penyandang disabilitas
4. Rehabilitasi dan Rekonstruksi
2. Tindakan yang sesuai untuk kelompok berisiko pada orang dengan kecacatan/disabilitas pra
bencana

3. Pengurangan Risiko Bencana Inklusif bagi PenyandangDisabilitas


dirancang secara khusus untuk meningkatkan partisipasi dan melindungi hak kelompok rentan bencana.
Kelompok rentan bencana tersebut adalah penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, perempuan, dan anak-
anak, hal tersebut diungkapkan oleh, Andriani (2014, h.1). Latar belakang adanya PRB inklusif bagi
penyandang disabilitas dikarenakan penyandang disabilitas yang menerima dampak bencana tidak sesuai
dengan kapasitasnya. Kepentingannya sering diabaikan dan tidak terpenuhinya hak asasi manusia.

2007 2010 2014


4. Pemikiran Ulang Tentang Disabilitas 2018
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat membangi tipe disabilitas menjadi tiga
kelompok (a) disabilitas fisik; (b) disabilitas mental; dan (c) disabilitas fisik dan mental. Disabilitas
disebabkan karena terjadi gangguan tertentu pada bagian peralatan, saraf, struktur tulang sendi, otot serta
metabolisme tubuh yang tidak memiliki fungsi sebagai mestinya.
5. Penanggulangan Bencana Berbasis Penyandang Disabilitas
Penelitian terdahulumenunjukkan bahwa pencantumankebutuhan danasipirasi penyandang disabilitasdisemua
tahap manajemen bencana, khususnya perencanaan dan kesiapsiagaan, secara signifikan dapat mengurangi
kerentanan mereka dan meningkatkan efektivitas usaha tanggap darurat dan recovery yang dilakukan
pemerintah(UnitedNations,2012).Pelibatan penyandang disabilitas dalam perencanaan dalam rangka
menanggulangi bencana menjadi penting karena mereka lebih tahu kebutuhan mereka sendiri. Penyandang
disabilitas, walaupun merupakan kelompok rentan, berhak dan pantas untuk berada di lini depan usaha
pengurangan risiko bencana melalui pendekatan inklusif dan menyeluruh untuk mengurangi kerentananbencana.
Kesimpulan
Pra bencana mencakup kegiatan
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta
peringatan diri. Pengetahuan kebencanaan
adalah kemampuan dalam mengingat Bencana alam bisa menimbulkan korban
peristiwa yang mengancam dan jiwa yang tinggi pada kelompok rentan,
mengganggu kehidupan serta penghidupan salah satunya penyandang disabilitas.
masyarakat yang disebabkan oleh faktor Penyandang disabilitas adalah setiap orang
alam atau faktor non-alam yang dapat yang mempunyai kelainan fisik dan/atau
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, mental yang dapat mengganggu atau
kerusakan lingkungan,kerugian harta merupakan rintangan dan hambatan
benda, dan dampak psikologis (Pembriati, baginya untuk melakukan kegiatan secara
Santosa, & Sarwono, 2015). Kesiapsiagaan selayaknya, yang terdiri dari: penyandang
bencana merupakan tindakan kolaboratif disabilitas fisik, penyandang disabilitas
integral dari berbagai lembaga seperti mental serta penyandang disabilitas fisik
rumah sakit, otoritas kesehatan setempat, dan mental (Peraturan Daerah Provinsi
pertahanan sipil, dan lainnya Lampung Nomor 10 Tahun 2013 tentang
(Naser&Saleem, 2018). Pelayanan dan Pemenuhan Hak-Hak
Penyandang Disabilitas)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai