Anda di halaman 1dari 12

STUDI FILSAFAT ILMU

(Dr. Iwan Darmawan, SH. MH)


PENDAHULUAN
 Ilmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai
konsekuensi dari usaha-usaha manusia, baik untuk memahami
realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk
menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta
mengembangkan dan melestarikan hasil yang sudah dicapai
oleh manusia sebelumnya.
 Pada dasarnya filsafat ilmu hadir dengan tujuan dapat menjadi
pedoman bagi manusia untuk dapat melaksanakan
kehidupannya dengan bijaksana meskipun menghadapi
permasalahn yang cukup kompleks.
 Filsafat ilmu memiliki peran penting , agar pengembangan ilmu
tidak diikuti sikap arogansi dan pengabaian terhadap sistem
nilai di masyarakat.
PENGETAHUAN
 Pengetahuan adalah produk pemikiran. Berpikir merupakan suatu
proses yang mengikuti jalan tertentu dan akhirnya menuju suatu
kesimpulan dan membuahkan suatu pendapat atau pengetahuan.
 Pengetahuan adalah fakta, kebenaran atau informasi yang diperoleh
melalui pengalaman atau pembelajaran disebut posteriori atau melalui
introspeksi disebut priori.
 Aspek pengetahuan bermula dari “tahu” tentang materi yang sudah
dipelajari, yang kemudian dapat dijelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui untuk digunakan untuk menyusun pengetahuan baru,
yang kemudian pengetahuan itu dievaluasi atau diuji terhadap suatu
objek.
 Data adalah kumpulan fakta objektif mengenai sebuah kejadian.
 Informasi adalah data yang sudah diolah menggunakan statiistika,
sehingga mengandung arti.
SYARAT PENGETAHUN MENJADI ILMU
Logis/masuk akal
Objektif/berdasarkan objek yang dikaji
Metodik/berdasarkan cara tertentu
Sistematik/tersistem dan satu kesatuan
Universal/berlaku umum
Kumulatif/berkembang dan tentatif
TINGKATAN PENGETAHUAN
 Tahu (Know) : mengingat materi yang sudah dipelajari
sebelumnya.
 Memahami (Comprehension) : kemampuan untuk
menjelaskan secara benar apa yang diketahui.
 Aplikasi (Aplication) : kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari.
 Analisis (Analisys) : kemampuan menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen.
 Sintesis (Syntesis) : kemampuan menyusun, menghubungkan,
merencanakan, meringkas, dan menyesuaikan.
 Evaluasi (Evaluation) : kemampuan melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
JENIS-JENIS PENGETAHUAN
 Pengetahuan langsung (Immediate) : pengetahuan yang hadir
dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran.
 Pengetahuan tidak langsung (Mediated) : hasil dari pengaruh
interpretasi dan proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang
lalu.
 Pengetahuan Indrawi (Perceptual) : pengetahuan yang dicapai
atau diraih melalui indra-indra lahiriah.
 Pengetahuan Konseptual (Conceptual) : pengetahuan yang tidak
terpisah dari indrawi yang berhubungan dengan alam eksternal.
 Pengetahuan Partikular (Particular) : pengetahuan yang
berkaitan dengan satu individu, objek tertentu, atau relaitas khusus.
 Pengetahuan Universal (Universal) : pengetahuan yang meliputi
keseluruhan yang ada, meliputi agama dan filsafat.
HAKIKAT PENGETAHUAN
Realisme : mempunyai pandangan realistis terhadap
alam (apa yang ada dalam alam nyata).
Idealisme : untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil.
(pengetahuan adalah proses psikologis yang bersifat
subjektif).
SUMBER PENGETAHUAN
Empirisme : berasal dari kata Yunani empeirkos,
artinya pengalaman inderawi.
Rasionalisme : akal adalah dasar kepastian pengetahuan
(pengetahuan diukur dengan akal). August Comte
berpendapat bahwa indera sangat penting untuk
memperoleh pengetahuan, tetapi harus dipertajam
dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen.
Intuisi : menurut Henry Bergson, intuisi adalah hasil
dari revolusi pemahaman yang tertinggi.
Wahyu : pengetahuan yang disampaikan oleh Allah
kepada manusia lewat perantara para nabi.
TEORI KEBENARAN
 Teori koherensi : kebenaran menurut teori koherensi ialah suatu
proposisi (pernyataan) dianggap benar apabila proposisi tersebut
koheren atau konsisten atau saling berhubungan dengan proposisi
sebelumnya yang kita ketahui.
 Teori Korespondensi : suatu pernyataan dikatakan benar bila
materi pernyataan tersebut berkorespondensi (berkesesuaian
dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
 Teori Pragmatisme : suatu pernyataan dianggap benar diukur
dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional
dalam kehidupan praktis atau tidak.
 Teori Kebenaran Religius : kebenaran secara ontologis dan
aksiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui
wahyu.
PENGERTIAN ILMU
Secara etimologis ilmu berasal dari kata “Scientia”,
yang berarti pengetahuan mendalam atau faham benar-
benar.
Ilmu memiliki makna denotatif dan konotatif. Dari
makna denotatif ilmu diartikan sebagai pengetahuan
ilmiah yang disusun secara sistematis dan
dikembangkan melalui prosedur tertentu.
Makna konotatif ilmu merujuk pada serangkaian
aktivitas manusia yang manusiawi yang betujuan dan
berhubungan dengan kesadaran.
KARAKTERISTIK ILMU
Bersifat akumulatif dan milik bersama, yang
dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal
yang baru, dan tidak menjadi monopoli bagi yang
menemukannya.
Kebenarannya tidak mutlak, karena yang menyelidiki
atau menemukannya manusia.
Bersifat objektif yang didasarkan pada metode yang
bersifat ilmiah dan tidak tergantung pada pemahaman
secara pribadi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai