Anda di halaman 1dari 9

APA YANG DAPAT DICERITAKAN DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA KEPADA


KITA TENTANG PENUTUR ASLI
(Mengidentifikasi dan Menggambarkan Pengecualian)

Alan Davies (University of Edinburgh)

Rizky Widia Kardika


Masalah dalam tes kecakapan berbahasa

Selama 30 tahun terakhir tampaknya ada kehilangan Solusi masalah dalam tes kecakapan berbahasa,
keberanian tentang tujuan asli diantara penguji yaitu dengan menggambarkan rangkaian
bahasa. kemahiran bahasa dari nol hingga pencapaian
akhir dalam hal penutur asli dengan
Robert Lado (1961) menggunakan skali Institusi Layanan Asing (FSI)
“Ketika item (tes) telah ditulis dan instruksi untuk menetapkan kriteria apa saja dalam
disiapkan, tes eskperimental siap untuk penutur asli menentukan kemampuan penutur asli,.
bahasa tersebut”. Biasanya item (tes) yang
memunculkan respons yang diinginkan dari penutur
asli sebanyak 95% dari waktu seharusnya lebih baik Kriteria:
mungkin disimpan. FSI Level 6 : Pengucapan asli, tanpa jejak dan
‘aksen asing’
Ada masalah serius dalam menentukan penggunaan FSI Level 6 : Memahami segala sesuatu baik
bahasa apa yang harus dipertimbangkan sebagai dalam pidato formal maupun sehari-hari yang
norma dari penutur asli sedangkan pertanyaan diharapkan dari penutur asli yang berpendidikan.
tentang apa yang dilakukan oleh penutur asli, atau FSI Level 5 : Mampu menggunakan bahasa kedua
apakah yang kita dapat kita bicarakan tentang penutur seefektif penutur asli.
asli menjadi bahan perdebatan.
20XX presentation title 2
Penutur asli

Alih bahasa mungkin telah memberikan tempat


khusus kepada penutur asli sebagai “satu-satunya
sumber data bahasa yang benar dan dapat
diandalkan”.

Ferguson (1981)
Penggunaan bahasa terjadi melalui bahasa yang
bukan bahasa ibu tetapi bahasa kedua, ketiga, dan
seterusnya.

Pada dasarnya kita semua adalah penutur asli, mana


yang harus dipilih merupakan dilema apakah
seseorang pembicara baru cocok menggunakan
model bahasa yang diinginkan (contoh penggunaan
bahasa Inggris) oleh karena itu, pemilihan model
bahasa yang penting menimbulkan masalah bukan
hanya pada bahasa tetapi dari berbagai bidang.

20XX presentation title 3


Pembelajaran bahasa kedua sebagai penutur asli

1. Pemerolehan masa kecil 4. Wacana dan control pragmatis


Pembelajaran bahasa kedua yang diperoleh dari usia Pembelajaran bahasa kedua yang diperoleh dari
dini. Jika melakukannya maka dia adalah penutur asli berbagai kelompok penutur asli dan dari kelompok
(dwibahasa) dari bahasa pertama (B1) dan bahasa bukan penutur asli. Sehingga dari perbedaan kedua
target (Bsa). kelompok ini dapat kita peroleh bahasa kedua.
2. Intuisi tentang tata bahasa dialek individu 5. Penampilan kreatif
Pembelajaran bahasa kedua yang memperoleh akses Dimana seseorang pembelajar bahasa kedua menjadi
ke bahasa dialek sendiri dari bahasa target didapatkan penulis atau pembicara kreatif yang diterima.
dari latihan yang telah dilakukan. 6. Menafsirkan dan menerjemahkan
3. Intuisi tentang bahasa standar Pembelajaran bahasa kedua dapat dilakukan oleh
Pembelajaran bahasa kedua dapat memperoleh akses sesorang penerjemah bahasa yang diperoleh dari
ke tata bahasa standar dari bahasa target. Didapatkan penutur asli.
melalui situasi pembelajaran formal melalui
pemaparan tata bahasa baku dan dapat
dikembangkan.

20XX presentation title 4


Pendekatan penelitian akuisisi bahasa kedua

Coppieters (1987) Sebenarnya bukan hanya pembelajaran luar biasa


“Seseorang penutur bahasa adalah seseorang yang yang dapat mengatasi masalah dalam mencapai
diterima oleh komunitas yang dirujuk. Seperti pemerolehan bahasa kedua tetapi kemungkinan bagi
penutur (contoh: bahasa Prancis) bukan seseorang semua orang yang telah belajar bahasa alami di masa
yang diberkahi dengan system linguistik dasar formal kanak-kanak dan dapat mengatur kehidupan mereka
tertentu”. untuk menciptakan Kembali perkembangan dari
bahasa kedua.
Hal ini menunjukkan bahwa bahasa kedua
merupakan hasil dari dua populasi yang berbeda,
tanpa tumpeng tindih diantara keduanya. Variasi
penutur asli dan bukan penutur asli tidak bisa begitu
saja dimasukkan sebagai kasus khusus dalam
penelitian akuisisi bahasa kedua.

Penutur asli, yaitu penutur non-pribumi ditemukan


berada diluar batas variasi penutur asli.

20XX presentation title 5


Ada perbedaan yang cukup jelas antara ahli bahasa
dan orang normal (yang terakhir menganggap diri
mereka lebih konservatif daripada yang pertama, dan
menolak lebih banyak kalimat, dengan keyakinan
lebih besar daripada yang pertama).

Ada juga perbedaan antara penutur asli dan penutur


asing, dimana penutur asli cenderung menolak lebih
banyak kalimat daripada penutur pertama, dan juga
cenderung lebih memanfaatkannya daripada penutur
asli.

20XX presentation title 6


Kompetensi Pragmatik

Eisenstein dan Bodman (1986)


Kompetensi pragmatic dalam penutur asing tingkat
lanjut mengalami kesulitan yang cukup besar untuk
mengungkapkan rasa terima kasih secara memadai
dalam bahasa target. Beberapa masalah bersifat
pragma-lingusitik, menunjukkan perbedaan dari
penggunaan asli pada tingkal lesikal dan sintaksis.

Pembelajaran sering kali tidak dapat memperkirakan


idiom dan rutinitas bahasa asli. Dalam penilaian
kami, keterbatasan sosio-pragmatis lebih parah,
karena ketidaksesuaian social-budaya yang mereka
ungkapkan menciptakan pontensi kesalahpadahaman
dalam pengucapan terima kasih oleh penutur asing.

20XX presentation title 7


Perbedaan antara penutur asli dan bukan penutur asli
cukup besar, apa yang diungkapkan bahwa mereka
mengandung sejumlah besar “pelajar luar biasa” yang
tidak dapat dibedakan dalam hal ini dikarenakan area
kompetensi komunikatif yang sangat canggih dari
penutur asli.

20XX presentation title 8


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai