Anda di halaman 1dari 14

DEFINISI

ASWAJA
NAMA KELOMPOK 1

St. Raihana H (21042014007)


Dandi Amir ( 21042014002)
Putri Ramadhani (21042014016)
Nur Wahida (22042014056)
Table of contents
Pengertian Aswaja
01 Pengertian Aswaja 02 Menurut
Menurut Etimologi Terminologi

Ruang Lingkup Tujuan Akidah


03 Aqidah Aswaja AL- 04 Awsaja
Nahdliah
01
Pengertian
Aswaja Etimologi
ASWAJA SECARA ETIMOLOGI

● Secara Etimologi, Ahlussunnah Wal Jamaah


dapat dikonsepsikan Ahlun berarti pemeluk
aliran atau pengikut mazhab. Al-Sunnah berarti
thariqat (jalan), sedangkan Al-Jamaah berarti
sekumpulan orang yang memiliki tujuan.
● Secara ringkas bisa disimpulkan bahwa Ahlu
sunnah wal jamaah adalah semua orang yang
berjalan dan selalu menetapkan ajaran
Rasulullah SAW dan para sahabat sebagai
pijakan hukum baik dalam masalah aqidah,
syari’ah dan tasawwuf.
02 Pengertian
Aswaja
Terminologi
Aswaja Secara Terminologi
• Aswaja secara Terminologi dapat didefinisikan bahwa Aswaja adalah orang yang memiliki
metode berpikir keagamaan yang mencakup semua aspek kehidupan yang berlandasan atas
dasar-dasar modernisasi, menjaga kesinambungan dan toleran, dan shalat tarawih 23 rakaat.
Pandangan seperti itu pas betul dengan anggapan sementara orang luar NU terhadap perilaku
warga NU sendiri.
• Sedangkan al Jama’ah menurut Ibn Taimiyah adalah persatuan. Ada juga yang mengartikannya
sebagai ahlul Islam yang bersepakat dalam masalah syara’. Selain itu juga ada yang
mengartikannya al Sawadul A’zham (kelompok mayoritas).
• Menurut Muhammad bin Abdullah Al-Wuhaibi, istilah Ahlus Sunnah wa al Jama'ah adalah
istilah yang sama dengan Ahlus Sunnah. Dan secara umum para ulama menggunakan istilah ini
sebagai pembanding Ahlul Ahwa' wal Bida'. Menurutnya, kata “ahlus sunnah” mempunyai dua
makna: Pertama, mengikuti sunnah-sunnah dan atsar-atsar yang yang datangnya dari Rasulullah
SAW dan para sahabat, menekuninya, memisahkan yang shahih dari yang cacat dan
melaksanakan apa yang diwajibkan dari perkataan dan perbuatan dalam masalah aqidah dan
ahkam. Kedua, lebih khusus dari makna pertama, yaitu yang dijelaskan oleh sebagian ulama’,
dimana mereka menamakan kitab mereka dengan nama as sunnah, seperti Abu Ashim, al Imam
Ahmad Ibn Hanbal, al Imam, al Khalal, dan lain-lain. Mereka mengartikan as sunnah sebagai
i’tiqad shahih yang ditetapkan dengan nash dan ijma’.
• Dengan demikian dapat dipahami bahwa madzhab ahlussunnah wa al jama’ah itu merupakan
kelanjutan dari apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Adapun
Ahlussunnah wal jama'ah adalah jelan pendekatan diri kepada Allah SWT
yang berpegang kepada hal yaitu :

AL-Quran
Hadis
Ijma
Qiyas
03 Ruang Lingkup
Aqidah Aswaja
AL-Nahdliah
Pada zaman Rasulullah SAW masih ada, perbedaan pendapat di antara kaum
Muslimin (sahabat) langsung dapat diselesaikan Nabi Muhammad SAW. Tapi
sesudah beliau wafat, penyelesaian semacam itu tidak ditemukan. Perbedaan
sering muncul lagi sebagai pertentangan dan permusuhan di antara mereka.
Kemudian masuk ke dalam wilayah agama, terutama seputar hukum seorang
Muslim yang berbuat dosa besar.
Mereka berselisih paham tentang status hukum orang berbuat dosa
besar ketika dia meninggal, apakah dia tetap mukmin atau sudah kafir ?
Persoalan aqidah ini meluas ke persoalan-persoalan Tuhan dan manusia,
terutama terkait perbuatan manusia dan kekuasaan Tuhan.
Mereka juga berselisih paham tentang sifat Tuhan, keadilan Tuhan, melihat
Tuhan, ke-huduts-an dan ke-qadim-an sifat-sifat Tuhan dan kemakhlukan al-
Qur’an.
Ditengah perselisihan itu lahirlah dua kelompok moderat yang
berusaha mengkompromikan keduanya, dinamakan Ahlus Sunnah wa al-
Jama’ah (Aswaja). Dua kelompok tersebut adalah Asy’ariyah dan
Maturidiyah. Asy’ariyah didirikan oleh Imam Abul Hasan al-Asy’ari (lahir di
Aqidah Asy’ariyah merupakan jalan tengah (tawasuth) di antara
kelompok keagamaan yang berkembang pada saat itu, yaitu kelompok
Jabariyah dan kelompok Qadariyah. Sikap tawasuth ditunjukkan oleh
Asy’ariyah dengan konsep al-kasb (upaya). Menurut Asy’ari, perbuatan
manusia diciptakan oleh Allah, namun manusia memiliki peranan dalam
perbuatannya. Kasb memiliki makna kebersamaan kekuasaan manusia dengan
perbuatan Tuhan. Kasb juga memiliki makna keaktifan manusia dan manusia
bertanggung jawab atas perbuatannya.
Dengan begitu pesan-pesan wahyu dapat diterapkan oleh semua
umat manusia. Inilah pesan Al-Qur’an bahwa ajaran Islam adalah rahmatan li
al-‘alamin. Namun, agar aspek akal (rasionalitas) tidak menyimpang dari
wahyu, manusia harus mengembali kan seluruh kerja akal di bawah kontrol
wahyu.
Sikap tawasuth Maturidi berkaitan dengan usaha mendamaikan
antara al-naqli (wahyu/nash) dan al-‘aqli (akal). Mengguna kan akal sama
pentingnya dengan menggunakan wahyu.
Allah menganugerah- kan akal kepada manusia agar dia menjadi
khalifah di muka bumi. Oleh karena itu, dalam al-Qur’an, Allah
memerintahkan manusia untuk menggunakan akal dalam memahami tanda-
04
Tujuan Aqidah
Aswaja
1. Ahlun yang artinya keluarga, golongan atau pengikut,
komunitas.
2. Sunnah yang artinya segala sesuatu yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW, yakni semua yang datang dari Nabi
Muhammad SAW baik berupa perbuatan, ucapan, dan
pengakuan Nabi Muhammad SAW.
3. Al-Jamaah yang artinya apa yang telah disepakati oleh para
sahabat Rasulullah SAW pada masa Khulafaur Rasyidin,
yakni Khalifah Abu Bakar ra., Umar bin Khattab ra.,
Utsman bin Affan ra., dan Ali bin Abi Thalib ra.
Al-Qur’an
Kesimpulan
Al-Qur’an merupakan sumber hukum fiqih utama dan paling agung, yang merupakan hujjah paling agung antara
manusia dan Allah SWT, al-Qur’an juga merupakan tali yang kuat dan tidak akan putus. Allah SWT berfirman:
‫واعتصموا بحبل هللا جميعا والتفرقوا‬
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai”. (QS. Ali
Imran:103)
Al-Hadits
Hadits adalah dalil kedua dalam penetapan aqidah-aqidah dalam Islam. Hadits yang dapat dijadikan dasar adalah
hadits yang perawinya disepakati dapat dipercaya oleh para ulama’. Hadits Nabi berfungsi untuk menjelaskan
hukum-hukum al-Qur’an yang bersifat global dan general. Karena syari’at islam diturunkan secara bertahap
untuk me
nunjukkan kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Bentuk kasih sayang tersebut adalah menjelaskan al-Qur’an
yang masih global tersebut. Allah berfirman:
‫وماآتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا واتقوا هللا إن هللا شديد العقاب‬
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukuman-Nya.” (QS. Al-Hasyr: 7)
Ijma’ Ulama
Ijma’ adalah konsensus para mujtahid sepeninggal Rasulullah SAW dari masa ke masa atas satu hukum. Dalil
kehujjahan ijma’ ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:
)‫ إن هللا ال يجمع أمتي على ضاللة ويد هللا مع الجماعت ومن شذ شذ إلى النار (رواهالترمذي‬: ‫عن ابن عمر أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
“Dari Ibnu Umar, Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku dalam
kesesatan. Pertolongan Allah selalu bersama jama’ah. Dan barangsiapa yang mengucilkan diri dari jama‟ah,
maka ia mengucilkan dirinya ke neraka.” (HR. Tirmidzi)
Thanks

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai